7 Tes Psikotes Gambar & Contoh Jawabannya: Wartegg, BAUM, hingga THP

Takut gagal psikotes? Kenali Tes Psikotes Gambar populer: Draw-A-Person, Baum Test, dan HTP. Pahami cara kerja & tips lulusnya di sini!

Dealls
Ditulis oleh
Dealls September 16, 2025

Di dunia kerja, tes psikotes menjadi salah satu gerbang utama untuk menyeleksi kandidat. Nah, salah satu jenis tes yang sering diujikan adalah tes psikotes gambar

Tes psikotes gambar ini akan memintamu untuk menggambar, sebagai bahan penilaian para rekruter untuk melihat kepribadian, cara berpikir, bahkan potensi tersembunyi kamu.

Journal of Personality Assessment yang dikutip dari Psico Smart menemukan bahwa hasil tes proyektif dapat mengungkap kecerdasan emosional dan kemampuan kolaborasi tim yang tidak nampak melalui wawancara biasa.

Lantas, seperti apa cara terbaik untuk menjawab tes psikotes gambar? Dan apa saja yang sebaik tidak kita lakukan selama tes psikotes? Simak penjelasannya di bawah ini!

Apa Itu Tes Psikotes Gambar?

apa itu tes psikotes gambar.jpg
Apa Itu Tes Psikotes Gambar

Tes psikotes gambar adalah metode evaluasi psikologis proyektif yang menggunakan media gambar untuk menganalisis kepribadian, emosi, kecerdasan, dan cara berpikir seseorang.

Uniknya, tes ini dirancang untuk menggali aspek-aspek bawah sadar yang sulit diungkapkan lewat wawancara atau tes tertulis.

Jadi, setiap goresan pensil, detail yang ditambahkan, bahkan bagian yang tidak digambar, semuanya punya makna psikologis yang mendalam.

Fungsi Tes Psikotes Gambar

fungsi psikotes gambar.jpg
Fungsi Psikotes Gambar

Pertanyaannya, kenapa perusahaan harus repot-repot pakai tes ini? Sebab, fungsi utama dari tes psikotes gambar adalah untuk memahami kepribadian dan potensi kandidat secara lebih holistik.

Oleh karena itu, tes psikotes gambar sering kali dipakai karena tingkat akurasinya antara hasil tes dengan subjek yang dites cukup akurat. 

Berikut adalah beberapa fungsi atau yang dinilai dari psikotes gambar:

1. Kreativitas dan Inovasi

Dalam sebuah psikotes gambar, tes tersebut akan menguji sejauh mana kamu bisa berpikir di luar kotak? Tes ini melihat kemampuan kamu untuk menghasilkan ide-ide baru dan pendekatan yang orisinal.

2. Kematangan Emosi

Kemudian, tes ini juga menguji tentang bagaimana kamu mengelola emosi dalam situasi tertentu? Tes ini bisa mengungkap tingkat stabilitas emosi dan cara kamu merespons tekanan.

3. Stabilitas Diri dan Kepercayaan Diri

Apakah kamu punya fondasi kepribadian yang kuat? Sebab, tes gambar seperti ini juga bisa menjadi cerminan seberapa kuat keyakinan diri dan kestabilan karakter kamu. 

Dengan begitu, rekruter akan mengaitkannya dengan karakteristik posisi yang sedang ia buka, apakah kamu cocok atau tidak.

4. Logika dan Analisis

Dalam taraf ini, tes psikotes gambar jelas akan menguji tentang bagaimana cara kamu memecahkan masalah dan melihat hubungan antar objek? Terutama dalam tes deret gambar, kemampuan ini jadi penilaian utama.

Sebab, dalam lingkungan pekerjaan kemampuan logika dan analisis sangat dibutuhkan untuk menunjang kinerja secara individu dan kerja sama antar tim.

