30 Pertanyaan Wawancara Organisasi Kampus & Sekolah: BEM, Hima, OSIS, MPK

Simak contoh-contoh pertanyaan wawancara organisasi beserta jawabannya. Ada organisasi kampus & sekolah seperti BEM, Hima, OSIS, MPK, dan lainnya!

Dealls
Ditulis oleh
Dealls November 12, 2025
Dealls App
Lamar Loker Prioritas. Dilirik HR Lebih Cepat.
Peluang kerja eksklusif dari perusahaan top, hanya di Dealls. Mulai karier impianmu hari ini!
Lihat Lowongan Prioritas

Table of Contents

Pertanyaan wawancara organisasi sering kali membuat grogi, apalagi kalau ini pengalaman pertamamu ikut seleksi.

Tapi sebenarnya, wawancara bukan ajang cari siapa yang paling pintar, melainkan cara panitia mengenal kepribadian, motivasi, dan seberapa besar niat kamu untuk berkontribusi.

Baik itu organisasi sekolah, kampus, atau komunitas luar, semuanya mencari orang yang punya semangat dan rasa tanggung jawab.

Dengan persiapan dan cara menjawab yang tepat, kamu bisa tampil lebih percaya diri dan meninggalkan kesan positif di mata pewawancara.

Yuk, simak panduan lengkap seputar cara menghadapi dan menjawab pertanyaan wawancara organisasi berikut ini!

Persiapan sebelum Mengikuti Wawancara Organisasi

Wawancara organisasi sekolah atau kampus memang tidak seformal wawancara kerja, tapi bukan berarti bisa dianggap sepele.

Di tahap ini, panitia ingin mengenal kepribadianmu, motivasi bergabung, dan seberapa cocok kamu dengan budaya organisasinya. Jadi, makin siap kamu datang, makin besar peluang diterima.

Berikut beberapa hal penting yang perlu kamu siapkan sebelum mengikuti wawancara organisasi:

1. Kenali Organisasi yang Kamu Lamar

Jangan datang tanpa tahu apa-apa. Luangkan waktu untuk mencari tahu:

  • Apa visi, misi, dan kegiatan utama organisasi itu.
  • Apa posisi yang kamu lamar dan tanggung jawabnya.
  • Siapa pengurus aktifnya (kalau bisa, stalking halus lewat media sosial mereka).

Dengan begitu, kamu bisa menyesuaikan jawaban dan menunjukkan ketertarikan yang tulus.

2. Pahami Posisi dan Divisi yang Kamu Pilih

Salah satu kesalahan paling umum saat wawancara organisasi adalah datang tanpa benar-benar tahu apa yang dilakukan divisi yang dilamar. Padahal, pewawancara ingin tahu apakah kamu paham peran yang kamu pilih dan sudah siap berkontribusi.

Coba luangkan waktu untuk mencari tahu lebih dalam tentang divisi tersebut, bisa dari media sosial organisasi, brosur pendaftaran, atau tanya langsung ke senior.

Misalnya:

  • Divisi Humas (Hubungan Masyarakat) berfokus pada komunikasi eksternal, publikasi, dan menjaga citra organisasi. Jadi, cocok untuk kamu yang suka berbicara di depan umum, menulis, atau mengelola media sosial.
  • Divisi Acara menangani perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Kamu perlu terorganisir, teliti, dan bisa bekerja dalam tekanan waktu.
  • Divisi Dana dan Usaha butuh kemampuan negosiasi dan kreativitas untuk mencari sponsor atau sumber dana kegiatan.
  • Divisi PSDM / HRD (Pengembangan Sumber Daya Manusia) fokus pada pelatihan, bonding, dan evaluasi anggota. Cocok buat kamu yang suka membangun tim dan memahami orang lain.

Dengan memahami karakter tiap divisi, kamu bisa menjelaskan kenapa posisi itu cocok dengan kepribadian dan skill kamu, serta apa yang ingin kamu pelajari di sana.

3. Pelajari Pengalaman dan Aktivitasmu Sendiri

Sebelum wawancara, coba pikirkan pengalamanmu, sekecil apa pun, yang bisa menunjukkan kemampuan kerja sama, tanggung jawab, atau kepemimpinan.

Misalnya:

  • Saat jadi panitia lomba, kamu belajar mengatur waktu dan berkoordinasi dengan teman-teman.
  • Waktu ikut lomba debat atau karya ilmiah, kamu belajar menghadapi tekanan dan bekerja tim.
  • Atau bahkan dari kegiatan non-formal seperti mengurus acara keluarga atau membantu teman di proyek kelompok.

