Panduan Point of Information dalam MUN: Arti, Jenis, & 4 Contohnya

Point of Information (POI) adalah sesi tanya jawab singkat dalam debat MUN untuk menguji argumen lawan, melatih berpikir kritis, dan meningkatkan diplomasi.

Dealls
Ditulis oleh
Dealls October 30, 2025

Dalam simulasi sidang Model United Nations (MUN), Point of Information (POI) adalah intervensi singkat yang diajukan oleh delegasi kepada pembicara untuk mengajukan pertanyaan, klarifikasi, atau tantangan terhadap argumen yang sedang disampaikan. 

POI menjadi bagian penting dalam sesi debat karena menunjukkan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman mendalam terhadap isu global yang dibahas.

Secara statistik, kegiatan MUN sendiri cukup besar dan berkembang, saat ini diperkirakan ratusan ribu siswa di seluruh dunia berpartisipasi setiap tahunnya dalam konferensi MUN di berbagai jenjang pendidikan. 

Misalnya, di salah satu lembaga utama, National Model United Nations (NMUN) melaporkan bahwa lebih dari 50% peserta berasal dari luar Amerika Serikat.

Namun, banyak peserta masih menghadapi sejumlah keresahan umum, seperti:

  • Bingung kapan waktu yang tepat untuk mengajukan POI atau bagaimana merumuskannya secara efektif.
  • Takut ditolak atau tidak dipanggil oleh moderator saat POI diajukan.
  • Kurang memahami etika atau prosedur formal debat yang berlaku di MUN (termasuk aturan “point”, “motion”, atau intervensi lainnya).
  • Khawatir bahwa POI mereka tidak terdengar cukup meyakinkan atau relevan dalam alur argumentasi.

Jika kamu termasuk yang mengalami hal-hal di atas atau ingin memastikan bahwa setiap POI yang kamu ajukan nanti lebih tajam, efektif, dan berbobot, maka teruslah membaca artikel ini hingga akhir. 

Sebab, di bagian selanjutnya, kita akan membahas secara tuntas apa itu POI, aturan menggunakannya, serta contoh praktik terbaik agar intervensimu terdengar cerdas dan meyakinkan.

Apa Itu Point of Information dalam MUN?

point of information
Apa Itu Point of Information (POI) | Sumber: United Ambassador

Point of Information (POI) adalah pertanyaan atau pernyataan singkat tidak lebih dari 15 detik, yang diajukan oleh seorang delegasi kepada delegasi lain yang sedang menyampaikan pidato, selama waktu yang tidak dilindungi, atau unprotected time

Inti dari POI adalah memperoleh klarifikasi, menantang argumen, atau memasukkan fakta kritis secara langsung dan real-time ke dalam perdebatan.

POI adalah momen interaktif yang membedakan MUN dari pidato biasa. POI adalah alat strategis yang bisa digunakan untuk:

  • Menguji Kelemahan Resolusi: Menggali gap atau potensi kontradiksi dalam kebijakan yang ditawarkan pembicara.
  • Mendapatkan Komitmen: Memaksa delegasi untuk mengambil sikap tegas terhadap isu tertentu.
  • Menciptakan Clash: Membentuk pertentangan argumen yang jelas, membuat perdebatan lebih berbobot dan menarik.

Contoh point of information misalnya ketika delegasi Korea Utara sedang berbicara tentang pentingnya menjaga kedaulatan.

Delegasi Amerika Serikat dapat mengajukan POI, menanyakan spesifik kebijakan mereka terkait program nuklir yang dianggap melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB. Hal seperti ini merupakan suatu upaya cross-examination di forum publik.

Indikator

POI Sukses

POI Gagal

Fokus

Spesifik, terarah pada satu poin dalam pidato.

Terlalu umum, atau malah menjadi monolog.

Tujuan

Mencari jawaban yang menguntungkan blok sendiri, atau merugikan lawan.

Sekadar mengisi waktu atau menunjukkan kehebatan diri.

Durasi

Singkat, tajam (maks. 15 detik).

Terlalu panjang, menyerupai pidato mini.

Tujuan Point of Information dalam MUN

Tujuan dan fungsi point of information jauh melampaui pertanyaan biasa. Sebab, POI adalah cerminan dari kecakapan analitis, kesiapan riset, dan quick-thinking delegasi. 

Dalam konteks MUN, menguasai POI berarti kamu siap menjadi diplomat muda yang mampu bernegosiasi di bawah tekanan.