5. Sikap Terhadap Pekerjaan

Rekruter juga ingin melihat seberapa gigih, detail, dan rapi kamu dalam menyelesaikan tugas? Sikap ini biasanya akan terlihat dari kerapian, tekanan pensil, dan penyelesaian gambar.

Secara spesifik, tes ini akan membantu rekruter menemukan kandidat yang memiliki keahlian teknis (hard skills) sekaligus memiliki kepribadian yang cocok dengan budaya perusahaan (soft skills). 

Salah satu sumber dari Verywell Mind menggambarkan bahwa tes proyektif, termasuk tes gambar seperti Draw-A-Person, berfungsi sebagai alat untuk mengungkap aspek bawah sadar dalam kepribadian seseorang

Jenis Tes Psikotes Gambar dan Contohnya

Dalam hal ini, setidaknya ada beberapa jenis tes psikotes gambar yang paling sering muncul dalam berbagai aktivitas perekrutan karyawan oleh sebuah perusahaan. 

Masing-masing punya cara kerja dan interpretasi yang berbeda. Simak berbagai jenisnya di bawah ini.

1. Tes Gambar Orang (Draw-A-Person Test)

Tes Gambar Orang (Draw-A-Person Test).jpeg
Contoh Hasil Tes Gambar Orang (Draw-A-Person Test) | Sumber: Eva HR

Selain pohon, psikotes gambar juga biasa dilakukan dengan menggambar orang. Meskipun begitu, kamu tak perlu khawatir jika kamu tidak pandai menggambar. Sebab, tes ini tak dinilai berdasarkan bagus atau tidaknya gambarmu. 

Tes gambar orang, atau Draw-A-Person, bertujuan untuk mengetahui rasa tanggung jawab, kepercayaan diri, dan ketahananmu dalam menghadapi pekerjaan.

Cara kerja Tes Gambar Orang

Kamu akan diminta menggambar seorang manusia secara lengkap, dari kepala hingga kaki, pada selembar kertas yang diberikan. 

Kamu juga bisa menambahkan objek lain di sekitarnya yang mendukung gambar tersebut, seperti latar belakang atau benda pendukung. Penilaian tidak berfokus pada estetika, melainkan pada detail, proporsi, dan posisi gambar.

Apa yang Dinilai?

Penilaian pada tes ini sangat detail. Berikut beberapa aspek yang dianalisis:

  • Proporsi gambar: Keseimbangan antara kepala, badan, dan kaki menunjukkan cara pandangmu terhadap diri sendiri dan lingkungan.
  • Ukuran gambar: Gambar yang terlalu besar bisa mencerminkan sifat dominan atau ambisius, sedangkan gambar kecil bisa mengindikasikan rasa tidak aman.
  • Ekspresi wajah: Wajah tersenyum atau ceria bisa menunjukkan optimisme dan sikap positif.
  • Detail: Gambar yang lengkap dengan mata, hidung, mulut, rambut, jari tangan, dan bahkan bayangan, menunjukkan ketelitian dan perhatianmu terhadap hal-hal kecil.
  • Aktivitas atau profesi: Menggambar orang yang sedang beraktivitas (misalnya, seorang insinyur yang sedang merancang bangunan) dapat mencerminkan aspirasi dan pemahamanmu terhadap peran yang kamu lamar.

Baca Juga: Contoh Tes Gambar Orang: Tes DAP dan Penjelasannya

2. Tes Gambar Pohon (Baum Test)

Tes Gambar Pohon (Baum Test).jpg
Tes Gambar Pohon (Baum Test) | Sumber: Logos Indonesia

Tes gambar pohon, atau yang biasa dikenal sebagai Baum Test, adalah psikotes gambar yang dikembangkan oleh Emil Jocker, seorang penasihat pendidikan di Zurich. 

Menurut berbagai sumber psikologi, pohon dipilih sebagai objek tes karena benda ini sangat familiar bagi siapa pun, tanpa memandang latar belakang pendidikan atau usia.

