Apa Itu Turnover? Pengertian, Penyebab, Dampak, Jenis, dan Cara Mengatasinya

Kenali turnover: apa itu, penyebabnya, serta dampaknya bagi perusahaan. Temukan juga cara efektif untuk mengatasi turnover karyawan demi lingkungan kerja yang stabil!

Dealls
Ditulis oleh
Dealls November 10, 2024

Pernah dengar istilah turnover dalam dunia kerja? Istilah ini mungkin terdengar asing buat kamu yang baru mengenal lingkungan perusahaan atau bisnis. Tapi, turnover sebenarnya adalah hal yang penting, terutama buat perusahaan yang ingin menjaga timnya tetap solid. 

Singkatnya, turnover menggambarkan tingkat pergantian karyawan dalam suatu perusahaan. Semakin tinggi angka turnover, semakin besar pula jumlah karyawan yang keluar dan masuk dalam periode tertentu.

Nah, turnover ini nggak cuma soal keluar-masuknya orang, tapi juga bisa mempengaruhi produktivitas, moral tim, hingga keuangan perusahaan. 

Di artikel ini, kita bakal bahas apa itu turnover, faktor yang menyebabkan turnover tinggi, dampak yang mungkin muncul, jenis-jenis turnover, dan pastinya, cara efektif buat mengatasinya. 

Yuk, cari tahu lebih dalam supaya kamu paham betul kenapa turnover karyawan itu jadi salah satu hal penting dalam dunia kerja!

Baca juga: Apa Itu HSE? Pengertian, Tugas, Fungsi, dan Gajinya

Apa itu Turnover?

Apa Itu Turnover Pengertian, Penyebab, Dampak, Jenis, dan Cara Mengatasinya (3).jpg

Dilansir melalui laman BambooHR, Turnover adalah istilah yang merujuk pada tingkat pergantian karyawan dalam suatu perusahaan. Singkatnya, turnover mengukur seberapa sering karyawan keluar dan digantikan oleh karyawan baru dalam periode waktu tertentu. Bayangkan seperti rotasi pemain dalam sebuah tim olahraga—semakin sering terjadi pergantian, semakin tinggi tingkat turnover-nya. Turnover ini bisa terjadi karena berbagai alasan, baik dari sisi karyawan maupun perusahaan.

Dalam dunia kerja, turnover menjadi salah satu indikator penting yang bisa menggambarkan kesehatan organisasi. Tingkat turnover yang tinggi bisa jadi sinyal adanya masalah, seperti lingkungan kerja yang kurang mendukung atau kurangnya kepuasan karyawan. Di sisi lain, turnover juga bisa terjadi karena alasan yang alami, misalnya karena promosi, pensiun, atau perubahan karier karyawan.

Bagi perusahaan, turnover perlu diperhatikan karena dampaknya cukup besar, lho. Semakin banyak karyawan yang keluar, semakin banyak pula waktu dan biaya yang perlu dikeluarkan untuk merekrut, melatih, dan menyesuaikan karyawan baru. Makanya, memahami turnover bukan cuma penting buat HR atau pemilik perusahaan saja, tapi juga buat kamu yang ingin tahu lebih dalam tentang dunia kerja. Dengan memahami turnover, kamu bisa lebih peka terhadap kondisi lingkungan kerja dan tahu cara beradaptasi jika suatu saat berada dalam lingkungan dengan tingkat turnover yang tinggi.

Baca juga: Career Break: Pengertian, Alasan, Manfaat, dan Langkah Melakukannya

Penyebab Turnover Karyawan

Turnover karyawan bisa terjadi karena banyak faktor, lho! Mulai dari ketidakpuasan kerja, gaji yang kurang kompetitif, hingga work-life balance yang terganggu. 

Mengetahui penyebab turnover ini bisa membantu perusahaan menjaga karyawan tetap nyaman. Yuk, simak penyebab turnover karyawan lebih lengkap di bawah ini!

