Pengangguran Struktural: Penyebab, Contoh, dan Cara Mengatasi

Pengangguran struktural terjadi ketika keterampilan pekerja tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Cari tahu penyebab dan contohnya di sini!

Dealls
Ditulis oleh
Dealls February 06, 2025

Pengangguran struktural adalah salah satu jenis pengangguran yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki pencari kerja dengan kebutuhan industri atau pasar kerja. 

Fenomena ini seringkali menjadi masalah jangka panjang karena berkaitan dengan perubahan struktural dalam ekonomi atau perkembangan teknologi.

Dalam artikel ini, Dealls mengupas lebih dalam tentang pengangguran struktural, faktor penyebabnya, dampaknya, serta cara untuk mengatasinya. Yuk, simak!

Apa Itu Pengangguran Struktural?

pengangguran struktural

Pengangguran struktural terjadi ketika keterampilan tenaga kerja tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Ketidaksesuaian ini sering disebabkan oleh perubahan besar dalam struktur ekonomi, seperti kemajuan teknologi, globalisasi, atau pergeseran sektor industri.

Kondisi ini membuat banyak tenaga kerja kesulitan mendapatkan pekerjaan meskipun sebenarnya ada banyak posisi yang tersedia.

Dilansir dari Coursera, pengangguran struktural berbeda dengan jenis pengangguran lainnya. Masalahnya bukan karena kurangnya lowongan kerja, melainkan karena tenaga kerja tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan. 

Contohnya, kemajuan teknologi dapat menggantikan peran manusia dengan mesin, sementara globalisasi membuat pekerjaan tertentu berpindah ke negara lain yang menawarkan biaya tenaga kerja lebih rendah.

Selain itu, kebijakan pemerintah juga dapat memengaruhi ketidakseimbangan ini. Proses untuk mengimbangi kebutuhan keterampilan baru ini sering kali memakan waktu bertahun-tahun. Akibatnya, pengangguran struktural menjadi tantangan jangka panjang yang bisa berlangsung selama beberapa dekade jika tidak ditangani dengan tepat.

Perbedaan Pengangguran Struktural, Siklis, dan Friksional

Ada tiga jenis pengangguran yang sering terjadi di masyarakat: pengangguran struktural, siklis, dan friksional. Masing-masing punya penyebab yang berbeda. Yuk, simak penjelasan singkat berikut!

Jenis Pengangguran

Penyebab

Durasi

Contoh

Pengangguran StrukturalTerjadi karena ketidaksesuaian keterampilan antara tenaga kerja dan pasar kerja yang berkembang.Jangka panjang, bisa bertahun-tahun atau lebih.Pekerja di industri manufaktur yang kehilangan pekerjaan karena teknologi baru menggantikan pekerja.
Pengangguran SiklisDisebabkan oleh fluktuasi ekonomi, seperti resesi atau penurunan ekonomi.Sementara, tergantung siklus ekonomi.Pekerja yang kehilangan pekerjaan saat resesi atau penurunan permintaan produk.
Pengangguran FriksionalTerjadi saat pekerja berpindah antara pekerjaan atau baru saja masuk ke pasar kerja.Singkat, biasanya hanya beberapa minggu atau bulan.Pekerja yang baru lulus kuliah atau sedang mencari pekerjaan baru setelah keluar dari pekerjaan sebelumnya.

1. Pengangguran Struktural

Sebagaimana yang dijelaskan di atas, pengangguran struktural terjadi karena adanya perubahan besar dalam perekonomian, seperti perubahan teknologi atau pergeseran kebutuhan pasar. 

Ini menyebabkan keterampilan yang dimiliki pekerja tidak lagi sesuai dengan pekerjaan yang ada.

Misalnya, pekerja pabrik yang digantikan mesin atau pekerja di industri lama yang kesulitan beradaptasi dengan industri baru seperti teknologi.

