Tahukah kamu kalau pengangguran itu lebih kompleks dari sekadar “tidak punya pekerjaan”? Faktanya, ada berbagai jenis pengangguran yang sering terjadi, masing-masing dengan penyebab yang berbeda. Fenomena ini sering kali menjadi tantangan besar, terutama bagi mereka yang sedang mencari pekerjaan atau switch career.
Jika kamu merasa sulit mendapatkan pekerjaan meskipun lowongan kerja terlihat banyak, bisa jadi ini ada hubungannya dengan jenis pengangguran yang sedang kamu alami. Dalam artikel ini, kita akan membahas jenis-jenis pengangguran yang umum terjadi dan cara mengatasinya. Siapa tahu, pembahasan ini bisa membantu kamu lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja!
Apa Itu Pengangguran?
Menurut Australian Bureau of Statistics, pengangguran didefinisikan sebagai orang-orang usia kerja yang tidak memiliki pekerjaan, aktif mencari pekerjaan dalam periode waktu tertentu, dan siap untuk mulai bekerja jika ada kesempatan. Dengan kata lain, pengangguran bukan hanya tentang “tidak bekerja” tapi juga tentang upaya mencari peluang yang belum terealisasikan.
Jenis-Jenis Pengangguran yang Perlu Kamu Tahu
Dilansir dari Investopedia, ada beberapa jenis pengangguran yang biasa terjadi. Yuk, kita bahas satu per satu!
1. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)
Pernah dengar orang yang baru resign karena ingin mencari pekerjaan yang lebih baik? Nah, itulah yang disebut pengangguran friksional. Jenis pengangguran ini terjadi ketika seseorang sedang dalam masa transisi antara pekerjaan lama dan pekerjaan baru. Biasanya, ini dialami oleh fresh graduate, pekerja yang switch career, atau bahkan orang yang mengambil waktu istirahat sejenak sebelum kembali bekerja.
Baca Juga: 11 Cara Sukses Fresh Graduate untuk Mendapatkan Pekerjaan
Meskipun terlihat “normal,” pengangguran friksional juga bisa jadi tantangan, apalagi jika durasinya terlalu lama. Kabar baiknya, jenis pengangguran ini cenderung bersifat sementara, terutama jika kamu aktif mencari peluang baru dan mempersiapkan diri dengan keterampilan yang sesuai kebutuhan pasar.
2. Pengangguran Siklis (Cyclical Unemployment)
Pernah dengar istilah “krisis ekonomi”? Inilah salah satu penyebab utama pengangguran siklis. Jenis pengangguran ini muncul saat kondisi ekonomi sedang menurun, sehingga perusahaan mengurangi jumlah pekerja untuk memangkas biaya.
Misalnya, saat pandemi COVID-19, banyak bisnis yang terpaksa menutup operasionalnya karena penurunan pendapatan. Akibatnya, banyak karyawan kehilangan pekerjaan. Sayangnya, pengangguran siklis bisa sangat memengaruhi banyak orang sekaligus, sehingga butuh waktu lebih lama untuk pulih.
3. Pengangguran Struktural (Structural Unemployment)
Di era digital, teknologi berkembang pesat, dan ini memengaruhi dunia kerja. Pengangguran struktural terjadi ketika keterampilan pekerja tidak lagi relevan dengan kebutuhan industri. Misalnya, pekerja di bidang manufaktur yang digantikan oleh mesin otomatis.
Kondisi ini sering kali membutuhkan solusi jangka panjang, seperti pelatihan ulang (reskilling) atau pengembangan keterampilan baru (upskilling). Jadi, sangat penting untuk kamu terus belajar hal baru agar bisa tetap kompetitif di dunia kerja yang terus berubah.
4. Pengangguran Institusional (Institutional Unemployment)
Pengangguran institusional terjadi karena faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah, regulasi ketenagakerjaan, atau budaya perusahaan yang kaku. Misalnya, aturan upah minimum yang terlalu tinggi bisa membuat perusahaan kecil kesulitan merekrut pekerja baru.
Jenis pengangguran ini sering kali berada di luar kendali pekerja, sehingga solusinya membutuhkan sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. Namun, sebagai individu, kamu tetap bisa mempersiapkan diri dengan meningkatkan kualifikasi dan fleksibilitas untuk menghadapi tantangan ini.
Baca Juga: Kenapa Cari Kerja Susah? Ini 5 Alasannya dan Tips Menghadapinya!
Cara Mengurangi Risiko Pengangguran
Menghadapi risiko pengangguran memang bisa terasa menakutkan, tetapi dengan langkah-langkah yang tepat, kamu bisa mempersiapkan diri agar tetap relevan di dunia kerja. Berikut beberapa strategi yang bisa kamu terapkan untuk mengurangi risiko pengangguran:
1. Tingkatkan Keterampilan yang Dibutuhkan Pasar
Keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri adalah kunci untuk tetap kompetitif. Pelajari kemampuan yang sedang tren, seperti digital marketing, coding, atau data analytics, melalui kursus online. Selain hard skills, soft skills seperti komunikasi dan leadership juga penting untuk mendukung kariermu.
2. Manfaatkan Koneksi Profesional
Jaringan atau koneksi adalah pintu menuju peluang kerja yang lebih luas. Bangun relasi melalui platform seperti LinkedIn, komunitas profesional, atau acara networking. Hubungan yang baik dengan rekan kerja atau atasan sebelumnya juga bisa membantu membuka peluang karier.
3. Perbarui CV dan Portofolio Secara Berkala
Pastikan CV dan portofoliomu mencerminkan pengalaman dan pencapaian terbaru. Gunakan tools seperti ATS checker untuk memastikan CV-mu sesuai dengan sistem rekrutmen. Portofolio yang menarik, seperti hasil project atau desain, bisa menjadi nilai tambah di mata recruiter.
4. Cari Mentor untuk Panduan Karier
Mentor karier dapat memberikan insight dan strategi yang membantu kamu mengembangkan karier. Dengan bimbingan dari career mentor, kamu bisa belajar cara menghadapi tantangan di dunia kerja dan membuat keputusan yang lebih baik untuk masa depanmu.
5. Ikuti Program Pelatihan atau Magang untuk Pengalaman Baru
Program pelatihan atau magang bisa menjadi langkah awal untuk membangun pengalaman kerja. Selain menambah keterampilan, hal ini juga memberikanmu kesempatan untuk memperluas jaringan dan meningkatkan peluang karier di masa depan.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kamu bisa meminimalkan risiko pengangguran dan membuka lebih banyak peluang kerja. Yuk, temukan lowongan kerja terbaru yang sesuai dengan minatmu di Dealls dan mulai perjalanan kariermu sekarang!
Sumber: