Apakah kamu sedang meniti karir atau baru mulai memasuki dunia kerja? Istilah seperti KPI (Key Performance Indicator) dan OKR (Objectives and Key Results) mungkin sudah sering kamu dengar, terutama dalam konteks evaluasi kinerja atau penentuan target kerja.
Namun, masih banyak yang belum benar benar memahami perbedaan mendasar antara keduanya—dan kapan sebaiknya digunakan.
Artikel ini akan membantumu memahami konsep KPI dan OKR secara jelas, disertai perbandingan keduanya dalam bentuk tabel agar lebih mudah dipahami.
Selain itu, kamu juga akan menemukan contoh nyata penerapan KPI dan OKR untuk posisi kerja umum yang mungkin relevan dengan karir mu.
Ingin tahu lebih lanjut? Yuk, kita bahas!
Pengertian KPI dan OKR
Sebelum mengenal lebih dalam terkait perbedaan dari masing-masing istilah ini, perlu dipahami terlebih dahulu pengertian keduanya. Simak poin berikut ini, ya.
Apa itu KPI

Menurut Oxford Learner’s Dictionaries, KPI merupakan singkatan dari Key Performance Indicator, yaitu alat ukur utama yang digunakan untuk menilai sejauh mana seseorang atau organisasi berhasil mencapai target yang telah ditetapkan.
Namun, KPI bukan sekadar angka atau metrik biasa. Ia dirancang untuk memberikan fokus, arah, dan tolok ukur konkret terhadap hasil kerja. Misalnya, bagi seorang sales, KPI-nya bisa berupa jumlah penjualan bulanan; sementara bagi tim layanan pelanggan, KPI bisa mencakup tingkat kepuasan pelanggan atau kecepatan respon terhadap keluhan.
Jika menilik dari sejarahnya, konsep pengukuran kinerja sebenarnya sudah ada sejak lama. Melansir dari Chief of Staff Network, gagasan awal tentang pengukuran kinerja bermula di era manajemen ilmiah pada awal abad ke-20, saat Frederick Taylor memperkenalkan prinsip efisiensi dalam pekerjaan.
Seiring perkembangan dunia industri, terutama pada tahun 1950-an hingga 1980-an, banyak organisasi mulai menerapkan sistem pengukuran kinerja yang lebih terstruktur, termasuk KPI. Dalam konteks bisnis dan organisasi, KPI digunakan untuk mengevaluasi efektivitas kinerja berdasarkan tujuan spesifik.
Lebih lanjut, penggunaan KPI secara modern mulai populer ketika organisasi global, seperti IBM dan General Electric mulai merancang metrik terukur untuk menilai efektivitas karyawan dan proses bisnis. Sejak saat itu, KPI menjadi bagian penting dari strategi manajemen kinerja, baik di sektor swasta maupun publik.
Jadi, secara sederhana, KPI adalah alat ukur yang digunakan untuk menilai apakah pekerjaan seseorang atau kinerja suatu tim/organisasi berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
KPI membantu kamu dan perusahaan untuk tetap fokus, terarah, dan tahu apa yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Dengan KPI yang jelas, proses evaluasi kinerja jadi lebih objektif, terukur, dan berdampak nyata terhadap perkembangan karier maupun organisasi.
Apa itu OKR

Berikutnya, yaitu OKR (Objectives and Key Results). Secara singkat, OKR adalah sistem penetapan tujuan yang membantu kamu atau tim bekerja secara fokus dan terarah, sambil memantau hasil yang benar-benar penting dan dapat diukur.
Mengutip Forbes Advisor, OKR merupakan kerangka kerja (framework) manajemen yang digunakan untuk membantu individu, tim, maupun organisasi dalam menetapkan tujuan yang ambisius dan mengukur pencapaiannya secara terstruktur.
Strukturnya terdiri dari dua elemen utama, yaitu:
- Objective: Tujuan utama yang ingin dicapai—biasanya bersifat inspiratif, jelas, dan terarah.
- Key Results: Serangkaian hasil utama yang bisa diukur dan menunjukkan seberapa dekat kamu dengan mencapai objective tersebut. Kamu bisa menerapkan metode SMART untuk menyusun key results agar lebih detail.
Contohnya:
- Objective: Meningkatkan visibilitas merek di media sosial.
- Key Results:
- Meningkatkan jumlah pengikut Instagram sebesar 25% dalam 3 bulan.
