Pernahkah kamu merasa benar-benar diterima dan dihargai di tempat kerja? Itulah yang disebut dengan sense of belonging—perasaan memiliki dan menjadi bagian dari lingkungan kerja yang suportif.
Di dunia profesional, sense of belonging bukan sekadar kenyamanan bekerja di kantor, tetapi juga faktor penting yang memengaruhi kinerja, loyalitas, dan kebahagiaan karyawan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh BetterUp pada tahun 2019, perusahaan yang memiliki tingkat sense of belonging tinggi mengalami peningkatan kinerja sebesar 56%, penurunan angka pergantian karyawan (turnover rate) sebesar 50%, dan penurunan absen sakit karyawan (sick days) sebesar 75%.
Ketika kamu merasa dihargai dan diterima, kamu akan lebih percaya diri, termotivasi, dan produktif dalam bekerja.
Lalu, apa sebenarnya sense of belonging dalam dunia kerja? Mengapa hal ini begitu penting? Dan bagaimana cara membangunnya? Yuk, simak penjelasan yang sudah dirangkum Dealls di sini!
Apa Itu Sense of Belonging?
Sense of belonging adalah perasaan diterima, dihargai, dan merasa menjadi bagian dari sebuah kelompok. Dalam dunia kerja, ini berarti karyawan merasa diakui dan dihargai sebagai bagian penting dari perusahaan.
Pengaruh sense of belonging terhadap kebahagiaan di tempat kerja | Sumber: BetterUp
Melansir dari BetterUp, ternyata 34% orang merasa sense of belonging terbesar mereka ada di tempat kerja. Selama pandemi COVID-19, rasa memiliki ini bahkan menjadi 12% lebih penting pengaruhnya terhadap kebahagiaan karyawan, terutama bagi mereka yang bekerja jarak jauh (remote work).
Sense of belonging juga membawa keuntungan yang signifikan bagi perusahaan, lho. Ketika karyawan merasa diterima, mereka akan lebih termotivasi untuk berkembang dan memberikan hasil yang terbaik dalam pekerjaannya.
Penelitian Gallup menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki sense of belonging akan lebih menguntungkan bagi perusahaan, dengan peningkatan kinerja hingga 22%.
Pengaruh sense of belonging terhadap performa kerja karyawan | Sumber: BetterUp
Selain itu, penelitian dari BetterUp juga mengungkapkan karyawan yang memiliki sense of belonging kuat menunjukkan peningkatan performa kerja sebesar 56%. Hal ini membuktikan bahwa rasa diterima dan dihargai di tempat kerja berkontribusi besar pada kualitas pekerjaan dan output yang dihasilkan oleh karyawan.
Di tempat kerja, menciptakan sense of belonging sangatlah penting. Hal ini bisa terwujud melalui hubungan baik antar rekan kerja, budaya perusahaan yang inklusif, dan komunikasi yang terbuka antara atasan dan bawahan.
Untuk itu, dibutuhkan sosok pemimpin inklusif yang dapat menciptakan lingkungan kerja di mana setiap anggota tim merasa diterima, dihargai, dan didukung, tanpa memandang perbedaan.
Penelitian dari BetterUp menunjukkan pemimpin yang inklusif memiliki peluang 2,5 kali lebih besar untuk membuat karyawan merasa benar-benar menjadi bagian dari tim.
Sebab, pemimpin yang inklusif sangat berperan dalam membangun rasa memiliki (sense of belonging) dalam tim. Ketika anggota tim merasa diterima, mereka akan lebih percaya diri dalam membuat keputusan dan lebih terbuka dalam mengemukakan pendapat.
Hal ini pada gilirannya mendorong kolaborasi yang lebih baik dan meningkatkan kreativitas dalam tim. Selain itu, ini juga dapat meningkatkan keterlibatan dan loyalitas mereka terhadap perusahaan.
Sebenarnya, konsep sense of belonging ini terhubung dengan Teori Hierarki Kebutuhan Manusia (Maslow’s Hierarchy of Needs) yang diperkenalkan oleh psikolog Abraham Maslow. Menurut Maslow, kebutuhan manusia dibagi menjadi beberapa tingkat, yang digambarkan dalam bentuk piramida.
Maslow’s Hierarchy | Sumber: Medium
Kebutuhan dasar pertama yang harus dipenuhi adalah kebutuhan fisik seperti makanan, tempat tinggal, dan keamanan. Setelah kebutuhan dasar ini terpenuhi, manusia membutuhkan rasa memiliki dan cinta, yang mencakup rasa diterima oleh orang lain dan merasa bagian dari suatu kelompok. Inilah yang disebut sebagai “sense of belonging”.