Kunci utamanya adalah mengubah pengalaman jadi pembelajaran. Contohnya, dulu kamu mungkin pernah panik waktu acara sekolah hampir molor, tapi dari situ kamu belajar pentingnya punya rencana cadangan dan komunikasi cepat antar panitia.

Kamu bisa tulis poin-poin pengalaman ini di catatan kecil biar tidak lupa saat ditanya. Dengan begitu, jawabanmu lebih terstruktur dan terasa nyata, bukan sekadar teori.

4. Latih Gestur dan Cara Berbicara

Banyak peserta yang sebenarnya punya potensi, tapi gagal menyampaikan karena grogi. Cara bicara dan bahasa tubuh bisa menentukan kesan pertama pewawancara, bahkan lebih kuat daripada isi jawaban.

Coba latihan bicara di depan cermin atau minta teman bantu simulasi wawancara. Perhatikan intonasi, cara duduk, dan kontak mata.

Tujuannya supaya kamu bisa menyampaikan ide dengan tenang dan meyakinkan. Ingat, pewawancara lebih suka kandidat yang natural dan percaya diri.

Cara Menjawab Pertanyaan Wawancara Organisasi

Saat wawancara dimulai, hal terpenting bukan cuma bagaimana kamu berbicara, tapi juga bagaimana kamu menyampaikan kepribadian, motivasi, dan cara berpikir.

Pewawancara ingin tahu apakah kamu bisa beradaptasi, punya inisiatif, dan benar-benar tertarik dengan organisasi yang kamu pilih.

Berikut beberapa cara agar jawabanmu terdengar meyakinkan dan menunjukkan versi terbaik dari diri kamu.

1. Dengarkan Pertanyaan dengan Sungguh-sungguh

Banyak peserta terlalu fokus pada jawaban sampai lupa mendengarkan. Akibatnya, respon mereka tidak nyambung dengan pertanyaan pewawancara.

Jadi, pastikan kamu menyimak dulu sebelum menjawab. Kalau perlu, ambil jeda sebentar untuk berpikir. Hal itu lebih baik daripada menjawab terburu-buru dan salah arah.

2. Gunakan Teknik STAR saat Menjawab

Teknik wawancara STAR

Salah satu teknik paling efektif yang bisa kamu gunakan adalah teknik STAR (Situation, Task, Action, Result).

  • Situation: jelaskan situasi atau latar belakangnya.
  • Task: sebutkan tanggung jawab atau peran kamu di situ.
  • Action: ceritakan apa yang kamu lakukan untuk mengatasi masalah itu.
  • Result: sampaikan hasil atau pembelajaran yang kamu dapatkan.

Contohnya:

“Waktu jadi panitia lomba antar kelas (Situation), saya bertugas mengatur jadwal peserta (Task). Saat ada miskomunikasi dengan divisi lain, saya langsung buat grup komunikasi dan menyusun ulang jadwal (Action), hasilnya acara berjalan lancar dan tepat waktu (Result).”

Teknik ini membantu kamu menjawab pertanyaan secara terstruktur dan tidak bertele-tele, terutama saat diminta menceritakan pengalaman atau menyelesaikan masalah.

3. Tunjukkan Sikap Positif dan Inisiatif

Jawaban yang baik bukan hanya menjelaskan apa yang kamu kerjakan, tapi juga memperlihatkan attitude.

Kalau kamu pernah menghadapi kesulitan, ceritakan bagaimana kamu mencari solusi, bukan seberapa berat masalahnya.

Contoh:

“Saya sempat bingung saat panitia lain tidak aktif, jadi saya mencoba membuat grup koordinasi agar komunikasi lebih jelas.”

Dengan jawbaan ini, pewawancara akan melihat kamu sebagai orang yang proaktif dan bisa diandalkan.

4. Sambungkan Jawaban dengan Nilai Organisasi

Setiap organisasi punya karakter yang berbeda, ada yang fokus di kegiatan sosial, seni, kepemimpinan, atau kewirausahaan.

Saat menjawab pertanyaan “Kenapa ingin bergabung?”, cobalah hubungkan dengan nilai-nilai organisasi itu.

Misalnya, “Saya tertarik bergabung karena ingin belajar kerja tim lewat kegiatan sosial yang dilakukan organisasi ini.” Jawaban yang relevan menunjukkan bahwa kamu sudah riset dan tidak asal mendaftar.

5. Tunjukkan Minat dan Rasa Ingin Belajar

Kalau kamu belum punya pengalaman organisasi, jujur saja tapi tunjukkan semangat untuk berkembang.

Misalnya, “Saya belum pernah ikut organisasi sebelumnya, tapi saya ingin belajar mengatur waktu dan berkontribusi di kegiatan kampus.”

