15 Ciri-Ciri Burnout Kerja, Ini Penyebab & Cara Mengatasinya

Beberapa ciri-ciri burnout kerja antara lain kelelahan, rasa putus asa, dan menarik diri. Cari tahu gejala lainnya dan cara mengatasinya!

Dealls
Ditulis oleh
Dealls August 07, 2024

Pernahkah kamu merasa seolah-olah segala sesuatu di sekelilingmu mulai terasa berat dan melelahkan? Jika iya, kamu mungkin sedang mengalami burnout. 

Burnout adalah kondisi serius yang terjadi ketika stres dan tertekan. Hal ini memengaruhi kesehatan mental dan fisik kita. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas ciri-ciri burnout yang perlu diperhatikan serta penyebab dan cara mengatasinya agar tidak lagi muncul di masa mendatang. Yuk, simak artikel ini!

Apa Itu Burnout?

Menurut Help Guide, burnout adalah kondisi kelelahan emosional, fisik, dan mental yang disebabkan oleh stres berlebihan dan berkepanjangan. Ini terjadi ketika kamu merasa kewalahan, terkuras secara emosional, dan tidak mampu memenuhi tuntutan dan ekspektasi yang terus-menerus. Seiring berjalannya waktu, kamu mulai kehilangan minat dan motivasi yang awalnya membuatmu bahagia.

Burnout dapat mengurangi produktivitas dan menguras energi, membuatmu merasa semakin tidak berdaya, putus asa, sinis, dan marah. Pada akhirnya, kamu mungkin merasa seperti tidak ada lagi hal yang penting.

Dampak negatif burnout merembet ke semua ranah kehidupan—termasuk rumah, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Burnout juga bisa menyebabkan perubahan jangka panjang pada tubuhmu, membuatmu rentan terhadap penyakit, seperti flu dan pilek. Karena banyaknya konsekuensi yang ditimbulkan, penting untuk menangani burnout dengan segera.

Penyebab Burnout

Burnout bisa terjadi pada siapa saja yang merasa terlalu banyak bekerja dan tidak dihargai, seperti pekerja kantor yang tidak pernah berlibur, atau ibu rumah tangga yang kelelahan mengurus anak, pekerjaan rumah, dan orang tua yang menua.

Namun, burnout tidak hanya disebabkan oleh pekerjaan yang menekan atau tanggung jawab yang banyak. Faktor lain, seperti gaya hidup dan sifat kepribadian, juga berperan. Bahkan, aktivitas di waktu luang dan cara pandangmu terhadap dunia juga bisa membuat stres bertambah parah. Berikut penjelasannya:

Penyebab Burnout terkait Pekerjaan

  • Merasa tidak memiliki kendali atas pekerjaan
  • Kurangnya penghargaan atau pengakuan
  • Ekspektasi pekerjaan yang tidak jelas atau terlalu berat
  • Pekerjaan yang monoton atau tidak menantang
  • Lingkungan kerja yang kacau atau penuh tekanan

Penyebab Burnout terkait Gaya Hidup

  • Bekerja terlalu banyak tanpa cukup waktu istirahat.
  • Kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat.
  • Kurang tidur

Kepribadian yang Berkontribusi pada Burnout

  • Perfeksionisme; merasa tidak cukup baik
  • Pandangan pesimis tentang diri dan dunia
  • Kebutuhan untuk mengerjakan semuanya; enggan mendelegasikan
  • Terlalu ambisius

Baca JugaTerlalu Banyak Kerja? Ini Tanda-Tanda Kamu Overwork!

15 Ciri-Ciri Burnout yang Perlu Kamu Ketahui

ciri-ciri burnout.jpg

Dilansir dari Psychology Today, berikut adalah 15 tanda bahwa kamu mungkin mengalami burnout:

1. Kamu Merasa Sangat Lelah

Kelelahan yang konstan dan terus-menerus, terutama jika tidak disebabkan oleh gangguan tidur atau masalah kesehatan lainnya, sering kali merupakan indikasi stres atau burnout. 

Kelelahan ini muncul karena stres berkepanjangan yang menguras energi dan membuat tubuh terus-menerus dalam keadaan waspada.

2. Kamu Menjadi Lebih Sensitif terhadap Pekerjaan

Jika kamu mulai merasa terganggu oleh hal-hal kecil di tempat kerja, seperti email dari rekan atau panggilan telepon, ini bisa menjadi tanda bahwa kamu merasa terbebani. 

Merasa ‘sensitif’ dan mudah terganggu menunjukkan bahwa kamu mungkin kesulitan dalam menghadapi stres.

3. Kamu Merasa Hidup terlalu Monoton

Rasa bosan atau tidak mendapatkan tantangan dari pekerjaan bisa terjadi ketika kamu sudah merasa terjebak dalam rutinitas yang monoton. 

Kurangnya variasi dan tantangan membuat pekerjaan terasa membosankan dan melelahkan berujung pada burnout.

4. Tugas-Tugas Sehari-Hari Terasa Membosankan

Jika tugas-tugas rutin seperti mengikuti meeting atau menjawab telepon terasa lebih melelahkan dari biasanya, ini bisa menandakan bahwa kamu sedang mengalami burnout. 

Rutinitas yang membosankan pun akhirnya bisa menjadi beban tambahan bagi kamu yang sudah kelelahan.

5. Melewatkan Makan Siang atau Istirahat

Meskipun tampak tidak logis, orang yang mengalami burnout seringkali memilih untuk tetap di meja kerja, daripada mengambil waktu istirahat. 

Ini bisa menunjukkan bahwa kamu merasa memiliki terlalu banyak tugas, sehingga tidak ada waktu untuk meninggalkan pekerjaan, meskipun istirahat seharusnya membantu mengurangi stres.

6. Sering Ambil Cuti, Datang Terlambat, atau Tidak Masuk Kerja

Ketika kamu merasa sangat lelah dan tidak termotivasi, kamu mungkin lebih sering mengambil cuti atau datang terlambat. 

Ini merupakan tanda bahwa kamu membutuhkan istirahat dan merasa kurang bersemangat untuk bekerja.

7. Sering Mengalami Sakit

Stres berkepanjangan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuhmu, sehingga kamu menjadi lebih sering sakit. 

Jika kamu merasa sering terserang flu atau pilek, ini bisa jadi tanda bahwa tubuhmu tidak mampu menghadapi stres dengan baik.

8. Kamu Membayangkan Pekerjaan Lain dengan Tanggung Jawab yang Lebih Sedikit

Ketika kamu mulai memikirkan pekerjaan lain yang jauh dari tanggung jawab saat ini, itu bisa menunjukkan bahwa kamu merasa tidak bisa lagi menangani beban kerja yang ada. 

Rasa lelah dan kehilangan minat membuatmu ingin mencari pekerjaan dengan tanggung jawab yang lebih ringan.

9. Sering Merasa Kesal dengan Orang Lain

Jika interaksi casual dengan rekan kerja, customer atau client membuatmu merasa kewalahan, ini adalah tanda bahwa kamu mengalami burnout. 

Kesulitan menghadapi orang lain dengan positif menunjukkan bahwa stres mempengaruhi kemampuanmu untuk berinteraksi dengan baik.

10. Merasa Hasil Pekerjaan Tidak Penting atau Tidak Berdampak

Burnout sering membuat orang merasa bahwa usaha mereka tidak berharga. Alhasil, pekerjaan yang dilakukan pun terasa tidak memberikan dampak yang berarti. Ini bisa menunjukkan bahwa kamu merasa tidak berdaya dan tidak puas. 

11. Mengandalkan Alkohol, Rokok, atau Makanan Tidak Sehat

Untuk mengatasi stres, beberapa orang mungkin mulai mengandalkan alkohol, rokok, atau makanan tidak sehat. 

Mereka menjadikannya sebagai coping mechanism (mekanisme bertahan hidup), yang malah dapat memperburuk kondisi burnout dan mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.

12. Sulit Tidur

Kesulitan untuk tidur atau tidak bisa tidur nyenyak bisa jadi akibat dari stres yang berkepanjangan. Burnout sering mempengaruhi kualitas tidur sehingga membuatmu sulit beristirahat dengan baik.

13. Sulit Fokus atau Berkonsentrasi

Jika kamu menemukan bahwa sulit untuk fokus atau berkonsentrasi pada tugas-tugas kerja, ini bisa jadi tanda stres atau burnout. 

Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi seringkali disebabkan oleh beban mental yang berat.

14. Masalah Kesehatan Semakin Parah

Stres dapat memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada, seperti kadar gula darah tinggi atau tekanan darah tinggi. Jika masalah kesehatanmu semakin parah, ini mungkin akibat dari stres yang berkepanjangan.

15. Kamu Membaca Artikel Ini

Jika kamu merasa perlu mencari tahu apakah kamu sedang mengalami burnout atau tidak, ini sering kali merupakan salah satu indikasi awal bahwa ada sesuatu yang tidak beres terhadap dirimu. 

Kesadaran ini bisa menjadi langkah pertama untuk mencari solusi dan mendapatkan bantuan.

5 Fase Burnout

Fase-fase burnout

Burnout berkembang melalui beberapa tahap. Berikut adalah tahapan yang membagi perkembangan burnout menjadi lima fase dilansir dari Help Guide:

Tahap 1 (Penuh Semangat)

Kamu sangat bersemangat dengan tanggung jawab baru, seperti pekerjaan baru, promosi, atau peran baru dalam keluarga. Kamu merasa penuh energi, kreatif, dan siap menghadapi tantangan baru.

Tahap 2 (Munculnya Stres)

Dengan bertambahnya tanggung jawab, stres mulai terasa. Kamu mulai kurang memperhatikan perawatan diri, tidur menjadi kurang nyenyak, dan kamu sering merasa cemas, mudah marah, atau kelelahan. Fokusmu menurun dan pengambilan keputusan menjadi lebih sulit.

Tahap 3 (Stres Kronis)

Kamu merasa lelah secara terus-menerus dan mulai merasa sinis atau tidak peduli. Kamu mungkin menarik diri dari rekan kerja atau merasa kesal dengan orang-orang terdekat. 

Tak hanya itu, kamu juga menjadi sering menunda-nunda pekerjaan atau mencari cara untuk meredakan stres, seperti menggunakan alkohol atau obat-obatan, meskipun kamu menyangkal masalahnya.

Tahap 4 (Burnout)

Kamu merasa pesimis tentang masa depan dan terus menerus memikirkan masalah yang ada. Kamu mulai mengabaikan kesehatanmu, yang menyebabkan masalah fisik seperti sakit perut atau sakit kepala kronis. Kamu pun merasa penuh keraguan dan lebih suka menyendiri.

Tahap 5 (Burnout Kronis)

Kamu mengalami penurunan kesejahteraan yang signifikan. Kamu selalu merasa sedih dan kelelahan baik secara mental maupun fisik. Pada tahap ini, depresi mungkin mulai berkembang.

Burnout vs Depresi

Burnout dan depresi terkadang sulit dibedakan karena gejalanya seringkali mirip. Misalnya, baik burnout maupun depresi bisa membuatmu merasa sangat lelah atau kesulitan fokus. Burnout juga bisa meningkatkan risiko terkena depresi.

Namun, burnout pada dasarnya bukanlah gangguan medis, sementara depresi dikategorikan sebagai kondisi medis yang memerlukan diagnosis profesional.

Berikut perbedaan lengkap antara burnout dan depresi.

Perbedaan burnout dan depresi

Cara Mengatasi Burnout

Berikut beberapa tips untuk mengatasi burnout yang bisa kamu lakukan:

1. Coba Mengobrol dengan Orang Lain

Saat burnout, masalah bisa terasa sangat berat, dan sulit untuk bertindak menyelesaikan masalah tersebut. Namun, berbicara dengan orang lain bisa sangat membantu.

  • Hubungi orang terdekat: Berbicara dengan pasangan, keluarga, atau teman bisa membantu mengurangi stres. Jangan takut membagikan perasaanmu; biasanya orang-orang terdekat akan senang membantu.
  • Bergaul dengan rekan kerja: Membangun hubungan baik di tempat kerja dapat mengurangi rasa monoton dan membantu mengatasi stres.
  • Hindari orang-orang toksik: Bergaul dengan orang yang selalu mengeluh bisa memperburuk suasana hatimu. Batasi interaksi dengan orang seperti ini jika memungkinkan.
  • Bergabung dengan komunitas: Temukan komunitas yang sesuai dengan minatmu. Ini bisa memberikan dukungan tambahan dan membuatmu merasa lebih baik.

2. Ubah Pandangan terhadap Pekerjaan

Jika pekerjaanmu sangat melelahkan atau monoton, mungkin saatnya mencari pekerjaan baru. Namun, jika resign tidak memungkinkan, cobalah langkah-langkah ini:

  • Temukan nilai positif dalam pekerjaan: Fokus pada aspek positif dari pekerjaanmu, seperti bagaimana pekerjaanmu membantu orang lain atau memberikan manfaat.
  • Cari keseimbangan hidup: Jika pekerjaan tidak memuaskan, cari kebahagiaan di aspek lain dari hidup, seperti keluarga, teman, atau hobi.
  • Cari teman dekat di tempat kerja: Memiliki teman di tempat kerja dapat mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.
  • Ambil cuti: Jika memungkinkan, ambil waktu istirahat dari pekerjaan untuk menyegarkan diri.

3. Evaluasi Prioritasmu

Burnout sering kali menandakan bahwa ada sesuatu yang penting dalam hidupmu yang tidak berjalan dengan baik. Luangkan waktu untuk merenungkan apa yang benar-benar penting bagimu.

  • Tetapkan batas boundaries: Jangan terlalu membebani diri. Belajarlah untuk mengatakan “tidak” pada orang lain.
  • Jauhkan diri dari ponsel: Luangkan waktu setiap hari untuk benar-benar terputus dari perangkat elektronik.
  • Kembangkan hobi dan kreativitas: Cobalah aktivitas baru atau kembangkan hobi yang menyenangkan.
  • Luangkan waktu untuk relaksasi: Teknik seperti yoga, meditasi, dan pernapasan dalam bisa membantu merilekskan tubuh dan pikiran.
  • Atur tidur yang cukup: Tidur yang baik dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.

4. Prioritaskan Olahraga

Olahraga adalah cara efektif untuk mengatasi stres dan burnout. Meski sulit dilakukan saat burnout, olahraga dapat meningkatkan suasana hati dan energi.

  • Lakukan olahraga secara teratur: Berolahraga selama 30 menit per hari atau bagi menjadi sesi singkat. Aktivitas seperti berjalan kaki atau berlari bisa membantu meningkatkan mood dan energi.

5. Jaga Pola Makan yang Sehat

Apa yang kamu makan bisa mempengaruhi suasana hati dan energi kamu.

  • Kurangi gula dan makanan olahan: Ini bisa membuat mood dan energi kamu berantakan dan menurun.
  • Kurangi makanan yang kurang sehat: Seperti kafein dan lemak jahat.
  • Konsumsi Omega-3: Temukan dalam ikan berlemak, telur untuk meningkatkan mood dan energi.
  • Hindari nikotin dan alkohol berlebihan: Nikotin dapat meningkatkan kecemasan, sedangkan alkohol bisa memperburuknya jika dikonsumsi terlalu banyak.

Baca juga: 11 Cara Mengatasi Burnout Kerja pada Karyawan secara Efektif 

Itulah berbagai ciri-ciri burnout yang perlu kamu perhatikan untuk menjaga kesehatan mental dan fisikmu. Jika kamu merasa mengalami gejala burnout, penting untuk segera mengambil tindakan agar tidak semakin parah. Ingatlah bahwa mencari bantuan dan membuat perubahan kecil dalam rutinitas bisa sangat membantu.

Jangan biarkan burnout menghambat kesuksesan dan kebahagiaanmu. Jadi, kamu bisa mulai mencari lowongan kerja terbaru dari berbagai perusahaan ternama melalui Dealls. 

App Store Banner (cta-article-apply-job-1).jpg

Selain itu, pertimbangkan untuk melakukan mentoring dengan career mentor profesional untuk membahas rencana karier dan pendidikanmu.

Dealls - Banner (cta-article-mentoring-1).jpg

Jangan lupa memanfaatkan CV ATS Checker untuk memastikan CV kamu sesuai dengan posisi yang kamu lamar. Kamu juga bisa melakukan tes kepribadian secara gratis untuk membantu menentukan perjalanan karirmu.

Dealls - Banner (cta-article-cv-reviewer-1).jpg

Tunggu apalagi? Yuk, raih karier impianmu bersama Dealls! Download aplikasinya melalui Play Store atau App Store sekarang juga!

Sumber:

Burnout: Symptoms, Treatment, and Coping Strategy Tips

15 Signs of Burnout | Psychology Today

Tips Pengembangan Karir
Bagikan

Lamar ke Lowongan Kerja Terbaru Setiap Harinya