Saat bekerja, kamu tentu menantikan momen gajian setiap bulannya. Gaji yang diterima adalah hasil dari kerja kerasmu, dan tentunya kamu ingin memastikan jumlah yang diterima sesuai dengan ekspektasi.
Namun, pernahkah kamu merasa jumlah gaji yang masuk ke rekening tidak sebesar yang tertulis dalam kontrak? Kalau iya, kamu tidak sendirian.
Banyak karyawan yang bingung melihat perbedaan antara gaji kotor dan gaji bersih yang diterima. Salah satu penyebabnya adalah adanya potongan-potongan yang sering kali kita abaikan. Potongan ini biasa dikenal dengan istilah deduction.
Agar kamu lebih paham soal perbedaan gaji kotor dan gaji bersih, yuk, kita bahas lebih lanjut tentang apa itu deduction dan jenis-jenis potongan yang ada di slip gajimu. Pastikan simak hingga akhir, ya!
Apa Itu Deduction?
Kamu mungkin sering mendengar istilah deduction saat membaca slip gaji atau mendengar HR menjelaskan rincian upahmu.
Jadi, apa itu deduction? Secara sederhana, deduction adalah potongan dari gaji kotor yang biasanya sudah dialokasikan untuk membayar pajak, iuran, atau pengeluaran tertentu.
Potongan ini sangat penting untuk dipahami karena berpengaruh langsung pada jumlah gaji bersih yang kamu terima setiap bulannya.
Ada dua jenis deduction: yang bersifat wajib dan sukarela. Potongan wajib, seperti pajak dan BPJS, sudah diatur oleh pemerintah dan harus dibayar oleh semua karyawan yang memenuhi syarat.
Sementara itu, potongan sukarela biasanya berhubungan dengan pinjaman atau keanggotaan tertentu yang kamu setujui untuk dibayarkan melalui gaji.
Perbedaan Deduction dan Adjustment
Meskipun keduanya sering kali tercantum di slip gaji, deduction dan adjustment punya peran yang berbeda.
Jika deduction adalah potongan gaji yang sifatnya mengurangi, adjustment justru merupakan penyesuaian yang bisa menambah atau mengurangi gaji.
Misalnya, jika kamu naik jabatan atau menerima bonus. Jumlah yang diterima akan dimasukkan sebagai adjustment positif di slip gaji.
Di sisi lain, jika ada kesalahan penghitungan gaji bulan sebelumnya, maka adjustment negatif akan diterapkan untuk memperbaikinya.
Jadi, deduction lebih bersifat permanen setiap bulan, sementara adjustment biasanya bersifat insidental.
Baca juga: 10 Cara Minta Naik Gaji dengan Sopan ke Atasan dan Alasannya
Pentingnya Memahami Deduction bagi Karyawan
Kenapa sih kamu perlu repot-repot memahami deduction? Sebagai karyawan, memahami deduction di slip gaji itu sangat penting.
Tidak hanya sekedar untuk mengetahui kemana gaji kamu "pergi", tetapi juga memastikan kamu menerima hakmu dengan benar.
Berikut adalah 3 alasan pentingnya memahami deduction dilansir dari Investopedia:
1. Transparansi Keuangan
Dengan memahami deduction, kamu bisa lebih transparan dalam mengelola keuangan pribadi. Kamu jadi tahu pasti, berapa banyak gaji yang akan kamu bawa pulang setiap bulannya setelah potongan dan untuk apa saja potongan tersebut digunakan.
2. Menghindari Kesalahan Potongan
Kadang, kesalahan dalam penghitungan gaji bisa terjadi. Misalnya, ada potongan yang tidak seharusnya atau jumlahnya tidak sesuai.
Kalau kamu paham dengan detail deduction, kamu bisa segera mengidentifikasi kesalahan dan melaporkannya ke HRD untuk diperbaiki.
3. Perencanaan Keuangan yang Lebih Baik
Dengan mengetahui total potongan, kamu bisa merencanakan pengeluaran, tabungan, atau investasi dengan lebih baik.
Gaji bersih yang kamu terima setiap bulan sudah pasti lebih kecil dari gaji kotor, jadi dengan perencanaan yang matang, kamu bisa tetap memenuhi kebutuhan tanpa perlu khawatir.
Macam-Macam Deduction
Ada banyak komponen deduction yang mungkin kamu temukan di slip gaji. Berikut beberapa di antaranya:
1. Potongan Pajak PPh 21
PPh 21 adalah potongan wajib yang dikenakan kepada karyawan dengan penghasilan di atas Rp4,5 juta per bulan.
