Pernahkah kamu mendengar istilah project? Dalam dunia bisnis dan organisasi, project atau proyek sering kali menjadi elemen kunci dalam mencapai tujuan yang lebih besar. Sebuah proyek bisa berupa berbagai macam inisiatif yang dirancang untuk menyelesaikan masalah atau mencapainya hasil tertentu dalam waktu yang ditentukan.
Artikel dari Dealls kali ini akan mengupas tuntas pengertian project, ciri-cirinya, serta tahapan yang perlu kamu ketahui untuk menjalankan proyek dengan sukses. Jika kamu tertarik untuk mengembangkan keterampilan manajemen proyek, yuk, simak penjelasan berikut ini!
Apa Itu Project?
Project adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Tidak seperti pekerjaan rutin yang sifatnya berulang, project memiliki batasan waktu, sumber daya, dan hasil akhir yang jelas serta spesifik.
Menurut Project Management Institute (PMI), project adalah “upaya sementara untuk menciptakan produk, layanan, atau hasil yang unik.” Artinya, project selalu bersifat sementara dengan awal dan akhir yang jelas.
Selain itu, tujuan project biasanya berfokus pada menghasilkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya, seperti produk baru, layanan inovatif, atau solusi spesifik untuk suatu masalah.
Sebagai contoh, project bisa berupa:
- pembuatan aplikasi mobile, seperti aplikasi e-commerce atau layanan kesehatan;
- pembangunan gedung perkantoran, yang membutuhkan perencanaan konstruksi dan pengelolaan sumber daya;
- penyelenggaraan event besar, seperti konferensi, konser, atau festival.
Setiap project memiliki karakteristik unik, termasuk tujuan yang spesifik, alokasi sumber daya yang terbatas, serta melibatkan tim kerja dengan peran dan tanggung jawab yang berbeda. Hal ini membuat pengelolaan project membutuhkan perencanaan yang matang dan eksekusi yang terarah agar dapat mencapai hasil yang diinginkan.
Baca Juga: Apa Itu Project Manager? Ini Peran dan Skill yang Wajib Dimiliki!
Ciri-Ciri/Karakteristik Project
Karakteristik project | Sumber: GeeksforGeeks
Sebuah project berbeda dengan aktivitas sehari-hari yang bersifat rutin. Project memiliki karakteristik unik yang membuatnya menjadi salah satu elemen penting dalam dunia kerja dan manajemen. Berikut adalah ciri-ciri utama sebuah project dilansir dari The Council of Europe.
1. Tujuan yang Jelas dan Terukur
Setiap project dirancang untuk mencapai tujuan spesifik yang sudah ditentukan sejak awal. Tujuan ini biasanya berupa solusi atas masalah tertentu atau hasil konkret yang dapat diukur.
Tujuan project harus berdasarkan analisis kebutuhan yang mendalam dan diarahkan pada perubahan sosial yang berkelanjutan. Dengan begitu, project tidak hanya menghasilkan output, tetapi juga menciptakan dampak nyata bagi masyarakat atau organisasi.
2. Realistis dan Dapat Dicapai
Project harus mempertimbangkan sumber daya yang ada, baik itu finansial, waktu, maupun tenaga kerja, untuk memastikan bahwa tujuan dapat dicapai.
Pendekatan realistis ini mencegah terjadinya pemborosan sumber daya dan memastikan hasil yang diinginkan relevan dengan kebutuhan.
3. Batasan Waktu dan Tempat yang Jelas
Tidak seperti pekerjaan rutin, project memiliki durasi yang terbatas. Ada awal yang jelas, proses pelaksanaan, dan akhir yang direncanakan.
Selain itu, project biasanya dilakukan di lokasi atau dalam konteks tertentu yang relevan dengan tujuannya. Keterbatasan waktu dan tempat ini membantu menjaga fokus dan efisiensi dalam pelaksanaan project.
4. Hasil yang Unik dan Inovatif
Project selalu menghasilkan sesuatu yang unik, baik itu produk, layanan, sistem, atau solusi tertentu. Keunikan ini lahir dari ide-ide baru yang memberikan respons spesifik terhadap masalah dalam konteks tertentu.
The Council of Europe juga menyebut bahwa project bersifat inovatif karena menawarkan pendekatan atau solusi yang sebelumnya belum ada.
5. Melibatkan Tingkat Kompleksitas yang Tinggi
Sebuah project tidak hanya melibatkan banyak tugas, tetapi juga membutuhkan perencanaan matang, pengelolaan sumber daya, dan koordinasi berbagai pihak.