Pewawancara lebih menghargai orang yang punya motivasi belajar daripada yang terlihat pasif meskipun berpengalaman.

6. Akhiri Jawaban dengan Sikap Optimis dan Pertanyaan Balik

Di akhir wawancara, pewawancara biasanya menanyakan apakah kamu punya pertanyaan. Jangan lewatkan kesempatan ini, karena justru di sinilah kamu bisa menunjukkan rasa ingin tahu dan ketertarikanmu.

Kamu bisa bertanya hal-hal seperti:

  • “Biasanya anggota baru akan langsung ikut kegiatan apa setelah diterima?”
  • “Apa hal yang paling menantang tapi juga seru dari divisi ini?”
  • “Kalau ingin berkontribusi lebih banyak, apa yang biasanya bisa dilakukan anggota baru?”

Pertanyaan seperti ini menunjukkan bahwa kamu benar-benar ingin terlibat dan berkembang di organisasi, bukan sekadar cari status keanggotaan.

Setelah itu, tutup dengan kalimat positif, misalnya:

“Terima kasih atas kesempatannya. Saya senang bisa ikut proses ini dan semoga bisa berkontribusi kalau nanti diterima.”

Kombinasi pertanyaan balik dan penutupan yang tulus ini bisa meninggalkan kesan kuat di benak pewawancara.

Baca juga: 15 Contoh Pengalaman Organisasi di CV & Cara Menuliskannya 

Contoh Pertanyaan Wawancara Organisasi Kampus dan Jawabannya

Setiap organisasi kampus memiliki fokus dan gaya wawancara yang berbeda. BEM biasanya menilai kepemimpinan dan inisiatif, Hima menilai pemahaman bidang jurusan, sedangkan kepanitiaan lebih menekankan kerja sama dan tanggung jawab dalam tim.

Berikut kumpulan contoh pertanyaan wawancara dari berbagai organisasi kampus yang bisa kamu pelajari beserta cara menjawabnya.

Kamu tidak harus menghafal jawabannya, cukup pahami arah pertanyaannya dan sesuaikan dengan pengalamanmu sendiri.

Pertanyaan Wawancara BEM dan Jawabannya

Wawancara BEM biasanya menilai kepribadian, komitmen, dan cara berpikir calon anggotanya.

Kamu tidak harus menjawab sempurna, tapi penting untuk menunjukkan kejujuran, semangat, dan keinginan berkontribusi.

Berikut beberapa contoh pertanyaan umum yang sering muncul dalam wawancara BEM dan cara menjawabnya.

1. Ceritakan Tentang Diri Kamu dan Alasan Ingin Bergabung di BEM!

Pewawancara ingin mengenal latar belakang dan motivasi kamu. Jadi, jawablah dengan ringkas, tapi tetap menonjolkan hal-hal yang relevan dengan kegiatan organisasi.

Contoh Jawaban:

“Perkenalkan, saya Sinta dari jurusan Ilmu Komunikasi. Sejak SMA saya aktif di OSIS dan kegiatan sosial, jadi saya terbiasa bekerja dalam tim dan berinteraksi dengan banyak orang. Saya ingin bergabung di BEM karena ingin belajar mengelola program kampus dan memperluas kemampuan kepemimpinan saya.”

2. Apa Kontribusi yang Bisa Kamu Berikan untuk BEM?

Pertanyaan ini mengukur seberapa siap kamu untuk aktif dan berperan dalam organisasi. Fokuskan jawaban pada kemampuan, ide, atau pengalaman yang bisa memberi nilai tambah.

Contoh Jawaban:

“Saya tertarik di bidang media dan publikasi. Saya bisa membantu mengelola media sosial BEM supaya kegiatan kampus lebih dikenal mahasiswa lain. Selain itu, saya juga suka menulis, jadi saya bisa bantu di bagian dokumentasi dan pembuatan press release acara.”

3. Bagaimana Kamu Membagi Waktu antara Kuliah dan Organisasi?

Pewawancara ingin tahu apakah kamu bisa bertanggung jawab di dua hal sekaligus. Tunjukkan bahwa kamu disiplin, terencana, dan tahu bagaimana menetapkan prioritas.

Contoh Jawaban:

“Saya terbiasa membuat jadwal harian dan to-do list supaya semua kegiatan bisa saya atur dengan baik. Biasanya saya menyelesaikan tugas kuliah lebih dulu sebelum mengikuti rapat atau kegiatan organisasi. Dengan cara itu, keduanya bisa berjalan seimbang tanpa saling mengganggu.”

