Slow Living Adalah: Ini Contoh, Miskonsepsi, dan Bedanya dengan Fast Living

Slow living menjadi salah satu istilah yang marak dibicarakan di media sosial. Pahami arti slow living, contoh, dan miskonsepsinya di sini!

Dealls
Ditulis oleh
Dealls December 02, 2024

Dalam kehidupan yang serba cepat dan penuh tuntutan, banyak orang merasa terjebak dalam rutinitas yang melelahkan. Begitu banyak yang harus dikejar sehingga kita seringkali lupa untuk menikmati setiap momen yang ada. 

Nah, salah satu solusi yang belakangan ini semakin populer dan banyak dibicarakan adalah slow living–sebuah konsep gaya hidup yang mengajak kita untuk memperlambat ritme kehidupan, lebih “sadar” terhadap setiap tindakan, dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.

Dalam artikel ini, Dealls membahas lebih dalam tentang apa itu slow living, manfaatnya, serta bagaimana kamu bisa memulai praktik slow living dalam kehidupan sehari-hari. Jika kamu merasa lelah dengan gaya hidup yang serba cepat, slow living bisa menjadi cara untuk menemukan keseimbangan dan menikmati hidup dengan cara yang lebih bermakna. 

Apa Itu Slow Living?

slow living adalah​

Slow living adalah gaya hidup yang fokus pada “melambatkan” kegiatan sehari-hari agar kita bisa lebih menikmati setiap momen serta lebih peka terhadap hal-hal kecil dalam hidup.

Dilansir dari Slowliving ldn, konsep ini berasal dari gerakan slow food yang muncul pada akhir abad ke-20. Gerakan ini adalah respons terhadap gaya hidup fast paced dan konsumsi berlebihan yang sering kali membuat orang merasa tertekan, stres, dan tidak puas.

Slow living adalah cara hidup yang mengajak kita untuk melambat, bukan dalam arti menjadi tidak produktif, tapi lebih fokus pada kualitas setiap aktivitas. 

Gaya hidup ini mendorong kita untuk lebih sadar akan waktu dan pilihan yang kita buat, serta mengutamakan hal-hal yang bermakna. 

Dengan slow living, kita mengurangi konsumsi berlebihan, menjaga keseimbangan hidup, dan memberi ruang untuk menikmati hal-hal yang penting, seperti hubungan dengan orang lain, pekerjaan yang berarti, dan waktu untuk diri sendiri.

Baca Juga: Budak Korporat: Apa Itu, Dampak, Penyebab, dan Cara Keluar

Manfaat Slow Living bagi Kesehatan Mental dan Fisik

Slow living dapat membawa dampak positif yang besar bagi kesehatan mental dan fisik seseorang. Berikut adalah beberapa manfaat slow living bagi kesehatan mental dan fisik:

1. Mengurangi Stres dan Kecemasan 

Dengan mengurangi kecepatan hidup dan lebih fokus pada momen yang ada, slow living membantu menurunkan tingkat stres dan kecemasan. 

Berfokus pada hal-hal yang sederhana dan penting, serta mengurangi tekanan untuk selalu “terkejar waktu,” membuat tubuh dan pikiran menjadi lebih tenang. 

Hal ini bisa mengurangi beban mental yang sering muncul akibat gaya hidup yang terlalu sibuk.

2. Meningkatkan Kesehatan Mental 

Slow living mendorong kita untuk lebih mindful atau sadar akan perasaan, pikiran, dan tindakan kita. 

Ini dapat meningkatkan kesejahteraan mental karena kita lebih banyak berhubungan dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar. 

Meditasi, relaksasi, dan kegiatan yang memberi kepuasan batin seperti berjalan-jalan di alam, membaca, atau melakukan hobi juga merupakan bagian dari slow living yang berkontribusi pada kesehatan mental.

3. Tidur Lebih Berkualitas 

Kehidupan yang teratur dan tidak terburu-buru memberi waktu bagi tubuh kita untuk beristirahat dengan lebih baik. 

