Ketika membahas strategi konten, istilah content pillar mungkin sering muncul. Tapi, apa sebenarnya content pillar itu? Singkatnya, content pillar adalah tema utama atau topik besar yang menjadi fondasi strategi kontenmu. Konsep ini membantu menciptakan konten yang konsisten, relevan, dan terorganisir untuk audiensmu.
Content pillar berfungsi seperti peta bagi para kreator. Dengan menentukan pilar konten, kamu bisa lebih terarah dalam memilih topik yang sesuai dengan kategori atau kata kunci tertentu. Hal ini juga mempermudah kontenmu muncul di hasil pencarian berbagai platform dan media sosial seperti TikTok atau Instagram, sehingga memperluas jangkauan audiens.
Strategi content pillar memungkinkan kamu untuk membangun narasi yang kuat untuk brand atau bisnismu. Jadi, daripada membuat konten secara random, kamu akan memiliki kerangka kerja yang membantu menyampaikan pesan dengan lebih efektif.
Baca Juga: Apa Itu Social Media Specialist? Peran, Skill, dan Prospeknya
Apa Itu Content Pillar?
Content pillar adalah inti dari strategi konten yang membantu kamu membangun hubungan yang kuat dengan audiens. Dengan memiliki content pillar, kamu dapat menjaga konsistensi dan relevansi dalam menyampaikan informasi.
Bayangkan content pillar sebagai "tema besar" yang menjadi acuan dalam semua kontenmu. Misalnya, jika kamu memiliki brand skincare, content pillar-mu bisa mencakup edukasi tentang perawatan kulit, review produk, atau tips kecantikan. Semua konten yang dibuat akan mengacu pada tema-tema ini agar lebih terstruktur.
Selain itu, dengan content pillar, kamu juga dapat mengontrol persepsi brand-mu di mata audiens. Konten yang sesuai dengan pilar membantu audiens memahami identitas dan nilai yang diusung oleh brand-mu. Jadi, content pillar juga bisa menciptakan kesan mendalam bagi audiens.
Dilansir dari Buffer, mengembangkan content pillar dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan penting. Salah satunya adalah memanfaatkan algoritma platform dan media sosial seperti TikTok atau Instagram yang mengkategorikan konten berdasarkan topik. Dengan content pillar, kamu bisa lebih mudah mengarahkan audiens menemukanmu melalui kata kunci yang relevan.
Tujuan Content Pillar dalam Strategi Digital Marketing
Content pillar merupakan salah satu hal penting dalam mencapai tujuan digital marketing. Dengan content pillar, kamu dapat memastikan pesan yang ingin disampaikan tetap konsisten di semua platform.
Salah satu tujuan utama dari content pillar adalah membangun brand awareness. Ketika audiens sering melihat konten yang terstruktur dengan tema yang kuat, mereka lebih mudah mengenali dan mengingat brand-mu. Hal ini akan berdampak positif pada loyalitas audiens.
Selain itu, content pillar juga membantu meningkatkan efisiensi tim dalam membuat konten. Dengan kerangka kerja yang jelas, kamu tidak perlu bingung menentukan topik baru setiap saat. Hasilnya? Konten lebih cepat diproduksi dan tetap relevan dengan kebutuhan audiens.
Tak kalah penting, content pillar memungkinkanmu untuk mengoptimalkan strategi SEO. Dengan fokus pada tema tertentu, kamu bisa meningkatkan peluang untuk muncul di halaman pertama hasil pencarian Google. Ini tentu sangat penting untuk mendatangkan trafik organik ke website atau platformmu.
Baca Juga: 7 Job Desk Social Media Specialist: Lebih dari Konten!
Jenis-Jenis Content Pillar
Ada berbagai jenis content pillar yang bisa kamu gunakan sesuai dengan kebutuhan brand-mu. Dilansir dari RevvGrowth, berikut adalah beberapa jenis content pillar yang bisa kamu eksplorasi lebih jauh:
1. Educational Content Pillar
Pilar ini berfokus pada memberikan edukasi kepada audiens. Konten seperti artikel "cara membuat", panduan langkah demi langkah, atau penjelasan topik tertentu sangat cocok untuk pilar ini.
Contohnya, jika kamu memiliki bisnis di bidang teknologi, kamu bisa membuat konten seperti "Tips Mengamankan Data di Era Digital" atau "Panduan Memilih Laptop Sesuai Kebutuhan." Jenis konten ini membangun kepercayaan audiens karena mereka merasa mendapatkan manfaat langsung dari informasi yang kamu bagikan.