Cara kerja Tes Gambar Pohon

Tes ini cukup mudah dilakukan. Kamu hanya perlu menggambar pohon pada selembar kertas yang tersedia, tanpa ada batasan waktu. 

Namun, dalam tes psikotes menggambar pohon (Baum Test), ada beberapa aturan tidak tertulis yang biasanya berlaku:

  1. Tidak boleh menggambar pohon tertentu yang sudah jadi simbol/ikon resmi, misalnya:
    • Pohon beringin (karena identik dengan lambang partai politik di Indonesia).
    • Pohon kelapa (karena sering jadi ikon daerah).
    • Pohon natal (karena terlalu spesifik simbol keagamaan).
  2. Diminta gambar “pohon” secara umum, jadi biasanya dihindari yang terlalu dekoratif atau punya makna simbolis tertentu.
    • Misalnya, jangan gambar bonsai, kaktus, atau tumbuhan kecil, karena bukan “pohon” dalam arti psikotes.
    • Pohon yang digambar diharapkan pohon besar dengan batang, cabang, dan akar.
  3. Tujuannya tak lagi berkutat tentang seberapa indah atau apa jenis pohonnya, tapi lebih kepada pemaknaan/interpretasi secara psikologis:
    • Batang → stabilitas & kekuatan diri.
    • Akar → keterikatan, dasar emosi.
    • Cabang → relasi sosial & cara berinteraksi.
    • Daun/buah → produktivitas & ekspresi diri.

Jadi intinya, di psikotes memang tidak boleh menggambar pohon yang terlalu spesifik atau bermakna politis/religius, sebaiknya gambar pohon biasa (misalnya pohon tanpa nama jelas, sekadar batang, cabang, daun).

Apa yang Dinilai?

Penilaian pada tes ini didasarkan pada:

  • Ukuran gambar: Seberapa besar ruang yang kamu gunakan menunjukkan ambisi dan kepercayaan dirimu.
  • Letak gambar: Posisi gambar di tengah, kiri, atau kanan dapat mencerminkan bagaimana kamu menyeimbangkan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.
  • Bentuk mahkota, batang, akar, dan dahan: Setiap elemen ini melambangkan aspek berbeda dari kepribadian. Batang yang kokoh menunjukkan kestabilan emosi, akar yang kuat melambangkan fondasi yang solid, dan daun yang rimbun mencerminkan kreativitas. 

Kamu juga disarankan untuk menggambar dengan detail dan tidak menggunakan penghapus, karena hal ini menunjukkan tingkat ketelitian dan kepercayaan diri.

Baca Juga: 10 Contoh Gambar Pohon Psikotes dan Penjelasan Lengkapnya!

3. House-Tree-Person Test (HTP)

House-Tree-Person Test (HTP).jpeg
Tes House-Tree-Person Test (HTP) | Sumber: DAUM

Tes House-Tree-Person Test (HTP) ini adalah kombinasi dari tiga elemen penting yang masing-masing melambangkan aspek berbeda dari kepribadian kamu.

Cara kerja Tes HTP

Saat mengerjakan tes ini, peserta akan diminta menggambar rumah, pohon, dan orang di kertas kosong (satu per satu atau sekaligus, tergantung format).

Kadang ada versi “draw & tell”, di mana setelah menggambar peserta diminta bercerita tentang gambar tersebut (misalnya: siapa yang tinggal di rumah, umur pohon, apa yang sedang dilakukan orang itu, dll.).

Apa yang Dinilai dari Tes HTP?