1. Ketidakpuasan Kerja

Ketidakpuasan kerja sering kali menjadi alasan utama karyawan memutuskan untuk keluar. Ketika seseorang merasa tidak puas dengan tugas, tanggung jawab, atau bahkan hubungan dengan rekan kerja dan atasan, keinginan untuk mencari lingkungan baru menjadi semakin besar. Rasa tidak nyaman ini bisa muncul dari beban kerja yang tidak seimbang, kurangnya kesempatan pengembangan, atau minimnya apresiasi atas kinerja yang sudah dicapai.

2. Gaji dan Benefit yang Tidak Kompetitif

Karyawan tentunya menginginkan imbalan yang setara dengan usaha dan kontribusi mereka. Jika gaji atau benefit yang diberikan perusahaan dirasa kurang dibandingkan standar industri atau perusahaan lain, karyawan bisa merasa kurang dihargai. 

Kondisi ini sering memicu karyawan untuk mencari peluang di tempat lain yang menawarkan kompensasi lebih baik, baik dalam bentuk gaji, tunjangan, maupun fasilitas lainnya.

3. Kurangnya Kesempatan Pengembangan Karier

Setiap karyawan pasti berharap bisa berkembang dan naik ke posisi yang lebih tinggi seiring waktu. Jika kamu merasa tidak ada peluang untuk naik jabatan atau menambah keterampilan, motivasi untuk bertahan bisa berkurang. 

Kurangnya program pengembangan, pelatihan, atau promosi dari perusahaan sering menjadi alasan karyawan memilih untuk berkarier di tempat lain yang memberikan kesempatan berkembang lebih jelas.

4. Lingkungan Kerja yang Tidak Kondusif

Suasana kerja yang tidak nyaman, baik karena konflik antar rekan kerja, gaya kepemimpinan yang kurang mendukung, atau tekanan berlebih, bisa membuat karyawan merasa jenuh. 

Lingkungan kerja yang tidak sehat akan mempengaruhi suasana hati dan produktivitas, yang pada akhirnya mendorong karyawan untuk mencari tempat yang lebih nyaman dan menghargai kesehatan mental mereka.

5. Ketidakseimbangan Kehidupan Kerja dan Pribadi (Work-Life Balance)

Work-life balance yang tidak seimbang, seperti waktu kerja yang terlalu panjang atau tuntutan pekerjaan yang tidak realistis, dapat membuat karyawan cepat merasa lelah dan kehilangan minat bekerja. 

Kamu pasti ingin tetap punya waktu untuk keluarga, teman, dan diri sendiri, bukan? Jika perusahaan tidak memberikan fleksibilitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadi, karyawan cenderung mencari perusahaan lain yang mendukung keseimbangan hidup yang lebih baik.

6. Budaya Perusahaan yang Tidak Sejalan

Setiap perusahaan memiliki budaya dan nilai-nilai yang berbeda. Jika karyawan merasa nilai-nilai pribadi mereka tidak sejalan dengan budaya perusahaan, sulit bagi mereka untuk merasa nyaman dan terhubung secara emosional dengan pekerjaannya. 

Ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan dalam bekerja dan pada akhirnya membuat karyawan memilih untuk berpindah ke perusahaan yang budayanya lebih sesuai dengan mereka.

Baca juga: Apa itu HRBP? Pengertian, Tugas, Peran dan Skill di Perusahaan

Dampak Turnover Karyawan

Apa Itu Turnover Pengertian, Penyebab, Dampak, Jenis, dan Cara Mengatasinya (2).jpg

Dampak turnover karyawan bisa sangat signifikan bagi perusahaan! Mulai dari meningkatnya biaya rekrutmen hingga menurunnya moral tim, setiap pergantian karyawan membawa konsekuensi. 

Karyawan yang pergi juga bisa meninggalkan celah pengetahuan yang sulit diisi. Ayo, cari tahu lebih dalam tentang dampak turnover karyawan di bagian selanjutnya!

