Risk Management Adalah: Tugas dan Tanggung Jawab Risk Manager

Pelajari apa itu risk management, tugas dan tanggung jawab risk manager, serta skill dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk sukses di bidang ini!

Dealls
Ditulis oleh
Dealls November 25, 2024

Manajemen risiko (risk management) adalah salah satu aspek penting dalam menjalankan sebuah organisasi atau perusahaan. Setiap bisnis pasti menghadapi berbagai jenis risiko, baik itu operasional, keuangan, teknologi, maupun risiko reputasi. 

Oleh karena itu, dibutuhkan seorang profesional yang dapat mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko dengan baik, yaitu risk manager.

Dalam artikel ini, Dealls membahas secara mendalam mengenai apa itu risk management, tugas dan tanggung jawab seorang risk managerskill dan kualifikasi yang dibutuhkan, serta bagaimana peran mereka dalam memastikan kelancaran operasional dan keberlanjutan perusahaan. Jika kamu tertarik mengejar karier di bidang ini, simak terus artikel ini untuk memahami lebih detail!

Apa Itu Risk Management?

risk management adalah​

Risk management atau manajemen risiko adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko yang dapat mempengaruhi suatu organisasi atau perusahaan.

Tujuan utamanya adalah untuk meminimalkan dampak negatif dari risiko dan memaksimalkan peluang yang ada sehingga organisasi dapat beroperasi dengan lebih efisien dan aman.

Secara sederhana, manajemen risiko melibatkan identifikasi ancaman atau peluang yang mungkin terjadi, menganalisis dampaknya, dan merencanakan tindakan untuk mengelola atau mengurangi dampak tersebut. 

Dalam dunia bisnis, risiko bisa datang dari berbagai faktor seperti perubahan pasar, ketidakpastian ekonomi, masalah operasional, atau bahkan bencana alam.

Profesor Robert Simons dari Harvard Business School menjelaskan, “Bersaing di industri manapun memang selalu melibatkan risiko. Namun, perusahaan dengan budaya kerja yang penuh tekanan lebih rentan terhadap risiko tersebut. Sebagai manajer, penting untuk memahami bagaimana risiko itu muncul dan cara menghindarinya.”

Intinya, manajemen risiko bukan hanya soal menghindari risiko, tetapi juga memahami apa yang dapat menyebabkan risiko dan cara mengelolanya untuk memastikan organisasi tetap berjalan lancar meski menghadapi ketidakpastian.

Baca Juga: Tembus 2 Digit! Segini Gaji Business Analyst di Indonesia 

Tujuan Utama Risk Management

Tujuan utama dari risk management adalah untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengurangi dampak risiko yang dapat mengganggu kelancaran operasional suatu organisasi. Dengan manajemen risiko yang baik, organisasi dapat:

1. Melindungi Aset dan Sumber Daya

Manajemen risiko membantu melindungi aset perusahaan, baik itu sumber daya manusia, keuangan, maupun infrastruktur penting lainnya dari ancaman yang bisa merugikan.

2. Mengurangi Ketidakpastian

Manajemen risiko membantu mengurangi ketidakpastian yang bisa menghambat pengambilan keputusan. 

Melalui ini, perusahaan mendapat wawasan yang lebih jelas tentang potensi masalah yang mungkin timbul ke depannya.

3. Meningkatkan Pengambilan Keputusan

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang risiko, manajemen dapat membuat keputusan yang lebih cerdas, berdasarkan data yang lebih akurat dan analisis risiko yang lebih mendalam.

4. Meningkatkan Kepercayaan Stakeholder

Ketika organisasi menunjukkan kemampuan untuk mengelola risiko dengan efektif, hal ini dapat meningkatkan kepercayaan dari berbagai pihak terkait, seperti investor, pelanggan, dan mitra bisnis.

Baca Juga: Apa Itu Stakeholder? Pelajari Jenis dan Contoh Stakeholder

5. Memastikan Kepatuhan Hukum

Manajemen risiko juga bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan mematuhi regulasi yang berlaku, menghindari potensi pelanggaran hukum yang bisa merusak reputasi dan keuangan perusahaan.

6. Meningkatkan Efisiensi Operasional

Dengan mengidentifikasi dan mengurangi risiko, perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya dan meningkatkan efisiensi operasional, serta memastikan kelangsungan usaha jangka panjang.

Baca Juga: 11 Tugas dan Tanggung Jawab Sales Executive dalam Bisnis 

Jenis-Jenis Risk Management

risk management adalah​

Memahami berbagai jenis risiko yang ada sangat penting untuk membantu pemimpin dalam merancang rencana mitigasi risiko yang sesuai dengan industri mereka. Berikut ini adalah beberapa kategori risiko utama yang sering dihadapi oleh perusahaan dilansir dari IMD.

1. Risiko Operasional

Risiko operasional berasal dari proses internal, orang-orang yang terlibat, dan sistem yang digunakan dalam operasional bisnis. 

Ini mencakup kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau proses yang tidak efisien. 

Misalnya, jika ada kesalahan dalam pengolahan data atau kegagalan mesin yang menyebabkan gangguan operasional, itu termasuk dalam kategori risiko operasional.

2. Risiko Keuangan

Risiko keuangan terkait langsung dengan transaksi dan operasi keuangan perusahaan. 

Ini meliputi fluktuasi nilai tukar, perubahan suku bunga, dan masalah likuiditas yang dapat mempengaruhi kestabilan keuangan perusahaan. 

Risiko ini juga bisa timbul akibat ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya atau kerugian yang diakibatkan oleh keputusan investasi yang buruk.

3. Risiko Strategis

Risiko strategis muncul dari keputusan bisnis yang diambil untuk jangka panjang, termasuk strategi yang digunakan oleh perusahaan dan perubahan dalam industri. 

Misalnya, jika perusahaan gagal beradaptasi dengan perubahan pasar atau tren industri, maka strategi yang diterapkan bisa gagal, yang berdampak pada keberlangsungan perusahaan. 

Risiko ini juga dapat timbul jika perusahaan terlalu bergantung pada satu pasar atau produk tertentu.

4. Risiko Kepatuhan (Compliance Risk)

Risiko kepatuhan terjadi karena ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku. 

Hal ini bisa mencakup pelanggaran terhadap peraturan pajak, undang-undang perlindungan data, atau regulasi industri spesifik lainnya. 

Risiko ini bisa menimbulkan denda, tuntutan hukum, atau kerusakan reputasi.

5. Risiko Reputasi

Risiko reputasi berhubungan dengan bagaimana publik memandang perusahaan atau brand.

Jika perusahaan terlibat dalam skandal atau masalah yang berhubungan dengan kualitas produk atau layanan yang buruk, ini dapat merusak reputasinya. 

Reputasi yang buruk dapat mengurangi kepercayaan pelanggan dan investor, yang akhirnya berdampak pada kinerja dan pendapatan perusahaan.

6. Risiko Pasar

Risiko pasar terkait dengan dinamika pasar yang dapat mempengaruhi bisnis, seperti fluktuasi harga dan permintaan. 

Misalnya, jika harga bahan baku naik atau permintaan pasar untuk produk tertentu menurun, perusahaan mungkin akan mengalami kerugian. 

Perubahan kebijakan pemerintah atau kondisi ekonomi yang tidak stabil juga dapat menyebabkan ketidakpastian dalam pasar.

7. Risiko Kredit

Risiko kredit muncul ketika ada kemungkinan kegagalan dalam memenuhi kewajiban keuangan, seperti pembayaran utang. 

Ini termasuk risiko yang timbul ketika pelanggan atau mitra bisnis gagal membayar pinjaman atau utang yang jatuh tempo. 

Risiko kredit dapat mengganggu arus kas perusahaan dan menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.

8. Risiko Teknologi

Risiko teknologi mencakup ancaman terhadap sistem dan data perusahaan, seperti serangan siber atau kegagalan sistem. 

Perusahaan yang sangat bergantung pada teknologi untuk operasionalnya rentan terhadap risiko ini. 

Misalnya, kebocoran data pelanggan atau kerusakan pada sistem TI yang mengakibatkan gangguan operasional bisa sangat merugikan. 

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menjaga keamanan sistem teknologi mereka.

4 Tahapan Utama Manajemen Risiko

Berikut adalah 4 langkah utama dalam proses manajemen risiko dilansir dari IMD.

1. Identifikasi Risiko (Risk Identification)

Langkah pertama dalam manajemen risiko adalah mengidentifikasi semua potensi risiko yang bisa mempengaruhi organisasi. 

Ini bisa melibatkan risiko yang terkait dengan operasi, keuangan, teknologi, atau reputasi. Penting untuk memahami jenis risiko apa yang bisa muncul dan mencatatnya.

Misalnya, perusahaan ritel mungkin akan mengidentifikasi risiko kebocoran data pelanggan sebagai salah satu ancaman yang dapat merugikan.

Beberapa cara untuk mengidentifikasi risiko antara lain:

  • Analisis SWOT (mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman)
  • Analisis data sebelumnya untuk melihat pola dari risiko yang pernah terjadi
  • Wawancara dengan pihak terkait seperti karyawan atau stakeholder
  • Konsultasi dengan ahli untuk mendapatkan pandangan yang lebih dalam

2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Setelah risiko diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menilai seberapa besar kemungkinan risiko tersebut terjadi dan apa dampaknya jika risiko tersebut terjadi. 

Penilaian ini membantu perusahaan memprioritaskan risiko mana yang paling berbahaya atau membutuhkan perhatian segera.

Contoh: Sebuah bank mungkin menilai adanya risiko penipuan. Mereka akan mempertimbangkan seberapa besar dampak finansial dan reputasi yang akan terjadi, serta kemungkinan terjadinya penipuan berdasarkan sistem yang ada.

Penilaian risiko membantu perusahaan memahami mana yang perlu segera ditangani. Proses ini biasanya melibatkan pembuatan “matriks risiko” untuk memetakan mana yang lebih urgent dan mana yang bisa ditangani belakangan.

3. Mitigasi Risiko (Risk Mitigation)

Mitigasi risiko berarti mengembangkan langkah-langkah untuk mengurangi atau menghindari risiko yang sudah diidentifikasi. 

Tujuan utama dari mitigasi adalah untuk meminimalkan dampak atau kemungkinan risiko terjadi.

Misalnya, sebuah rumah sakit mungkin meningkatkan sistem keamanan data atau melatih staf untuk mencegah serangan siber.

Strategi mitigasi yang bisa digunakan antara lain:

  • Penghindaran risiko: Menghindari aktivitas yang dapat menyebabkan risiko
  • Pengurangan risiko: Mengurangi kemungkinan atau dampak risiko dengan tindakan pencegahan
  • Transfer risiko: Memindahkan beban risiko kepada pihak lain, misalnya melalui asuransi
  • Perawatan risiko: Menggunakan kombinasi beberapa cara untuk menangani risiko

Penting untuk memastikan bahwa langkah mitigasi yang diambil sesuai dengan tujuan organisasi.

4. Pemantauan Risiko (Risk Monitoring)

Pemantauan risiko adalah langkah berkelanjutan untuk memastikan bahwa strategi mitigasi yang diterapkan masih efektif. 

Pemantauan membantu perusahaan untuk selalu siap menghadapi perubahan dalam risiko yang mungkin muncul seiring waktu.

Pemantauan risiko yang baik mencakup:

  • Dashboard risiko yang memberikan informasi real-time tentang status risiko
  • Audit rutin untuk mengecek kepatuhan terhadap rencana mitigasi
  • Peninjauan berkala untuk menilai apakah ada risiko baru yang perlu ditangani
  • Sistem pelaporan insiden untuk melaporkan risiko yang baru muncul

Tugas dan Tanggung Jawab Risk Manager

Berikut adalah beberapa tugas dan tanggung jawab utama yang dimiliki oleh seorang risk manager.

1. Mengidentifikasi Risiko

Risk manager bertanggung jawab untuk mengidentifikasi semua jenis risiko yang bisa memengaruhi perusahaan. 

Ini termasuk risiko operasional, finansial, teknologi, hukum, dan reputasi. 

Mereka perlu melakukan analisis menyeluruh terhadap berbagai aspek bisnis untuk menemukan potensi risiko yang mungkin timbul, baik yang sudah terjadi sebelumnya maupun yang mungkin muncul di masa depan.

Baca Juga: 20 Prospek Kerja Ilmu Hukum Beserta Kisaran Gajinya 

2. Melakukan Penilaian Risiko

Setelah risiko diidentifikasi, risk manager harus menilai tingkat keparahan dan kemungkinan terjadinya risiko tersebut. 

Mereka akan menggunakan berbagai alat, seperti matriks risiko, untuk mengukur potensi dampak dan kemungkinan terjadinya risiko tersebut. 

Penilaian ini sangat penting untuk menentukan langkah-langkah mitigasi yang harus diambil dan prioritas penanganannya.

3. Menyusun Rencana Mitigasi Risiko

Berdasarkan hasil penilaian, risk manager merancang strategi mitigasi untuk mengurangi atau menghindari risiko yang teridentifikasi. 

Ini bisa mencakup pengurangan dampak risiko, penghindaran risiko, transfer risiko (misalnya dengan menggunakan asuransi), atau penanggulangan risiko dengan cara lain. 