Maslow menempatkan kebutuhan akan rasa memiliki (sense of belonging) di tengah piramida kebutuhan manusia. Tepatnya, di atas kebutuhan dasar fisik (physiological needs) dan di bawah kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization). Artinya, sebelum mencapai puncak kebutuhan dasar manusia (self-actualization), seseorang perlu merasakan kalau mereka diterima dan dihargai oleh orang lain.
Dalam konteks dunia kerja, hal ini menunjukkan kalau membangun rasa belonging sangatlah penting karena sebelum karyawan dapat memberikan kontribusi maksimal mereka perlu merasa diterima dan dihargai dalam tim atau organisasi tempat mereka bekerja.
Mengapa Sense of Belonging Penting dalam Perusahaan?
Pentingnya belonging di tempat kerja | Sumber: SHRM
Kenapa sense of belonging di tempat kerja itu penting? Sense of belonging di tempat kerja penting karena memengaruhi kesejahteraan karyawan dan kemajuan perusahaan.
Ketika seseorang merasa diterima dan dihargai, mereka akan lebih nyaman bekerja dan lebih termotivasi untuk memberikan yang terbaik.
Sebaliknya, jika karyawan merasa tidak memiliki ikatan dengan tempat kerja, mereka cenderung merasa tidak aman, kesulitan untuk menjadi diri sendiri, dan kurang termotivasi.
Dampaknya bisa sangat besar, mulai dari penurunan kinerja, kurangnya kreativitas, hingga menurunnya kerjasama tim yang solid.
Pentingnya memiliki sense of belonging di tempat kerja | Sumber: Workhuman
Berdasarkan Great Place to Work, karyawan yang memiliki rasa keterikatan di tempat kerja atau sense of belonging cenderung:
- 3x lebih mungkin merasa senang datang ke kantor;
- 3x lebih mungkin menganggap tempat kerja mereka menyenangkan;
- 9x lebih mungkin percaya bahwa semua orang diperlakukan dengan adil;
- 5x lebih mungkin ingin tetap bekerja di perusahaan dalam jangka panjang.
Selain itu, sense of belonging juga menjadi faktor utama karyawan bertahan di tempat kerja. Banyak orang memilih keluar dari pekerjaan (resign) karena merasa tidak diterima, tetapi sayangnya, banyak perusahaan yang belum menyadari betapa pentingnya hal ini.
Manfaat Sense of Belonging
Membangun sense of belonging atau rasa memiliki di tempat kerja memiliki dampak yang sangat besar bagi karyawan dan perusahaan.
Berikut adalah beberapa manfaat utama yang bisa diperoleh dengan menciptakan rasa keterikatan ini di tempat kerja.
1. Meningkatkan Keterlibatan dan Komitmen Karyawan
Pengaruh sense of belonging di tempat kerja | Sumber: Achievers
Ketika karyawan merasa diterima dan dihargai dalam tim atau organisasi, mereka cenderung merasa terhubung (engaged) dengan pekerjaan mereka.
Rasa keterikatan inilah yang memotivasi mereka untuk lebih aktif berpartisipasi, memberikan ide-ide kreatif, dan bekerja lebih keras untuk mencapai tujuan perusahaan.
Data dari Achievers menunjukkan sense of belonging yang kuat dapat meningkatkan keterlibatan, produktivitas, retensi, kesejahteraan, dan lebih banyak lagi.
2. Meningkatkan Kepuasan dan Kebahagiaan Karyawan
Salah satu manfaat utama sense of belonging adalah meningkatnya kepuasan kerja. Ketika karyawan merasa diterima dan dihargai, mereka akan merasa lebih bahagia dan puas dengan pekerjaan mereka.
Kepuasan kerja yang tinggi ini akan berdampak langsung pada kesejahteraan mental dan emosional mereka, mengurangi stres, dan membuat mereka termotivasi untuk bekerja dengan lebih baik.
Karyawan yang merasa terhubung dengan perusahaan jarang mengalami burnout atau kelelahan emosional.
Baca Juga: 15 Ciri-Ciri Burnout Kerja, Ini Penyebab & Cara Mengatasinya
3. Mengurangi Turnover dan Meningkatkan Retensi
Pengaruh sense of belonging di tempat kerja | Sumber: Workhuman
Siapa yang sering menjadi kutu loncat, berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain?