2. Pengangguran Siklis

Pengangguran siklis terjadi karena fluktuasi dalam ekonomi. Saat ekonomi sedang lesu atau resesi, banyak perusahaan yang mengurangi jumlah pekerja mereka karena permintaan barang dan jasa menurun. 

Contohnya adalah banyak orang yang kehilangan pekerjaan saat resesi atau saat pandemi, tetapi begitu ekonomi membaik, banyak yang kembali mendapat pekerjaan.

3. Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional adalah jenis pengangguran yang terjadi ketika seseorang sedang mencari pekerjaan baru, misalnya setelah berhenti kerja atau baru lulus.

Pengangguran ini biasanya sementara karena pekerja sedang dalam proses mencari pekerjaan atau menunggu pekerjaan baru.

Misalnya, seseorang yang baru lulus kuliah dan sedang mencari pekerjaan pertama mereka, atau seseorang yang pindah kerja dan sedang menunggu mulai di tempat yang baru.

Baca Juga: Jenis-Jenis Pengangguran, Mana yang Paling Umum? 

Penyebab Pengangguran Struktural

Pengangguran struktural adalah jenis pengangguran yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara keterampilan tenaga kerja yang tersedia dengan kebutuhan dunia kerja. Berikut adalah penjelasan detail mengenai penyebab utama pengangguran struktural dilansir dari Coursera dan Corporate Finance Institute. 

1. Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi sering menggantikan pekerjaan manusia dengan mesin atau sistem otomatis. Contohnya, dalam industri manufaktur, banyak perusahaan yang menggunakan robot atau mesin otomatis untuk menggantikan tenaga kerja manusia. 

Perubahan ini membuat pekerja yang sebelumnya melakukan tugas manual menjadi tidak relevan kecuali mereka mendapatkan pelatihan untuk mengoperasikan teknologi baru tersebut.

Ini menunjukkan betapa pentingnya pembelajaran dan pengembangan keterampilan baru di era digital.

2. Relokasi Perusahaan

Relokasi perusahaan terjadi ketika sebuah perusahaan memindahkan operasionalnya ke daerah atau negara lain yang memiliki biaya tenaga kerja lebih murah. Hal ini biasanya dilakukan untuk mengurangi biaya produksi. 

Namun, di sisi lain, langkah ini sama sama dengan memutus hubungan sepihak (PHK) dengan banyak pekerja di lokasi asal sehingga dari sinilah muncul pengangguran. 

Pekerja yang terkena dampak ini mungkin perlu pindah ke daerah lain atau beralih ke bidang pekerjaan baru, yang tentunya membutuhkan waktu dan pelatihan.

3. Perubahan Ekonomi

Pergantian tren dalam ekonomi dapat memengaruhi tingkat permintaan tenaga kerja di sektor tertentu. Misalnya, pergeseran dari penggunaan energi fosil ke energi terbarukan memengaruhi sektor industri minyak dan gas. 

Pekerja di sektor ini mungkin kehilangan pekerjaan jika mereka tidak dapat beradaptasi dengan kebutuhan industri baru. Pergeseran ini menunjukkan pentingnya fleksibilitas dan kesiapan tenaga kerja dalam menghadapi perubahan pasar.

4. Kurangnya Pendidikan dan Pelatihan

Ketersediaan pendidikan dan pelatihan yang memadai sangat penting untuk memastikan tenaga kerja memiliki keterampilan yang relevan dengan industri. 

Jika tenaga kerja tidak memiliki akses ke pelatihan untuk meningkatkan keterampilan atau mempelajari teknologi terbaru, mereka akan kesulitan bersaing di pasar kerja. 

Kurangnya pelatihan internal dari perusahaan juga dapat memperparah situasi, karena skill yang dimiliki karyawan menjadi usang seiring berjalannya waktu.

5. Globalisasi

Globalisasi memungkinkan perusahaan untuk memindahkan operasi mereka ke negara lain, terutama ke negara-negara berkembang dengan tenaga kerja yang lebih murah. 

Hal ini menciptakan peluang kerja di negara tujuan, tetapi di sisi lain, mengurangi lapangan kerja di negara asal. 