Penilaian dalam tes House-Tree-Person Test (HTP) bukanlah tentang bagus atau jelek, melainkan melihat dari aspek simbolis, proporsi, dan detail:

  1. Rumah (House)
    • Ukuran besar/kecil → kebutuhan akan perlindungan atau rasa aman.
    • Jendela/pintu terbuka → keterbukaan terhadap orang lain.
    • Rumah tanpa pintu → kemungkinan perasaan tertutup atau isolasi.
  2. Pohon (Tree)
    • Batang kuat → stabilitas dan kontrol diri.
    • Akar jelas → grounding, realitas yang kuat.
    • Cabang banyak/menyebar → keinginan berinteraksi sosial.
    • Pohon kering/gundul → bisa diinterpretasi sebagai rasa lelah atau kurang vitalitas.
  3. Orang (Person)
    • Ukuran tubuh → kepercayaan diri (besar = dominan, kecil = minder).
    • Detail wajah → sensitivitas terhadap ekspresi diri.
    • Posisi tangan → interaksi sosial (tangan terbuka = ramah, tangan disembunyikan = defensif).
  4. Aspek umum
    • Posisi di kertas (atas/bawah, kiri/kanan).
    • Tekanan pensil (tipis, sedang, tebal).
    • Kerapian dan kelengkapan detail.

Pada akhirnya, penilaian HTP tidaklah bersifat tunggal, artinya butuh digabung dengan tes lain (misalnya Wartegg, MBTI, TAT, wawancara psikologis). 

Oleh karena itu, hasilnya lebih ke indikasi kepribadian dan kondisi emosi saat itu, bukan “vonis” kepribadian. Tes ini biasanya digunakan dalam asesmen klinis, psikotes kerja, maupun pendidikan.

4. Wartegg Test

Wartegg Test.jpg
Wartegg Test | Sumber: Gramedia

Wartegg Test bisa terbilang salah satu jenis tes yang unik karena kamu tidak menggambar dari nol, melainkan melanjutkan delapan kotak dengan pola-pola kecil yang sudah ada.

Cara kerja Wartegg Test

Nantinya, setiap kotak memiliki pola dasar seperti titik, garis melengkung, atau garis lurus. Tugas kamu adalah melanjutkan pola tersebut menjadi gambar utuh. Urutan pengerjaan sering kali tidak harus berurutan, tapi hal ini juga menjadi bagian dari analisis.

  • Tes terdiri dari 8 kotak (kadang 16 versi modern), masing-masing berisi pola sederhana (titik, garis, kurva, dll.).
  • Peserta diminta melanjutkan gambar sesuai kreativitas sampai menjadi objek utuh.
  • Setelah menggambar, kadang peserta diminta menuliskan nama gambar dan nomor urutan pengerjaan.

Apa yang Dinilai?

Dalam praktiknya, seorang psikolog biasanya akan menilai berdasarkan:

  1. Konten gambar
    • Apa yang digambar dari pola sederhana itu?
    • Apakah realistis, imajinatif, abstrak, atau simbolik.
  2. Urutan pengerjaan
    • Kotak mana yang digambar lebih dulu?
    • Bisa menunjukkan area yang paling menarik atau paling dihindari.
  3. Tekanan goresan & detail
    • Tekanan kuat → energi besar, tegas.
    • Tekanan lemah → hati-hati, ragu, atau lelah.
  4. Proporsi & pemanfaatan ruang
    • Gambar memenuhi kotak → percaya diri, ekspansif.
    • Gambar kecil/terbatas → cenderung introvert atau defensif.
  5. Makna tiap kotak (8 area) (contoh umum):
    • Kotak 1 (titik) → inisiatif, keaktifan.
    • Kotak 2 (garis bergelombang) → kreativitas, fleksibilitas.
    • Kotak 3 (kotak hitam kecil) → emosi, kecemasan, ketahanan.
    • Kotak 4 (dua garis) → relasi sosial, komunikasi.
    • Kotak 5 (garis lengkung) → imajinasi, empati.
    • Kotak 6 (garis lurus pendek) → disiplin, logika.
    • Kotak 7 (titik & garis) → dinamika, energi.
    • Kotak 8 (setengah lingkaran) → aspirasi, cita-cita.