Adapun tujuan dan fungsi dari point of information yaitu:

1. Mekanisme Check & Balance

POI berfungsi sebagai mekanisme check and balance dalam komite. Ketika seorang delegasi berpidato, POI memungkinkannya diinterupsi untuk mempertanggungjawabkan setiap klaim, fakta, dan proposal kebijakan yang ia sampaikan.

Salah satu kutipan terkenal yang cocok mengenai hal ini barangkali datang dari seorang filsuf sekaligus penulis bernama Voltaire, yang merupakan nama pena dari François-Marie Arouet (1694–1778) pada masa Pencerahan (Enlightenment). 

"Judge a man by his questions rather than by his answers." — Voltaire. 

Dalam MUN, POI adalah cara tercepat untuk menilai kedalaman riset dan strategi seorang delegasi. 

Bagi Voltaire, kemampuan bertanya menandakan rasa ingin tahu, keterbukaan pikiran, dan dorongan untuk mencari kebenaran, nilai-nilai yang sangat penting dalam tradisi filsafat dan debat intelektual.

2. Menggali Kejelasan Argumen (Clarity & Data Collection)

Tujuan utama POI adalah untuk meminta klarifikasi atau memperjelas argumen, data, atau mekanisme spesifik yang disampaikan oleh pembicara. Ini sangat penting untuk mencegah kesalahpahaman.

Misalnya, jika delegasi lawan menyebutkan "pendanaan," kamu harus bertanya,

"Melalui Ketua, bisakah Delegasi menjelaskan, apakah pendanaan tersebut akan berasal dari voluntary contributions atau assessed contributions PBB, dan bagaimana persentase pembagiannya?"

3. Menguji Kekuatan Argumen Lawan (Challenge & Scrutiny)

Delegasi juga menggunakan POI untuk menguji apakah argumen, klaim, atau data yang disajikan lawan memiliki dasar yang kuat, konsisten, atau justru lemah dan kontradiktif. Ini adalah inti dari analisis kritis.

  • Menciptakan Contradiction: Targetkan inkonsistensi antara pernyataan mereka saat ini dengan kebijakan historis (misalnya, data PDB, riwayat veto, atau perjanjian yang diratifikasi) negara yang diwakili.
  • Memaksa Komitmen: Dorong lawan untuk mengambil sikap tegas (Yes or No question) yang dapat menjadi titik lemah jika bertentangan dengan blok mayoritas.

4. Menunjukkan Kecerdasan dan Kesiapan Delegasi (Credibility & Presence)

Delegasi yang mampu memberikan POI yang tajam, didukung data akurat, dan relevan menunjukkan bahwa ia memahami topik dengan baik dan aktif mengikuti jalannya debat.

Dalam lingkungan persaingan seperti MUN, POI adalah cara tercepat untuk membangun kredibilitas pribadi di mata Chair dan delegasi lain, sering kali lebih efektif daripada pidato yang sudah disiapkan.

5. Mendorong Dinamika dan Interaksi dalam Debat (Engagement & Flow)

POI membuat sesi debat menjadi hidup, interaktif, dan tidak monoton satu arah, menciptakan suasana diskusi yang lebih realistis dan menarik seperti dalam forum diplomatik.

  • Menghidupkan Sesi: POI memecah kebosanan pidato berlarut-larut. Intensitas interupsi yang cerdas menjaga energi dan perhatian seluruh peserta komite.
  • Membentuk Clash Sentral: POI membantu mengidentifikasi dan memperjelas pertentangan (clash) utama antarblok, yang sangat penting bagi Chair untuk mengarahkan diskusi secara produktif.

6. Melatih Etika Diplomasi (Professionalism & Protocol)

POI juga bisa untuk melatih delegasi untuk berinteraksi secara sopan, menghormati giliran berbicara, serta menyampaikan keberatan atau tantangan dengan cara yang diplomatis, bukan emosional.

  • Protokol Ketat: Delegasi belajar untuk menggunakan frasa formal 
  • Kecakapan Negosiasi: POI melatih kemampuan menyampaikan kritik yang tajam tetapi tidak personal (ad hominem), sebuah keterampilan negosiasi fundamental yang kamu perlukan di dunia nyata.

Fungsi Point of Information

Fungsi POI berupa peran yang dimainkan dalam kerangka prosedural dan strategis dari simulasi MUN secara keseluruhan, bukan hanya pada saat pertanyaan diajukan.

1. Sebagai Alat Interupsi yang Terstruktur (Procedural Mechanism)

Dalam MUN, terutama dalam speaker’s list atau moderated caucus tertentu, POI adalah satu-satunya bentuk interupsi yang diperbolehkan saat sesi pidato lawan.

  • Penjaga Alur Debat: Fungsinya adalah memberi ruang interaksi tanpa mengganggu alur debat secara total.
  • Regulasi Universal: POI adalah fungsi yang diatur dalam Rules of Procedure (ROP) PBB/Debat Parlementer. 

2. Sebagai Indikator Penilaian Juri (Evaluation Metric)

Banyak Chair atau juri MUN menggunakan kemampuan POI sebagai indikator kunci kecakapan debat, riset, dan partisipasi aktif delegasi, yang secara langsung memengaruhi skor penghargaan.

  • Faktor Penentu Best Delegate: Delegasi yang mengajukan 3-5 POI tajam selama sesi, yang semuanya didasarkan pada riset mendalam, sering kali dinilai lebih tinggi daripada delegasi yang hanya membaca pidato yang sudah disiapkan.
  • Pengukuran Keaktifan Analitis: Juri melihat POI sebagai bukti bahwa delegasi aktif mendengarkan, berpikir cepat, dan berkontribusi secara substantif pada perdebatan, bukan hanya menunggu gilirannya untuk berbicara.

3. Sebagai Strategi Debat (Tactical Advantage)

POI berfungsi sebagai senjata taktis untuk mengarahkan alur diskusi, menekan argumen lawan, atau bahkan membantu sekutu.

  • Mengalihkan Fokus: POI dapat digunakan untuk mengalihkan perhatian dari poin kuat lawan, atau menggeser diskusi ke isu yang lebih menguntungkan posisi negaramu (terutama POI yang sifatnya Waste Time di akhir sesi).
  • Dukungan Ally: POI dapat berfungsi sebagai "pengisi celah" (plug a hole) untuk sekutu, memberikan mereka kesempatan untuk memperbaiki poin yang terlewat dalam pidato mereka.

4. Sebagai Media Pembelajaran Diplomatik (Skill Development)

Fungsi edukatif POI sangat tinggi, melatih berbagai soft skill yang relevan untuk dunia kerja dan studi lanjut.

  • Latihan Quick-Thinking: POI memaksa otakmu untuk menganalisis pidato lawan, merumuskan pertanyaan, dan menyampaikannya secara efektif dalam waktu singkat (maksimum 15 detik)—keterampilan kritis dalam wawancara kerja maupun negosiasi bisnis.
  • Efisiensi Komunikasi: Melatih delegasi untuk memilih kata-kata yang paling efektif dan to-the-point, menghindari fluff atau kalimat yang bertele-tele.

Jenis-Jenis Point of Information dalam MUN

Ada beberapa jenis-jenis point of information MUN yang harus kamu kuasai, masing-masing dengan tujuan strategis yang berbeda.

1. Klarifikasi (Questions to Clarify)

Bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang proposal, istilah, atau kebijakan lawan.

Contoh klarifikasi: 

"Bisakah kamu jelaskan lebih lanjut, mekanisme 'pengurangan subsidi bahan bakar fosil secara bertahap' yang kamu sebutkan, bagaimana dampak awalnya terhadap sektor transportasi umum?"

2. Tantangan (Questions to Challenge)

Ini adalah jenis POI paling agresif dan efektif, bertujuan untuk menyoroti kelemahan atau kontradiksi dalam argumen lawan.

a. Menunjukkan Kontradiksi (Contradiction)

Membandingkan pernyataan delegasi saat ini dengan kebijakan historis negaranya atau dengan data eksternal.

Contoh kontradiksi: 

"Bagaimana Delegasi dapat mendukung sanksi perdagangan terhadap negara-negara yang melanggar hak asasi manusia, padahal data UNCTAD (2023) menunjukkan 45% impor negara Anda berasal dari negara yang saat ini berada di bawah penyelidikan HAM PBB?"

b. Mendapatkan Komitmen (Commitment)

Memaksa delegasi mengambil sikap ya atau tidak terhadap sebuah isu, yang dapat digunakan sebagai leverage di negosiasi selanjutnya.

Contoh komitmen:

"Jika Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi yang secara eksplisit mengizinkan intervensi militer, apakah negaramu akan tetap berpegang pada prinsip non-intervensi absolut, meskipun ada bukti genosida yang terjadi?"

3. Dukungan (Questions to Support)

Bertujuan untuk membantu ally (sekutu) atau blok sendiri agar terlihat lebih baik, atau memberikan mereka kesempatan untuk memperbaiki celah yang terlewat dalam pidato mereka.

Contoh dukungan:

"Delegasi telah menjelaskan manfaat revolusioner dari pendanaan pendidikan berbasis teknologi. Bisakah kamu elaborasi lebih jauh, bagaimana persentase 40% peningkatan akses ke daerah terpencil yang telah kamu janjikan akan tercapai dalam dua tahun pertama implementasi?"

4. Penyisipan Fakta (Insert Information)

Jenis penyisipan fakta yaitu menyertakan fakta pendukung blokmu dalam pertanyaan itu sendiri.

Contoh penyisipan fakta:

"Mengingat studi terbaru dari WHO yang menunjukkan 68% resistensi antibiotik disebabkan oleh praktik pertanian, apakah resolusi Anda memiliki rencana untuk mengatasi praktik ini selain fokus pada sektor kesehatan manusia?"

5. Pengalih Perhatian (Waste Time)

Jenis ini berupa pengajuan pertanyaan yang rumit, detail, tetapi sedikit tidak relevan, tujuannya yaitu mengacaukan ritme pidato lawan atau mengulur waktu agar blokmu bisa menyusun strategi.

Baca Juga: Working Paper MUN: Contoh, Cara Menulis, & Bedanya dengan Position Paper

Aturan dan Waktu Penyampaian Point of Information dalam MUN

Prosedur POI sangat ketat dan wajib diikuti. Menguasai etika dan aturan adalah kunci profesionalisme di MUN.

1. Aturan Prosedural Dasar

Berikut beberapa aturan prosedural dasar dari point of information:

a. Mengajukan POI

Delegasi berdiri, menyebutkan "Point of Information!" atau "Point of Information to the Speaker!

Dalam hal ini, banyak konferensi, termasuk yang berstandar PBB/Debat British Parliamentary, membatasi POI hanya boleh diajukan saat unprotected time.

b. Keputusan Penerimaan

Pembicara yang sedang berpidato harus segera merespons dengan "Accept", "Decline/Declined" atau "No, thank you". Jika menolak, delegasi yang mengajukan POI harus segera duduk tanpa protes.

c. Arah Pertanyaan

Pertanyaan selalu harus ditujukan melalui Ketua/Chairperson (Addressing the Chair), misalnya: "Melalui Ketua, kepada Delegasi [Nama Negara],..."

d. Tanpa Dialog Lanjut

Setelah jawaban diberikan, tidak ada dialog balasan. Delegasi yang bertanya harus segera duduk.

2. Waktu Kritis (Protected Time)

Sebagian besar format MUN seperti format World Schools Debate atau British Parliamentary, menerapkan batasan waktu di mana POI tidak diizinkan (Protected Time).

Format Debat

Waktu POI Diizinkan (Unprotected Time)

Batas Durasi POI

World Schools Debate (WSD)

6 menit tengah dari pidato konstruktif, rebuttal, dan summary.

Maks. 15 detik

British Parliamentary (BP)

5 menit tengah (Universitas) atau 3 menit tengah (SMA).

Maks. 15 detik

Umum (Model PBB Standar)

Seringkali hanya diizinkan selama Yield to Questions di akhir pidato, atau waktu khusus POI yang ditetapkan Ketua.

Maks. 15 detik

Jika durasi pidato adalah 7 menit, biasanya menit pertama dan menit terakhir adalah Protected Time

Delegasi yang mengajukan POI pada menit ke-0:45 atau 6:15 akan dianggap tidak pantas (out of order) oleh Ketua.

Contoh Point of Information

Untuk benar-benar menguasai skill ini, kamu perlu melihat contoh-contoh point of information MUN yang spesifik dan tajam. 

Misalnya, bayangkan kamu berada di Komite UNHRC (Dewan Hak Asasi Manusia PBB) membahas isu Perlindungan Pekerja Migran.

Setiap POI dirancang untuk mencapai tujuan strategis tertentu, memaksa Delegasi yang sedang berpidato untuk menjawab detail yang menantang.

1. POI untuk Menantang Kontradiksi (Targeting Data & Kepatuhan)

Jenis POI targeting data & kepatuhan digunakan ketika kamu mencium adanya ketidaksesuaian antara klaim lawan dengan data faktual, regulasi internasional, atau riwayat kebijakan negara tersebut.

Skenario: 
Delegasi Qatar mengklaim bahwa reformasi Kafala System di negaranya sudah efektif dan berhasil menekan kasus eksploitasi hingga 90%.

POI Kritis:
"Melalui Ketua, kepada Delegasi Qatar: Data dari International Labour Organization (ILO) tahun 2024 menunjukkan bahwa rata-rata penundaan gaji pekerja migran di sektor konstruksi negara Anda justru meningkat 15% dalam dua kuartal terakhir. Bisakah Anda jelaskan, bagaimana mekanisme reformasi yang kamu sebutkan mampu menangani peningkatan pelanggaran upah yang terstruktur ini?"

Analisis Strategis:
POI ini tidak hanya meminta klarifikasi, tetapi secara eksplisit membenturkan klaim 90% dengan data spesifik (peningkatan 15% penundaan gaji), memaksa Delegasi Qatar membela efektivitas implementasi mereka di bawah tekanan data internasional.

2. POI untuk Mendapatkan Komitmen (Force a Stance)

POI force a stance bertujuan untuk memaksa Delegasi mengambil sikap yang jelas terhadap suatu isu yang binary (ya/tidak) atau yang sangat politis, yang nantinya dapat digunakan sebagai leverage dalam negosiasi resolusi.

Skenario:
Delegasi Italia berbicara tentang pentingnya mengamankan perbatasan laut untuk mencegah perdagangan manusia, tanpa menyebutkan perlindungan pencari suaka.

POI Kritis:
"Melalui Ketua, kepada Delegasi Italia: Jika resolusi akhir menyertakan klausul yang mewajibkan negara anggota PBB untuk tidak melakukan refoulement (pengembalian paksa) bagi migran yang diselamatkan di laut, apakah negaramu akan tetap mendukung resolusi ini, meskipun hal itu berpotensi meningkatkan jumlah pencari suaka di pelabuhanmu?"

Analisis Strategis:
Pertanyaan ini memaksa Italia memilih antara keamanan domestik (pengamanan perbatasan) dan kewajiban HAM internasional (prinsip non-refoulement). Jawaban apa pun akan menjadi komitmen publik yang dapat dipegang teguh oleh blok oposisi.

3. POI untuk Klarifikasi Fungsional (Targeting Mechanics)

POI targeting mechanics digunakan untuk menggali detail teknis atau fungsional yang luput dijelaskan, khususnya tentang bagaimana proposal kebijakan lawan akan diimplementasikan secara praktis.

Skenario:
Delegasi Swedia mengusulkan pembentukan Dana Global Kompensasi Pekerja Migran (Global Migrant Worker Compensation Fund).

POI Kritis:
"Melalui Ketua, kepada Delegasi Swedia: Mengenai Dana Kompensasi yang Anda usulkan, kami telah menghitung bahwa untuk menjadi berkelanjutan, dibutuhkan setidaknya $5 Miliar per tahun. Bisakah kamu jelaskan, dari persentase PDB Negara Anggota mana dana wajib ini akan ditarik, dan mekanisme audit apa yang akan menjamin transparansi penyaluran dana agar tidak terjadi penyalahgunaan oleh negara penerima?"

Analisis Strategis:
Kamu menunjukkan risetmu ($5 Miliar), dan POI-nya menargetkan dua pilar utama: sumber pendanaan (persentase PDB) dan mekanisme akuntabilitas (audit). Ini mengubah fokus dari ide umum menjadi detail implementasi yang rumit.

4. POI untuk Mendukung Sekutu (Emphasizing Strong Points)

POI emphasizing strong points diajukan kepada rekan seblok atau sekutu untuk memberikan mereka waktu bicara tambahan (speaking time) dan kesempatan untuk menyoroti poin kuat mereka atau mengisi kekurangan argumen yang terlewat.

Skenario:
Delegasi Thailand (sekutu blokmu) baru saja berpidato singkat tentang pentingnya pelatihan pre-departure bagi pekerja migran.

POI Kritis:
"Melalui Ketua, kepada Delegasi Thailand: Kami sangat menghargai usulan pelatihan pra-keberangkatan Anda. Bisakah kamu elaborasi lebih jauh, bagaimana program pelatihan yang Anda desain ini akan mengatasi masalah literasi finansial dan hak kontrak (bukan hanya bahasa) yang selama ini menjadi kelemahan utama pekerja migran di kawasan ASEAN?"

Analisis Strategis:
Kamu memberi Thailand kesempatan untuk menekankan poin kunci (literasi finansial dan hak kontrak) yang mungkin mereka lewatkan, sekaligus membuatnya terlihat lebih kuat di mata Chair dan delegasi yang belum memutuskan (undecided).

Baca Juga: Panduan Position Paper MUN: Format, Cara Menulis, & Contohnya

Strategi Mengajukan Point of Information saat MUN

Untuk menjadi yang terbaik di MUN, pada akhirnya kamu tidak hanya perlu tahu apa itu POI, tapi juga harus tahu bagaimana cara menggunakannya sebagai ultimate weapon.

1. Persiapan Riset yang Mendalam

Ini adalah fondasi. POI yang kuat selalu didasarkan pada data dan regulasi.

a. Identifikasi Anchor Points

Cari angka, persentase, kutipan dari pejabat, atau data historis seperti: "Tahun 2018, negara X menandatangani perjanjian Y..." yang dapat kamu gunakan untuk cross-reference pernyataan lawan. 

Misalnya, ingatlah bahwa target ODA (Official Development Assistance) PBB adalah 0,7% dari GNI negara maju. Gunakan angka ini untuk menantang negara yang kontribusinya kurang.

b. Siapkan Pre-Written POIs

Tuliskan beberapa pertanyaan "baku" untuk setiap topik utama, yang dapat kamu modifikasi dengan cepat sesuai pidato lawan.

2. Taktik Penyampaian yang Persuasif

POI adalah soal delivery dan timing, maka kamu harus menggunakan taktik penyampaian yang persuasif dan komunikatif:

a. Timing Emas

Ajukan POI pada puncak argumen lawan. Jangan biarkan mereka menyelesaikan poin utama mereka dengan nyaman. Tujuannya adalah mengganggu alur pikir mereka.

b. Intonasi dan Ekspresi

Ucapkan "Point of Information!" dengan nada yang jelas, percaya diri, dan mendesak. Saat mengajukan pertanyaan, tekankan kata kunci dan gunakan jeda untuk membuat poinmu lebih "menggigit" (misalnya, pause sebelum menyebutkan angka yang bertentangan).

c. Satu Pertanyaan Saja

Jangan pernah mengajukan lebih dari satu pertanyaan dalam satu POI. Ini memberi lawan pilihan untuk hanya menjawab yang termudah. Fokus pada satu pertanyaan tajam yang tidak bisa dihindari.

3. Pemanfaatan Jawaban Lawan

POI adalah proses berkesinambungan. Setelah mendapat jawaban, jangan abaikan.

  • Dengarkan secara Kritis: Apakah lawan mengelak? Apakah jawabannya tidak spesifik? Catat kelemahan ini.
  • Jadikan Senjata Berikutnya: Gunakan jawaban yang tidak memuaskan lawan sebagai bahan bakar untuk pidato berikutnya dari blokmu, atau sebagai dasar untuk negosiasi caucus yang lebih terarah.

Baca Juga: Apa Itu GYDMUN? Forum Diplomasi Dunia Seperti di PBB!

Asah Keberanianmu Bertanya di Panggung Diplomasi Dunia, Ikuti GYDMUN 2026 di Malaysia Sekarang!

Di dunia debat internasional, satu point of information yang tajam bisa mengubah arah seluruh sidang.

Kini saatnya kamu membuktikan kemampuan berpikir kritis dan keberanian diplomatikmu di Global Youth Diplomacy Model United Nations (GYDMUN) 2026.

poster - gydmun.webp
GYDMUN 2026

Selama 4 hari 3 malam di Kuala Lumpur, Malaysia, kamu akan belajar langsung bagaimana:

  • Menyampaikan point of information yang efektif, elegan, dan strategis.
  • Menghadapi tantangan argumen dengan kepercayaan diri tinggi.
  • Bernegosiasi layaknya diplomat sejati di forum internasional.

Dipandu oleh mentor dari universitas top dunia, kamu akan mendapatkan pengalaman nyata dalam diplomasi, public speaking, dan critical thinking yang akan mengubah cara berpikirmu tentang dunia.

Tempat terbatas! Hanya untuk mereka yang siap menjadi generasi baru diplomat muda yang berani raise a Point untuk perubahan!

Daftar sekarang di gydmun.org dan mulai perjalananmu menjadi future global leader yang mampu berbicara with purpose and precision.

button join gydmun.png

 

Sumber:

National Model United Nations (NMUN)By The Numbers.

GYDMUN
Bagikan

Lamar ke Lowongan Kerja Terbaru Setiap Harinya

Table of Contents

Dealls App
Kembangkan Karier Anda dengan Pekerjaan Prioritas & Mentoring
Dapatkan update live mengenai karier Anda dengan Aplikasi Dealls
Unduh Sekarang