Growth Mindset: Arti, Ciri-Ciri, & Perbedaannya dengan Fixed Mindset

Growth mindset adalah pola pikir di mana seseorang percaya bahwa kemampuan dan kecerdasannya dapat dikembangkan, lewat dedikasi dan kerja keras.

Dealls
Ditulis oleh
Dealls July 29, 2025

Growth mindset adalah pola pikir yang bisa jadi pembeda utama antara mereka yang stuck dan mereka yang terus berkembang. 

Untuk kamu para jobseeker yang sedang cari kerja atau ingin pindah ke jalur karier baru, memahami dan menerapkan growth mindset dalam pekerjaan bisa jadi langkah awal untuk upgrade diri. 

Dengan punya pola pikir berkembang, kamu akan lebih siap menghadapi tantangan baru, lebih terbuka terhadap feedback, dan tidak mudah menyerah saat hal-hal tidak sesuai ekspektasi. 

Artikel ini akan membantumu mengenali apa itu growth mindset, apa bedanya sama fixed mindset, dan bagaimana cara mengembangkannya agar kamu semakin dilirik HR!

Apakah yang Dimaksud dengan Growth Mindset?

Growth Mindset Adalah
Apa yang Dimaksud Growth Mindset?

Kalau kamu masih asing dengan istilah ini, growth mindset adalah pola pikir yang percaya bahwa kemampuan seseorang bisa dikembangkan lewat usaha, belajar, dan ketekunan. 

Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh Carol Dweck, seorang psikolog dari Stanford University. Dalam penjelasannya, Dweck membagi dua jenis pola pikir: growth mindset dan fixed mindset

Dalam konteks growth mindset untuk pembelajaran, kamu akan lebih terbuka untuk mengakui kekurangan dan cari tahu cara mengatasinya. 

Begitu juga dengan growth mindset dalam pekerjaan, kamu tidak mudah terintimidasi dengan tantangan baru, justru kamu akan melihat itu sebagai kesempatan untuk menambah skill.

Manfaat Growth Mindset

Manfaat Growth Mindset.jpg
Manfaat Growth Mindset

Jadi, kenapa penting untukmu mempunyai growth mindset, khususnya bagi kamu yang lagi mencari kerja? 

Di era kerja yang serba cepat ini, perusahaan butuh orang yang fleksibel dan bisa terus berkembang.

Mereka suka kandidat yang tak takut gagal, bisa belajar dari kesalahan, dan terus mau untuk upgrade skillnya menjadi lebih mahir. 

Berikut beberapa manfaat kalau kamu memiliki growth mindset:

1. Membuat Lebih Percaya Diri

Salah satu efek paling nyata dari growth mindset adalah meningkatnya rasa percaya diri. 

Sebab, kamu jadi sadar bahwa kemampuan itu bisa terus diasah dan tidak hanya ditentukan oleh bakat bawaan. 

Kamu jadi lebih jujur dalam menilai kelebihan dan kekurangan diri sendiri, sekaligus punya dorongan untuk ngembangin yang kurang dan memperkuat yang udah bagus. 

Hasilnya? Kamu semakin pede saat melamar kerja, ikut interview, atau pitching ide ke atasan nanti.

2. Bikin Kamu Lebih Tangguh Hadapi Kegagalan

Gagal itu sudah jadi bagian dari proses belajar, dan orang yang mempunyai growth mindset tahu sekali soal ini. 

Saat gagal, kamu tidak langsung menyalahkan diri sendiri atau orang lain. Justru sebaliknya, kamu refleksi: “Oke, apa yang bisa aku pelajari dari sini?” 

Pola pikir seperti ini membuatmu lebih tahan banting, lebih kuat mentalnya, dan tetap maju walaupun jalanmu sempat terhambat.

3. Tantangan = Peluang

Mempunyai growth mindset juga membuatmu tidak akan takut untuk keluar dari zona nyaman. 

Kamu justru akan semakin antusias saat diberikan tantangan baru. Entah itu pekerjaan yang kamu belum pernah coba, pindah ke bidang baru, atau naik tanggung jawab, kamu lihat semua itu sebagai peluang untuk naik level.

4. Ide dan Solusi Makin Mengalir

Growth mindset juga punya efek samping positif ke kreativitas kamu. Karena otakmu terbuka untuk belajar hal baru dan tidak takut salah, kamu jadi lebih sering berpikir out of the box. 

Untuk kamu yang bekerja di bidang kreatif, marketing, atau problem-solving, mentalitas seperti ini bisa jadi nilai tambah di mata HR dan tim kamu nanti.

5. Peluang Baru Lebih Mudah Datang

Seseorang yang terus belajar dan berkembang biasanya akan lebih cepat untuk menemukan peluang. 

Dengan growth mindset, kamu akan lebih jeli melihat celah, baik itu peluang kerja, proyek freelance, maupun kolaborasi yang bisa bawa kamu ke level karier berikutnya.

Baca Juga: Career Switch: Pengertian, Kelebihan, Kekurangan, dan Persiapannya

6. Menerima Segala Masukan yang Datang

Kalau masih mudah tersinggung setiap dikritik, mungkin kamu belum sepenuhnya mempunyai growth mindset. Tapi tenang, ini bisa dilatih. 

Orang dengan pola pikir berkembang akan melihat feedback sebagai bahan bakar untuk perbaikan diri.

Jadi, tak perlu defensif atau marah, karena kamu tahu masukan itu justru membantu kamu untuk jadi versi diri yang lebih baik.

7. Semangat Belajar Terus Menyala

Terakhir, growth mindset juga akan membuatmu jadi seseorang yang tidak pernah puas dengan ilmu yang sudah kamu punya. Kamu jadi haus belajar, penasaran sama hal baru, dan ingin terus upgrade skill. 

Untuk kadar seorang jobseeker, ini adalah sebuah modal besar untuk tetap relevan di dunia kerja yang terus berubah.

Cara Mengembangkan Growth Mindset

Cara Mengembangkan Growth Mindset.jpg
Cara Mengembangkan Growth Mindset

Mengembangkan growth mindset dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari adalah sebuah praktik yang bisa dimulai dari pola pikir sederhana. 

Pola pikir ini terus berkembang membantu kamu untuk melihat diri sendiri sebagai individu yang bisa terus belajar dan tumbuh. 

Nah, berikut beberapa cara realistis yang bisa kamu terapkan agar mindset kamu makin berkembang setiap harinya:

1. Kenali dan Terima Ketidaksempurnaan

Langkah awal untuk menumbuhkan pola pikir berkembang adalah dengan mengakui bahwa setiap orang memiliki kekurangan, termasuk diri sendiri. 

Ketidaksempurnaan bukan sesuatu yang harus disembunyikan, melainkan bisa menjadi landasan awal untuk mengenal diri lebih dalam. 

Saat kamu bisa berdamai dengan kekurangan, kamu akan lebih terbuka untuk berkembang dan mencintai proses pembelajaran yang kamu jalani.

2. Ubah Cara Pandang terhadap Masalah

Masalah memang sering terasa mengganggu, tetapi cara kamu menyikapinya bisa membuat perbedaan besar. 

Cobalah ubah sudut pandangmu dari “Kenapa ini terjadi padaku?” menjadi “Apa yang bisa saya pelajari dari situasi ini?”. 

Dengan begitu, setiap tantangan tidak lagi terasa seperti hambatan, melainkan kesempatan yang membawa pelajaran dan pertumbuhan.

3. Hargai Proses, Bukan Hanya Hasil

Dalam growth mindset, kegagalan bukanlah benar-benar akhir dari gagal, tapi justru bagian dari proses yang perlu diapresiasi. 

Setiap usaha yang kamu lakukan tetap bernilai, terlepas dari hasil akhirnya. Semakin kamu menghargai perjalananmu sendiri, semakin kuat fondasi mentalmu untuk terus maju.

4. Berani Menghadapi Tantangan

Tantangan sering kali terasa menakutkan karena membawa ketidakpastian. Namun, jika kamu ingin mencobanya, nantinya kamu akan menyadari bahwa tantangan justru dapat membuka peluang baru. 

5. Terbuka terhadap Masukan dan Evaluasi

Ada kalanya, tidak semua masukan akan terasa nyaman untukmu, tetapi satu hal yang jelas adalah hampir semua masukan itu tentu bisa membawa manfaat. 

Orang dengan growth mindset mampu memahami bahwa umpan balik adalah bentuk kepedulian dan jalan menuju perbaikan diri. 

Saat kamu bisa menerima masukan tanpa merasa tersinggung, kamu sedang membuka diri untuk belajar dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Contoh Growth Mindset Dalam Dunia Kerja

Contoh Growth Mindset.jpg
Contoh Growth Mindset di Dunia Kerja

Dalam dunia kerja maupun dunia kampus, banyak situasi nyata yang bisa jadi contoh penerapan pola pikir berkembang seperti ini. 

Nah, agar kamu makin terbayang bagaimana growth mindset diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, berikut tiga contoh nyata yang bisa kamu jadikan inspirasi.

1. Jack Ma: Pernah Gagal 30 Kali

Pendiri Alibaba ini adalah contoh paling ikonik dari seseorang yang menolak menyerah. Jack Ma pernah ditolak kerja oleh puluhan perusahaan, termasuk KFC. 

Ia juga gagal masuk universitas favorit beberapa kali, bahkan aplikasi kerjanya ke Harvard ditolak lebih dari 10 kali. Tapi yang luar biasa, ia selalu menanggapi penolakan itu dengan rasa ingin belajar lebih banyak, bukan menyerah.

Daripada terpuruk, Jack Ma memanfaatkan kegagalan sebagai bahan refleksi. Ia membangun Alibaba dari nol, meskipun banyak yang meragukan kemampuannya dalam bidang teknologi. 

Kini, perusahaannya menjadi salah satu e-commerce terbesar di dunia. Growth mindset Jack Ma terlihat jelas dalam kemampuannya untuk terus belajar, bangkit, dan melihat kegagalan sebagai jalan menuju kemajuan.

2. Michael Jordan: Pernah Dikeluarkan dari Tim Basket

Banyak orang tidak tahu bahwa Michael Jordan, salah satu pemain basket terbaik sepanjang masa, pernah dikeluarkan dari tim basket SMA-nya karena dianggap belum cukup bagus. 

Untuk orang lain, ini mungkin cukup untuk berhenti mencoba. Tapi Jordan justru menjadikan pengalaman itu sebagai motivasi. Ia latihan lebih keras, melatih fokus dan ketekunannya setiap hari.

Dalam banyak wawancara, Jordan sering bilang bahwa dirinya sukses bukan karena selalu menang, tapi karena tidak takut gagal. 

Ia pernah bilang, “Saya gagal berkali-kali, dan karena itulah saya sukses.” Kalimat ini jadi bukti bahwa mindset berkembang-lah yang membentuk karier emasnya.

3. Oprah Winfrey: Pernah Dipecat dari Stasiun TV

Sebelum dikenal sebagai salah satu wanita paling berpengaruh di dunia, Oprah pernah mengalami kegagalan besar di awal kariernya. 

Ia sempat dipecat dari pekerjaannya sebagai reporter TV karena dianggap “tidak cocok untuk layar kaca.” Namun, bukannya menyerah, Oprah menjadikan kritik itu sebagai bahan introspeksi.

Ia mulai mempelajari teknik penyiaran, memperkuat empatinya, dan menemukan gaya bicaranya sendiri yang akhirnya disukai banyak orang. 

Dari sana, kariernya mulai meroket. Acara The Oprah Winfrey Show menjadi salah satu talkshow tersukses sepanjang sejarah. 

Ciri-ciri dari Growth Mindset

Ciri-ciri Growth Mindset.jpg
Ciri-ciri Growth Mindset

Memiliki growth mindset itu berarti sudah memiliki niat yang kuat untuk berkembang, sekaligus juga soal sikap sehari-hari yang siap menghadapi tantangan. 

Nah, berikut ini adalah ciri-ciri umum yang menunjukkan kalau seseorang punya pola pikir berkembang:

1. Senang Tantangan, Bukan Menghindar

Orang dengan growth mindset pada umumnya tidak akan takut menghadapi sesuatu yang sulit. 

Justru tantangan dianggap sebagai peluang untuk belajar hal baru, bukan hal yang harus dihindari. Mereka tahu bahwa lewat tantanganlah, kemampuan bisa naik level.

2. Gagal? Bukan Akhir Dunia

Saat mengalami kegagalan, mereka tidak langsung menyerah atau menyalahkan diri sendiri. 

Mereka justru memandang kegagalan sebagai bagian dari proses belajar yang wajar. Ini jadi momen evaluasi, bukan titik henti.

3. Haus Ilmu Sepanjang Waktu

Mereka yang memiliki growth mindset biasanya memiliki dorongan alami untuk terus belajar dan berkembang. Bukan karena suatu keterpaksaan, tapi karena memang murni ingin tahu lebih banyak. 

4. Terbuka Terhadap Kritik

Mereka bisa menerima masukan dengan lapang dada, lalu menjadikannya bekal untuk meningkatkan performa. Reaksi mereka pun tidak akan defensif, justrum cenderung reflektif.

5. Berani Keluar dari Zona Nyaman

Keluar dari zona nyaman bukan hal yang menakutkan, malah jadi bagian dari perjalanan. Mereka tahu bahwa perubahan dan risiko adalah bahan bakar utama untuk pertumbuhan.

6. Nilai Proses Lebih dari Hasil Akhir

Fokusnya dari seseorang yang memiliki growth mindset adalah tidak hanya untuk pencapaian akhir, tapi sering kali dinilai dari usaha yang dilakukan sepanjang jalan. 

Konsistensi, kerja keras, dan kemauan untuk terus mencoba dianggap lebih penting daripada hasil instan.

7. Sukses Orang Lain Jadi Inspirasi

Mereka tidak akan pernah iri ketika melihat orang lain sukses, justru malah membuatnya semakin semangat. 

Karena baginya, menganggap keberhasilan orang lain adalah bukti bahwa hal serupa juga bisa dicapai lewat kerja keras.

8.Adaptif dan Fleksibel

Entah itu tantangan baru, cara kerja yang berubah, atau kondisi yang tidak terduga, semuanya akan ditanggapinya dengan sikap terbuka dan adaptif.

Kalau kamu merasa beberapa ciri di atas mulai ada dalam dirimu, itu tandanya kamu sedang mengembangkan growth mindset

Terus pertahankan dan latih pola pikir ini, apalagi kalau kamu lagi dalam proses cari kerja. Tantangan karier bakal selalu ada, tapi dengan mindset yang tepat, kamu bisa terus tumbuh.

Perbedaan Growth Mindset dengan Fixed Mindset

Growth mindset adalah cara berpikir yang meyakini bahwa kemampuan, kecerdasan, dan potensi diri bisa terus berkembang melalui usaha dan proses belajar. 

Ini sangat berbeda dengan fixed mindset, yaitu pola pikir yang menganggap kemampuan adalah sesuatu yang tetap dan tidak bisa diubah. 

Nah, perbedaan dua mindset ini punya dampak besar terhadap bagaimana kamu berkembang, terutama dalam dunia kerja.

Apa Itu Fixed Mindset?

Fixed mindset adalah pola pikir di mana seseorang percaya bahwa kemampuan atau bakat adalah bawaan lahir. Mereka cenderung berpikir bahwa untuk bisa sukses, kamu harus sudah jago sejak awal. 

Melansir dari Harvard Business School, orang dengan fixed mindset sering merasa harus sempurna dulu sebelum mencoba sesuatu. Mereka juga takut terlihat gagal dan akhirnya lebih memilih tugas-tugas yang aman.