- Meningkatkan engagement rate menjadi 5%.
- Mempublikasikan minimal 4 konten viral setiap bulan.
OKR bukan sekadar daftar tugas, melainkan panduan strategis yang membantu tim fokus pada hasil, bukan hanya aktivitas.
Jika kita menarik ke belakang, berdasarkan informasi dari What Matters, konsep OKR pertama kali dikenalkan oleh Andy Grove di perusahaan teknologi Intel pada tahun 1970-an. Grove merancang kerangka ini sebagai pengembangan dari pendekatan sebelumnya yang dikenal dengan “Management by Objectives” (MBO), sebuah metode yang pertama kali diperkenalkan oleh Peter Drucker, tokoh penting dalam dunia manajemen modern.
Meski telah digunakan sebelumnya, OKR mulai mendapatkan perhatian luas ketika John Doerr—mantan eksekutif Intel—memperkenalkannya kepada Google pada akhir tahun 1990-an. Sejak momen tersebut, sejumlah perusahaan teknologi terkemuka seperti Google, LinkedIn, dan Spotify mulai mengadopsi metode ini sebagai bagian dari sistem manajemen kinerja dan strategi perusahaan mereka.
Nah, sekarang sudah paham, ya pengertian dari masing-masing istilah ini. Berikutnya, agar lebih jelas dan mudah dimengerti, Dealls akan menyajikan perbedaan KPI dan OKR dalam bentuk tabel.
Perbedaan Utama KPI vs OKR
Aspek | KPI (Key Performance Indicator) | OKR (Objectives and Key Results) |
Tujuan Utama | Mengukur kinerja terhadap target yang telah ditentukan | Menetapkan tujuan ambisius dan hasil kunci untuk mencapainya |
Sifat Tujuan | Spesifik, terukur, dan biasanya realistis | Ambisius, inspiratif, dan sering kali bersifat menantang |
Struktur | Biasanya berupa metrik kuantitatif | Terdiri dari 1 Objective dan 2–5 Key Results yang terukur |
Pendekatan | Fokus pada hasil aktual dari aktivitas rutin | Fokus pada pencapaian strategis dan transformasional |
Rentang Waktu | Bisa harian, mingguan, bulanan, atau tahunan | Umumnya kuartalan atau per siklus proyek |
Fleksibilitas | Lebih statis dan jarang berubah | Lebih dinamis dan dapat disesuaikan di setiap periode evaluasi |
Cocok untuk | Operasional dan pengawasan kinerja rutin | Strategi jangka pendek–menengah yang butuh dorongan dan fokus tinggi |
Contoh | "Capai 100 transaksi penjualan per bulan" | Objective: "Tingkatkan pertumbuhan penjualan Q2" KR: "Tambahkan 3 channel distribusi baru" |
Sifat Penilaian | Evaluatif (kinerja berhasil/gagal dicapai) | Eksploratif (didorong untuk mencapai hasil maksimal, meski tidak selalu tercapai 100%) |
Baca Juga: 7 Contoh KPI Karyawan + Fungsi & Jenisnya
Kapan Perusahaan Menggunakan KPI atau OKR
Tidak semua perusahaan menggunakan KPI dan OKR secara bersamaan karena keduanya memiliki peran dan fungsi yang berbeda. Pemilihan metode ini tergantung pada tujuan, budaya kerja, dan jenis organisasi itu sendiri.
Perusahaan umumnya memilih menggunakan KPI ketika mereka ingin memantau kinerja operasional secara konsisten dan terukur. KPI sangat efektif digunakan dalam situasi ketika ada target tetap yang harus dicapai dalam jangka pendek hingga menengah, seperti jumlah penjualan, tingkat kepuasan pelanggan, atau trafik website.
Fokus utama KPI adalah pada hasil akhir, bukan pada proses menuju tujuan tersebut. Oleh sebab itu, KPI seringkali digunakan dalam lingkungan kerja dengan struktur top-down, yaitu indikator kinerja ditetapkan oleh manajemen dan menjadi acuan evaluasi bagi karyawan atau tim.
Sementara itu, OKR lebih cocok digunakan ketika perusahaan ingin mendorong inovasi dan pertumbuhan strategis. OKR memungkinkan tim untuk menetapkan tujuan ambisius yang mungkin tidak selalu tercapai 100%, tetapi tetap memberikan arah yang jelas dan mendorong pencapaian maksimal.
