Afiliator adalah profesi yang memungkinkan kamu mendapatkan komisi dari setiap penjualan yang dilakukan melalui tautan (link) afiliasi. Afiliator menjadi salah satu peluang yang cukup populer karena dapat memberikan pendapatan tambahan secara online.
Namun, apa sebenarnya pekerjaan afiliator itu? Bagaimana cara menjadi afiliator dan apa saja tugasnya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di artikel ini!
Apa Itu Afiliator?
Afiliator adalah seseorang yang menghasilkan uang dengan mempromosikan produk atau layanan milik perusahaan lain. Mereka bekerja sebagai perantara antara penjual dan pembeli, dengan cara membagikan tautan (link) atau kode unik yang mengarahkan orang untuk membeli produk tersebut.
Setiap kali ada pembelian atau tindakan tertentu yang dilakukan melalui link afiliasi, afiliator akan mendapatkan komisi.
Dilansir dari Investopedia, besaran komisi afiliasi bisa bervariasi tergantung pada program afiliasi yang diikuti. Umumnya, komisi berkisar antara 5% hingga 50% dari penjualan yang dihasilkan melalui link afiliasi. Komisi juga bisa berbeda-beda berdasarkan model pembayaran, seperti pembayaran per klik (CPC), per penjualan (CPS), atau per lead (CPL).
Biasanya, afiliator memanfaatkan berbagai platform, seperti blog, media sosial, atau situs web pribadi untuk membagikan link afiliasi mereka. Sistem ini dikenal sebagai affiliate marketing. Cukup dengan memanfaatkan audiens atau pengikut, afiliator dapat menghasilkan uang hanya dengan membantu mempromosikan produk orang lain.
Baca Juga: Apa Itu Affiliate Marketing? Ini Cara Kerja, Jenis, dan Contohnya
Tugas Afiliator
Seorang afiliator bertugas mempromosikan produk atau layanan dari suatu brand dan mendorong audiens agar melakukan pembelian melalui link afiliasi mereka. Berikut adalah tugas utama seorang afiliator yang perlu dipahami.
1. Mempromosikan Produk atau Layanan
Tugas utama afiliator adalah memperkenalkan dan memasarkan produk atau layanan dari brand. Mereka bisa menggunakan berbagai platform digital seperti media sosial (Instagram, TikTok, Facebook), situs web, blog, atau kanal YouTube untuk menarik minat calon pembeli.
Agar promosi lebih efektif, afiliator harus memahami detail produk yang mereka tawarkan, seperti fitur, manfaat, dan keunggulannya dibandingkan produk lain. Dengan begitu, mereka bisa memberikan informasi yang lebih meyakinkan kepada audiens.
2. Membuat Konten yang Menarik dan Persuasif
Konten yang menarik adalah kunci keberhasilan seorang afiliator. Mereka harus bisa menyajikan informasi dengan cara yang tidak hanya informatif, tetapi juga persuasif agar audiens tertarik untuk membeli produk melalui link afiliasi mereka.
Jenis konten yang sering digunakan dalam pemasaran afiliasi meliputi:
- review produk, memberikan ulasan jujur mengenai pengalaman menggunakan produk;
- tutorial atau cara penggunaan, menunjukkan bagaimana produk digunakan dalam kehidupan sehari-hari;
- unboxing produk, menampilkan pengalaman membuka dan mencoba produk untuk pertama kalinya;
- testimoni atau hasil penggunaan, memberikan bukti nyata tentang efektivitas produk agar lebih meyakinkan audiens.
3. Menyebarkan Link Afiliasi Secara Strategis
Afiliator harus menempatkan link afiliasi mereka di tempat-tempat strategis agar mudah ditemukan oleh audiens.
Beberapa cara efektif dalam menyebarkan link afiliasi meliputi:
- menyematkan link di bio media sosial (Instagram, TikTok, X, dll.);
- menambahkan link dalam deskripsi video YouTube atau TikTok;
- menuliskan link di dalam artikel blog atau situs web;
- memasukkan link ke dalam caption postingan media sosial;
- menggunakan fitur “swipe up” di Instagram Stories;
- memunculkan produk ke keranjang kuning di TikTok.
Semakin mudah audiens mengakses link tersebut, semakin besar peluang mereka untuk melakukan pembelian.
4. Membangun Kepercayaan Audiens
Kepercayaan audiens sangat penting dalam pemasaran afiliasi. Afiliator yang sukses biasanya memiliki hubungan baik dengan pengikutnya dan tidak hanya fokus pada komisi.
Beberapa cara membangun kepercayaan dengan audiens meliputi:
- hanya mempromosikan produk yang benar-benar telah dicoba dan berkualitas;
- bersikap transparan dengan memberikan review yang jujur, termasuk kelebihan dan kekurangan produk;
- tidak melakukan hard-selling secara berlebihan yang justru bisa membuat audiens tidak nyaman;
- berinteraksi secara aktif dengan audiens, misalnya menjawab pertanyaan atau memberikan rekomendasi sesuai dengan kebutuhan mereka.
5. Menganalisis Performa Link Afiliasi
Seorang afiliator perlu memahami performa link afiliasi mereka untuk mengetahui apakah strategi promosi yang digunakan sudah efektif. Hal ini bisa dilakukan dengan menganalisis beberapa metrik penting seperti:
- jumlah klik (click-through rate/CTR), berapa banyak orang yang mengklik link afiliasi?
- konversi (conversion rate), berapa banyak orang yang benar-benar melakukan pembelian setelah mengklik link?
- komisi yang dihasilkan, berapa besar komisi yang diperoleh dalam periode tertentu?
Berdasarkan data tersebut, afiliator bisa menyesuaikan strategi marketing mereka, misalnya mengubah jenis konten yang digunakan atau menargetkan audiens yang lebih spesifik.
6. Mengikuti Kebijakan Program Afiliasi
Setiap brand atau platform afiliasi memiliki kebijakan tersendiri yang harus dipatuhi oleh afiliator. Beberapa aturan umum dalam program afiliasi meliputi:
- tidak diperbolehkan menggunakan cara promosi yang menyesatkan atau tidak etis;
- dilarang membuat klaim berlebihan yang tidak sesuai dengan realita;
- beberapa program melarang penggunaan iklan berbayar dengan kata kunci merek tertentu;
- harus mencantumkan disclaimer bahwa afiliator akan mendapatkan komisi dari setiap pembelian melalui link afiliasi.
Perbedaan Afiliator dan Influencer
Perbedaan antara afiliasi dan influencer terletak pada cara bergabung, sumber penghasilan, pembayaran, dan durasi kerja mereka. Influencer biasanya dipilih langsung oleh brand untuk mempromosikan produk, sedangkan afiliasi mendaftar secara mandiri ke program afiliasi yang tersedia.
Penghasilan influencer berasal dari pembayaran yang disepakati dengan brand untuk membuat konten promosi, sementara afiliasi mendapatkan komisi dari setiap penjualan produk yang berhasil dilakukan. Influencer menerima bayaran sebelum membuat konten, sedangkan afiliasi baru mendapatkan komisi setelah produk terjual melalui link yang mereka promosikan.
Selain itu, tugas influencer selesai setelah mereka membuat konten sesuai kesepakatan dalam periode waktu tertentu. Sementara afiliasi dapat terus mempromosikan produk sesuai keinginan selama mengikuti aturan yang berlaku dalam program afiliasi.
Baca Juga: Apa Perbedaan KOL dan Influencer? Mana yang Harus Dipilih?
Cara Kerja Afiliator
Alur kerja afiliator | Sumber: Shopify
Afiliator bekerja dengan sistem affiliate marketing, di mana mereka mempromosikan produk atau layanan dari perusahaan dan mendapatkan komisi dari setiap transaksi yang dilakukan melalui link afiliasi.
Proses kerjanya dimulai dengan mendaftar ke program afiliasi seperti Tokopedia Affiliate, Shopee Affiliate, atau TikTok Affiiate. Setelah mendaftar, afiliator akan mendapatkan link afiliasi untuk melacak transaksi.
Setelah itu, afiliator mempromosikan produk melalui berbagai platform, seperti media sosial, blog, atau email marketing. Ketika audiens mengklik link afiliasi dan melakukan pembelian, transaksi akan tercatat di sistem afiliasi.
Afiliator kemudian akan mendapatkan komisi, yang besarnya bervariasi tergantung kebijakan program afiliasi, biasanya antara 1% hingga 50% dari harga produk.
Cara Afiliator Mendapat Bayaran
Berikut adalah beberapa metode pembayaran yang umum digunakan dalam afiliasi.
1. Cost per Sale (CPS)
Cost per sale berarti afiliator hanya mendapatkan komisi jika terjadi pembelian melalui link afiliasi yang mereka bagikan. Jika seseorang hanya mengklik link, tetapi tidak membeli, afiliator tidak akan mendapat komisi.
Keuntungannya, komisi yang diberikan biasanya lebih besar, terutama untuk produk dengan harga tinggi. Namun, kekurangannya, afiliator harus memastikan pembeli benar-benar melakukan transaksi, yang memerlukan marketing strategy yang efektif.
2. Cost per Lead (CPL)
Dengan metode CPL, afiliator mendapatkan komisi setiap kali mereka berhasil mengarahkan seseorang untuk melakukan tindakan tertentu, seperti mengisi formulir atau mendaftar akun.
Keuntungannya, afiliator tidak perlu menunggu sampai terjadi transaksi untuk mendapatkan komisi. Namun, kekurangannya, komisi per lead lebih kecil dibandingkan CPS, dan tidak semua lead akan menghasilkan penjualan di masa depan.
3. Cost per Click (CPC)
Metode CPC memungkinkan afiliator mendapatkan komisi hanya dengan mengarahkan pengunjung untuk mengklik link afiliasi mereka, tanpa harus melakukan pembelian atau pendaftaran.
Keuntungannya, lebih mudah untuk mendapatkan komisi karena cukup dengan klik. Namun, komisi per klik cenderung kecil, dan ada risiko klik tidak valid atau fraud click.
4. Cost per Action (CPA)
Metode CPA mirip dengan CPL, tetapi di CPA ada tindakan (action) tambahan yang perlu dilakukan oleh audiens, seperti menginstal aplikasi atau mengisi survei.
Keuntungannya, metode ini bisa diterapkan di berbagai industri dan cocok untuk campaign dengan target market yang spesifik. Namun, lebih sulit untuk mendapatkan komisi karena ada syarat tambahan dan tidak semua audiens bersedia melakukan tindakan yang diminta.
Keuntungan Menjadi Afiliator
Menjadi seorang afiliator menawarkan banyak keuntungan, terutama bagi kamu yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan. Berikut adalah beberapa keuntungan utama menjadi afiliator.
1. Modal Kecil atau Tanpa Modal
Salah satu daya tarik terbesar dari program afiliasi adalah kamu bisa memulainya tanpa perlu modal besar.
Tidak seperti bisnis konvensional yang membutuhkan stok barang atau investasi awal, seorang afiliator hanya perlu mendaftar di program afiliasi dan mulai mempromosikan produk atau layanan.
2. Potensi Penghasilan Pasif
Sebagai afiliator, kamu bisa mendapatkan penghasilan pasif. Artinya, setelah kamu membangun marketing strategy yang efektif, seperti membuat konten di blog atau media sosial, link afiliasi kamu bisa terus menghasilkan uang tanpa harus selalu bekerja setiap hari.
3. Fleksibilitas Waktu dan Lokasi
Tidak seperti pekerjaan kantoran yang terikat jam kerja, seorang afiliator bisa bekerja kapan saja dan di mana saja.
Selama memiliki koneksi internet, kamu bisa menjalankan bisnis afiliasi dari rumah, kafe, atau bahkan saat traveling.
4. Tidak Perlu Mengurus Stok Produk
Sebagai afiliator, kamu hanya perlu mempromosikan produk tanpa harus menangani stok barang, pengemasan, pengiriman, atau customer service.
Semua aspek ini ditangani langsung oleh pihak penyedia program afiliasi sehingga kamu bisa fokus pada pemasaran.
5. Banyak Pilihan Program Afiliasi
Saat ini, banyak perusahaan yang menawarkan program afiliasi, baik dalam bentuk e-commerce, produk digital, hingga layanan berlangganan.
Kamu bisa memilih program yang sesuai dengan niche atau minatmu sehingga lebih mudah dalam mempromosikannya.
6. Berkesempatan Bekerja Sama dengan Brand Besar
Banyak brand ternama menawarkan program afiliasi sehingga kamu bisa bekerja sama dengan perusahaan besar tanpa harus menjadi influencer terkenal.
Bahkan, beberapa brand memberikan bonus tambahan bagi afiliator yang memiliki performa baik.
7. Tidak Ada Batasan Penghasilan
Pendapatan sebagai afiliator bergantung pada usaha dan strategi yang kamu terapkan. Tidak seperti pekerjaan tetap dengan gaji bulanan yang tetap, dalam afiliasi kamu bisa mendapatkan penghasilan tanpa batas tergantung dari jumlah transaksi yang berhasil kamu hasilkan.
Cara Menjadi Afiliator
Menjadi afiliator adalah cara yang mudah untuk mendapatkan penghasilan tambahan, bahkan tanpa modal besar. Jika kamu ingin mencoba afiliasi, berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan.
1. Pilih Program Afiliasi yang Tepat
Langkah pertama adalah memilih program afiliasi yang sesuai dengan minat dan target market yang kamu miliki. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:
- reputasi dan kredibilitas perusahaan yang menawarkan program afiliasi;
- besaran komisi yang ditawarkan (CPS, CPL, CPC, atau CPA);
- produk atau layanan yang relevan dengan niche atau audiensmu;
- kemudahan dalam pendaftaran dan penggunaan sistem afiliasi.
Berikut beberapa program afiliasi yang bisa kamu ikuti:
- Shopee Affiliate Program
- Tokopedia Affiliate Program
- Lazada Affiliate Program
- Blibli Affiliate
- Marketing Afiliasi TikTok
2. Daftar di Program Afiliasi
Setelah memilih program yang tepat, langkah berikutnya adalah mendaftar di platform afiliasi yang dipilih.
Biasanya, kamu akan diminta untuk mengisi formulir pendaftaran dan menyetujui syarat serta ketentuan yang berlaku.
Setelah akunmu disetujui, kamu akan mendapatkan link afiliasi unik yang bisa digunakan untuk mempromosikan produk atau layanan.
3. Tentukan Platform Promosi
Sebagai afiliator, kamu harus memiliki tempat untuk mempromosikan produk afiliasi. Pilih platform yang sesuai dengan audiens yang ingin kamu targetkan, seperti:
- blog atau website: jika kamu suka menulis, buatlah artikel review atau rekomendasi produk;
- media sosial: Instagram, Tiktok, Twitter, dan Facebook bisa menjadi media promosi yang efektif;
- YouTube: buat video review atau tutorial tentang produk yang kamu promosikan;
- Telegram & WhatsApp: bisa digunakan untuk membagikan link afiliasi ke komunitas atau grup yang relevan.
4. Buat Konten yang Menarik
Ide konten affiliate marketing | Sumber: Trekdesk
Konten adalah kunci utama dalam bisnis afiliasi. Buatlah konten yang informatif, menarik, dan sesuai dengan kebutuhan audiens. Beberapa jenis konten yang bisa kamu buat:
- review produk: ulasan jujur tentang kelebihan dan kekurangan produk;
- tutorial & cara penggunaan: panduan lengkap tentang cara menggunakan produk yang kamu promosikan;
- perbandingan produk: bandingkan beberapa produk dalam kategori yang sama untuk membantu audiens memilih yang terbaik;
- testimoni dan pengalaman pribadi: pengalaman menggunakan produk bisa meningkatkan kepercayaan audiens.
5. Optimalkan Strategi Pemasaran
Agar semakin banyak orang yang mengklik link afiliasimu, kamu perlu menerapkan strategi pemasaran yang efektif, seperti:
- SEO (search engine optimization): jika menggunakan blog, pastikan artikelmu dioptimasi agar mudah ditemukan di Google;
- media sosial marketing: gunakan hashtag, reels, dan story untuk menjangkau lebih banyak audiens;
- email marketing: kirimkan newsletter kepada audiens yang tertarik dengan produk yang kamu promosikan;
6. Pantau Kinerja dan Evaluasi Strategi
Setelah menjalankan strategi pemasaran, kamu perlu mengevaluasi hasilnya. Sebagian besar program afiliasi menyediakan dashboard yang menunjukkan jumlah klik, konversi, dan komisi yang kamu dapatkan.
Gunakan data ini untuk memahami strategi mana yang efektif dan mana yang perlu ditingkatkan. Cobalah berbagai pendekatan hingga menemukan cara yang paling optimal untuk meningkatkan pendapatan afiliasimu.
Demikian penjelasan mengenai afiliator, peran, strategi sukses, serta tips untuk meningkatkan pendapatan dari affiliate marketing. Dengan pendekatan yang tepat, konsistensi, dan konten yang berkualitas, kamu bisa membangun bisnis afiliasi yang menguntungkan.
Jika kamu sedang mencari peluang karier terbaru di bidang marketing, Dealls menyediakan lebih dari 2.000 lowongan kerja terbaru dari berbagai perusahaan ternama di Indonesia.
Dapatkan juga arahan karier melalui program mentoring langsung bersama career mentor profesional yang siap membantu merencanakan langkah kariermu.
Stop ditolak! Saatnya pastikan CV kamu sudah siap untuk melamar posisi yang diinginkan dengan menggunakan AI CV Reviewer, CV ATS Checker dari Dealls.
Ayo, maksimalkan peluang kariermu sekarang dan raih pekerjaan impianmu bersama Dealls!
Sumber:
Affiliate Marketer: Definition, Examples, and How to Get Started