Keberhasilan project bergantung pada kemampuan untuk mengelola kompleksitas ini melalui kerja sama antar-mitra dan pelaku yang memiliki peran masing-masing.
6. Kolaborasi dan Kerja Sama Tim
Project adalah hasil dari usaha kolektif yang melibatkan banyak pihak. Tim project bekerja sama dengan mitra, stakeholder, dan pihak terkait lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kerja sama ini menjadi landasan utama dalam memastikan project berjalan dengan baik dan menghasilkan hasil yang optimal.
7. Berorientasi pada Evaluasi dan Penilaian
Salah satu ciri penting project adalah adanya tolok ukur yang digunakan untuk mengevaluasi hasilnya. Tujuan yang ditetapkan harus dapat diukur secara objektif, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun dampak.
Evaluasi dilakukan di setiap tahap untuk memastikan project tetap berada di jalur yang benar dan memenuhi tujuan yang diharapkan.
8. Tahapan Kerja yang Terstruktur
Project terdiri dari beberapa tahap yang saling berkesinambungan, seperti identifikasi kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi.
Menurut The Council of Europe, tahapan ini harus dirancang dengan jelas untuk memudahkan tim dalam melacak perkembangan dan mengelola tantangan yang mungkin muncul.
9. Mengandung Risiko dan Ketidakpastian
Setiap project memiliki elemen ketidakpastian, baik dari segi proses maupun hasilnya. Risiko ini dapat berupa kendala teknis, perubahan kebutuhan, atau tantangan lain yang tidak terduga.
Namun, elemen risiko ini juga memberikan ruang bagi inovasi dan pengembangan solusi yang lebih kreatif.
10. Berlandaskan pada Analisis Kebutuhan
Sebuah project berangkat dari pemahaman mendalam tentang kebutuhan atau masalah yang ada.
Analisis kebutuhan menjadi fondasi untuk merancang solusi yang sesuai dan memastikan project benar-benar relevan dengan tujuan yang ingin dicapai.
11. Mendorong Perubahan dan Pengembangan
Project bertujuan untuk menciptakan perubahan yang bersifat jangka panjang, baik dalam skala kecil maupun besar.
Hal ini mencakup pengembangan kapasitas tim, peningkatan efisiensi proses, hingga pencapaian tujuan strategis organisasi.
12. Dapat Diukur dan Dinilai Keberhasilannya
Keberhasilan sebuah project diukur melalui indikator kinerja utama (Key Performance Indicators/KPI) yang dirancang sejak awal.
KPI ini mencakup aspek waktu, kualitas, dan biaya, sehingga project dapat dinilai efektivitasnya secara objektif.
Tujuan Project
Dalam dunia bisnis, project memainkan peran penting untuk mencapai tujuan strategis perusahaan. Sebuah project dirancang untuk menciptakan nilai tambah, meningkatkan efisiensi, atau memecahkan masalah tertentu yang relevan dengan kebutuhan organisasi. Berikut adalah beberapa tujuan utama project dalam bisnis.
1. Meningkatkan Efisiensi Operasional
Salah satu tujuan utama project dalam bisnis adalah untuk mengoptimalkan proses kerja sehingga lebih efisien.
Misalnya, perusahaan dapat menjalankan project implementasi perangkat lunak baru untuk mempercepat alur kerja dan mengurangi biaya operasional.
2. Mengembangkan Produk atau Layanan Baru
Project sering digunakan untuk menciptakan produk atau layanan inovatif yang memenuhi kebutuhan pasar.
Contohnya, peluncuran fitur baru pada aplikasi e-commerce atau pengembangan produk ramah lingkungan untuk memperluas pangsa pasar.
3. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Banyak project dalam bisnis dirancang untuk meningkatkan pengalaman dan kepuasan pelanggan, seperti memperbaiki layanan pelanggan, meningkatkan kualitas produk, atau menyediakan solusi yang lebih personal sesuai kebutuhan konsumen.
4. Mengatasi Masalah Bisnis
Perusahaan menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan solusi spesifik. Project membantu menganalisis akar masalah dan merancang pendekatan untuk mengatasinya, seperti project pengurangan tingkat keluhan pelanggan atau peningkatan pengelolaan inventaris.
5. Meningkatkan Daya Saing
Project dalam bisnis juga bertujuan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan di pasar.
Ini bisa berupa inovasi teknologi, strategi pemasaran baru, atau kolaborasi dengan mitra bisnis untuk memperluas jaringan.