2. Entertainment Content Pillar
Pilar hiburan bertujuan untuk menghibur audiens. Konten yang lucu, relatable, atau menginspirasi biasanya menjadi favorit untuk jenis ini. Misalnya, kamu bisa membuat meme, video pendek, atau cerita menarik yang berhubungan dengan brand-mu.
Konten hiburan tidak hanya membuat audiens tertarik, tapi juga meningkatkan peluang untuk dibagikan di media sosial. Dengan begitu, brand-mu bisa menjangkau lebih banyak orang tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.
3. Promotional Content Pillar
Jenis pilar ini fokus pada promosi produk atau layananmu. Tujuannya adalah meningkatkan konversi dengan mengarahkan audiens untuk membeli atau menggunakan jasa yang kamu tawarkan.
Contoh konten promosi meliputi diskon khusus, pengumuman produk baru, atau testimoni pelanggan. Meski berfokus pada penjualan, pastikan konten ini tetap menarik dan tidak terlalu "hard sell" agar audiens tidak merasa terganggu.
4. Engagement Content Pillar
Pilar keterlibatan bertujuan untuk mendorong audiens berinteraksi dengan brand-mu. Konten seperti polling, Q&A, atau tantangan media sosial sangat efektif untuk jenis ini.
Melalui engagement content, kamu bisa memahami apa yang diinginkan audiens sekaligus memperkuat hubungan emosional dengan mereka. Hasilnya, mereka akan merasa lebih terhubung dengan brand-mu.
Cara Menerapkan Content Pillar yang Efektif
Dilansir dari Shopify, berikut adalah langkah-langkah untuk mengembangkan konten dengan content pillar yang efektif:
1. Lakukan Riset Terlebih Dahulu
Langkah pertama adalah melakukan riset mendalam. Cari tahu topik apa yang relevan dengan brand-mu dan diminati oleh audiens. Gunakan tools seperti Google Trends atau Ahrefs untuk menemukan kata kunci yang populer.
Selain itu, kamu juga bisa menganalisis kompetitor. Perhatikan pilar konten apa yang mereka gunakan dan bagaimana audiens meresponsnya. Dari sini, kamu bisa mendapatkan ide untuk mengembangkan pilar konten yang lebih baik.
2. Tentukan Pillar yang Tepat
Setelah melakukan riset, tentukan pilar konten yang sesuai dengan tujuan bisnismu. Pastikan pilar ini mencerminkan nilai brand-mu dan mampu menarik perhatian audiens.
Misalnya, jika brand-mu bergerak di bidang kuliner, kamu bisa memilih pilar seperti "resep mudah," "tips dapur," dan "cerita di balik makanan." Dengan pilar ini, kontenmu akan lebih terarah dan relevan.
3. Mulai Membuat Konten
Saatnya mulai membuat konten berdasarkan pilar yang telah ditentukan. Pastikan konten yang dibuat bervariasi, mulai dari artikel, video, hingga infografis. Variasi ini penting untuk menjaga minat audiens. Jangan lupa untuk menyisipkan elemen visual yang menarik. Konten dengan gambar atau video biasanya lebih efektif dalam menarik perhatian dibandingkan teks saja.
4. Bagikan Konten yang Sudah Dibuat
Distribusikan kontenmu di platform yang sesuai dengan audiens. Jika targetmu aktif di Instagram, fokuslah pada konten visual seperti foto dan video. Untuk audiens profesional, LinkedIn bisa menjadi pilihan. Pastikan juga untuk memanfaatkan fitur-fitur platform, seperti hashtag di Instagram, agar kontenmu lebih mudah ditemukan.
5. Lakukan Evaluasi dari Hasil Engagement
Langkah terakhir adalah memantau hasilnya. Gunakan analytics untuk melihat performa setiap konten. Apakah engagement-nya tinggi? Apakah sesuai dengan tujuan yang diharapkan?
Dari data yang ada, kamu bisa mengevaluasi dan memperbaiki strategi kontenmu. Jangan ragu untuk bereksperimen agar pilar kontenmu semakin kuat.
Content pillar adalah dasar penting dalam strategi konten yang sukses. Dengan memahami konsep ini, kamu bisa menciptakan konten yang lebih terstruktur, relevan, dan menarik bagi audiens.
Untuk kamu yang sedang mencari inspirasi karier atau ingin meningkatkan kemampuan di bidang digital marketing, cek lowongan kerja terbaru atau gunakan fitur career mentor di Dealls. Siapa tahu peluang kariermu dimulai dari sini!
Sumber:
How To Create Content Pillars For Social Media
What are Content Pillars: Types and Examples You Need to Know