Sistem ini sangat mendukung kolaborasi lintas tim karena tujuannya bersifat transparan dan terbuka sehingga semua orang tahu siapa mengerjakan apa. OKR juga ideal diterapkan di organisasi yang memiliki kultur kerja fleksibel dan agile, seperti startup atau tim yang tengah dalam fase pertumbuhan cepat dan dinamis.
Contoh KPI dan OKR untuk Posisi Umum
Berikut ini penjelasan lengkap contoh KPI dan OKR untuk posisi umum yang bisa kamu jadikan referensi.
1. Digital Marketing Specialist
KPI:
- Meningkatkan traffic website sebesar 15% per bulan
- Menurunkan bounce rate di bawah 40%
- Conversion rate iklan minimal 3%
OKR:
Objective: Meningkatkan visibilitas dan efektivitas digital marketing di Q2
- KR 1: Tambah 25% pengikut Instagram secara organik
- KR 2: Raih 10.000 klik organik dari blog
- KR 3: Capai 6% engagement rate di semua media sosial
2. Customer Service Representative
KPI:
- Menyelesaikan 95% tiket dalam satu interaksi
- Respon pertama maksimal 4 jam
- Skor kepuasan pelanggan (CSAT) minimal 4,5/5
OKR:
Objective: Meningkatkan kualitas layanan pelanggan
- KR 1: Menurunkan average response time jadi 2 jam
- KR 2: Naikkan Net Promoter Score (NPS) sebesar 10 poin
- KR 3: Lakukan pelatihan empati untuk seluruh tim CS
3. Sales Executive
KPI:
- Minimal 20 penutupan penjualan per bulan
- Target omzet bulanan Rp150 juta
- Konsisten lapor aktivitas penjualan mingguan
OKR:
Objective: Tingkatkan performa penjualan di Q2
- KR 1: Konversi 30% prospek jadi pelanggan
- KR 2: Tambah 3 klien baru dari sektor prioritas
- KR 3: Kurangi siklus penjualan jadi 15 hari
4. Content Writer / Copywriter
KPI:
- Menulis minimal 8 artikel SEO per bulan
- Rata-rata waktu baca per artikel >3 menit
- Jumlah revisi per artikel maksimal 2 kali
OKR:
Objective: Tingkatkan kualitas dan jangkauan konten blog
- KR 1: Raih 20.000 views organik bulanan dari konten
- KR 2: Buat 3 artikel yang masuk halaman pertama Google
- KR 3: Kolaborasi dengan 2 influencer untuk konten eksternal
5. Human Resources (HR) Officer
KPI:
- Tingkat retensi karyawan minimal 90%
- Waktu rata-rata rekrutmen di bawah 30 hari
- Menyelesaikan 100% training wajib karyawan baru dalam bulan pertama
OKR:
Objective: Optimalkan proses rekrutmen dan retensi karyawan
- KR 1: Buat sistem onboarding digital dalam Q2
- KR 2: Kurangi turnover karyawan baru (probation) hingga <5%
- KR 3: Terapkan survei kepuasan karyawan setiap bulan
Contoh-contoh ini bisa kamu pakai sebagai referensi nyata untuk bikin CV lebih berbobot, menyiapkan bahan diskusi dengan atasan, atau bahkan menyusun strategi kerja pribadi.
Baca Juga: 5 Perbedaan Utama Strategi Inbound dan Outbound Marketing!
Baik KPI, maupun OKR adalah alat bantu yang sangat penting dalam dunia kerja modern. Memahami perbedaannya bukan hanya akan membantumu bekerja lebih efektif, tetapi juga bisa jadi nilai tambah saat kamu melamar kerja atau berdiskusi dengan atasan soal target dan performa.
Sekarang, setelah kamu tahu cara kerja KPI dan OKR, saatnya mempraktikkannya di dunia nyata. Entah kamu sedang membangun karir, mencari kerja pertama, atau ingin naik level, pemahaman soal ini bisa jadi bekal emasmu.
Kunjungi Dealls dan temukan 2500+ lowongan kerja berkualitas dari startup dan perusahaan besar di Indonesia, lengkap dengan informasi gaji, budaya kerja, dan insight karir lainnya.
Siap wujudkan karir impian? Mulai langkahmu sekarang bareng Dealls!
Sumber:
A Brief History of OKRs and KPIs