Contoh hasil pengerjaan Wartegg Test

hasil Wartegg Test 1.webp
Contoh Hasil Wartegg Tes 1 | Sumber: Gramedia
hasil Wartegg Test 2.webp
Contoh Hasil Wartegg Tes 2 | Sumber: Gramedia

5. Tes Logika Deret Gambar

tes logika deret gambar.jpg
Tes Logika Deret Gambar | Sumber: Amongguru

Tes logika deret gambar adalah tes yang lebih menguji kecerdasan logis dan spasial, bukan kepribadian. Kamu mungkin pernah melihatnya di berbagai platform online, yang umumnya berbentuk seperti gambar di atas.

Cara kerja Tes Logika Deret Gambar

Dalam test ini, kamu akan disajikan serangkaian gambar yang punya pola tertentu. Tugas kamu adalah memilih gambar berikutnya yang paling sesuai dengan pola tersebut dari beberapa pilihan yang disediakan.

  1. Peserta diberi serangkaian gambar/visual dengan pola tertentu (misalnya: bentuk, arah, jumlah sisi, warna, rotasi).
  2. Satu gambar di akhir deret dikosongkan.
  3. Tugas peserta adalah menentukan gambar berikutnya yang sesuai pola logis.

Tujuannya yaitu mengukur kemampuan berpikir logis non-verbal, menguji daya analisis pola (pattern recognition), melihat kecepatan dalam problem solving visual, dan menguji konsistensi & konsentrasi.

Contoh soal Tes Logika Gambar

Perhatikan gambar berikut ini:

tes logika deret gambar.jpg

Gambar berikutnya yang sesuai dengan ini adalah..

2 tes logika deret gambar.jpg

Pembahasan:

Perhatikan kotak kecil yang ada di dalam setiap kotak besar. Kotak kecil tersebut mengikuti pola urutan tertentu, yaitu: garis 1 – garis 2 – garis 3 – kosong (tanpa garis) – gelombang 1 – gelombang 2 – gelombang 3 – lalu kembali lagi ke gelombang 1. 

Dengan demikian, gambar berikutnya yang tepat adalah pilihan (B).

Apa yang Dinilai?

  • Jawaban Benar → poin penuh (umumnya 1 poin per soal).
  • Jawaban Salah → tidak ada poin (kadang -1 kalau ada sistem penalti).
  • Total Skor dibandingkan dengan norma (misalnya rata-rata kelompok usia/pendidikan).

Aspek yang diperhatikan dalam soal:

  1. Perubahan Bentuk → segitiga jadi kotak, lalu jadi lingkaran.
  2. Perubahan Jumlah → 1 titik → 2 titik → 3 titik.
  3. Rotasi / Perputaran → arah panah berputar searah jarum jam.
  4. Perubahan Pola/Isi → kotak hitam → kotak setengah → kotak putih.
  5. Kombinasi → bentuk berubah + posisi berubah + jumlah berubah.

Tes ini sifatnya objektif, berbeda dengan tes proyektif seperti HTP atau Wartegg. Fokus di sini adalah kecepatan + ketelitian. Biasanya dikerjakan dalam waktu terbatas (contoh: 20 soal dalam 15 menit).

6. Tes Spasial

tes spasial.png
Tes Spasial | Sumber: EKRUT

Tes spasial 2 dimensi adalah tes psikotes yang mengukur kemampuan seseorang memahami pola, posisi, arah, dan relasi antar objek di bidang datar.

  • Bentuk soalnya berupa gambar sederhana: titik, garis, bentuk geometri, atau pola.
  • Tidak sampai melibatkan bentuk padat (itu baru masuk 3D).

Tes ini sering dipakai di psikotes kerja, seleksi masuk sekolah/universitas, dan asesmen kecerdasan non-verbal.

Misalnya, pada contoh gambar di atas menunjukkan penambahan satu segitiga pada tiap langkah dengan orientasi yang sama.

Setelah 1, 2, dan 3 segitiga, gambar selanjutnya seharusnya terdiri dari 4 segitiga berurutan. Karena itu, jawaban yang tepat adalah E.

Cara kerja Tes Spasial

Peserta diberi soal berupa pola/gambar di bidang datar, lalu diminta:

  1. Meneruskan pola → misalnya deret gambar: ○ → ◇ → ○ → ◇ → ?
  2. Mencari pasangan cermin → menentukan gambar mana yang merupakan bayangan cermin dari bentuk tertentu.
  3. Lipatan kertas → kertas dilipat lalu dilubangi, peserta harus menebak pola hasil bukaan.
  4. Rotasi 2D → bentuk diputar 90°/180°/270°, lalu tentukan hasilnya.
  5. Susunan pola → memilih potongan yang sesuai untuk membentuk gambar lengkap.

Waktu pengerjaan biasanya terbatas, jadi selain benar juga dilihat kecepatan.

Apa yang dinilai?

Penilaian bersifat objektif berupa:

  • Jawaban benar → 1 poin.
  • Jawaban salah → 0 poin (atau kadang -1 jika ada penalti).
  • Total skor dibandingkan dengan norma (standar usia/pendidikan).

Aspek penilaian:

  1. Ketepatan jawaban → apakah pola/logika yang dipilih benar.
  2. Kecepatan menyelesaikan soal → karena tes ini biasanya jumlahnya banyak (20–40 soal dalam 15–20 menit).
  3. Konsistensi → tidak asal tebak, terlihat dari pola benar/salah.

7. Tes Gambar 3 Dimensi

tes gambar 3 dimensi.jpeg
Tes Gambar 3 Dimensi | Sumber: Eva HR

Tes gambar 3 dimensi adalah sebuah tes yang mengukur kemampuan kamu dalam membayangkan objek dalam ruang tiga dimensi.

Tes ini termasuk kategori tes kognitif non-verbal, mirip deret gambar tapi fokus utamanya pada kemampuan membayangkan dan memanipulasi bentuk/ruang.

Tes ini sering muncul di psikotes kerja, ujian masuk sekolah kedinasan, dan seleksi profesi tertentu (arsitek, pilot, teknik, dll.).

Dalam contoh soal yang ada di gambar atas tersebut, maka jaring-jaring yang tepat adalah B. Karena hanya di opsi B, ketiga pola (kotak hitam, segitiga X, dan huruf H) bisa berada di sisi yang bersebelahan sesuai kubus pada soal.

Cara kerja Tes 3 Dimensi

  • Peserta diberi gambar bentuk 3D.
  • Instruksi bisa berupa:

     
    • Menentukan bagaimana bentuk itu terlihat jika diputar.
    • Mencocokkan potongan gambar dengan bentuk utuh.
    • Menyusun pola/ruang dari potongan gambar.
    • Melihat bayangan cermin atau rotasi objek.

       
  • Peserta memilih jawaban yang paling sesuai dari opsi yang tersedia.

Apa yang Dinilai?

Tes Spasial ini menilai kemampuan kognitif spasial yang sangat penting untuk pekerjaan yang butuh visualisasi, seperti arsitek, desainer, atau insinyur.

Contohnya, seorang insinyur sipil harus mampu membayangkan bagaimana sebuah struktur akan terlihat dari berbagai sudut pandang sebelum membangunnya.

  • Jawaban benar → poin penuh.
  • Jawaban salah → biasanya 0 poin (kadang penalti di beberapa ujian).
  • Hasil akhir → skor dibandingkan dengan standar/norma peserta lain.

Aspek yang biasanya diuji:

  1. Rotasi → bentuk diputar 90°, 180°, atau 270°.
  2. Cermin → bentuk direfleksikan (mirror).
  3. Lipatan kertas → menebak pola setelah kertas dilipat/dibolongi.
  4. Bongkar pasang (puzzle) → memilih potongan yang cocok membentuk gambar utuh.
  5. Bayangan 3D → menentukan tampilan bentuk 3D dari sudut lain.