Akibatnya, pekerja yang sebelumnya bergantung pada sektor tersebut harus menghadapi pengangguran atau mencari peluang di bidang lain.

6. Perubahan Permintaan Konsumen

Seiring waktu, preferensi konsumen dapat berubah, memengaruhi permintaan terhadap produk atau jasa tertentu. 

Misalnya, munculnya e-commerce telah mengurangi kebutuhan terhadap toko fisik, yang berdampak pada pekerjaan di sektor ritel. 

Pergeseran ini menuntut pekerja untuk menyesuaikan keterampilan mereka agar relevan dengan permintaan pasar yang baru.

7. Faktor Geografis

Terkadang, pekerjaan tersedia di satu lokasi, tetapi tenaga kerja yang memenuhi syarat berada di tempat lain. 

Masalah ini bisa disebabkan oleh kurangnya mobilitas geografis, seperti biaya pindah yang tinggi atau kendala sosial dan budaya. 

Ketidakseimbangan ini menciptakan pengangguran struktural di wilayah tertentu meskipun ada peluang kerja di tempat lain.

Dampak Pengangguran Struktural

pengangguran struktural

Pengangguran struktural tidak hanya memengaruhi individu yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga memberikan dampak yang luas bagi masyarakat dan perekonomian. Berikut adalah beberapa dampak utama dari pengangguran struktural.

1. Penurunan Pendapatan Individu

Ketika seseorang kehilangan pekerjaan akibat pengangguran struktural, pendapatan mereka otomatis berhenti. 

Hal ini berdampak pada kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder, seperti makanan, tempat tinggal, dan pendidikan. 

Kehilangan pendapatan ini juga dapat mengakibatkan stres finansial yang berkepanjangan.

2. Meningkatnya Ketimpangan Sosial dan Ekonomi

Pengangguran struktural sering kali memperburuk kesenjangan antara kelompok masyarakat yang memiliki akses terhadap pendidikan dan pelatihan, dengan mereka yang tidak.

Ketimpangan (gap) ini menciptakan polarisasi di masyarakat, di mana kelompok tertentu mendapatkan banyak keuntungan dari kemajuan teknologi, sementara kelompok lainnya tertinggal.

3. Penurunan Produktivitas Nasional

Ketika sebagian besar tenaga kerja tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar kerja, hal ini berdampak pada produktivitas nasional. 

Pekerjaan yang tidak terisi menyebabkan perusahaan kehilangan peluang untuk berkembang, sehingga pertumbuhan ekonomi melambat.

4. Beban Sosial dan Ekonomi Bagi Pemerintah

Pengangguran struktural meningkatkan beban bagi pemerintah, seperti anggaran yang mesti dikeluarkan untuk melaksanakan pelatihan kompetensi bagi para tenaga kerja ini. 

Selain itu, masyarakat yang menganggur cenderung lebih bergantung pada layanan sosial, seperti kesehatan dan bantuan pangan, yang meningkatkan pengeluaran negara.

5. Meningkatnya Angka Kemiskinan

Orang yang mengalami pengangguran struktural berisiko lebih tinggi jatuh ke dalam kemiskinan. 

Mereka yang tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja sering kali kesulitan mendapatkan pekerjaan baru, yang membuat kondisi ekonomi mereka semakin terpuruk.

6. Dampak Psikologis

Pengangguran struktural juga memberikan dampak psikologis yang signifikan. Orang yang kehilangan pekerjaan sering mengalami stres, rendah diri, dan kehilangan rasa tujuan hidup.

Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan.

Baca Juga: 20 Cara Mengatasi Stress Kerja, Ciri-Ciri, dan Dampaknya

7. Migrasi Tenaga Kerja

Ketidaksesuaian antara kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan keterampilan dapat mendorong migrasi tenaga kerja ke wilayah lain atau bahkan ke luar negeri. 

Migrasi ini dapat menyebabkan kekosongan tenaga kerja di daerah asal dan masalah kepadatan di wilayah tujuan.