Karyawan yang memiliki sense of belonging yang kuat terhadap perusahaan cenderung lebih bertahan lama. Mereka merasa nyaman, dihargai, dan terikat dengan perusahaan sehingga tidak tergoda untuk mencari pekerjaan di tempat lain.
Dengan sense of belonging yang kuat inilah tingkat turnover (pergantian karyawan) dapat berkurang. Hal ini tentunya menghemat waktu, tenaga, dan biaya perusahaan yang biasanya diperlukan untuk mencari dan melatih karyawan baru.
4. Meningkatkan Kolaborasi dan Kerja Tim
Sense of belonging yang kuat tentunya juga berkontribusi pada terciptanya lingkungan kerja yang inklusif dan kolaboratif. Karyawan yang merasa diterima akan lebih terbuka untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan rekan-rekan mereka.
Ini menciptakan ikatan yang kuat antar anggota tim, ide yang lebih lancar, dan memudahkan dalam mencapai tujuan.
5. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif dan Inklusif
Karakteristik/ciri-ciri tempat kerja dengan lingkungan inklusif | Sumber: AIHR
Sense of belonging membantu menciptakan lingkungan positif dan inklusif, di mana setiap orang merasa diterima tanpa memandang latar belakang, jenis kelamin, atau status lainnya.
Lingkungan yang inklusif ini tidak hanya baik untuk karyawan, tetapi juga bagi perusahaan karena akan menarik lebih banyak talenta berbakat dari berbagai latar belakang.
Karyawan yang merasa dihargai dan diterima akan lebih bahagia dalam bekerja dan berkontribusi lebih besar terhadap kesuksesan tim.
6. Meningkatkan Produktivitas dan Kinerja
Tentunya, sense of belonging mendorong karyawan untuk melakukan yang terbaik dalam pekerjaan mereka, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas dan kinerja secara keseluruhan.
Karyawan yang merasa dihargai cenderung lebih sedikit absen dan lebih fokus pada pekerjaannya.
Cara Membangun Sense of Belonging
Jika karyawan tidak merasakan keterikatan dengan perusahaan, mereka cenderung kurang produktif, kurang loyal, dan lebih mudah berpikir untuk pindah kerja. Berikut beberapa cara membangun sense of belonging yang kuat di lingkungan kerja, baik dari sisi karyawan ataupun perusahaan.
1. Menciptakan Budaya Inklusif dan Ramah
Agar karyawan merasa diterima, perusahaan perlu menciptakan budaya inklusif dan menghargai setiap perbedaan. Ini bisa dilakukan dengan:
- menghargai keberagaman dan kesetaraan di tempat kerja;
- memberikan kesempatan yang sama untuk semua karyawan, tanpa memandang latar belakang;
- menghindari suasana kerja yang penuh politik atau eksklusivitas kelompok tertentu.
Belonging Wheel | Sumber: All Belong
Dilansir dari All Belong, budaya kerja yang inklusif menciptakan rasa memiliki (inclusion fosters belonging). Nah, ada 10 aspek atau komponen penting yang menentukan apakah seseorang merasa diterima dan dihargai di lingkungan kerja.
- Diakui keberadaannya (Present), setiap karyawan dianggap bagian dari tim dan tidak diabaikan.
- Didukung dalam pekerjaannya (Supported), karyawan mendapatkan bantuan dan perhatian sesuai kebutuhan.
- Dipersilakan untuk berkontribusi (Invited), karyawan diberi ruang untuk menyampaikan pendapat dan terlibat dalam keputusan tim.
- Diperhatikan dan dipedulikan (Cared For), kesejahteraan dan kebutuhan emosional karyawan diperhatikan.
- Disambut dengan hangat (Welcomed), lingkungan kerja yang ramah akan membuat karyawan merasa diterima sejak hari pertama.
- Membangun hubungan baik (Befriended), karyawan memiliki teman atau rekan kerja yang bisa diandalkan.
- Dikenal dengan baik (Known), karyawan dihargai berdasarkan kekuatan, minat, serta keunikan masing-masing.
- Dibutuhkan dalam tim (Needed), setiap kontribusi karyawan dianggap penting bagi keberhasilan tim.
- Diterima apa adanya (Accepted), mereka tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain agar merasa cocok di lingkungan kerja.
- Dihargai dan dicintai tanpa syarat (Loved), setiap orang mendapatkan apresiasi dan perhatian yang tulus.
Namun, membentuk budaya inklusif dan saling memiliki ini tentunya tidak hanya menjadi tanggung jawab perusahaan atau atasan.