6. Memenuhi Target Strategis Perusahaan
Setiap perusahaan memiliki target jangka pendek maupun jangka panjang yang tercermin dalam strategi bisnisnya.
Project dirancang untuk mendukung pencapaian target ini, seperti ekspansi ke pasar internasional atau perolehan sertifikasi tertentu.
Tahapan atau Siklus Hidup Project
Fase atau tahapan pelaksanaan project | Sumber: Wrike
Setiap proyek memiliki tahapan atau siklus hidup dimulai dari awal hingga selesai. Setiap fase memiliki tujuan dan aktivitas yang berbeda. Berikut adalah tahapan atau siklus hidup proyek yang umumnya diikuti.
1. Inisiasi (Initiation)
Tahap pertama adalah tahap inisiasi, di mana proyek baru dimulai dan konsep dasar proyek ditentukan. Pada tahap ini, beberapa keputusan penting diambil, termasuk apakah proyek akan dilanjutkan atau tidak.
Beberapa kegiatan utama yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
- penentuan tujuan dan ruang lingkup: menetapkan apa yang akan dicapai oleh proyek dan mengidentifikasi tujuan-tujuan utama proyek;
- penyusunan proposal proyek: mengembangkan proposal proyek yang mencakup rincian dasar tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana cara melakukannya;
- penunjukan tim proyek: memilih dan menetapkan tim yang akan bekerja pada proyek;
- persetujuan dan pembiayaan: mendapatkan persetujuan dari pemangku kepentingan dan alokasi anggaran atau dana untuk proyek.
2. Perencanaan (Planning)
Setelah proyek disetujui, tahap perencanaan dimulai. Pada tahap ini, semua aspek yang terlibat dalam proyek direncanakan secara rinci, termasuk waktu, anggaran, dan sumber daya.
Perencanaan yang baik akan memastikan bahwa proyek dapat berjalan sesuai rencana dan mengurangi risiko kegagalan. Beberapa kegiatan utama di tahap ini meliputi:
- penjadwalan proyek: membuat timeline yang menunjukkan kapan setiap bagian dari proyek akan selesai;
- penyusunan anggaran: menentukan anggaran yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dan memastikan dana tersedia;
- identifikasi risiko: mengidentifikasi potensi risiko yang dapat menghambat proyek dan merancang rencana mitigasi;
- penetapan sumber daya: menentukan sumber daya yang diperlukan, termasuk tenaga kerja, peralatan, dan bahan;
- komunikasi dan koordinasi: menetapkan saluran komunikasi yang efektif antara tim proyek dan pemangku kepentingan.
3. Pelaksanaan (Execution)
Pelaksanaan adalah tahap di mana rencana proyek diimplementasikan. PPada tahap ini, penting untuk memastikan bahwa semua aktivitas dilakukan sesuai dengan waktu, anggaran, dan kualitas yang ditetapkan. Beberapa kegiatan utama dalam tahap ini adalah:
- pelaksanaan tugas: semua aktivitas yang telah direncanakan mulai dijalankan, termasuk produksi, pembangunan, atau pengembangan;
- pengelolaan tim: memimpin dan mengelola tim proyek untuk memastikan bahwa mereka bekerja dengan baik dan tugas diselesaikan tepat waktu;
- pemantauan kinerja: memantau progres proyek untuk memastikan bahwa semuanya berjalan sesuai rencana;
- komunikasi dan pelaporan: menyampaikan informasi terkait perkembangan proyek kepada pemangku kepentingan dan tim proyek secara rutin.
4. Pengendalian (Monitoring and Controlling)
Pengendalian proyek dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan untuk memastikan bahwa proyek tetap pada jalurnya. Pada tahap ini, manajer proyek harus memantau segala sesuatu yang terjadi selama pelaksanaan dan membuat penyesuaian yang diperlukan.
Kegiatan utama yang dilakukan pada tahap ini adalah:
- pemantauan progres: memeriksa apakah proyek sesuai dengan jadwal dan anggaran yang ditetapkan;
- pengelolaan risiko: mengidentifikasi risiko baru yang muncul dan mengimplementasikan tindakan pengendalian untuk memitigasi dampak risiko tersebut;
- perubahan manajemen: menangani perubahan yang terjadi selama proyek berjalan dan memastikan bahwa perubahan tersebut tidak mengganggu jalannya proyek;
- evaluasi kualitas: memastikan bahwa kualitas hasil proyek sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
5. Penutupan (Closure)
Tahap penutupan adalah fase terakhir dari siklus hidup proyek, di mana proyek selesai dan diserahkan kepada pemangku kepentingan atau klien. Pada tahap ini, manajer proyek memastikan bahwa semua pekerjaan telah diselesaikan, dokumen proyek ditutup, dan evaluasi dilakukan.
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap penutupan adalah:
- penyerahan hasil proyek: menyelesaikan dan menyerahkan produk akhir atau hasil proyek kepada klien atau pemangku kepentingan;
- evaluasi proyek: melakukan evaluasi akhir proyek untuk menilai apakah proyek telah memenuhi tujuannya dan untuk mencari pembelajaran bagi proyek di masa depan;
- dokumentasi proyek: menyusun dokumentasi terkait dengan hasil dan proses proyek, termasuk laporan akhir, dokumentasi anggaran, dan hasil evaluasi;
- penyelesaian administrasi: menyelesaikan semua administrasi terkait dengan proyek, termasuk pembayaran dan kontrak yang belum selesai;
- pemberian penghargaan atau umpan balik: memberikan penghargaan kepada tim proyek atas keberhasilan proyek dan memberikan umpan balik untuk peningkatan di masa depan.
Jenis-Jenis Project
Proyek dapat dikelompokkan ke dalam berbagai jenis berdasarkan tujuan dan bidang yang ingin dicapai. Berikut adalah beberapa jenis proyek yang dapat dibedakan berdasarkan tujuan dan bidang.
1. Jenis Project Berdasarkan Tujuan
a. Project Penciptaan
Project ini bertujuan untuk menciptakan produk, layanan, atau hasil baru. Proyek penciptaan sering kali terkait dengan inovasi atau pengembangan produk baru.
Contohnya adalah proyek pengembangan perangkat lunak, pembuatan bangunan, atau peluncuran produk baru.
b. Project Peningkatan
Proyek peningkatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kinerja, atau efektivitas dari produk, layanan, atau proses yang sudah ada. Biasanya, proyek ini fokus pada optimasi dan perbaikan berkelanjutan.
Contohnya adalah proyek peningkatan sistem IT, pelatihan karyawan untuk meningkatkan keterampilan, atau peningkatan kualitas produk yang sudah ada.
c. Project Perbaikan
Proyek perbaikan berfokus pada memperbaiki masalah atau kendala yang ada dalam sistem atau produk yang telah berjalan. Proyek ini bertujuan untuk memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam produk, proses, atau struktur organisasi.
Contohnya adalah perbaikan infrastruktur, perbaikan kualitas produksi, atau pengentasan masalah yang timbul dari kesalahan operasional.
d. Project Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Project R&D bertujuan untuk melakukan penelitian atau eksperimen guna menemukan solusi baru atau meningkatkan pengetahuan di bidang tertentu. Penelitian dan pengembangan dapat berkaitan dengan pengembangan teknologi baru, obat-obatan, atau inovasi lainnya.
Contohnya adalah penelitian ilmiah, pengembangan teknologi baru, atau eksperimen pasar.
e. Project Sosial
Proyek sosial bertujuan untuk mencapai perubahan sosial atau memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Tujuan proyek ini adalah untuk memberikan dampak positif terhadap kehidupan sosial atau lingkungan.
Contohnya adalah proyek pembangunan infrastruktur di daerah terpencil, kampanye kesehatan masyarakat, atau proyek bantuan bencana.
2. Project Berdasarkan Bidang
a. Project Konstruksi
Proyek konstruksi melibatkan pembangunan fisik seperti gedung, jalan, jembatan, atau infrastruktur lainnya. Proyek ini mencakup perencanaan, desain, dan pembangunan struktur fisik.
Contohnya adalah proyek pembangunan perumahan, gedung perkantoran, atau jalan tol.
b. Project Teknologi
Proyek teknologi berfokus pada pengembangan dan implementasi solusi teknologi, termasuk perangkat keras, perangkat lunak, atau sistem teknologi lainnya. Proyek ini sangat bergantung pada keterampilan teknis dan inovasi.
Contohnya adalah proyek pengembangan aplikasi, sistem IT, atau perangkat keras baru.
c. Project Bisnis
Proyek bisnis bertujuan untuk mencapai tujuan komersial atau meningkatkan kinerja perusahaan. Proyek ini seringkali berfokus pada pengembangan pasar, peningkatan efisiensi operasional, atau ekspansi bisnis.