8. Pergeseran Struktur Industri

Pengangguran struktural menunjukkan bahwa industri tradisional sedang mengalami perubahan signifikan, baik karena teknologi baru maupun globalisasi. 

Hal ini menyebabkan pergeseran besar dalam struktur ekonomi, di mana sektor-sektor tertentu tumbuh pesat sementara sektor lainnya menurun.

9. Krisis Kepercayaan pada Pemerintah dan Sistem Ekonomi

Jika pengangguran struktural berlangsung lama, masyarakat dapat kehilangan kepercayaan pada pemerintah dan sistem ekonomi. 

Ketidakpuasan ini sering memicu gejolak sosial, seperti protes dan konflik antara kelompok masyarakat.

10. Penurunan Kualitas Hidup

Dalam jangka panjang, pengangguran struktural dapat menurunkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. 

Ketidakstabilan ekonomi yang disebabkan oleh pengangguran ini berdampak pada akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan peluang untuk berkembang.

Contoh Pengangguran Struktural

Pengangguran struktural terjadi ketika keterampilan yang dimiliki pekerja tidak cocok dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang. Berikut ini beberapa contoh kasus pengangguran struktural yang sering kita temui di sekitar kita.

1. Industri Manufaktur yang Pindah ke Luar Negeri 

Dilansir dari Capital One, industri manufaktur adalah salah satu sektor yang sering dikaitkan dengan pengangguran struktural. 

Dalam beberapa dekade terakhir, banyak perusahaan manufaktur pindah ke negara lain dengan biaya tenaga kerja yang lebih rendah. 

Beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan manufaktur di negara maju yang memindahkan pabrik-pabriknya ke negara dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah. 

Hal ini menyebabkan pekerja di sektor manufaktur kehilangan pekerjaan, terutama karena keterampilan mereka hanya relevan di industri manufaktur yang sudah berkurang di negara mereka.

2. Perubahan dari Produk Fisik ke Digital 

Seiring perkembangan teknologi, media cetak seperti surat kabar dan majalah semakin ditinggalkan oleh pembaca. 

Banyak pekerja di bidang percetakan dan jurnalistik yang terpengaruh karena keterampilan mereka tidak lagi sesuai dengan kebutuhan industri media digital.

Pekerja di perusahaan percetakan surat kabar yang terpaksa kehilangan pekerjaan karena pembaca lebih memilih membaca berita secara online.

3. UMKM Lokal yang Kesulitan Bersaing dengan Harga Global 

UMKM di beberapa negara, seringkali kesulitan bersaing dengan produk impor yang lebih murah. 

Banyak UMKM lokal yang akhirnya kehilangan pekerjaan atau pendapatan karena harga jual produk mereka tidak bisa bersaing dengan harga produk luar negeri.

4. Kasir yang Digantikan oleh Teknologi 

Di banyak supermarket dan toko ritel, penggunaan sistem self-checkout semakin populer karena dapat mengurangi biaya operasional. Dengan adanya teknologi ini, pekerjaan kasir yang sebelumnya penting, kini menjadi berkurang.

Pekerja yang hanya memiliki keterampilan menjadi kasir kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi tersebut.

Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

Mengatasi pengangguran struktural memerlukan pendekatan yang lebih luas karena masalah ini berkaitan dengan kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki pekerja dan kebutuhan pasar kerja. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak pengangguran struktural.

1. Pelatihan Keterampilan

Salah satu solusi utama untuk mengatasi pengangguran struktural adalah dengan memberikan pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar. 

Program pelatihan atau pendidikan lanjutan dapat membantu pekerja beralih ke industri yang lebih berkembang. 

Misalnya, pelatihan di bidang teknologi, seperti pemrograman komputer, desain grafis, atau pengoperasian mesin otomatis, bisa membantu mereka mendapatkan pekerjaan di sektor yang membutuhkan keterampilan baru.