Dari sisi karyawan, juga perlu memiliki sikap open-minded untuk menerima perbedaaan. Karyawan bisa mendukung lingkungan yang inklusif dengan menunjukkan rasa hormat dan empati terhadap perbedaan.
2. Mendorong Komunikasi yang Terbuka dan Transparan
Karyawan akan merasa terhubung dengan perusahaan jika mereka tahu pendapat mereka dihargai.
Untuk itu, perusahaan perlu menciptakan komunikasi yang terbuka dan jujur dengan cara-cara berikut.
- Adakan pertemuan rutin di mana karyawan bisa menyampaikan pendapat mereka tanpa takut dinilai ataupun dihukum.
- Pastikan ada jalur komunikasi yang mudah antara karyawan dan manajemen, seperti open-door policy.
- Sediakan saluran untuk memberikan umpan balik anonim agar karyawan bisa menyampaikan masukan dengan lebih leluasa.
Karyawan akan merasa lebih terikat dengan perusahaan jika suara mereka didengar dan ada transparansi. Untuk itu, karyawan perlu proaktif dalam berkomunikasi, berbagi ide, memberi umpan balik, dan menyampaikan kebutuhan mereka.
Selain itu, penting untuk mengakui kontribusi karyawan dalam rapat. Survei menunjukkan, 50% karyawan merasa lebih dihargai ketika kontribusinya diakui. Memberikan kebebasan berbicara juga krusial agar karyawan merasa dihargai dan termotivasi. Dengan komunikasi yang terbuka, perusahaan dapat memperkuat rasa keterikatan dan meningkatkan kinerja tim.
3. Memberikan Pengakuan dan Apresiasi yang Tulus
Penyebab karyawan merasa dihargai di tempat kerja | Sumber: LinkedIn
Apresiasi terhadap kontribusi kerja sangat penting!
Karyawan yang merasa dihargai akan lebih termotivasi, loyal, dan produktif. Menurut survei, 59% karyawan menganggap pengakuan atas pencapaian mereka sebagai faktor utama dalam memperkuat rasa memiliki (sense of belonging) di tempat kerja.
Bagaimana cara menunjukkan apresiasi? Cara menunjukkan apresiasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya:
- memberikan pujian secara langsung atau melalui pesan teks;
- mengadakan program penghargaan, seperti employee of the month;
- menyediakan bonus atau insentif sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian tertentu;
- merayakan momen spesial, seperti ulang tahun kerja atau pencapaian besar;
- memberikan kesempatan untuk berkembang, misalnya dengan proyek yang menantang sesuai keahlian mereka.
Yang paling penting, pastikan apresiasi yang diberikan tidak terasa basa-basi atau formalitas semata.
Penghargaan yang tulus dan spesifik—misalnya, “Desain situs web yang kamu buat minggu lalu keren sekali! Klien kita sangat puas dan aku ingin kamu nantinya menangani proyek besar berikutnya, ya!"—akan jauh lebih bermakna dibanding sekadar “Kerja bagus!”.
4. Membangun Hubungan Erat Antar Karyawan
Rasa memiliki (sense of belonging) tidak hanya datang dari apresiasi atasan, tetapi juga dari hubungan yang erat dengan rekan kerja, lho.
Ketika karyawan merasa didukung dan diterima oleh timnya, mereka lebih nyaman untuk berkembang dan berkontribusi.
Dari sisi perusahaan, hubungan ini bisa diperkuat dengan:
- mengadakan acara sosial, seperti team bonding, outing, atau sekadar makan siang bersama;
- mendorong kerja sama tim dalam proyek, agar karyawan lebih mengenal dan memahami satu sama lain;
- menciptakan lingkungan kerja yang sehat, bebas dari persaingan tidak sehat dan konflik.
Dari sisi karyawan, membangun hubungan yang baik juga bisa dilakukan dengan:
- menunjukkan kepedulian, misalnya dengan menyapa, menawarkan bantuan, atau sekadar mendengarkan;
- bersikap terbuka dan inklusif, menghargai perbedaan dan menerima setiap rekan kerja tanpa diskriminasi;
- membangun komunikasi yang baik, termasuk memberi umpan balik yang konstruktif dan mendukung sesama tim.
5. Mendukung Pengembangan dan Karier Karyawan
Karyawan akan merasa terhubung dengan perusahaan jika mereka melihat masa depan yang jelas dalam organisasi.
Untuk mendukung pengembangan mereka, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- memberikan pelatihan dan kesempatan belajar agar karyawan terus berkembang;
- menyediakan program mentoring atau coaching dari senior atau manajer;
- membuka jalur promosi yang transparan sehingga karyawan tahu bagaimana mereka bisa naik ke jenjang karier berikutnya.
6. Menjaga Kesejahteraan dan Work-Life Balance
Lingkungan kerja yang sehat tidak hanya menuntut produktivitas, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan karyawan.
Perusahaan dapat mendukung hal ini dengan menyediakan fasilitas kesehatan mental, seperti layanan konseling atau program kesejahteraan yang membantu karyawan mengelola stres.
Fleksibilitas dalam jam kerja atau opsi kerja remote juga bisa menjadi solusi agar karyawan dapat menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional mereka dengan lebih baik.
Selain itu, penting untuk menghindari budaya kerja yang menuntut lembur berlebihan atau target yang tidak realistis karena hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental karyawan.
Nah, ketika karyawan merasa diperhatikan dan tidak hanya dianggap sebagai “mesin kerja”, mereka akan lebih bahagia dan memiliki keterikatan yang lebih kuat dengan perusahaan.
7. Memiliki Pemimpin yang Empati dan Suportif
Pemimpin yang baik adalah mentor sekaligus pendukung bagi timnya. Di sinilah, pendekatan kepemimpinan yang lebih terbuka menjadi penting!
Seorang pemimpin perlu mendengarkan dan peduli terhadap kesejahteraan timnya, bukan sekadar mengawasi pekerjaan mereka.
Selain itu, pemimpin juga harus menjadi contoh dalam membangun budaya kerja yang positif sehingga karyawan merasa didukung dan termotivasi.
Ketika karyawan memiliki pemimpin yang bisa diandalkan, mereka akan merasa lebih nyaman, percaya diri, dan semakin loyal terhadap perusahaan.
Baca Juga: Apa Itu Sense of Belonging? Begini Cara Menerapkannya
Cara Mengukur Sense of Belonging
Lalu, bagaimana cara mengetahui apakah karyawan benar-benar merasa menjadi bagian dari perusahaan atau memiliki sense of belonging?
Menurut Achievers, ada enam pertanyaan kunci yang dapat digunakan untuk mengukur sense of belonging di tempat kerja. Pertanyaan-pertanyaan ini bisa langsung diajukan melalui survei kepada karyawan.
6 pertanyaan untuk mengukur belonging | Sumber: Achievers
- Rasa Memiliki Secara Keseluruhan: "Apakah saya merasa menjadi bagian dari perusahaan ini?"
- Merasa Disambut: "Apakah saya merasa diterima dengan baik saat pertama kali bergabung, masuk tim baru, atau mendapat posisi baru?"
- Merasa Dikenal: "Apakah saya merasa dihargai dan dikenali sebagai individu di perusahaan ini?"
- Merasa Dihargai: "Apakah saya bisa menjadi diri sendiri di tempat kerja? Apakah pendapat saya dihargai dan saya merasa nyaman menyampaikan pendapat, meski berbeda?"
- Merasa Didukung: "Apakah saya mendapatkan dukungan untuk berkembang secara profesional dan mencapai tujuan karier saya?"
- Merasa Terhubung: "Apakah saya punya hubungan yang kuat dan positif dengan rekan kerja dan tim saya?"
Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini secara berkala, perusahaan bisa memahami tingkat keterikatan karyawan dan menemukan cara untuk meningkatkan sense of belonging di tempat kerja.
Demikian penjelasan mengenai sense of belonging di tempat kerja dan pentingnya perasaan memiliki dalam meningkatkan kesejahteraan serta produktivitas kerja. Semoga informasi ini membantumu menciptakan lingkungan kerja inklusif dan suportif, ya!
Jika kamu ingin bekerja di lingkungan yang menghargai rasa memiliki dan mendukung perkembangan karier, saatnya mencari peluang terbaik!
Temukan lebih dari 2.000 lowongan kerja terbaru dari berbagai perusahaan ternama di Indonesia, mulai dari fresh graduate program, internship, hingga pekerjaan full-time hanya di Dealls!
Sebelum melamar, pastikan CV kamu sudah optimal dengan CV ATS Checker agar lebih mudah dilirik rekruter.
Butuh strategi karier yang lebih matang? Ikuti mentoring bersama career mentor profesional yang siap membimbingmu menuju kesuksesan.
Jangan tunda lagi! Maksimalkan peluangmu untuk meraih karier impian bersama Dealls!
Sumber: