Kamu salah satu yang bekerja di bidang marketing? Marketing funnel menjadi salah satu strategi yang wajib dikuasai.
Selaras dengan namanya, istilah funnel atau corong menggambarkan proses strategi ini yang berpola mengerucut. Ingin memahaminya lebih dalam? Berikut telah Dealls rangkum seputar marketing funnel khusus untuk kamu.
Apa Itu Marketing Funnel?
Dilansir Ahrefs, marketing funnel adalah proses yang meliputi beberapa tahap pembelian calon pelanggan dari pertama kali menyadari adanya suatu produk hingga melakukan transaksi. Umumnya, marketing funnel dikenal dengan model AIDA yang merupakan singkatan dari awareness (kesadaran), interest (ketertarikan), desire (keinginan), dan action (tindakan).
Melalui strategi ini, tim pemasaran akan lebih mudah dalam memahami audiens dengan pendekatan yang sesuai. Selain itu, mereka juga mampu untuk mengidentifikasi serta mengatasi kelemahan dari model pemasaran yang diterapkan. Dengan begitu, tim marketing dapat melakukan evaluasi strategi demi tercapainya target penjualan yang telah ditetapkan.
Jenis dan Tahapan Marketing Funnel
Marketing funnel memiliki beberapa tahapan dalam strateginya. Tahapan itulah yang biasa juga disebut stage. Seperti yang sempat disinggung, stage yang paling umum ditemui dalam marketing funnel adalah model AIDA.
Meski begitu, marketing funnel sebenarnya memiliki beragam jenis dengan tahapan yang berbeda. Menurut Semrush, jenis-jenis marketing funnel tersebut dapat disesuaikan industri suatu perusahaan hingga kebutuhan target pasar. Adapun berikut jenis serta tahapan marketing funnel.
1. Marketing Funnel Dasar
Marketing funnel dasar memiliki tiga stage berbeda. Antara lain tahapan top of the funnel, middle of the funnel, dan bottom of the funnel dengan penjelasan sebagai berikut.
Top of the Funnel (ToFu)
stage ini dimulai dengan calon pelanggan mulai sadar atas kehadiran suatu produk. Dalam kata lain, ToFu biasanya merujuk pada calon-calon pelanggan baru yang berpotensi menjadi pembeli.
Middle of the Funnel (MoFu)
Calon pelanggan mulai tertarik untuk membeli suatu produk atau bahkan sudah mencobanya. Dengan demikian, mereka telah mempertimbangkan untuk menjadi bagian dari pelanggan produk tersebut.
Bottom of the Funnel (BoFu)
Tahapan ini bisa dikatakan sebagai pelanggan setia dari suatu produk. Mereka tidak lagi mempertimbangkan kualitas, harga, atau sebagainya. Sebab, kelompok pelanggan ini diibaratkan telah menjadi penggemar berat atas produk tersebut.
2. Marketing Funnel AIDA
AIDA merupakan model pemasaran yang paling banyak digunakan. Strategi ini terdiri atas awareness (kesadaran), interest (ketertarikan), desire (keinginan), dan action (tindakan). Berikut penjelasan selengkapnya.
Awareness
Tahapan ini bertujuan untuk menarik perhatian calon pelanggan dan memberikan kesan pertama yang baik. Dengan begitu, calon pelanggan akan menyadari kehadiran suatu merek atau penawaran.
Interest
Apabila tahap pertama sukses, calon pelanggan menjadi tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. Stage ini memiliki tugas utama untuk mempertahankan rasa penasaran calon pelanggan dengan memberi tahu mereka lebih banyak informasi tentang sebuah produk atau layanan.
Desire
Setelah itu, mulai terjalin hubungan emosional yang membuat calon pelanggan lebih yakin dengan nilai jual yang ditawarkan suatu produk. Di sini, mereka pun mengembangkan preferensi untuk membelinya.
Action
Stage terakhir ini adalah saat pelanggan akhirnya melakukan pembelian. Hal terpenting yang harus dilakukan tim pemasaran adalah mempermudah pelanggan untuk merealisasikan tindakan tersebut.
3. Marketing Funnel Granular
Selain AIDA, ada pula marketing funnel granular yang memiliki tahap-tahap lebih spesifik. Marketing funnel jenis ini memiliki lima stages yang terdiri dari awareness (kesadaran), consideration (pertimbangan), conversion (konversi), loyalty (loyalitas), dan advocacy (advokasi) atau biasa disingkat ACCLA.
Awareness
Sama seperti AIDA, tahapan ini diisi oleh kesadaran calon pelanggan terhadap suatu produk atau layanan dengan memberikan kesan pertama yang mengesankan.
Consideration
Setelah mengetahuinya, calon pelanggan mulai mengevaluasi suatu produk dan membandingkannya dengan alternatif lain. Tahapan consideration berfokus untuk memberi pelanggan banyak informasi mengenai suatu produk sehingga mendorong mereka untuk memilihnya.
Conversion
Jika proses consideration berjalan mulus, pelanggan akan memutuskan untuk melakukan pembelian. Suatu bisnis wajib memfasilitasi proses pembelian yang lancar.
Loyalty
Sebuah merek pasti menginginkan loyalitas pelanggan. Oleh karena itu, tujuan dari loyalty adalah membangun hubungan yang kuat untuk meningkatkan peluang agar pelanggan terus membeli produk dari perusahaan tersebut.
Advocacy
Advocacy menjadi tingkat lanjutan dari loyalty. Pada stage ini, pelanggan sangat puas dengan suatu merek sehingga mereka secara aktif mempromosikan merek tersebut kepada orang lain.
Baca Juga: Apa Itu Content Marketing? Ini Bentuk dan Contoh Penerapannya
Langkah Menyusun Marketing Funnel
Setelah mengetahui berbagai jenis dan tahapannya, terdapat beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk mulai menyusun marketing funnel. Sebagaimana dilansir Appier, berikut langkah-langkah menyusun marketing funnel yang dapat diikuti.
1. Menetapkan Target yang Jelas
Identifikasikan sasaran yang spesifik dan selaras dengan tujuan bisnis untuk setiap tahapan marketing funnel. Kamu bisa mendefinisikannya dengan jelas mengenai keberhasilan yang ingin diraih, baik itu meningkatkan kesadaran merek, mendorong minat atau pertimbangan, maupun meningkatkan konversi.
2. Memahami Audiens
Langkah selanjutnya adalah melakukan riset mendalam untuk memahami demografi, preferensi, perilaku, kendala, hingga motivasi audiens yang muncul di setiap stage. Pengetahuan tersebut akan membantu bisnis untuk menyesuaikan konten dan pesan agar sesuai dengan kebutuhan dan minat target pasar.
3. Buat Konten Menarik
Konten persuasif yang menarik dirancang untuk menarik calon pelanggan dalam mengambil keputusan. Konten tersebut harus tetap mempertimbangkan untuk menyediakan informasi terperinci, testimoni, dan ajakan menarik untuk melakukan pembelian.
4. Mengoptimalkan User Experience (UX)
Pastikan untuk memiliki saluran yang lancar dan ramah bagi pengguna, termasuk situs web hingga laman media sosial. Dengan begitu, pelanggan akan betah berlama-lama menelusuri laman perusahaan yang nantinya meningkatkan ketertarikan untuk membeli suatu produk.
5. Menerapkan Otomasi Pemasaran
Saat ini, terdapat berbagai tools penunjang untuk otomasi pemasaran. Menggunakan alat-alat tersebut dapat membantu perusahaan untuk menyederhanakan proses pembelian, memelihara prospek, dan memberikan konten yang dipersonalisasi berdasarkan target konsumen. Selain itu, otomasi pun membantu menjaga komunikasi yang konsisten dengan pelanggan.
6. Mengukur dan Menganalisis Hasil
Melacak dan menganalisis KPI secara berkala yang spesifik untuk setiap tahapan juga tidak kalah penting. Metrik seperti rasio konversi, rasio klik tayang, hingga ROI memberikan wawasan tambahan mengenai efektivitas dari strategi yang dilakukan.
7. Memperbaiki dan Mengoptimalkan
Setelah melakukan hal-hal yang telah disebutkan, sebuah bisnis harus terus memperbaiki dan mengoptimalkan upaya pemasaran yang diterapkan. Dengan begitu, mereka dapat meningkatkan kinerja dan beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen.
Manfaat Marketing Funnel
Dengan menerapkan marketing funnel, tentu terdapat sejumlah manfaat yang akan diraih suatu bisnis. Dihimpun Emarketer, setidaknya ada tiga manfaat yang dihasilkan melalui penerapan marketing funnel.
1. Mengidentifikasi Masalah Lebih Awal
Berbagai stage yang terdapat dalam marketing funnel mampu melacak masalah yang kerap muncul di setiap tahapan pengalaman pembelian pelanggan. Perusahaan dapat menentukan bagian mana yang membuat mereka kehilangan minat pelanggan. Dengan demikian, perusahaan akan mengupayakan strategi yang lebih baik untuk menghindari kehilangan pelanggan potensial.
2. Membangun Kepercayaan Pelanggan
Penerapan marketing funnel membantu bisnis untuk menyesuaikan strategi pemasaran dengan target pelanggan. Maka dari itu, pelanggan akan lebih yakin dan percaya bahwa merek tersebut memahami kebutuhan mereka.
3. Meraih Hasil Optimal
Dengan memperhatikan KPI di berbagai tahapan, perusahaan dapat lebih memahami channel promosi yang memperoleh tingkat konversi tertinggi. Dengan begitu, mereka bisa memaksimalkan penggunaan saluran tersebut untuk hasil penjualan yang lebih optimal.
Baca Juga: Ingin Jadi Staf Marketing? Ini 11 Jobdesk yang Perlu Diketahui
Demikianlah penjelasan seputar marketing funnel. Sudah lebih paham tentang marketing funnel? Saatnya mempraktikkan pengetahuanmu di dunia kerja!
Temukan berbagai lowongan kerja terbaru seputar bidang marketing hanya di Dealls #1 Job Portal Indonesia. Pilih peluang yang sesuai dengan keahlian dan pengalamanmu, mulai dari posisi entry-level hingga senior.
Jadi, tunggu apa lagi? Kunjungi Dealls sekarang dan temukan karier marketing yang tepat untukmu!
Sumber:
The Marketing Funnel: What It Is, How It Works, & How to Create One
The Marketing Funnel: What It Is & how It Works
Marketing funnel: What it is and what it means for marketers