1. Meningkatnya Biaya Rekrutmen dan Pelatihan

Setiap kali karyawan keluar, perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk proses rekrutmen dan pelatihan karyawan baru. Mulai dari iklan lowongan, wawancara, hingga pelatihan awal, semua ini membutuhkan waktu dan anggaran. Semakin tinggi turnover, semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan, yang bisa mengganggu alokasi anggaran perusahaan untuk keperluan lain.

2. Menurunnya Produktivitas

Kehilangan karyawan, apalagi yang berpengalaman, bisa menyebabkan penurunan produktivitas. Waktu yang dibutuhkan untuk menemukan dan melatih pengganti membuat beban kerja sementara dialihkan ke anggota tim lain. 

Pasalnya hal ini dapat membuat produktivitas tim menurun karena ada jeda waktu sebelum karyawan baru benar-benar siap untuk mengambil alih tugas tersebut dengan efektif.

3. Mengganggu Moral dan Motivasi Tim

Ketika turnover sering terjadi, suasana kerja bisa berubah menjadi tidak stabil. Rekan kerja yang sering melihat pergantian karyawan mungkin merasa kurang nyaman atau bahkan khawatir tentang masa depan mereka di perusahaan. 

4. Kehilangan Pengetahuan dan Keahlian

Karyawan yang sudah lama bekerja biasanya memiliki pengetahuan mendalam tentang tugas dan budaya perusahaan. Ketika mereka pergi, perusahaan tidak hanya kehilangan orangnya, tetapi juga kehilangan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang telah mereka bangun. 

Proses transfer pengetahuan ke karyawan baru juga tidak selalu berjalan lancar, sehingga perusahaan berisiko kehilangan keahlian penting dalam jangka panjang.

5. Mempengaruhi Citra Perusahaan

Tingkat turnover yang tinggi bisa berdampak buruk pada citra perusahaan di mata pencari kerja maupun klien. Perusahaan yang sering kehilangan karyawan mungkin dipandang kurang stabil atau tidak memberikan lingkungan yang nyaman. 

Akibatnya, calon karyawan enggan melamar dan klien merasa kurang percaya, yang pada akhirnya bisa menghambat perkembangan perusahaan.

6. Gangguan dalam Proses Operasional

Turnover yang tinggi bisa mengganggu kelancaran operasional sehari-hari. Ketika posisi kunci kosong, beberapa tugas mungkin tertunda atau tidak berjalan sesuai rencana. 

Hal ini bisa berdampak langsung pada pelayanan terhadap klien atau pelanggan, sehingga memengaruhi kepuasan mereka dan bahkan reputasi perusahaan di pasar.

Baca juga: Tipe Kepemimpinan Karismatik: Pengertian, Ciri, Keunggulan, dan Contoh

Jenis Turnover

Tahukah kamu bahwa ada berbagai jenis turnover karyawan? Setiap jenis memiliki karakteristik dan dampak yang berbeda bagi perusahaan. 

Dari turnover sukarela hingga turnover disfungsional, pemahaman tentang ini sangat penting. Yuk, kita jelajahi lebih dalam jenis-jenis turnover karyawan di bagian berikutnya yang telah dirangkum melalui laman 15Five:

1. Voluntary Turnover

Turnover sukarela terjadi ketika karyawan memutuskan untuk keluar atas kemauan mereka sendiri. Alasan di balik keputusan ini bisa beragam, mulai dari mencari peluang karier yang lebih baik, mengejar work-life balance yang lebih baik, atau ingin pindah ke lingkungan kerja yang lebih sesuai dengan nilai dan minat mereka. 

Turnover sukarela ini biasanya mencerminkan kebutuhan atau keinginan pribadi karyawan, dan sering kali perusahaan tidak punya banyak kendali atas keputusan ini.