Slow living mendorong kita menjaga waktu tidur yang cukup dan berkualitas, yang penting untuk pemulihan tubuh dan pikiran. 

Dengan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk aktivitas yang melelahkan, seperti bekerja terlalu lama atau menggunakan perangkat elektronik sebelum tidur, kita bisa mendapatkan tidur yang lebih nyenyak dan lelap.

4. Meningkatkan Kualitas Hidup 

Ketika kita meluangkan waktu untuk menikmati setiap momen dan kegiatan dengan lebih penuh perhatian, kita bisa merasa lebih puas dengan hidup. 

Slow living mengajarkan kita untuk lebih menghargai apa yang kita miliki, mengurangi keinginan untuk selalu mengejar sesuatu yang berlebihan, dan fokus pada kebahagiaan yang datang dari hal-hal kecil. 

Hal ini dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

5. Menurunkan Risiko Penyakit Fisik 

Stres yang berkepanjangan dapat memengaruhi kesehatan fisik kita, meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, gangguan pencernaan, dan masalah kesehatan lainnya. 

Dengan memperlambat ritme hidup dan memberi waktu untuk beristirahat serta berfokus pada kegiatan yang lebih menenangkan, kita bisa memperbaiki kesehatan fisik kita. 

Aktivitas yang lebih teratur dan lebih mindful seperti olahraga ringan, tidur yang cukup, dan makan dengan sadar berperan dalam menjaga tubuh tetap sehat.

6. Meningkatkan Hubungan Sosial 

Slow living juga memberi ruang untuk hubungan yang lebih dalam dan bermakna dengan orang-orang terdekat. 

Ketika kita mengurangi kecepatan hidup dan memberi perhatian lebih pada orang-orang di sekitar kita, kita dapat lebih mudah menjalin komunikasi yang lebih baik dan memperkuat ikatan sosial, yang pada gilirannya dapat mendukung kesehatan mental kita.

Baca Juga: Apa Itu Hustle Culture? Ciri-Ciri dan Dampaknya bagi Kesehatan Mental 

Prinsip-Prinsip Slow Living

slow living adalah​

Slow living bukan sekadar tentang hidup dengan kecepatan yang lebih lambat, tetapi lebih pada menjalani kehidupan dengan kesadaran penuh, fokus, dan makna. Berikut adalah prinsip-prinsip utama slow living yang dapat membantu kamu menjalani hidup dengan lebih mindful dan seimbang.

1. Kesederhanaan (Simplicity)

Prinsip ini mengajak kita untuk mengurangi kompleksitas dalam hidup dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. 

Mengeliminasi kebiasaan konsumtif, barang-barang yang tidak diperlukan, dan kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah akan memberi ruang untuk apa yang lebih bermakna. 

Dengan menyederhanakan kehidupan, kita bisa lebih fokus pada kualitas, bukan kuantitas.

2. Kehadiran (Presence)

Slow living mengajarkan kita untuk lebih hadir dan menikmati momen yang sedang berlangsung, tanpa terburu-buru atau terganggu oleh pikiran tentang masa depan atau masa lalu. 

Ini berarti melibatkan diri sepenuhnya dalam kegiatan yang sedang dilakukan, seperti menikmati secangkir kopi dengan penuh perhatian atau berbicara dengan teman tanpa gangguan dari ponsel. 

3. Kualitas daripada Kuantitas

Slow living menekankan pentingnya kualitas dalam segala hal yang kita lakukan. Ini berlaku pada pekerjaan, relasi, dan konsumsi. 

Misalnya, alih-alih memiliki banyak barang, kita lebih memilih memiliki sedikit barang yang berkualitas tinggi dan tahan lama. 

Prinsip ini juga bisa diterapkan pada kegiatan sehari-hari, seperti memilih pekerjaan yang memberi kepuasan dan hubungan yang lebih dalam daripada sekadar mencari keuntungan atau kesibukan.

4. Keberlanjutan (Sustainability)

Prinsip keberlanjutan mengajarkan kita untuk hidup dengan cara yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab. 