4. Apa yang Akan Kamu Lakukan Jika Terjadi Perbedaan Pendapat dalam Tim?

Pertanyaan ini menilai kemampuan komunikasi dan penyelesaian konflik. Jawablah dengan menunjukkan sikap terbuka, menghargai pendapat, dan fokus pada solusi.

Contoh Jawaban:

“Kalau ada perbedaan pendapat, saya akan mendengarkan dulu semua pandangan agar tidak salah paham. Setelah itu, saya coba bantu mencari jalan tengah supaya keputusan diambil berdasarkan tujuan bersama, bukan pendapat pribadi. Saya percaya diskusi terbuka bisa menyelesaikan banyak hal.”

5. Menurut Kamu, Apa Tantangan Terbesar Jadi Anggota BEM dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Pertanyaan ini mengukur pemahaman kamu tentang realita organisasi dan kesiapan menghadapi tekanan. Berikan jawaban yang menunjukkan kesadaran sekaligus solusi.

Contoh Jawaban:

“Tantangan terbesar di BEM menurut saya adalah membagi waktu antara tugas kuliah dan tanggung jawab organisasi. Saat banyak kegiatan, tekanan waktu bisa terasa berat. Tapi saya yakin dengan komunikasi yang baik antar tim dan perencanaan yang jelas, semua bisa diatasi dengan efektif.”

Pertanyaan Wawancara Hima (Himpunan Mahasiswa) dan Jawabannya

Wawancara Hima umumnya berfokus pada motivasi, kemampuan kerja sama, dan kontribusi kamu terhadap jurusan atau program studi.

Berbeda dari BEM yang lingkupnya lebih luas, Hima menilai seberapa besar kepedulian kamu terhadap lingkungan akademik dan mahasiswa satu jurusan.

Berikut beberapa pertanyaan yang sering muncul dalam wawancara Hima beserta contoh jawabannya.

1. Kenapa Kamu Tertarik Bergabung di Hima Jurusan Kamu?

Pertanyaan ini menilai motivasimu untuk ikut berkontribusi di lingkungan jurusan. Tunjukkan bahwa kamu punya rasa kepemilikan dan ingin membantu mengembangkan mahasiswa di bidang yang kamu pelajari.

Contoh Jawaban:

“Saya ingin bergabung di Hima karena ingin berkontribusi langsung dalam pengembangan mahasiswa di jurusan saya. Saya merasa organisasi ini bisa jadi wadah untuk memperkuat rasa kebersamaan dan meningkatkan kegiatan akademik seperti seminar atau pelatihan yang relevan dengan bidang studi kami. Saya juga ingin belajar bagaimana mengelola program yang bermanfaat untuk teman-teman satu jurusan.”

2. Menurut Kamu, Apa Perbedaan Hima dengan Organisasi Kampus Lain?

Pewawancara ingin tahu apakah kamu memahami peran Hima dan bisa membedakannya dengan organisasi kampus lainnya seperti BEM atau UKM.

Contoh Jawaban:

“Menurut saya, Hima lebih berfokus pada pengembangan dan aspirasi mahasiswa di satu jurusan. Kalau BEM lebih ke arah kebijakan kampus secara umum, Hima berperan sebagai jembatan antara dosen, mahasiswa, dan pihak jurusan. Di sini saya bisa belajar lebih dalam tentang bidang studi saya sekaligus membantu meningkatkan kegiatan akademik dan solidaritas antar mahasiswa.”

3. Kegiatan Apa yang Ingin Kamu Kembangkan di Hima?

Pertanyaan ini mengukur ide dan inisiatif kamu. Kamu bisa menyebutkan kegiatan akademik, sosial, atau kreatif yang masih berkaitan dengan jurusanmu.

Contoh Jawaban:

“Saya ingin mengusulkan program Study Club untuk membantu mahasiswa baru memahami materi dasar perkuliahan. Selain itu, Hima juga bisa membuat kegiatan sharing session dengan alumni agar mahasiswa tahu gambaran karier di bidang ini. Menurut saya, kegiatan seperti itu bisa membuat mahasiswa lebih terarah dan termotivasi.”

4. Bagaimana Cara Kamu Menyikapi Anggota Tim yang Kurang Aktif?

Hima sering menghadapi tantangan soal komitmen anggota. Pertanyaan ini menguji kemampuan kamu dalam menjaga kerja sama tim.

Contoh Jawaban:

“Kalau ada anggota yang kurang aktif, saya akan coba ajak bicara secara pribadi dulu untuk tahu alasannya. Kadang mereka punya kesulitan pribadi atau belum merasa cocok dengan divisinya. Kalau masih bisa dibantu, saya akan bantu menyesuaikan. Tapi kalau menyangkut tanggung jawab, saya akan mengingatkan dengan cara yang baik agar semua tetap kompak.”