Contohnya? Kalau kamu pernah bilang, "Aku emang nggak jago hitung-hitungan, jadi nggak usah coba kerjaan itu," bisa jadi kamu sedang terjebak dalam fixed mindset. 

Pola pikir ini bisa membatasi peluangmu berkembang, terutama dalam menghadapi tantangan atau belajar skill baru.

Tabel Perbandingan Perbedaan Growth Mindset vs Fixed Mindset

Berikut adalah tabel perbandingan antara growth mindset dan fixed mindset agar bisa kamu identifikasi secara sederhana:

Aspek

Growth Mindset

Fixed Mindset

Kemampuan

Bisa diasah

Sudah bawaan

Tantangan

Disambut

Dihindari

Kegagalan

Belajar dari kesalahan

Takut gagal

Kritik

Terbuka

Defensif

Motivasi

Proses & usaha

Hasil instan

Sukses orang lain

Jadi inspirasi

Jadi ancaman

Perubahan

Fleksibel

Kaku

Di tempat kerja

Kolaboratif & inovatif

Takut ambil risiko

 

Faktor yang Mempengaruhi Growth Mindset

Meskipun istilah growth mindset dalam pekerjaan sering dibicarakan, sebenarnya pola pikir ini bisa tumbuh sejak masa kecil, tergantung bagaimana kamu dibesarkan, lingkungan di sekitarmu, hingga seberapa besar kamu percaya pada kemampuan diri sendiri.

Kalau kamu merasa belum punya pola pikir ini sekarang, tenang aja karena growth mindset bisa juga dilatih dan dikembangkan seiring waktu.

1. Pola Asuh di Masa Kecil

Pengalaman masa kecil ternyata berperan besar dalam membentuk cara pandang kita terhadap tantangan. 

Anak-anak yang sejak kecil dibiasakan mencoba hal-hal baru dan diberi apresiasi atas usahanya (bukan hanya hasilnya), cenderung tumbuh jadi pribadi yang terbuka terhadap pembelajaran dan perubahan.

2. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua

Selain pengalaman pribadi, cara orang tua mendidik juga punya pengaruh besar. Misalnya, kalau orang tua kamu lebih menghargai proses belajar daripada nilai atau hasil akhir, kamu mungkin tumbuh jadi seseorang yang tidak mudah menyerah saat menghadapi kegagalan.

3. Lingkungan Sosial dan Profesional

Lingkungan sekitar, termasuk teman, sekolah, kantor, hingga komunitas, bisa sangat menentukan apakah kamu cenderung memiliki growth mindset atau justru stuck di fixed mindset. Misalnya, tempat kerja yang suportif, terbuka terhadap ide baru, dan menghargai proses belajar akan membuat kamu lebih semangat berkembang.

4. Keyakinan Diri

Growth mindset bahasa Indonesia-nya bisa kita maknai sebagai “pola pikir berkembang.” Tapi di balik maknanya, ada satu hal penting yang sering terlupakan: kepercayaan pada diri sendiri. 

Kalau kamu yakin bahwa kemampuan bisa dilatih, kamu akan lebih siap menghadapi tantangan tanpa takut gagal.

Pemahaman yang Salah Tentang Growth Mindset

Meskipun istilah growth mindset semakin populer, ternyata masih banyak yang salah kaprah dalam menerapkannya. 

Bahkan, beberapa miskonsepsi ini bisa membuat kamu justru terjebak dalam pola pikir yang kurang sehat. 

Jadi, agar tidak salah langkah, yuk kenali apa saja kesalahan umum soal growth mindset menurut riset Carol Dweck dan berbagai sumber kredibel lainnya.

1. Growth Mindset Tak Cukup Hanya dari Usaha Semata

Banyak yang mengira bahwa growth mindset adalah tentang kerja keras tanpa henti. Padahal, Carol Dweck sendiri menekankan bahwa memuji usaha saja, tanpa melihat strategi atau hasil yang dicapai, justru menciptakan false growth mindset

Misalnya, kamu terus mencoba tapi tanpa refleksi atau perbaikan, maka usahamu akan jadi sia-sia. Karena growth mindset sejatinya sebuah pandangan untuk menghargai proses belajar yang efektif.