Slow living mendorong kita untuk membuat keputusan yang mendukung keseimbangan alam, seperti mengurangi sampah, memilih produk lokal, dan mengurangi jejak karbon. 

Dengan hidup lebih lambat dan lebih sadar, kita juga membantu menjaga keberlanjutan lingkungan untuk generasi mendatang.

5. Mindfulness

Slow living sangat terkait dengan praktik mindfulness, di mana kita lebih sadar dan menghargai apa yang terjadi di sekitar kita. 

Dengan memperlambat langkah hidup, kita dapat lebih menghargai detail-detil kecil dalam kehidupan, seperti aroma bunga, suara hujan, atau percakapan dengan orang terdekat.

6. Menciptakan Keseimbangan

Prinsip slow living juga mencakup menciptakan keseimbangan antara pekerjaan, istirahat, dan waktu pribadi. 

Ini berarti tidak terburu-buru dan memberi diri kita waktu untuk beristirahat, berfokus pada kesehatan, serta menikmati hobi atau kegiatan yang kita cintai. 

Slow living mengajak kita untuk menemukan harmoni dalam hidup dengan tidak terlalu memaksakan diri, sehingga hidup terasa lebih menyenangkan dan tidak terbebani.

7. Menghargai Hal-Hal Kecil

Slow living mengajarkan kita untuk menghargai hal-hal kecil yang sering kita abaikan dalam hidup yang sibuk. 

Ini bisa berupa menikmati waktu berkualitas bersama keluarga, merawat tanaman, atau meluangkan waktu untuk membaca buku. 

Menghargai momen-momen sederhana ini membantu kita menemukan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari, tanpa harus mengejar sesuatu yang besar atau spektakuler.

8. Keterhubungan (Connection)

Dalam slow living, kita diajak untuk lebih terhubung dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar. 

Ini berarti membangun hubungan yang lebih dalam dan bermakna dengan orang yang kita sayangi, serta lebih sadar terhadap kebutuhan dan perasaan diri sendiri. 

Dengan lebih terhubung, kita bisa merasakan kedamaian dan kepuasan yang lebih besar dalam hidup.

Perbedaan Slow Living dan Fast Living

Slow living dan fast living memiliki pendekatan yang sangat berbeda dalam menjalani kehidupan. 

Slow living berfokus pada memperlambat ritme hidup untuk menikmati setiap momen, mengutamakan kualitas daripada kuantitas, serta memberi waktu untuk diri sendiri, keluarga, dan teman-teman. Ini membantu mengurangi stres, meningkatkan kesehatan mental, dan menciptakan hubungan yang lebih mendalam.

Sebaliknya, fast living lebih mengutamakan kecepatan dan efisiensi. Orang yang menjalani gaya hidup cepat seringkali merasa terburu-buru dan tertekan, mengejar pencapaian dan kesuksesan materi tanpa banyak waktu untuk berhenti dan menikmati hidup. 

Kehidupan yang serba cepat ini bisa berisiko pada kesehatan mental dan fisik, karena kurangnya waktu untuk beristirahat dan merawat diri.

Secara keseluruhan, slow living mengajak kita untuk menjalani hidup dengan lebih sadar, menghargai momen kecil, dan menjaga keseimbangan hidup, sementara fast living cenderung memprioritaskan produktivitas dan pencapaian yang seringnya bisa membuat kita merasa tertekan.

Baca Juga: Kenali 15 Ciri-Ciri Burnout, Penyebab, dan Cara Mengatasinya 

7 Miskonsepsi Slow Living

slow living adalah​

Berikut ini adalah tujuh miskonsepsi umum tentang slow living yang sering muncul dan perlu diluruskan supaya kita bisa lebih memahami apa arti sebenarnya dari gaya hidup ini dilansir dari Slowliving ldn

1. Slow Living Itu Lambat dan Tidak Produktif

Banyak yang berpikir slow living berarti hidup dengan sangat lambat dan tidak melakukan apa-apa. 

