Apa Itu Take Home Pay? Ini Cara Menghitungnya

Ketahui apa itu take home pay, cara menghitung take home pay, dan perbedaannya dengan gaji kotor. Pelajari di sini!

Dealls
Ditulis oleh
Dealls August 07, 2024

Pernahkah kamu merasa bingung dengan istilah take home pay dan bagaimana cara menghitungnya? Take home pay adalah jumlah uang yang kamu terima setelah semua potongan, seperti pajak dan iuran BPJS dikurangi dari keseluruhan gaji (gaji kotor).

Meskipun gaji kotor sering kali terlihat menggiurkan, angka yang sebenarnya kamu terima bisa berbeda setelah dipotong pajak, iuran BPJS, dan biaya lainnya. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendetail tentang apa itu take home pay, bagaimana cara menghitungnya, dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah gaji yang akhirnya kamu terima. Yuk, kita mulai!

Apa Itu Take Home Pay atau THP?

take home pay adalah.jpg

Take home pay adalah jumlah keseluruhan pendapatan yang diterima karyawan. Ini tidak hanya meliputi gaji pokok, tetapi juga tunjangan yang diterima dan dikurangi dengan berbagai potongan, seperti pajak, iuran BPJS, dan potongan lainnya yang mungkin dikenakan.

Komponen tunjangan dan potongan ini mengikuti ketentuan pemerintah, peraturan perusahaan, dan perjanjian kerja yang berlaku.

Secara singkat, take home pay sering disebut sebagai gaji bersih yang diterima karyawan.

Baca Juga: Apa Itu Slip Gaji: Pengertian, Komponen dan Contohnya

Perbedaan Take Home Pay dan Gaji Kotor

take home pay adalah.jpg

Perbedaan utama antara take home pay dan gaji kotor terletak pada penghitungan dan potongan yang berlaku pada keduanya. Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing:

Gaji Kotor

Gaji kotor adalah jumlah total pendapatan yang diterima karyawan sebelum adanya potongan. Ini mencakup gaji pokok ditambah tunjangan tetap dan tidak tetap, bonus, dan bentuk kompensasi lainnya yang diberikan oleh perusahaan. 

Gaji kotor adalah angka yang tercantum dalam kontrak kerja sebagai dasar sebelum pengurangan seperti pajak dan iuran BPJS.

Take Home Pay

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, take home pay adalah jumlah uang yang benar-benar diterima karyawan setelah semua potongan dilakukan dari gaji kotor. 

Potongan yang mempengaruhi THP meliputi pajak penghasilan (PPh 21), iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, asuransi kesehatan, potongan pinjaman, dan denda atau biaya lainnya. THP adalah angka yang tercantum dalam slip gaji sebagai jumlah akhir yang diterima setelah semua pengurangan.

Contoh Perbedaan Take Home Pay dan Gaji Kotor

Misalnya, jika gaji kotor seorang karyawan adalah Rp10.000.000, namun setelah dipotong pajak penghasilan, iuran BPJS, dan potongan lainnya total potongan mencapai Rp2.000.000, maka take home pay yang diterima karyawan tersebut adalah Rp8.000.000.

Secara ringkas, gaji kotor adalah angka total sebelum potongan, sedangkan take home pay adalah angka akhir yang diterima setelah semua potongan dilakukan.

Komponen Take Home Pay

take home pay adalah.jpg

Dengan mempelajari setiap komponen take home pay secara mendetail, kamu dapat lebih jelas melihat bagaimana total THP dihitung dan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi penghasilan yang kamu terima. Berikut adalah komponen take home pay:

1. Gaji Pokok

Gaji pokok adalah jumlah uang yang diterima karyawan sebagai imbalan atas pekerjaan yang dilakukan, sesuai dengan kontrak kerja. Menurut PP No. 36 Tahun 2021, terdapat beberapa jenis upah, antara lain:

  • Upah tanpa tunjangan
  • Upah pokok dan tunjangan tetap
  • Upah pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap
  • Upah pokok dan tunjangan tidak tetap

Besaran gaji pokok minimal harus mencapai 75% dari total upah jika mencakup tunjangan tetap, dan tidak boleh kurang dari upah minimum yang berlaku di provinsi atau kabupaten/kota domisili. Gaji yang telah disepakati dalam perjanjian kerja tidak boleh dikurangi.

2. Tunjangan

Tunjangan adalah bentuk kompensasi di luar pendapatan utama atau gaji poko. Tunjangan terdiri dari:

  • Tunjangan Tetap: Pembayaran rutin yang diberikan bersamaan dengan gaji pokok, seperti tunjangan kesehatan, transportasi, dan lainnya.
  • Tunjangan Tidak Tetap: Pembayaran yang tidak rutin, sering kali terkait dengan kehadiran atau kebutuhan khusus, dan tidak dibayarkan bersamaan dengan gaji pokok.

3. Potongan

Pemotongan gaji adalah jumlah uang yang dipotong dari total penghasilan untuk tujuan membayar pajak, asuransi kesehatan, dan lainnya seperti di bawah ini:

  • Pajak Penghasilan (PPh 21): Potongan berdasarkan penghasilan karyawan.
  • Iuran BPJS: Iuran untuk BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan.
  • Asuransi Kesehatan: Potongan untuk asuransi kesehatan tambahan jika berlaku.
  • Kontribusi Dana Pensiun: Potongan untuk program pensiun.
  • Potongan Pinjaman: Pembayaran pinjaman dari perusahaan.
  • Denda dan Biaya Lain: Potongan untuk denda atau biaya tambahan sesuai kebijakan perusahaan.

Potongan ini bisa bervariasi antar perusahaan dan sesuai dengan perjanjian kerja.

4. Benefit

Benefit karyawan bisa berupa keuntungan finansial atau non-finansial. Beberapa benefit finansial tercantum di slip gaji, sementara benefit non-finansial, seperti asuransi swasta atau cuti ekstra, mungkin tidak tercantum di slip gaji.

5. Bonus

Bonus adalah penghargaan finansial yang diberikan kepada karyawan di luar gaji atau upah normal mereka. Bonus bisa terbagi menjadi: 

  • Bonus Kinerja: Pendapatan tambahan berdasarkan penilaian kinerja karyawan. Waktu pemberian bonus kinerja tergantung pada kebijakan perusahaan.
  • Bonus Tahunan: Pendapatan tambahan yang dibagikan setelah evaluasi tahunan kinerja karyawan dan perusahaan.

6. Pendapatan Tambahan

Salah satu pendapatan tambahan adalah uang lembur. Dibayar untuk kerja yang melebihi waktu normal. 

Perhitungannya diatur dalam UU No. 13 Tahun 2003 dan keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP.102/MEN/VI/2004. Karyawan berhak atas upah lembur jika bekerja lebih dari 7 jam sehari (untuk 6 hari kerja) atau lebih dari 8 jam sehari (untuk 5 hari kerja), serta saat bekerja di hari Minggu atau hari libur nasional.

Cara Menghitung Take Home Pay

take home pay adalah.jpg

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam menghitung THP:

1. Hitung Gaji Kotor

Mulailah dengan mengetahui gaji kotor bulanan, yang merupakan total pendapatan sebelum potongan. Ini mencakup:

  • Gaji Pokok: Jumlah dasar yang diterima sesuai kontrak.
  • Tunjangan: Tunjangan tetap (seperti tunjangan kesehatan, transportasi) dan tunjangan tidak tetap (seperti tunjangan kehadiran).
  • Bonus: Bonus tahunan atau kinerja jika berlaku.
  • Pendapatan Tambahan: Seperti uang lembur atau komisi.

2. Kalkulasi Potongan Wajib

Potongan ini biasanya ditetapkan berdasarkan peraturan dan dapat meliputi:

  • Pajak Penghasilan (PPh 21): Hitung sesuai dengan tarif pajak dan penghasilan tahunan. Kamu bisa menggunakan kalkulator pajak atau referensi tabel PPh 21 untuk perhitungan ini.
  • Iuran BPJS: Iuran untuk BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan dihitung berdasarkan persentase dari gaji atau gaji kotor, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  • Asuransi Kesehatan: Jika ada potongan untuk asuransi kesehatan tambahan, hitung sesuai dengan premi yang dikenakan.
  • Kontribusi Dana Pensiun: Potongan untuk dana pensiun jika berlaku.

3. Hitung Potongan Lainnya

Potongan lain yang mungkin mempengaruhi THP termasuk:

  • Pinjaman: Potongan untuk cicilan pinjaman dari perusahaan atau lembaga lain.
  • Denda atau Biaya Lain: Jika ada potongan untuk denda atau biaya tambahan.

4. Kalkulasi Take Home Pay

Setelah menghitung gaji kotor dan potongan-potongan, hitung THP dengan rumus berikut:

THP = Gaji Kotor − Total Potongan

*) Di sini, Total Potongan adalah jumlah semua potongan wajib dan tambahan.

Contoh Perhitungan Take Home Pay

take home pay adalah.jpg

Misalkan, gaji kotor bulanan adalah Rp10.000.000. Potongan terdiri dari:

  • Pajak Penghasilan: Rp1.000.000
  • Iuran BPJS Kesehatan: Rp500.000
  • Iuran BPJS Ketenagakerjaan: Rp300.000
  • Asuransi Kesehatan: Rp200.000
  • Potongan Pinjaman: Rp300.000

Total potongan = Rp1.000.000 + Rp500.000 + Rp300.000 + Rp200.000 + Rp300.000 = Rp2.300.000

Maka, THP = Rp10.000.000 - Rp2.300.000 = Rp7.700.000

Dengan cara ini, kamu bisa mengetahui berapa jumlah uang yang sebenarnya akan diterima setelah semua potongan dilakukan.

Sekarang kamu sudah lebih memahami apa itu take home pay dan bagaimana cara menghitungnya. Dengan mengetahui perbedaan antara gaji kotor dan bersih serta faktor-faktor yang mempengaruhi, kamu bisa lebih bijak dalam mengelola keuanganmu dan merencanakan anggaran bulanan.

Jika kamu sedang mencari peluang baru atau ingin mengembangkan karier, jangan lewatkan kesempatan untuk melamar  lowongan kerja terbaru  di Dealls. 

Selain itu, kamu juga bisa bergabung dalam program  career mentor untuk mendapatkan bimbingan dan konsultasi karier di berbagai industri.

Jangan lupa juga untuk mencoba CV ATS Checker dari Dealls! CV Reviewer ini akan membantu kamu memperbaiki dan menyempurnakan CV-mu sehingga lebih menonjol di mata recruiter

Yuk, ambil langkah pertama menuju masa depan bersama Dealls!

Sumber:

What Is Take-Home Pay? Definition, Vs. Gross Pay, and Example

How To Calculate Take-Home Pay in 5 Steps (With Example) | Indeed.com

Tips Pengembangan Karir
Bagikan

Lamar ke Lowongan Kerja Terbaru Setiap Harinya