2. Sikap Positif yang Dibarengi Aksi

Growth mindset juga sering disalahartikan sebagai sikap terbuka atau optimistis secara umum. 

Perlu diingat, mindset ini adalah tentang keyakinan bahwa kamu bisa berkembang lewat latihan, pembelajaran sadar, dan strategi yang tepat. Tanpa aksi nyata, sikap positifmu jadi tidak berdampak.

3. Mindset Itu Spektrum dan Bukan Hitam Putih

Ada juga anggapan bahwa seseorang hanya bisa punya fixed mindset atau growth mindset, seolah harus memilih salah satu. 

Faktanya, kamu bisa punya kombinasi keduanya tergantung situasi. Misalnya, kamu mungkin growth dalam hal pekerjaan, tapi fixed soal kemampuan public speaking

Jadi, penting untuk sadar bahwa mindset itu dinamis dan bisa berubah sesuai pengalaman serta konteks.

4. Bukan Solusi Instan Semua Masalah

Beberapa orang menganggap growth mindset sebagai “obat mujarab” yang bisa menyelesaikan semua tantangan pembelajaran. Padahal kenyataannya, dampaknya sangat tergantung pada konteks. 

Karena tanpa dukungan lingkungan, akses pendidikan yang memadai, atau metode belajar yang efektif, growth mindset jelas tak akan maksimal. 

5. Mengabaikan Bakat Awal Juga Bisa Salah

Memiliki growth mindset bukan berarti kamu bisa menganggap semua orang langsung bisa jadi jenius kalau mau belajar. 

Ada hal-hal yang memang dipengaruhi oleh kondisi biologis atau bakat awal. Tapi, itu bukan alasan untuk menyerah. 

Prinsipnya, meski setiap orang mempunyai titik awal yang berbeda, kemampuan tetap bisa berkembang lewat proses yang tepat. 

6. Tak Perlu Dipaksa

Terakhir, ada juga yang salah mengartikan bahwa growth mindset sebagai tuntutan untuk selalu berkembang tanpa henti. Padahal, bisa saja itu membuatmu stres atau bahkan burnout

Dweck menekankan bahwa mindset ini harus digunakan secara sehat dan realistis. Artinya, kamu boleh ambisius, tapi juga perlu jeda, refleksi, dan menyusun strategi yang masuk akal.

Sudah Punya Growth Mindset, Tapi Belum Dapat Kerja? Coba Pakai Dealls!

Kalau kamu sudah berusaha belajar, upgrade skill, dan tetap semangat meski belum dipanggil-panggil interview juga, berarti tandanya kamu adalah seseorang yang punya growth mindset cukup kuat. 

Tapi jangan sampai usaha kerasmu itu juga mentok hanya gara-gara akses info lowongan yang terbatas.

Sekarang saatnya buatmu ikutan gabung bersama ribuan pencari kerja lain di Dealls, sebuah platform cari kerja yang bantu kamu tembus kerjaan impian tanpa ribet. 

Di Dealls, kamu bisa mendapatkan berbagai kemudahan melamar kerja seperti:

  • Lamar kerja tanpa perlu bikin surat lamaran manual,
  • Dapat rekomendasi kerja yang sesuai profilmu,
  • Akses langsung ke 100.000+ lowongan dari perusahaan ternama seperti sektor startup, korporat, hingga BUMN.
  • Fitur AI CV Reviewer yang bantu review CV agar ATS-friendly

Yuk, mulai apply kerja sekarang lewat Dealls!

button cari lowongan kerja di dealls.png

 

Sumber:

Dweck, C. S. (2006). Mindset: The New Psychology of Success. Random House.

Tips Pengembangan Karir
Bagikan

Lamar ke Lowongan Kerja Terbaru Setiap Harinya

Table of Contents

Dealls App
Kembangkan Karier Anda dengan Pekerjaan Prioritas & Mentoring
Dapatkan update live mengenai karier Anda dengan Aplikasi Dealls
Unduh Sekarang