5. Bagaimana Kamu Melihat Peran Hima bagi Mahasiswa Jurusan?

Pertanyaan ini menilai seberapa paham kamu terhadap fungsi Hima di kampus. Jawablah dengan menunjukkan pemahaman bahwa Hima bukan sekadar organisasi, tapi juga wadah pembelajaran dan pelayanan.

Contoh Jawaban:

“Saya melihat Hima sebagai wadah untuk mahasiswa belajar kepemimpinan dan kerja sama, sekaligus menjadi jembatan aspirasi antara mahasiswa dan pihak jurusan. Hima bisa membantu mahasiswa merasa lebih dekat dengan lingkungan akademik, baik lewat kegiatan ilmiah, advokasi, maupun pengembangan soft skill. Dengan peran seperti itu, Hima bisa jadi motor penggerak kemajuan jurusan.”

Baca juga: 12 Contoh CV Mahasiswa untuk Magang, Organisasi, dan Beasiswa 

Pertanyaan Wawancara Kepanitiaan dan Jawabannya

Wawancara kepanitiaan biasanya lebih santai dibanding wawancara BEM atau HIMA, tapi tetap penting untuk menunjukkan komitmen dan tanggung jawab.

Panitia mencari orang yang siap bekerja dalam tim, tahan tekanan, dan bisa diandalkan saat acara berlangsung.

Berikut beberapa pertanyaan yang sering muncul dalam wawancara kepanitiaan beserta cara menjawabnya.

1. Kenapa Kamu Ingin Bergabung di Kepanitiaan Ini?

Pertanyaan ini menilai motivasi kamu untuk ikut serta dalam kegiatan. Cobalah beri jawaban yang menunjukkan semangat belajar, kontribusi, dan ketertarikan terhadap tema acara.

Contoh Jawaban:

“Saya ingin ikut kepanitiaan ini karena ingin belajar pengalaman langsung dalam menyusun acara besar. Selain itu, saya tertarik dengan tema acaranya yang sesuai dengan bidang yang saya minati. Saya ingin berkontribusi supaya acara ini bisa berjalan lancar dan memberikan pengalaman berkesan untuk peserta.”

2. Divisi Apa yang Kamu Pilih dan Kenapa?

Pertanyaan ini untuk mengetahui apakah kamu memahami peran divisi yang kamu pilih dan cocok dengan kemampuan kamu. Sampaikan alasan yang realistis, bukan sekadar “karena tertarik.”

Contoh Jawaban:

“Saya memilih divisi acara karena saya suka membuat konsep dan mengatur alur kegiatan. Sebelumnya saya pernah membantu menjadi panitia di acara sekolah, jadi saya sudah cukup terbiasa dengan perencanaan rundown dan koordinasi antar tim. Saya ingin belajar lebih banyak tentang manajemen acara yang lebih profesional.”

3. Bagaimana Kamu Menyikapi Tekanan Saat Menjelang Acara?

Pertanyaan ini menilai kesiapan kamu menghadapi situasi sibuk dan penuh tekanan, yang pasti terjadi di dunia kepanitiaan.

Contoh Jawaban:

“Saya tahu menjelang acara pasti banyak hal tak terduga yang terjadi. Biasanya saya tetap fokus pada prioritas utama dan menjaga komunikasi dengan tim agar masalah cepat diselesaikan. Kalau mulai stres, saya biasakan istirahat sejenak supaya tetap bisa berpikir jernih dan tidak panik.”

4. Bagaimana Jika Tugas Kamu Tidak Sesuai Harapan atau Mendapat Kritik?

Pertanyaan ini bertujuan untuk melihat seberapa terbuka kamu terhadap evaluasi. Tunjukkan bahwa kamu bisa menerima masukan dengan positif.

Contoh Jawaban:

“Kalau hasil kerja saya belum sesuai harapan, saya akan menerima kritik itu dengan terbuka dan langsung memperbaikinya. Bagi saya, kritik adalah tanda kalau saya masih bisa berkembang. Saya juga akan meminta saran lebih detail agar tahu apa yang bisa diperbaiki untuk hasil yang lebih baik ke depannya.”

5. Apa yang Akan Kamu Lakukan Kalau Ada Anggota Tim yang Tidak Bertanggung Jawab?

Pertanyaan ini menilai kemampuan kamu menjaga kekompakan tim dan menghadapi konflik kecil di kepanitiaan.

Contoh Jawaban:

“Kalau ada anggota yang kurang aktif, saya akan coba ajak ngobrol dulu secara pribadi untuk tahu apa penyebabnya. Mungkin dia sedang sibuk atau merasa kurang cocok dengan tugasnya. Kalau memang perlu, saya akan bantu atur ulang pembagian tugas supaya semuanya tetap berjalan. Yang penting komunikasi tetap dijaga dan tidak saling menyalahkan.”

Pertanyaan Wawancara Organisasi Luar Kampus dan Jawabannya

Wawancara organisasi luar kampus umumnya mencari anggota yang punya inisiatif, semangat sosial, dan kesadaran diri tinggi.

Panitia ingin tahu apakah kamu benar-benar paham tujuan organisasi dan bisa berkomitmen dalam kegiatan di luar lingkungan kampus.

Berikut beberapa contoh pertanyaan dan cara menjawabnya.

1. Apa Hal yang Membuat Kamu Tertarik Ikut di Organisasi Ini?

Pertanyaan ini biasanya muncul untuk melihat seberapa besar rasa ingin tahumu terhadap organisasi tersebut. Tunjukkan bahwa kamu paham arah dan dampak yang mereka perjuangkan.

Contoh Jawaban:

“Saya tertarik karena organisasi ini punya kegiatan yang nyata dan berdampak, bukan sekadar kumpul atau proyek singkat. Misalnya program sosialnya yang fokus di bidang pendidikan anak membuat saya merasa bisa ikut berkontribusi lewat hal yang saya suka. Saya ingin belajar langsung di lapangan dan tahu bagaimana cara membuat kegiatan seperti itu bisa berjalan konsisten.”

2. Kalau Kamu Diminta Turun Lapangan ke Daerah yang Tidak Nyaman, Apa yang Akan Kamu Lakukan?

Pertanyaan ini menguji kesiapan kamu menghadapi situasi di luar zona nyaman, terutama jika organisasi sering melakukan kegiatan sosial.

Contoh Jawaban:

“Saya akan coba menyesuaikan diri sebaik mungkin. Menurut saya, pengalaman di lapangan justru yang paling berharga karena kita bisa belajar langsung dari masyarakat. Kalau ada kendala, saya akan komunikasikan dengan tim supaya bisa cari solusi bareng, bukan menghindar dari tugas.”

3. Pernahkah Kamu Mengalami Situasi di Mana Ide Kamu Tidak Diterima Tim?

Pewawancara ingin tahu apakah kamu bisa menghargai perbedaan pendapat dan tetap profesional saat tidak didengar.

Contoh Jawaban:

“Pernah, waktu saya ikut kegiatan komunitas sekolah. Ide saya waktu itu soal konsep acara nggak dipakai karena dianggap terlalu rumit. Awalnya kecewa, tapi saya tetap bantu jalankan rencana yang disetujui tim. Ternyata dari situ saya belajar pentingnya kompromi dan melihat prioritas acara, bukan ego pribadi.”

4. Kalau Setelah Bergabung Ternyata Suasananya Nggak Seperti yang Kamu Bayangkan, Apa yang Kamu Lakukan?

Pertanyaan ini menilai seberapa matang motivasi kamu. Banyak kandidat mundur karena kaget dengan ritme organisasi luar kampus yang padat.

Contoh Jawaban:

“Saya akan tetap berusaha beradaptasi dulu dan memahami sistem kerja di dalamnya. Kadang yang terasa tidak sesuai di awal bisa jadi pengalaman baru kalau dijalani dengan terbuka. Tapi kalau memang ada hal yang mengganggu kenyamanan kerja tim, saya akan bicarakan baik-baik dengan koordinator biar bisa dicari jalan tengahnya.”

5. Menurut Kamu, Apa Tantangan Terbesar Jadi Bagian dari Organisasi di Luar Kampus?

Pertanyaan ini memberi ruang buat kamu menunjukkan kesadaran diri dan kesiapan menghadapi realita kegiatan sosial atau profesional.

Contoh Jawaban:

“Tantangan terbesarnya mungkin menjaga komitmen. Karena di luar kampus, kita ketemu orang dari latar belakang dan kesibukan berbeda. Tapi justru itu yang menarik, karena kita bisa belajar tanggung jawab, kerja sama lintas bidang, dan cara menyelesaikan masalah di dunia nyata.”

Contoh Pertanyaan Wawancara Organisasi Sekolah dan Jawabannya

Pertanyaan Wawancara OSIS

Kalau di kampus ada BEM dan Hima, di sekolah juga ada organisasi yang tak kalah penting, yaitu OSIS dan MPK.

Berikut contoh pertanyaan wawancara OSIS dan MPK lengkap dengan cara menjawabnya, supaya kamu bisa lebih siap dan percaya diri saat menghadapi sesi wawancara nanti.

Pertanyaan Wawancara OSIS dan Jawabannya

Wawancara OSIS biasanya bukan soal siapa yang paling pintar, tapi siapa yang paling punya kemauan, tanggung jawab, dan rasa peduli terhadap sekolah.

Pewawancara ingin tahu apakah kamu bisa jadi contoh yang baik untuk teman-teman dan sanggup memegang amanah sebagai bagian dari OSIS.

Berikut beberapa pertanyaan yang sering muncul beserta contoh jawabannya.

1. Menurut Kamu, OSIS Itu Apa dan Kenapa Penting?

Pertanyaan ini ingin tahu apakah kamu paham makna OSIS di sekolah, bukan cuma ikut karena diajak teman.

Contoh Jawaban:

“Menurut saya OSIS itu wadah buat siswa belajar tanggung jawab dan kerja sama sambil bikin kegiatan positif di sekolah. OSIS penting karena jadi penghubung antara siswa dan guru, dan dari sinilah banyak ide sekolah lahir, seperti acara lomba, bakti sosial, atau kampanye kebersihan.”

2. Kalau Kamu Jadi Pengurus, Apa Perubahan Kecil yang Ingin Kamu Bawa ke Sekolah?

Pertanyaan ini mengukur inisiatif dan kepedulian kamu terhadap lingkungan sekolah.

Contoh Jawaban:

“Saya ingin membuat kegiatan yang bikin siswa lebih semangat datang ke sekolah, misalnya Jumat Kreatif atau sesi diskusi ringan tentang hal yang menarik. Menurut saya, sekolah bukan cuma tempat belajar pelajaran, tapi juga tempat mengembangkan diri dan ide.”

3. Pernahkah Kamu Gagal di Suatu Tugas, dan Bagaimana Cara Kamu Menghadapinya?

Pertanyaan ini menilai cara kamu menyikapi tanggung jawab dan kesalahan.

Contoh Jawaban:

“Pernah, waktu saya jadi ketua kelompok kelas, saya salah atur waktu sampai tugasnya hampir terlambat dikumpul. Dari situ saya belajar buat lebih teratur dan minta bantuan kalau udah kewalahan. Saya jadi lebih sadar kalau kerja sama itu penting.”

4. Kalau Ada Teman Tim yang Kurang Aktif, Apa yang Akan Kamu Lakukan?

OSIS sering punya banyak kegiatan dan butuh anggota yang bisa menjaga kekompakan.

Contoh Jawaban:

“Saya akan coba dekati dulu dan tanya kenapa dia jarang aktif. Kadang ada yang cuma butuh disemangatin atau diarahkan. Kalau tetap susah, saya akan bicarakan ke pengurus lain supaya kita bisa bantu sama-sama tanpa menimbulkan masalah.”

5. Gimana Cara Kamu Menyeimbangkan Waktu antara Belajar dan Kegiatan OSIS?

Karena OSIS bukan alasan untuk menurunkan prestasi, pewawancara mau tahu apakah kamu bisa atur waktu.

Contoh Jawaban:

“Saya biasanya buat jadwal harian, jadi tahu kapan waktunya belajar dan kapan waktunya rapat atau latihan kegiatan. Kalau lagi banyak tugas, saya akan koordinasi sama teman OSIS supaya pekerjaan bisa dibagi. Menurut saya, kunci utamanya komunikasi dan disiplin.”

Pertanyaan Wawancara MPK dan Jawabannya

Berbeda dari OSIS, MPK punya peran sebagai pengawas dan penyalur aspirasi siswa. Wawancaranya biasanya lebih menyoroti cara berpikir kritis, keadilan, dan kemampuan komunikasi kamu saat menghadapi perbedaan pendapat.

Berikut beberapa contoh pertanyaan yang sering muncul beserta cara menjawabnya.

1. Menurut Kamu, Apa Bedanya MPK dengan OSIS?

Pertanyaan ini bukan soal definisi, tapi seberapa paham kamu tentang peran MPK di sekolah.

Contoh Jawaban:

“Kalau OSIS lebih fokus ke pelaksanaan kegiatan, MPK berperan sebagai pengawas dan penyalur suara siswa. MPK memastikan program OSIS berjalan sesuai tujuan dan tetap adil buat semua siswa. Jadi, keduanya saling melengkapi, bukan bersaing.”

2. Bagaimana Kalau Kamu Tidak Sepakat dengan Kebijakan OSIS?

MPK sering dihadapkan pada situasi di mana mereka harus mengkritik OSIS dengan cara yang tetap sopan dan membangun.

Contoh Jawaban:

“Kalau saya tidak setuju, saya akan sampaikan pendapat saya secara langsung tapi dengan cara yang baik. Saya akan ajak diskusi lewat forum resmi MPK-OSIS supaya bisa dibahas bersama. Tujuannya bukan untuk menjatuhkan, tapi mencari solusi yang terbaik buat sekolah.”

3. Pernahkah Kamu Menghadapi Situasi di Mana Temanmu Nggak Mau Dengar Pendapat Kamu?

Pertanyaan ini menilai kemampuan kamu berdialog dan menyampaikan ide tanpa memaksakan.

Contoh Jawaban:

“Pernah, waktu rapat kelas saya ngasih usulan tapi nggak langsung diterima. Saya nggak langsung debat, tapi saya coba jelaskan alasan dan manfaatnya. Setelah semua pendapat didengar, akhirnya usulan itu disetujui sebagian. Dari situ saya belajar pentingnya sabar dan komunikasi dua arah.”

4. MPK Sering Dianggap “Kurang Aktif” Karena Tidak Banyak Kegiatan. Gimana Menurut Kamu?

Pertanyaan ini melihat seberapa sadar kamu terhadap citra MPK di mata siswa, sekaligus ide kamu untuk membuatnya lebih hidup.

Contoh Jawaban:

“Saya paham kenapa banyak yang menganggap MPK pasif, karena memang kerjanya lebih ke pengawasan. Tapi saya rasa MPK bisa lebih aktif lewat kegiatan seperti forum aspirasi siswa atau survei kepuasan kegiatan OSIS. Jadi MPK tetap bisa berperan nyata tanpa keluar dari fungsi utamanya.”

5. Kalau Ada Konflik antara Siswa dan OSIS, Apa yang Akan Kamu Lakukan Sebagai Anggota MPK?

Pertanyaan ini menilai kedewasaan dan kemampuan kamu menjaga netralitas.

Contoh Jawaban:

“Saya akan coba dengarkan kedua sisi dulu sebelum mengambil sikap. MPK punya tanggung jawab buat jadi penengah, bukan pembela salah satu pihak. Setelah tahu masalahnya, saya akan bantu cari jalan tengah dan laporkan hasilnya ke pembina supaya bisa diselesaikan dengan adil.”

Baca juga: 20 Pertanyaan Wawancara OSIS serta Contoh Jawaban & Cara Menjawabnya

Mau Standout Tanpa Harus Aktif di Organisasi? Coba Ikut SFL, Leadership Trip ke Jepang GRATIS!

Kalau kamu mau benar-benar standout selama kuliah dan punya pengalaman yang bisa ningkatin peluang karier, ikut organisasi itu bagus, tapi bukan satu-satunya cara.

Ada banyak pengalaman lain yang bisa bantu kamu berkembang, salah satunya lewat SejutaCita Future Leaders (SFL) Chapter 12.

Poster SFL 12.webp

SFL adalah program Edu-Leadership Trip internasional selama 5 hari 4 malam ke luar negeri, dirancang untuk anak muda usia 13–35 tahun yang ingin belajar kepemimpinan, eksplor budaya baru, dan merencanakan masa depan dengan lebih matang.

Di SFL Chapter 12, kamu akan berangkat ke Tokyo, Osaka, dan Kyoto untuk mengikuti rangkaian kegiatan inspiratif, mulai dari leadership challenge hingga kunjungan ke kampus top dunia seperti Tokyo University dan Osaka University.

Berikut berbagai benefit dan fasilitas yang bisa kamu dapatkan:

  • Trip 100% Fully Funded — tiket pesawat, hotel, konsumsi, dan transportasi sudah ditanggung sepenuhnya
  • Beasiswa pendidikan hingga Rp15 juta/semester untuk pelajar dan mahasiswa terpilih
  • Leadership & Career Planning Session bersama alumni Harvard dan mentor internasional
  • Campus Tour & City Tour Jepang (Tokyo, Osaka, Kyoto, Disneyland/DisneySea)
  • Peluang Paid Internship di SejutaCita dengan sertifikat magang internasional
  • Visa & Paspor Assistance, surat izin resmi untuk sekolah atau kampus
  • Sertifikat internasional bilingual dan sesi team building eksklusif

Kesempatan seperti ini tidak datang dua kali, daftar SFL Chapter 12 sekarang selagi masih dibuka dan wujudkan impian belajar sambil berpetualang ke Jepang! 

BUTTON pelajari lebih lanjut tentang SFL ke Jepang
Edukasi
Bagikan

Lamar ke Lowongan Kerja Terbaru Setiap Harinya