2. Involuntary Turnover

Jenis turnover ini terjadi ketika perusahaan yang memutuskan hubungan kerja dengan karyawan. Biasanya, turnover tidak sukarela dilakukan karena alasan tertentu, seperti kinerja yang tidak memenuhi standar, pelanggaran aturan perusahaan, atau pengurangan karyawan (layoff) untuk efisiensi biaya. 

Meskipun bukan keinginan karyawan, turnover ini adalah bagian dari keputusan perusahaan untuk memastikan tim tetap efisien dan produktif.

3. Functional Turnover

Turnover fungsional terjadi ketika karyawan yang kurang produktif atau kurang cocok dengan perusahaan memutuskan untuk keluar. Hal ini dianggap “fungsional” karena, meskipun ada pergantian, dampaknya bisa positif bagi perusahaan. 

Dengan keluarnya karyawan yang tidak terlalu berkontribusi, perusahaan memiliki kesempatan untuk mengisi posisi tersebut dengan individu yang lebih kompeten dan termotivasi, yang pada akhirnya bisa meningkatkan kinerja tim.

4. Dysfunctional Turnover

Sebaliknya, turnover disfungsional terjadi ketika karyawan yang memiliki kinerja baik dan merupakan aset berharga bagi perusahaan memutuskan untuk keluar. Turnover ini dianggap merugikan karena perusahaan kehilangan individu yang membawa kontribusi signifikan. 

Kehilangan talenta berbakat bisa menurunkan moral tim dan mengganggu produktivitas, apalagi jika perusahaan kesulitan menemukan pengganti yang setara dalam waktu singkat.

5. Internal Turnover

Jenis turnover ini terjadi ketika karyawan pindah ke posisi lain di dalam perusahaan yang sama, baik itu promosi ke posisi yang lebih tinggi atau peralihan ke departemen lain. Meskipun karyawan tidak benar-benar meninggalkan perusahaan, perubahan ini tetap dihitung sebagai turnover karena ada pergeseran tanggung jawab. Turnover internal biasanya disambut baik karena membantu karyawan berkembang dan mengurangi kebutuhan rekrutmen eksternal.

6. External Turnover

Turnover eksternal adalah jenis turnover yang paling umum, di mana karyawan benar-benar keluar dari perusahaan dan tidak lagi menjadi bagian dari organisasi. Turnover ini bisa berdampak besar, terutama jika karyawan tersebut memiliki peran yang krusial. Untuk turnover eksternal, perusahaan biasanya perlu melakukan rekrutmen dan pelatihan karyawan baru untuk mengisi kekosongan tersebut.

Baca juga: Apa itu Bonus? Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Manfaatnya

Cara Mengatasi Adanya Turnover Karyawan yang Tinggi

Kenapa Cari Kerja Susah Ini 5 Alasannya dan Tips Menghadapinya! (2).jpg

Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi turnover yang bisa membantu perusahaan menjaga tim tetap solid dan memotivasi karyawan agar betah bekerja seperti apa yang telah dirangkum oleh laman Oracle:

1. Menyediakan Kompensasi dan Benefit yang Kompetitif

Salah satu cara efektif untuk mengurangi turnover adalah dengan menawarkan gaji dan benefit yang kompetitif. Karyawan tentu ingin merasa bahwa kontribusi mereka dihargai secara adil. Selain gaji, perusahaan bisa memberikan tunjangan kesehatan, asuransi, dan fasilitas lainnya yang bermanfaat bagi karyawan. 

Dengan adanya kompensasi yang sesuai, karyawan akan merasa lebih termotivasi untuk tetap bekerja dan loyal kepada perusahaan.

2. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Kondusif

Lingkungan kerja yang nyaman dan mendukung adalah salah satu faktor penting yang membuat karyawan merasa betah. Perusahaan dapat menciptakan suasana yang positif dengan mendukung komunikasi terbuka, memberikan ruang bagi kreativitas, dan menghargai kerja sama tim. Lingkungan yang sehat dan ramah akan membantu karyawan merasa lebih nyaman dan terhubung dengan rekan kerja, sehingga mereka tidak mudah tergoda untuk pindah ke tempat lain.