Padahal, slow living bukan tentang menghindari pekerjaan atau menghabiskan waktu dengan sia-sia. 

Justru, ini tentang mengatur ritme hidup agar kita bisa lebih fokus dan produktif, tanpa merasa terburu-buru.

2. Slow Living Itu Membosankan

Ada yang menganggap bahwa slow living akan membuat hidup jadi monoton dan membosankan. 

Faktanya, slow living justru membantu kita menikmati hal-hal kecil yang sering kita abaikan, seperti momen kebersamaan, alam sekitar, atau bahkan secangkir kopi. 

Ini justru membuat hidup lebih berwarna dan penuh makna, lho.

3. Slow Living Itu Hanya Untuk Orang Pensiun

Beberapa orang beranggapan bahwa slow living hanya untuk orang yang sudah pensiun atau tidak memiliki banyak tanggung jawab. 

Padahal, slow living bisa diterapkan oleh siapa saja, baik yang sibuk bekerja maupun yang sedang menjalani kehidupan sehari-hari. 

Ini tentang cara kita mengatur waktu agar bisa menikmati hidup lebih baik.

4. Slow Living Tidak Cocok dengan Kehidupan Modern

Banyak yang berpikir bahwa slow living tidak cocok dengan dunia yang serba cepat ini. 

Namun, dengan teknologi yang semakin maju, slow living malah bisa lebih mudah diterapkan.

Kita bisa menggunakan teknologi untuk membantu mengatur hidup dengan lebih efisien, tanpa merasa terjebak dalam kesibukan yang tiada habisnya.

5. Slow Living Berarti Menolak Perkembangan Teknologi

Ada yang beranggapan bahwa slow living berarti menolak segala bentuk kemajuan teknologi.

Padahal, slow living justru mengajarkan kita untuk menggunakan teknologi dengan bijak. 

Ini bukan tentang menolak, tetapi memastikan teknologi mendukung kehidupan kita, bukan menguasainya.

6. Slow Living Itu Hanya Untuk Mereka yang Tinggal di Desa

Ada anggapan bahwa slow living hanya cocok untuk mereka yang tinggal di tempat yang jauh dari hiruk-pikuk kota. 

Padahal, slow living adalah sebuah pola pikir yang bisa diterapkan di mana saja, baik di kota besar atau di desa. 

Ini lebih tentang bagaimana kita mengatur ritme hidup, terlepas dari tempat tinggal kita.

7. Slow Living Itu Bertentangan dengan Kesuksesan

Banyak yang berpikir slow living membuat kita tidak bisa sukses atau produktif. 

Nyatanya, slow living justru membantu kita mencapai kesuksesan dengan cara yang lebih seimbang dan lebih fokus. 

Ini bukan tentang menghindari pekerjaan, tetapi lebih pada memberi waktu yang cukup untuk apa yang benar-benar penting.

Contoh Praktik Slow Living di Kehidupan Sehari-Hari

Slow living bukan hanya konsep abstrak, tetapi juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Praktik slow living bisa membantu kita menjalani kehidupan yang lebih mindful, seimbang, dan memuaskan. Berikut ini beberapa contoh praktik slow living yang bisa kamu coba.

1. Menikmati Makan Tanpa Gangguan

Alih-alih makan sambil menonton TV atau memeriksa ponsel, cobalah untuk makan tanpa distraksi (mindful)

Fokuskan perhatian pada rasa, tekstur, dan aroma makanan. 

Ini tidak hanya membuat makanan terasa lebih nikmat, tetapi juga memberikan waktu bagi tubuh untuk mencerna dengan baik, sehingga meningkatkan kesehatan pencernaan.

2. Melakukan Aktivitas Fisik yang Tenang dan Damai

Slow living tidak berarti menghindari aktivitas fisik, tetapi lebih memilih aktivitas yang tidak terburu-buru. 

Berjalan kaki di sekitar taman, bersepeda santai, atau melakukan yoga bisa menjadi cara yang baik untuk membuat tubuh dan pikiran terkoneksi kembali, sembari menikmati momen tersebut tanpa tekanan.