2. Peningkatan Akses ke Pendidikan

Untuk mencegah pengangguran struktural di masa depan, akses ke pendidikan yang lebih baik perlu ditingkatkan, terutama di daerah-daerah yang kurang berkembang. 

Pemerintah dan sektor swasta bisa berkolaborasi untuk menyediakan beasiswa, kursus keterampilan, atau program pelatihan yang dapat membantu masyarakat memperluas pengetahuan dan keterampilan mereka.

Dengan demikian, mereka lebih siap menghadapi perubahan kebutuhan pasar kerja.

3. Pemanfaatan Teknologi

Teknologi dapat digunakan untuk membantu pekerja yang terdampak oleh pengangguran struktural untuk beralih ke pekerjaan yang lebih relevan. 

Misalnya, penyediaan platform online yang menawarkan kursus keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar.

4. Dukungan Pemerintah dan Kebijakan

Pemerintah memainkan peran penting dalam mengatasi pengangguran struktural melalui kebijakan ekonomi yang mendukung pertumbuhan sektor-sektor baru yang membutuhkan banyak tenaga kerja. 

Selain itu, kebijakan insentif untuk perusahaan yang berinvestasi dalam pelatihan pekerja atau yang menciptakan peluang pekerjaan di sektor-sektor baru juga bisa membantu mengurangi pengangguran struktural.

5. Diversifikasi Industri

Diversifikasi sektor industri di daerah tertentu juga dapat mengurangi ketergantungan pada satu sektor saja yang mungkin sedang mengalami penurunan. 

Misalnya, daerah yang dulunya bergantung pada industri manufaktur bisa mengembangkan sektor pariwisata, teknologi, atau pendidikan untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.

6. Mobilitas Pekerja

Salah satu cara untuk mengatasi pengangguran struktural adalah dengan meningkatkan mobilitas pekerja, baik secara geografis maupun antar-industri. 

Pekerja yang terdampak pengangguran struktural bisa diberikan bantuan untuk relokasi ke daerah yang memiliki lebih banyak peluang kerja atau diberikan fasilitas untuk pelatihan dan sertifikasi agar bisa beralih ke sektor yang berbeda.

7. Keterlibatan Sektor Swasta

Sektor swasta dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk mendesain program magang, pelatihan keterampilan, atau kolaborasi lainnya yang dapat mempersiapkan pekerja untuk beradaptasi dengan kebutuhan pasar kerja yang berubah. 

Perusahaan-perusahaan besar bisa memberikan kesempatan untuk pelatihan langsung yang dapat mengurangi kesenjangan keterampilan.

8. Kreativitas dalam Menciptakan Lapangan Pekerjaan

Selain mengandalkan sektor industri tradisional, penting untuk menciptakan peluang pekerjaan baru di sektor yang sedang berkembang, seperti ekonomi digital, energi terbarukan, dan ekonomi hijau. 

Dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru yang sesuai dengan tren pasar, pengangguran struktural dapat berkurang secara signifikan.

Demikian penjelasan mengenai pengangguran struktural, mulai dari penyebab, dampak, hingga cara mengatasinya. 

call to action apply job di Dealls

Jika kamu ingin mengembangkan skill dan menyiapkan diri untuk berkarier di berbagai bidang, Dealls menyediakan lebih dari 2.000 lowongan kerja terbaru dari perusahaan ternama di Indonesia. 

Sebelum melamar, pastikan CV-mu sudah optimal dengan menggunakan AI CV Reviewer, CV ATS Checker.

Masih bingung dalam merencanakan langkah karier? Tenang! Kamu bisa mendapatkan arahan dari career mentor profesional melalui program mentoring gratis di Dealls.

Jangan lewatkan kesempatan untuk memulai karier impianmu dengan langkah terbaik bersama Dealls!

Sumber:

What Is Structural Unemployment and What Causes It? | Coursera

Structural Unemployment - Definition, Causes, How It Works

What Is Structural Unemployment? | Capital One

Tips Pengembangan Karir
Bagikan

Lamar ke Lowongan Kerja Terbaru Setiap Harinya