3. Memberikan Kesempatan Pengembangan Karier

Setiap karyawan pasti ingin berkembang dan mencapai tujuan karier mereka. Dengan menyediakan program pelatihan, workshop, atau kesempatan promosi, perusahaan menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap masa depan karyawan. Ketika karyawan merasa ada peluang untuk belajar dan naik jabatan, motivasi mereka untuk tetap bertahan akan meningkat karena mereka merasa memiliki masa depan yang lebih baik di perusahaan.

4. Menyeimbangkan Kehidupan Kerja dan Pribadi (Work-Life Balance)

Work-life balance yang sehat sangat penting untuk menjaga kebahagiaan karyawan. Dengan memberikan fleksibilitas, seperti jam kerja yang lebih fleksibel atau kesempatan kerja dari rumah, perusahaan bisa membantu karyawan mengelola waktu untuk pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka. 

Keseimbangan ini akan membuat karyawan merasa lebih segar dan bersemangat, sehingga mereka lebih memilih untuk tetap bekerja di perusahaan daripada mencari lingkungan kerja baru.

5. Menghargai dan Mengapresiasi Kinerja Karyawan

Apresiasi bisa jadi salah satu kunci penting dalam menjaga kepuasan karyawan. Ketika karyawan merasa hasil kerjanya diakui dan dihargai, mereka akan lebih termotivasi untuk bekerja keras dan tetap loyal. 

Perusahaan bisa memberikan apresiasi dalam bentuk penghargaan, bonus kinerja, atau sekadar ucapan terima kasih secara langsung. Penghargaan kecil tapi tulus bisa memiliki dampak besar pada semangat kerja karyawan.

6. Membangun Budaya Perusahaan yang Kuat dan Sesuai

Budaya perusahaan yang kuat dan sesuai dengan nilai-nilai karyawan bisa menciptakan rasa memiliki. Saat karyawan merasa selaras dengan visi dan misi perusahaan, mereka akan lebih mudah merasa terikat secara emosional. 

Perusahaan dapat membangun budaya yang positif dengan memperhatikan nilai-nilai yang dipegang oleh karyawan dan memastikan bahwa lingkungan kerja mencerminkan hal tersebut. Budaya yang baik akan membuat karyawan merasa bangga bekerja di sana dan lebih memilih untuk bertahan.

Baca juga: Kenapa Cari Kerja Susah? Ini 5 Alasannya dan Tips Menghadapinya!

Sekarang kamu sudah mengetahui lebih dalam tentang turnover, mulai dari pengertian, penyebab, dampak, hingga jenis-jenisnya. Memahami hal ini sangat penting, terutama jika kamu sedang mencari atau mempertimbangkan pekerjaan baru. 

Setiap perusahaan memiliki budaya dan tantangan tersendiri, dan dengan informasi yang kamu dapatkan, kamu bisa lebih bijak dalam memilih tempat kerja yang tepat.

Nah, untuk memudahkan pencarian lowongan kerja terbaru, jangan lupa untuk mencoba aplikasi Dealls! Dengan Dealls, kamu bisa menemukan berbagai peluang kerja yang sesuai dengan passion dan keahlianmu. 

Aplikasi ini menawarkan pengalaman mencari pekerjaan yang lebih mudah dan efisien, serta memberikan akses langsung ke perusahaan yang sesuai dengan harapanmu. Yuk, unduh Dealls sekarang dan mulai perjalanan kariermu dengan lebih percaya diri!

Sumber:

Employee Turnover

5 Types of Employee Turnover and How to Manage Them

7 Tips to Reduce Employee Turnover

Tips Pengembangan Karir
Bagikan

Lamar ke Lowongan Kerja Terbaru Setiap Harinya