Contohnya adalah proyek peluncuran produk baru, restrukturisasi perusahaan, atau pembukaan cabang baru.
d. Project Pemasaran
Proyek pemasaran bertujuan untuk mempromosikan produk atau layanan dengan cara yang efektif. Proyek ini melibatkan penelitian pasar, pembuatan strategi pemasaran, dan pelaksanaan kampanye untuk mencapai target audiens.
Contohnya adalah proyek kampanye iklan, riset pasar, atau promosi produk baru.
e. Project Pendidikan
Proyek pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, baik itu di sekolah, universitas, atau lembaga pelatihan. Proyek ini dapat melibatkan pengembangan kurikulum, pelatihan pengajar, atau peningkatan fasilitas pendidikan.
Contohnya adalah proyek pelatihan guru, penyusunan kurikulum baru, atau pembangunan sekolah.
f. Project Lingkungan
Proyek lingkungan bertujuan untuk memelihara atau memperbaiki kondisi lingkungan. Proyek ini berfokus pada pengelolaan sumber daya alam, pelestarian lingkungan, dan pengurangan dampak negatif terhadap alam.
Contohnya adalah proyek penghijauan, pengelolaan sampah, atau proyek konservasi air.
g. Project Pemerintahan
Proyek pemerintahan adalah proyek yang dilakukan oleh badan pemerintah untuk kepentingan masyarakat luas. Proyek ini bisa berupa pembangunan infrastruktur publik, kebijakan sosial, atau program pemerintahan lainnya.
Contohnya adalah proyek pembangunan rumah sakit pemerintah, pengembangan transportasi umum, atau proyek bantuan sosial.
3. Project Berdasarkan Skala
a. Project Kecil
Proyek kecil biasanya memiliki sumber daya terbatas, jangka waktu yang singkat, dan cakupan yang sempit. Proyek ini lebih mudah untuk dikelola, namun tetap membutuhkan perencanaan yang matang.
Contohnya adalah proyek perbaikan kecil, renovasi rumah, atau pengembangan aplikasi dengan anggaran terbatas.
b. Project Menengah
Proyek menengah memiliki skala yang lebih besar dari proyek kecil, melibatkan lebih banyak tim, dan biasanya memerlukan koordinasi antara beberapa departemen.
Contohnya adalah proyek pengembangan produk baru atau kampanye pemasaran yang lebih kompleks.
c. Project Besar
Proyek besar melibatkan banyak sumber daya, waktu yang panjang, dan tim yang lebih besar. Proyek ini sering kali melibatkan beberapa fase dan membutuhkan manajemen yang cermat. Contohnya adalah proyek pembangunan gedung tinggi, peluncuran produk global, atau proyek infrastruktur besar.
Contoh Project
Project bisa ditemukan di berbagai bidang, mulai dari teknologi, konstruksi, hingga manajemen acara. Berikut beberapa contoh project yang umum dilakukan.
1. Contoh Project Teknologi
Di bidang teknologi, project sering kali berfokus pada pengembangan perangkat lunak atau sistem baru.
Misalnya, sebuah perusahaan teknologi ingin menciptakan aplikasi e-commerce untuk memudahkan pengguna berbelanja secara online.
Nah, dalam prosesnya, project ini melibatkan berbagai tahap, mulai dari riset pasar untuk memahami kebutuhan pengguna, desain aplikasi yang dibuat oleh tim UI/UX, hingga pengembangan fitur oleh tim programmer.
2. Contoh Project Konstruksi Pembangunan
Dalam dunia konstruksi, project biasanya melibatkan pembangunan atau renovasi fisik. Contohnya adalah pembangunan gedung perkantoran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan ruang kerja modern.
Proses project ini melibatkan perancangan desain oleh arsitek, pengadaan material oleh tim logistik, hingga pengerjaan fisik oleh kontraktor.
3. Contoh Project Event
Di bidang event management, project biasanya berkaitan dengan penyelenggaraan konferensi, seminar, atau acara besar lainnya. Misalnya, sebuah event organizer menjalankan project penyelenggaraan konferensi bisnis skala internasional. Mereka bertugas memilih lokasi acara, mengatur jadwal, dan mengundang pembicara yang relevan.
Selain itu, mereka juga memastikan semua aspek teknis, seperti pencahayaan, suara, dan alur acara, berjalan dengan baik.
Baca Juga: Cara Membuat dan Contoh CV Event Organizer yang Menarik dan Profesional
4. Contoh Project Bisnis dan Keuangan
Dalam dunia bisnis dan keuangan, project sering bertujuan untuk meningkatkan efisiensi atau menciptakan inovasi baru.
Contohnya adalah peluncuran produk baru yang melibatkan tahapan seperti riset dan pengembangan, produksi, serta marketing campaign.
Kesalahan yang Harus Dihindari dalam Mengelola Project
Mengelola sebuah project bisa menjadi tugas yang menantang. Ada banyak aspek yang perlu diperhatikan agar project dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan. Berikut adalah beberapa kesalahan yang perlu dihindari dalam mengelola proyek.
1. Kurangnya Perencanaan yang Matang
Salah satu kesalahan terbesar dalam mengelola proyek adalah kurangnya perencanaan yang rinci. Tanpa perencanaan yang jelas, sulit untuk mengelola sumber daya, waktu, dan anggaran dengan efektif.
Kamu perlu merencanakan setiap aspek proyek, mulai dari tujuan, timeline, anggaran, hingga sumber daya yang dibutuhkan. Tanpa perencanaan yang baik, project bisa mengalami keterlambatan atau bahkan gagal.
2. Tidak Memahami Tujuan Project dengan Jelas
Project yang tidak memiliki tujuan yang jelas bisa menjadi sangat sulit untuk dikelola. Jika tujuan proyek tidak dipahami dengan baik oleh semua anggota tim, maka akan sulit untuk mengukur kesuksesan dan melakukan evaluasi yang tepat.
Pastikan semua pihak yang terlibat memahami tujuan akhir proyek dan apa yang diharapkan dari mereka.
3. Mengabaikan Risiko yang Mungkin Terjadi
Setiap proyek pasti memiliki risiko, baik itu risiko keterlambatan, biaya, atau kegagalan teknis. Mengabaikan risiko atau tidak mempersiapkan strategi mitigasi yang tepat bisa menyebabkan masalah besar di kemudian hari.
Selalu lakukan analisis risiko sejak awal dan siapkan rencana darurat untuk menghadapinya.
4. Kurangnya Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang buruk antara tim project, klien, atau pemangku kepentingan lainnya dapat menyebabkan kebingungannya pemahaman dan menyebabkan proyek terhambat. Pastikan ada saluran komunikasi yang jelas dan terbuka antara semua pihak yang terlibat dalam proyek.
Komunikasi yang efektif membantu memecahkan masalah dengan cepat dan menjaga semua orang tetap berada di jalur yang sama.
5. Tidak Memantau Kemajuan Secara Berkala
Memantau kemajuan project secara teratur adalah hal yang sangat penting. Tanpa pemantauan yang konsisten, kamu tidak akan tahu apakah proyek berjalan sesuai dengan rencana atau tidak.
Evaluasi secara berkala dapat membantu kamu menemukan masalah lebih awal dan membuat penyesuaian jika diperlukan.
6. Anggaran yang Tidak Realistis
Salah satu kesalahan besar dalam pengelolaan proyek adalah menetapkan anggaran yang tidak realistis. Jika anggaran terlalu rendah atau tidak mencakup semua aspek yang dibutuhkan, proyek bisa kekurangan dana dan mengalami masalah di tengah jalan.
Pastikan anggaran yang dibuat sesuai dengan skala proyek dan mencakup semua biaya yang diperlukan.
7. Mengabaikan Evaluasi dan Umpan Balik
Setelah project selesai, penting untuk melakukan evaluasi dan meminta umpan balik dari semua pihak yang terlibat.
Tanpa evaluasi, kamu tidak akan tahu apa yang berjalan dengan baik dan apa yang perlu diperbaiki di masa depan. Umpan balik dari klien dan tim proyek sangat berguna untuk memperbaiki pengelolaan proyek di proyek-proyek berikutnya.
Demikian penjelasan mengenai apa itu project, mulai dari pengertian, tujuan, hingga jenis-jenisnya. Memahami dengan baik konsep project dan bagaimana cara mengelolanya akan membantumu dalam merancang dan mengelola project yang sukses.
Tertarik menjadi project manager? Di Dealls, tersedia lebih dari 2.000 lowongan kerja terbaru dari perusahaan ternama di Indonesia.
Ingin merancang karier yang lebih terarah? Manfaatkan program mentoring dari career mentor profesional yang siap membimbingmu.
Gunakan juga AI CV ATS Checker agar CV kamu lebih menarik dan sesuai dengan kriteria perusahaan.
Jadi tunggu apa lagi, raih peluang kerja terbaik dan wujudkan karier impianmu bersama Dealls!
Sumber:
What is a Project, Examples and the Project Lifecycle | PMI
What Is a Project? Definition, Types & Examples - ProjectManager