Cara Meningkatkan Peluang Lolos Tes Psikotes Gambar

Lulus tes psikotes gambar itu butuh persiapan, bukan cuma bakat menggambar. Berikut tips agar lulus tes psikotes gambar:

1. Tetap Percaya Diri dan Rileks

Kuncinya adalah tidak panik. Ketenangan akan membuat gambar kamu lebih orisinal dan jujur. Jangan mencoba menggambar 'ideal' karena rekruter bisa melihat ketidakjujuran.

2. Perhatikan Detail dan Proporsi

Gambarlah dengan proporsi yang masuk akal dan tambahkan detail seperti garis tangan, kancing baju, atau ranting pohon. Ini menunjukkan kamu adalah orang yang teliti dan memperhatikan hal-hal kecil.

3. Manfaatkan Ruang Kertas

Hindari menggambar terlalu kecil atau di pinggir kertas. Gunakan seluruh ruang yang ada. Gambar yang diletakkan di tengah kertas menunjukkan stabilitas emosi dan percaya diri.

4. Gunakan Pensil dengan Tekanan Konsisten

Tekanan pensil yang terlalu kuat bisa diartikan sebagai ambisi yang tak terkontrol, sementara yang terlalu lemah bisa berarti kurangnya energi atau ketegasan. Usahakan tekanan yang stabil dan medium.

5. Kerjakan Secara Terstruktur

Khusus untuk tes Wartegg, urutkan pengerjaan sesuai alur dari kotak 1 sampai 8. Ini menunjukkan kamu punya cara berpikir yang sistematis.

6. Latihan Soal

Coba kerjakan contoh soal psikotes gambar dan jawabannya yang banyak tersedia di internet. Pahami arti dari setiap pola dan gambar. Latihan akan membuat kamu lebih cepat dan percaya diri.

7. Mengapa Detail Penting?

Bayangkan dua orang melamar posisi UI/UX Designer.

  • Kandidat A: Menggambar pohon dengan ranting yang tebal dan daun yang penuh. Ada beberapa buah yang digambar di pohon itu.
  • Kandidat B: Menggambar pohon dengan ranting kecil dan beberapa daun saja yang terlihat. Batangnya juga terlihat tidak kokoh.

Dalam interpretasi psikotes, Kandidat A menunjukkan kreativitas, produktivitas, dan stabilitas yang lebih tinggi, yang sangat dibutuhkan untuk peran UI/UX Designer. 

Sementara itu, gambar Kandidat B bisa diartikan sebagai kurangnya inisiatif atau energi. Ini hanyalah salah satu contoh bagaimana detail kecil dalam gambar bisa menjadi penentu penting.

Baca Juga: 100 Contoh Soal Tes Psikotes Kerja serta Jawaban & Pembahasannya

Sudah Siap Ikut Psikotes? Tingkatkan Peluang Kerja dengan Lamar Loker di Dealls!

Setelah memahami seluk-beluk tes psikotes gambar, sekarang saatnya kamu siapkan diri untuk melamar kerja. Jangan tunda-tunda lagi! Dealls hadir untuk bantu kamu menemukan pekerjaan impian seperti:

  • Mencari dari 100.000+ lowongan kerja terbaru yang terus diperbarui setiap hari.
  • Terhubung langsung dengan 7.000+ perusahaan ternama di Indonesia.
  • Memakai fitur AI CV Reviewer untuk memastikan CV kamu lolos screening.
  • Melamar kerja dengan 1-Click Apply yang super cepat dan efisien.

Tunggu apa lagi? Setelah baca artikel ini, kamu pasti sudah lebih yakin untuk menghadapi tes psikotes gambar. 

Sekarang saatnya manfaatkan semua persiapan kamu. Langsung aja lamar pekerjaan yang kamu suka di Dealls dan wujudkan karir impianmu!

button lamar loker lewat dealls.png

Sumber:

Psico Smart. What Are the Psychological Implications of Using Projective Tests in Employment Interviews?

Tips Pengembangan Karir
Bagikan

Lamar ke Lowongan Kerja Terbaru Setiap Harinya