3. Mengurangi Penggunaan Teknologi

Penerapan slow living juga bisa terlihat dalam cara kita mengatur waktu di depan layar. 

Cobalah untuk mengurangi penggunaan ponsel, media sosial, dan gadget lain yang sering mengalihkan perhatian. 

Alihkan waktu tersebut untuk kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti berkumpul dengan keluarga atau meluangkan waktu untuk diri sendiri.

4. Berkebun atau Merawat Tanaman

Berkebun bisa menjadi cara yang efektif untuk menerapkan slow living. 

Menanam dan merawat tanaman membutuhkan kesabaran dan perhatian, serta memberi kesempatan untuk bersatu dengan alam. 

Aktivitas ini tidak hanya menyegarkan pikiran, tetapi juga memberi rasa puas saat melihat hasilnya tumbuh dan berkembang.

5. Mengatur Rutinitas dengan Bijak

Slow living juga berarti memprioritaskan waktu untuk hal-hal yang benar-benar penting. 

Dengan membuat rutinitas yang lebih teratur dan fleksibel, kita dapat menghindari stres karena terlalu banyak kegiatan. 

Tentukan waktu untuk bekerja, beristirahat, dan bersenang-senang dengan keluarga atau teman-teman.

6. Menciptakan Waktu Berkualitas Bersama Keluarga

Dalam kehidupan yang sibuk, slow living mengajarkan kita untuk lebih memperhatikan hubungan dengan orang-orang terdekat. 

Luangkan waktu untuk berinteraksi tanpa gangguan, misalnya makan bersama atau berbincang santai tanpa ponsel. 

Hubungan yang lebih dalam dengan orang lain dapat memberi kepuasan emosional dan meningkatkan kualitas hidup.

7. Sederhanakan Kehidupan

Slow living sering kali berkaitan dengan menyederhanakan hidup. 

Cobalah untuk mengevaluasi barang-barang yang ada di rumah dan singkirkan yang tidak perlu. 

Fokus pada kualitas daripada kuantitas, dan miliki hanya barang yang benar-benar dibutuhkan. Kehidupan yang lebih sederhana bisa memberi ruang untuk hal-hal yang lebih berarti.

8. Berhenti Sejenak untuk Bersantai

Mengambil waktu untuk beristirahat dan bersantai merupakan bagian penting dari slow living.

Alih-alih terus menerus bekerja atau terjebak dalam rutinitas, luangkan waktu untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan atau sekadar beristirahat tanpa gangguan. 

Ini bisa membantu meredakan stres dan memberi energi baru untuk melanjutkan aktivitas.

Demikian informasi mengenai slow living dan bagaimana praktik ini dapat meningkatkan kualitas hidup. Semoga penjelasan ini memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai manfaat dan cara mengimplementasikannya dalam keseharian, ya. 

App Store Banner (cta-article-apply-job-1).jpg

Ingin memiliki pekerjaan yang memberikan keseimbangan hidup lebih baik? Temukan lebih dari 2000 lowongan kerja terbaru dari perusahaan-perusahaan ternama di Indonesia di Dealls. Dengan fitur priority slot, kamu bisa mengakses transparansi gaji dan memilih posisi yang paling sesuai dengan keinginanmu, lho.

Tak hanya itu, kamu juga bisa mendapatkan mentoring langsung dari career mentor profesional yang siap membantu merencanakan langkah karier dan memberikan tips untuk mempersiapkan diri lebih baik menghadapi dunia kerja.

Jangan lupa, dengan AI CV Reviewer, CV ATS Checker, pastikan CV kamu sudah disesuaikan dengan posisi yang diinginkan, sehingga meningkatkan peluang diterima.

Yuk, capai karier impianmu bersama Dealls!

Sumber:

What Happens When We Commit to Slow Living? | Ecoliv

What is slow living? Slow movement history, tips, resources

Tips Pengembangan Karir
Bagikan

Lamar ke Lowongan Kerja Terbaru Setiap Harinya