Sebagai seorang social media specialist, memahami engagement rate sangat penting untuk mengukur keberhasilan konten yang kamu buat.
Jika kamu ingin berkarier di bidang ini, memahami cara meningkatkan engagement rate adalah langkah awal yang tepat. Mari kita bahas lebih dalam tentang metrik ini!
Apa Itu Engagement Rate?
Engagement rate, atau tingkat keterlibatan, adalah metrik yang mengukur seberapa banyak audiens berinteraksi dengan konten, seperti likes, komentar, response, message, dan klik tautan, tetapi tidak termasuk views.
Tingkat keterlibatan yang tinggi mencerminkan minat audiens, membantu membangun kredibilitas, serta memberi sinyal positif ke algoritma media sosial, yang dapat meningkatkan jangkauan dan visibilitas organik.
Ini penting untuk strategi pemasaran, terutama di media sosial, di mana algoritma sering memprioritaskan konten dengan engagement tinggi.
Fungsi Engagement Rate
Mengapa engagement rate begitu penting? Berikut adalah beberapa fungsinya:
- Mengukur Keberhasilan Konten
Metrik ini membantu kamu memahami apakah audiens benar-benar tertarik dengan konten yang kamu buat. - Evaluasi Keterlibatan Audiens
Kamu bisa mengetahui jenis konten apa yang paling menarik perhatian mereka dan melakukan penyesuaian strategi konten. - Membantu Pengambilan Keputusan
Data dari engagement rate bisa menjadi dasar dalam menentukan strategi pemasaran selanjutnya. - Benchmarking dengan Kompetitor
Kamu bisa membandingkan engagement rate dengan standar industri atau kompetitor untuk memahami posisi akunmu di pasar.
Faktor yang Mempengaruhi Engagement Rate
Engagement rate dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menentukan seberapa besar interaksi audiens terhadap sebuah konten. Berikut adalah beberapa faktor utama beserta contoh konkret:
1. Kualitas Konten
Konten yang menarik, informatif, dan relevan cenderung mendapatkan lebih banyak interaksi.
Contoh: Sebuah brand fashion memposting foto produk dengan pencahayaan buruk dan deskripsi yang minim, sehingga engagement rendah. Namun, setelah mereka menggunakan foto berkualitas tinggi dengan konsep estetis dan caption storytelling yang menggugah emosi, jumlah like, komentar, dan share meningkat drastis.
2. Waktu Posting
Mengunggah konten di waktu yang tepat dapat meningkatkan visibilitas dan keterlibatan audiens.
Contoh: Sebuah bisnis kuliner memposting foto menu sarapan pada pukul 10 malam, tetapi engagement rendah karena audiens tidak sedang mencari makanan di waktu tersebut. Setelah mereka mulai memposting di pagi hari (06:30–08:00), interaksi meningkat karena kontennya lebih relevan dengan kebutuhan audiens.
3. Jenis Konten
Format konten yang menarik, seperti video dan gambar, cenderung lebih disukai dibandingkan teks saja.
Contoh: Sebuah toko elektronik awalnya hanya memposting daftar spesifikasi produk dalam bentuk teks panjang, tetapi engagement rendah karena kurang menarik. Ketika mereka mengganti formatnya menjadi video unboxing dan demo produk, jumlah komentar, share, dan view meningkat drastis.
4. Frekuensi Posting
Frekuensi yang terlalu tinggi dapat membuat audiens jenuh, sementara frekuensi yang jarang bisa mengurangi keterlibatan.
Contoh: Seorang influencer fitness awalnya hanya memposting sekali dalam dua minggu, sehingga engagement rendah. Setelah meningkatkan frekuensinya menjadi 3-4 kali per minggu dengan variasi konten edukatif, tantangan workout, dan tips kesehatan, engagement meningkat karena audiens lebih aktif berinteraksi.
5. Algoritma Platform
Setiap platform media sosial memiliki algoritma yang berbeda dalam menentukan visibilitas konten.
Contoh: Sebuah akun edukasi hanya memposting teks panjang di Instagram, tetapi jangkauannya kecil karena algoritma Instagram lebih memprioritaskan konten visual. Setelah mereka mulai menggunakan carousel, reels, serta hashtag yang relevan, engagement meningkat karena konten mereka lebih sesuai dengan preferensi algoritma.
Baca juga: Apa Itu Content Pillar? Yuk, Pahami Konsepnya!
Rumus Engagement Rate
Ada beberapa cara untuk menghitung engagement rate, tergantung pada metrik yang digunakan:
Jenis Rumus | Rumus | Pro | Kontra |
Engagement Rate by Reach (ERR) | ERR = (Total engagements / Reach) * 100 | Lebih akurat di era algoritma, memperhitungkan non-followers | Reach fluktuatif, reach rendah bisa menyimpang tinggi, sebaliknya |
Engagement Rate by Post (ER post) | ER post = (Total engagements / Total followers) * 100 | Stabil untuk perbandingan post-by-post, digunakan oleh influencer | Tidak memperhitungkan reach viral, engagement rate bisa turun dengan followers bertambah |
Engagement Rate by Impressions (ER impressions) | ER impressions = (Total engagements / Total impressions) * 100 | Efektif untuk konten berbayar, terutama struktur biaya CPM | Rate lebih rendah karena impressions berulang, tidak konsisten seperti reach |
Daily Engagement Rate (Daily ER) | Daily ER = (Total engagements dalam sehari / Total followers) * 100 | Menilai interaksi harian, termasuk engagement pada konten lama, dapat disesuaikan | Ada ruang untuk kesalahan, tidak memperhitungkan engagement berulang oleh follower yang sama, bervariasi dengan frekuensi post |
Engagement Rate by Views (ER views) | ER views = (Total engagements pada post video / Total video views) * 100 | Melacak engagement untuk konten video dengan tujuan engagement | Views berulang menggembungkan angka, kecil kemungkinan engagement berulang |
Cost per Engagement (CPE) | CPE = Total amount spent / Total engagements | Berguna untuk influencer marketing, campaign berbasis konversi, platform sering menghitung | Pastikan definisi engagement konsisten untuk perbandingan |
Tools Gratis untuk Mengukur Engagement Rate Online
Mengukur engagement rate sangat penting untuk memahami efektivitas konten di berbagai platform. Berikut beberapa tools gratis yang bisa digunakan:
1. Pengukuran di Situs Web
Untuk mengukur keterlibatan pengunjung di situs web, kamu bisa memantau beberapa metrik berikut:
- Scroll Depth: Mengukur seberapa jauh pengunjung menggulir halaman situs.
- Lama Rata-rata Pengunjung di Halaman: Waktu yang dihabiskan pengguna di setiap halaman.
- Tampilan Halaman Rata-rata: Jumlah halaman yang dikunjungi dalam satu sesi.
- Bounce Rate: Persentase pengunjung yang keluar tanpa berinteraksi lebih lanjut.
- Jumlah Shares: Berapa kali halaman dibagikan di media sosial.
- Konversi: Misalnya, jumlah formulir yang diisi atau produk yang dibeli.
Tools yang bisa digunakan:
- Google Analytics: Untuk melihat bounce rate, durasi sesi, dan konversi.
- Hotjar: Untuk melacak scroll depth dan heatmap pengguna.
- SharedCount: Untuk menghitung jumlah shares di berbagai platform.
2. Pengukuran di Media Sosial
Setiap platform media sosial memiliki metrik khusus untuk mengukur engagement rate:
Platform | Metrik Utama | Tools untuk Mengukur Engagement |
Reaksi (likes, love, haha, wow, sad, angry), klik, komentar, dan shares. | Facebook Insights (tersedia langsung di halaman Facebook). | |
Interaksi (likes, komentar, share), klik, jumlah pengikut baru, dan performa post. | LinkedIn Analytics (tersedia di dashboard akun bisnis). | |
Likes, komentar, jumlah share, dan jumlah simpan (saves). | Instagram Insights (untuk akun bisnis atau kreator). | |
Twitter (X) | Retweet, komentar, likes, dan jumlah klik pada tautan. | Twitter Analytics (tersedia di akun Twitter). |
Likes, komentar, repins, dan jumlah klik ke situs web. | Pinterest Analytics (tersedia untuk akun bisnis). |
Dengan menggunakan tools ini, kamu bisa menganalisis engagement rate dengan lebih akurat dan mengoptimalkan strategi kontenmu di berbagai platform.
Klasifikasi Nilai Engagement Rate
Berapa engagement rate yang bagus?
Engagement rate biasanya diukur dalam persentase dan diklasifikasikan berdasarkan standar industri. Berikut adalah kategori utama dan interpretasinya:
Rendah (Kurang dari 1%)
Engagement rate di bawah 1% menunjukkan bahwa konten kurang menarik bagi audiens atau audiens tidak terlibat secara aktif. Hal ini sering terjadi pada akun dengan banyak pengikut pasif (misalnya, bot atau pengikut yang dibeli) atau konten yang kurang relevan.
Rata-rata/Bagus (1% - 3%)
Kisaran ini merupakan standar industri untuk performa yang solid. Audiens menunjukkan minat yang cukup, dan konten mulai mendapatkan traksi yang layak.
Scrunch (2024) menyebutkan bahwa untuk Instagram, engagement rate 1%-3% adalah rata-rata yang baik untuk influencer dan brand. Sprout Social juga mencatat bahwa pada 2024, banyak industri mencapai angka ini sebagai baseline.
Tinggi (3% - 6%)
Engagement rate di atas 3% hingga 6% menunjukkan konten yang sangat resonan dan audiens yang sangat terlibat. Ini sering dicapai oleh akun dengan pengikut yang lebih kecil (di bawah 10.000) atau konten yang sangat relevan.
Hootsuite (Q1 2025) mencatat bahwa akun kecil atau niche sering mencapai hingga 6%, terutama di TikTok dan Instagram, karena basis pengikutnya lebih terfokus dan antusias.
Sangat Tinggi (>6%)
Engagement rate di atas 6% dianggap luar biasa dan jarang terjadi, terutama untuk akun dengan lebih dari 100.000 pengikut. Ini menunjukkan bahwa konten sangat viral atau memiliki audiens yang sangat loyal.
Rival IQ (2025 Social Media Industry Benchmark Report) melaporkan bahwa TikTok sering melihat nilai ini untuk akun kecil hingga menengah, dengan rata-rata 4%–7% di beberapa industri seperti makanan dan minuman.
Variasi Berdasarkan Platform
Bagus atau tidaknya nilai engagement rate juga tergantung pada platform media sosial. Berikut adalah panduan umum berdasarkan sumber terpercaya:
Platform | Rendah | Rata-rata | Tinggi | Sangat Tinggi |
<1% | 1%-3% | 3%-6% | >6% | |
TikTok | <2% | 2%-4% | 4%-7% | >7% |
<0.1% | 0.1%-0.5% | 0.5%-1% | >1% | |
X (Twitter) | <0.05% | 0.05%-0.2% | 0.2%-0.5% | >0.5% |
<1% | 1%-2% | 2%-4% | >4% |
Tips Meningkatkan Engagement Rate
Berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan tingkat keterlibatan di media sosial:
- Buat Konten Berkualitas : Pastikan konten yang dibuat informatif, menarik, dan sesuai dengan audiens yang ditarget.
- Gunakan Visual yang Menarik: Tambahkan gambar, video, atau infografis untuk meningkatkan daya tarik konten.
- Posting di Waktu yang Tepat: Analisis kapan audiensmu paling aktif dan jadwalkan postingan sesuai waktu tersebut.
- Gunakan Call-to-Action (CTA): Ajakan seperti "Bagikan pendapatmu di komentar!" bisa mendorong lebih banyak interaksi.
- Respon Interaksi dari Audiens: Balas komentar atau pesan dari audiens untuk membangun hubungan yang lebih erat.
- Adakan Giveaway atau Kuis: Aktivitas ini sering meningkatkan partisipasi audiens.
- Ikuti Tren Media Sosial: Manfaatkan trending topics atau hashtags yang sedang populer.
- Gunakan Analitik untuk Evaluasi: Pantau data engagement rate secara rutin dan lakukan penyesuaian strategi jika diperlukan.
Baca juga: 18 Ide Konten Instagram yang Menarik dan Kreatif!
Engagement rate adalah metrik penting dalam dunia media sosial yang membantu mengukur efektivitas sebuah konten.
Dengan memahami cara menghitung dan faktor-faktor yang memengaruhinya, kamu bisa mengoptimalkan strategi konten untuk meningkatkan interaksi audiens.
Engagement rate sendiri biasanya merupakan metrik yang penting bagi posisi social media specialist.
Jika kamu ingin berkarier di bidang ini, yuk cek lowongan social media specialist terbaru di Dealls sekarang juga!
Sumber:
Engagement rate benchmarks and formulas: Q1 2025 update
What Is Engagement Rate? | Sprout Social
How To Calculate Engagement Rate In 2024 + Free Tool Included