Potongan ini langsung dipotong dari gaji dan dihitung berdasarkan tarif progresif, mulai dari 5% hingga 30%, tergantung besarnya penghasilan tahunanmu.
Potongan PPh 21 ini wajib dipahami agar kamu tidak kaget dengan jumlah gaji yang diterima setelah pajak.
2. PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)
PTKP adalah batas penghasilan yang tidak dikenai pajak. Jika gajimu berada di bawah batas PTKP, maka kamu tidak akan dikenai pajak penghasilan.
Untuk karyawan dengan penghasilan di atas Rp4,5 juta per bulan, baru akan ada potongan PPh 21, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
3. BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan
Selain pajak, ada juga potongan untuk iuran BPJS. BPJS Kesehatan memotong sekitar 1% dari gajimu, sementara BPJS Ketenagakerjaan memiliki beberapa komponen seperti Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun, dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK). Meskipun jumlah potongannya kecil, jaminan ini sangat penting sebagai bentuk perlindungan sosial bagi karyawan.
Baca juga: 6 Cara Pindah Faskes BPJS Kesehatan Online dan Offline
4. Kecelakaan Kerja
Potongan untuk jaminan kecelakaan kerja juga termasuk dalam deduction. Program ini dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan untuk memastikan kamu mendapatkan kompensasi jika terjadi kecelakaan saat bekerja.
Meskipun potongannya kecil yakni sekitar 0,24% dari gaji, tetapi manfaat dari potongan ini cukup besar.
5. Potongan Keterlambatan Karyawan
Kalau kamu sering terlambat masuk kerja, siap-siap untuk mengalami potongan gaji, ya! Banyak perusahaan yang memberlakukan denda bagi karyawan yang terlambat masuk kerja atau absen tanpa izin.
Besarnya potongan ini biasanya sudah diatur dalam peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
6. Potongan Pinjaman Karyawan
Beberapa perusahaan menawarkan fasilitas pinjaman kepada karyawannya, dan pembayarannya bisa langsung dipotong dari gaji.
Ini termasuk deduction yang bersifat sukarela, karena dilakukan berdasarkan kesepakatan antara kamu dan perusahaan.
Jumlah potongan tergantung pada nilai pinjaman yang kamu ambil dan kesepakatan pembayaran yang sudah ditetapkan.
Dampak Deduction pada Gaji Bersih
Setelah semua deduction diterapkan, jumlah gaji yang kamu terima adalah gaji bersih atau take-home pay. Penting untuk diingat bahwa gaji bersih ini bisa jauh lebih rendah dari gaji kotor yang kamu lihat di kontrak kerjamu, karena sudah dikurangi dengan berbagai macam potongan.
Contohnya, jika gaji kotor kamu Rp10 juta per bulan dan ada potongan PPh 21 sebesar Rp1 juta, BPJS Kesehatan Rp40 ribu, dan pinjaman karyawan Rp500 ribu, maka total deduction adalah Rp1,54 juta. Dengan begitu, gaji bersih yang kamu terima hanya sekitar Rp8,46 juta.
Jadi, jangan kaget kalau gajimu terlihat "menyusut" ketika sudah sampai di rekening. Semua potongan itu sudah masuk dalam perhitungan sebelumnya.
Baca juga: Perbedaan Gaji Kotor dan Gaji Bersih, Ini Cara Menghitungnya!
Memahami apa itu deduction dan jenis-jenis potongan yang ada di slip gaji memang penting, terutama agar kamu bisa mengelola keuangan pribadi dengan lebih baik.
Dengan tahu detail gaji yang diterima dan potongan yang dikenakan, kamu bisa lebih bijak dalam merencanakan pengeluaran dan tabungan, serta memastikan tidak ada kesalahan dalam penghitungan gaji. Jangan lupa, selalu cek slip gajimu setiap bulan supaya tidak ada yang terlewat.
Namun, ada kalanya gaji yang diperoleh bisa stagnan, sehingga perlu mencari peluang kerja yang lebih baik dengan gaji lebih tinggi.
Jika kamu tertarik untuk mencari kesempatan lain, Dealls menyediakan berbagai informasi tentang lowongan pekerjaan terbaru dengan gaji yang tinggi dan bisa disesuaikan dengan skill dan pengalamanmu. Yuk, kembangkan kariermu dengan lebih baik!
Sumber:
Statutory Salary Deductions - Boundlesshq
Payroll Deduction Plan: Definition, How It Works, and Reasons - Investopedia
Deduction – Importance and meaning - HR One
Pajak Penghasilan Pasal 21 - Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI