Dalam dunia investasi, istilah reksadana saham sering kali muncul sebagai salah satu opsi yang cukup menarik, terutama bagi kamu yang masih baru di dunia investasi tetapi ingin tetap memperoleh keuntungan melalui passive income.
Reksadana saham menjadi pilihan banyak orang karena pengelolaannya dilakukan oleh manajer investasi, sehingga tidak perlu terlalu banyak menghabiskan waktu untuk memantau pergerakan saham setiap hari.
Nah, di artikel ini kita akan membahas secara lengkap mulai dari pengertian, risiko, hingga tips berinvestasi reksadana saham. Simak sampai selesai, ya!
Pengertian Reksadana Saham
Dilansir dari Bursa Efek Indonesia, reksadana saham adalah salah satu jenis jenis investasi yang di mana sebagian besar dana yang dikumpulkan akan diinvestasikan dan dikelola dalam bentuk saham. Sisanya dapat berupa deposito atau instrumen pasar uang lainnya.
Manajer investasi yang mengelola dana ini bertanggung jawab untuk membeli dan menjual saham dengan tujuan menghasilkan keuntungan bagi para investor.
Keuntungan yang didapatkan berasal dari kenaikan harga saham yang dibeli.
Perbedaan mendasar antara reksadana saham dan membeli saham secara langsung adalah kamu tidak perlu memantau sendiri fluktuasi harga saham setiap hari. Semua itu dilakukan oleh manajer investasi.
Jadi, buat kamu yang ingin berinvestasi di saham tetapi belum memiliki waktu atau keahlian khusus, reksadana saham bisa menjadi pilihan tepat.
Risiko Investasi di Reksadana Saham
Walaupun reksadana saham menawarkan potensi keuntungan yang tinggi, risiko yang dihadapi juga tidak kalah besar.
Seperti yang sering dikatakan, “high risk, high return”. Risiko utama dalam investasi reksadana saham adalah fluktuasi harga saham itu sendiri. Harga saham bisa naik dan turun dengan cepat, tergantung pada kondisi pasar.
Berikut adalah beberapa risiko utama yang perlu kamu pertimbangkan menurut Investopedia:
1. Risiko Fluktuasi Nilai Investasi
Harga saham sangat bergantung pada kondisi pasar, sehingga fluktuasi yang tajam bisa terjadi kapan saja. Ketika pasar mengalami penurunan, maka secara otomatis nilai investasi kamu juga akan ikut menurun.
2. Risiko Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan untuk menjual kembali reksadana saham dengan cepat. Pada beberapa situasi, bisa saja terjadi penurunan likuiditas yang membuat kamu kesulitan mencairkan dana investasi dalam waktu singkat.
3. Risiko Pasar Global
Reksadana saham adalah investasi yang terpengaruh oleh perubahan kondisi ekonomi dan politik global. Jadi, perubahan kebijakan pemerintah, suku bunga, atau kondisi pasar saham internasional dapat mempengaruhi nilai investasimu.
Contohnya adalah ketika pandemi COVID-19 terjadi pada tahun 2020. Pada saat itu, ekonomi global melambat dan banyak negara menerapkan lockdown.
Alhasil, pasar saham di berbagai negara, termasuk Indonesia, mengalami kejatuhan. Akibatnya, IHSG sempat turun lebih dari 30% dalam waktu singkat, yang berimbas pada penurunan nilai reksadana saham.
Siapa yang Cocok Berinvestasi di Reksadana Saham?
Reksadana saham cocok bagi kamu yang memiliki tujuan investasi jangka panjang, setidaknya di atas 10 tahun.
Karena fluktuasi harga saham yang cenderung tidak stabil, reksadana saham lebih cocok untuk investasi dengan target waktu yang panjang.
Selain itu, investasi ini juga cocok bagi kamu yang sudah memahami risiko investasi saham dan tidak keberatan dengan naik turunnya nilai investasi dalam jangka pendek.
Jika kamu sedang mencari alternatif investasi yang lebih terukur risiko dan keuntungannya, reksadana saham adalah pilihan tepat.
Namun, pastikan kamu memiliki profil risiko yang sesuai dan mampu menahan tekanan dari fluktuasi pasar.
Perbedaan Reksadana Saham dengan RDPU dan RDPT
Sebagai investor pemula, kamu mungkin bertanya-tanya apa perbedaan reksadana saham dengan jenis reksadana lainnya, seperti reksadana pasar uang (RDPU) dan reksadana pendapatan tetap (RDPT).
Berikut adalah perbedaan utamanya:
1. Reksadana Pasar Uang (RDPU)
RDPU atau Reksadana Pasar Uang menginvestasikan dana pada instrumen pasar uang seperti deposito atau surat utang jangka pendek. Keuntungannya lebih stabil tetapi rendah dibandingkan dengan reksadana saham.
2. Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT)
RDPT mengalokasikan dana pada instrumen obligasi atau surat utang yang memberikan pendapatan tetap.
Resikonya lebih rendah dibandingkan reksadana saham, tetapi keuntungannya juga tidak sebesar saham.
Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa reksadana saham adalah pilihan yang lebih cocok bagi kamu yang ingin keuntungan tinggi dan bersedia menghadapi risiko yang lebih besar.
Sementara itu, RDPU dan RDPT lebih cocok bagi investor dengan profil risiko rendah.
Perbedaan Reksadana Saham dan Saham
Meski sama-sama berinvestasi di saham, ada beberapa perbedaan antara reksadana saham dan saham individual:
1. Pengelolaan Dana
Dalam reksadana saham, dana dikelola oleh manajer investasi yang profesional, sementara investasi saham individu dikelola sendiri oleh investor.
2. Modal Investasi
Kamu bisa mulai berinvestasi di reksadana saham dengan modal kecil, bahkan mulai dari Rp100 ribu. Sementara itu, investasi saham memerlukan modal lebih besar karena harus membeli per lot saham.
3. Keuntungan
Pada investasi saham individu, kamu mendapat keuntungan dari capital gain (kenaikan harga saham) dan dividen, sementara di reksadana saham, keuntungan didapat dari kenaikan nilai unit penyertaan.
Baca juga: 8 Cara Beli Saham untuk Pemula yang Aman dan Mudah
Tips Investasi Reksadana Saham
Supaya investasi reksadana saham kamu lebih maksimal, berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:
1. Tentukan Tujuan Investasi
Pastikan kamu memiliki tujuan investasi yang jelas, seperti dana pensiun atau biaya pendidikan anak. Tujuan ini akan membantu kamu fokus pada investasi jangka panjang.
2. Pilih Manajer Investasi Terpercaya
Pilihlah manajer investasi yang memiliki rekam jejak baik dan transparan dalam mengelola dana. Kamu bisa melihat performa reksadana dari laporan tahunan atau ulasan investor lain.
3. Lakukan Investasi Secara Berkala
Investasi berkala atau cost averaging adalah cara yang efektif untuk menghadapi fluktuasi harga. Dengan berinvestasi secara rutin, kamu bisa memperoleh harga rata-rata yang lebih stabil.
4. Diversifikasi Portofolio
Jangan hanya menginvestasikan semua dana di satu produk reksadana. Diversifikasi portofolio dengan mengalokasikan dana ke beberapa jenis reksadana atau instrumen lain bisa mengurangi risiko.
FAQ Terkait Reksadana Saham
1. Apakah Reksadana Saham Dapat Dividen?
Reksadana saham adalah investasi yang mendapatkan keuntungan dari kenaikan nilai unit penyertaan, bukan dividen langsung seperti investasi saham individu.
Namun, dividen yang didapat oleh manajer investasi dari saham yang dibeli akan masuk ke dalam kenaikan NAB (Nilai Aktiva Bersih) reksadana.
Apakah Reksadana Saham Bisa Rugi?
Ya, reksadana saham bisa mengalami kerugian jika harga saham dalam portofolio menurun. Fluktuasi harga saham sangat mempengaruhi nilai investasi, sehingga kerugian mungkin terjadi.
Baca juga: 11 Rekomendasi Aplikasi Investasi Saham Terbaik untuk Pemula!
Itulah pembahasan mengenai reksadana saham yang bisa kamu pahami. Pastikan kamu berinvestasi dengan uang dingin dari hasil bekerja atau bisnismu, ya!
Setelah kamu bekerja, sangat penting untuk bisa mengelola keuangan dengan baik.
Salah satu cara yang efektif untuk mengelola uang adalah dengan berinvestasi, dan reksadana saham bisa menjadi pilihan yang menarik.
Dengan potensi keuntungan yang tinggi dalam jangka panjang, reksadana saham bisa membantumu mencapai tujuan finansial seperti dana pensiun atau pendidikan anak.
Pastikan untuk selalu memahami risiko dan memilih manajer investasi yang terpercaya agar investasimu tetap aman.
Bicara soal bekerja, jika kamu sedang mencari peluang karier baru, kamu bisa cek berbagai lowongan pekerjaan terbaru di Dealls.
Di sana, banyak sekali loker menarik dan berkualitas dari 3,500+ perusahaan terbaik yang bisa kamu pilih sesuai dengan minat dan keahlianmu.
Jangan ragu untuk memulai perjalanan kariermu sekarang, dan jangan lupa juga untuk mulai berinvestasi supaya masa depan finansialmu lebih terjamin!
Sumber:
Reksa Dana - Bursa Efek Indonesia
Stocks: What They Are, Main Types, How They Differ From Bonds - Investopedia