Tujuannya adalah untuk mengurangi kemungkinan atau dampak risiko yang dapat merugikan perusahaan.

4. Memantau dan Mengevaluasi Risiko

Risk manager harus memantau risiko yang telah diidentifikasi dan memastikan bahwa strategi mitigasi yang telah diterapkan efektif. 

Mereka juga perlu mengevaluasi jika ada perubahan dalam profil risiko perusahaan, termasuk munculnya risiko baru atau perubahan dalam dampak risiko yang sudah ada. 

Pemantauan yang terus-menerus ini penting agar perusahaan dapat merespons risiko dengan cepat dan tepat.

5. Menyusun dan Mengelola Kebijakan Risiko

Risk manager sering kali bertanggung jawab untuk menyusun dan mengelola kebijakan dan prosedur terkait manajemen risiko di perusahaan. 

Mereka akan memastikan bahwa kebijakan ini diikuti oleh seluruh karyawan dan departemen di perusahaan. 

Kebijakan tersebut akan mencakup panduan untuk mengenali, menilai, dan mengelola risiko dalam kegiatan operasional sehari-hari.

6. Melakukan Pelaporan Risiko

Risk manager harus melaporkan temuan risiko kepada manajemen puncak dan pihak terkait lainnya dalam organisasi. 

Mereka akan menyediakan informasi yang relevan mengenai risiko yang ada, dampaknya terhadap perusahaan, dan langkah-langkah mitigasi yang telah atau akan diterapkan. 

Laporan ini biasanya termasuk analisis mendalam dan rekomendasi tindakan yang perlu diambil.

7. Membangun Kesadaran Tentang Manajemen Risiko

Selain fokus pada analisis dan penanganan risiko, risk manager juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan budaya manajemen risiko di seluruh organisasi. 

Mereka akan melatih karyawan dan memberikan pemahaman tentang bagaimana mengenali dan mengelola risiko dalam pekerjaan mereka.

8. Berkoordinasi dengan Tim Lain

Risk manager bekerja sama dengan berbagai departemen lain dalam perusahaan, seperti keuangan, hukum, teknologi informasi, dan operasional, untuk memastikan bahwa semua risiko dikelola dengan baik. 

Kerja sama ini diperlukan untuk memastikan bahwa risiko yang muncul dalam berbagai bidang dapat diidentifikasi dan ditangani secara holistik.

9. Menganalisis Data dan Tren Risiko

Risk manager juga harus mampu menganalisis data terkait dengan tren risiko, baik dari dalam perusahaan maupun dari luar, seperti perubahan pasar, kondisi ekonomi, atau peraturan yang dapat memengaruhi operasi bisnis. 

Analisis ini membantu perusahaan untuk menyesuaikan strategi mereka dalam mengelola risiko dan memitigasi potensi kerugian di masa depan.

10. Mengelola Program Asuransi Perusahaan

Risk manager sering kali terlibat dalam pengelolaan program asuransi perusahaan, yang melibatkan pemilihan jenis asuransi yang sesuai untuk melindungi aset dan kegiatan bisnis.

Mereka akan bekerja dengan penyedia asuransi untuk menegosiasikan persyaratan, biaya, dan cakupan yang optimal untuk perusahaan.

11. Memastikan Kepatuhan Regulasi

Seorang risk manager juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perusahaan mematuhi semua regulasi dan persyaratan hukum yang berlaku terkait dengan manajemen risiko. 

Mereka harus mengetahui regulasi terbaru dan membantu perusahaan menyesuaikan kebijakan manajemennya agar tetap sesuai dengan peraturan yang ada.

12. Mendukung Pengambilan Keputusan Strategis

Dengan pemahaman yang mendalam tentang potensi risiko, seorang risk manager dapat memberikan masukan yang sangat berharga dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan. 

Mereka akan memberikan panduan yang berbasis pada analisis risiko untuk membantu manajemen membuat keputusan yang lebih baik dalam menghadapi ketidakpastian atau situasi yang berisiko tinggi.

Skill yang Dibutuhkan seorang Risk Manager

risk management adalah​

Seorang risk manager memerlukan berbagai keterampilan dan kualifikasi untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Berikut adalah beberapa skill yang perlu dimiliki.:

1. Kemampuan Analisis Risiko

Risk manager harus memiliki kemampuan untuk menganalisis berbagai macam risiko yang mungkin terjadi pada perusahaan. 

Kemampuan ini mencakup identifikasi, penilaian, dan pengelolaan potensi ancaman yang dapat memengaruhi operasional perusahaan, baik dari sisi finansial, operasional, hukum, maupun teknologi.

2. Pengetahuan Mendalam Tentang Manajemen Risiko

Pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip manajemen risiko sangat diperlukan. 

Seorang risk manager harus menguasai berbagai pendekatan manajemen risiko, termasuk penggunaan alat dan teknik untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengurangi risiko.

3. Keterampilan Komunikasi yang Baik

Seorang risk manager harus mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif kepada berbagai pihak, mulai dari eksekutif hingga tim operasional. 

Mereka perlu menjelaskan risiko yang teridentifikasi, dampaknya, serta rekomendasi tindakan mitigasi dengan cara yang mudah dimengerti oleh semua pihak.

4. Kemampuan Pengambilan Keputusan

Dalam menghadapi berbagai risiko yang kompleks, risk manager harus mampu membuat keputusan yang cepat dan tepat berdasarkan analisis yang telah dilakukan. 

Keputusan ini akan sangat memengaruhi strategi mitigasi dan kelangsungan bisnis perusahaan.

5. Pengetahuan tentang Regulasi 

Risk manager harus memiliki pemahaman yang baik tentang regulasi yang berlaku dalam industri tempat mereka bekerja, serta peraturan-peraturan yang berhubungan dengan manajemen risiko. 

Pengetahuan tentang hukum dan kepatuhan (compliance) sangat penting untuk memastikan bahwa perusahaan tidak melanggar peraturan yang bisa berisiko bagi bisnis.

6. Kemampuan Menggunakan Teknologi dan Alat Analitik

Di era digital, seorang risk manager perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan berbagai alat analitik, perangkat lunak manajemen risiko, dan teknologi terbaru yang membantu dalam proses identifikasi dan mitigasi risiko. 

Penggunaan big data, AI, dan machine learning dalam menganalisis risiko semakin berkembang, dan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi ini akan sangat membantu.

7. Kemampuan Manajemen Proyek

Seorang risk manager juga harus memiliki keterampilan manajemen proyek karena banyak inisiatif mitigasi risiko yang memerlukan perencanaan dan koordinasi antar tim. 

Kemampuan untuk merencanakan, mengelola, dan menilai kemajuan proyek mitigasi risiko sangat penting.

8. Keterampilan Negosiasi

Dalam banyak kasus, risk manager harus bekerja dengan pihak ketiga, seperti penyedia asuransi atau vendor, untuk mengelola risiko eksternal. 

Keterampilan negosiasi yang baik akan membantu dalam mendapatkan persyaratan yang menguntungkan bagi perusahaan dan meminimalkan potensi kerugian.

9. Keterampilan Kepemimpinan

Sebagai bagian dari tim manajemen senior atau bekerja dengan berbagai departemen, seorang risk manager perlu memiliki keterampilan kepemimpinan yang kuat. 

Mereka harus mampu memimpin tim dalam merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi strategi mitigasi risiko dengan baik.

Baca Juga: 14 Tipe-Tipe Kepemimpinan untuk Meningkatkan Kinerja Tim 

Sekian pembahasan dari Dealls mengenai segala aspek dan informasi yang diperlukan untuk menjadi seorang risk manager. Semoga informasi ini bermanfaat dalam membantu kamu memahami betapa pentingnya manajemen risiko dalam dunia bisnis. 

App Store Banner (cta-article-apply-job-1).jpg

Jika kamu sedang mencari karier dan pekerjaan, cek lowongan kerja terbaru di Dealls. Tersedia lebih dari 2.000 lowongan yang sudah terkurasi dengan baik.

Selain itu, kamu juga bisa mengikuti mentoring dengan career mentor profesional untuk mendiskusikan langkah-langkah karier dan pendidikan yang tepat untuk kamu. 

Dealls juga menyediakan AI CV Reviewer, CV ATS Checker yang akan menganalisis apakah CV kamu sudah sesuai dengan posisi yang kamu lamar. Jangan lupa untuk tes kepribadian secara gratis!

Yuk, raih karier impianmu dengan Dealls!

Sumber:

Risk Management: Understanding the Basics and Importance

What Is Risk Management & Why Is It Important? | HBS Online

Tips Pengembangan Karir
Bagikan

Lamar ke Lowongan Kerja Terbaru Setiap Harinya

Table of Contents

Dealls App
Kembangkan Karier Anda dengan Pekerjaan Prioritas & Mentoring
Dapatkan update live mengenai karier Anda dengan Aplikasi Dealls
Unduh Sekarang