Apakah kamu pernah mendengar istilah demand planning? Jika kamu tertarik untuk berkarier di bidang supply chain management, maka demand planning adalah konsep yang sangat penting untuk dipahami.
Mengelola stok barang dengan efektif dan memastikan pelanggan selalu mendapatkan produk yang mereka inginkan tanpa kelebihan atau kekurangan persediaan adalah inti dari aktivitas demand planning.
Yuk, kita bahas lebih lanjut apa itu demand planning dan bagaimana cara menerapkannya dalam bisnis. Simak hingga akhir, ya!
Pengertian Demand Planning
Menurut IBM, demand planning adalah proses perencanaan yang melibatkan berbagai analisis data untuk memprediksi kebutuhan produk di masa depan.
Tujuan utamanya adalah untuk meminimalkan risiko kelebihan atau kekurangan stok, sehingga bisnis dapat tetap berjalan lancar dan pelanggan puas dengan ketersediaan produk yang mereka butuhkan.
Proses ini melibatkan berbagai faktor, seperti tren pasar, data historis penjualan, pola musiman, serta perubahan perilaku konsumen.
Dengan demand planning yang efektif, perusahaan dapat menghindari risiko kelebihan atau kekurangan stok, sehingga operasional menjadi lebih efisien dan profitabilitas meningkat.
Selain itu, demand planning juga membantu perusahaan dalam mengoptimalkan rantai pasok (supply chain), mengurangi biaya penyimpanan, serta meningkatkan kepuasan pelanggan karena produk selalu tersedia sesuai permintaan.
Elemen-Elemen Utama Demand Planning
Supaya demand planning berjalan dengan efektif, ada beberapa elemen utama yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Data Historis
Mengumpulkan data penjualan dari masa lalu sangat penting untuk membuat perkiraan yang lebih akurat.
2. Tren Pasar
Mengikuti perkembangan tren industri akan membantumu memprediksi permintaan produk di masa depan.
3. Koordinasi Lintas Departemen
Kolaborasi antar tim penjualan, pemasaran, hingga keuangan diperlukan untuk memastikan semua informasi disatukan dalam rencana yang matang.
Baca juga: Apa Itu Supply Chain dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Pentingnya Demand Planning
Beberapa peran penting demand planning dalam bisnis adalah sebagai berikut.
1. Mengurangi Ketidakpastian Permintaan
Salah satu alasan mengapa demand planning adalah proses yang penting dalam bisnis karena membantu mengurangi ketidakpastian dalam memprediksi kebutuhan pelanggan.
Tanpa perencanaan yang baik, perusahaan bisa saja kehabisan stok ketika permintaan sedang tinggi atau malah mengalami surplus produk yang tidak terjual.
2. Meningkatkan Efisiensi Operasional
Dengan demand planning, perusahaan dapat menentukan waktu yang tepat untuk meningkatkan atau mengurangi produksi sesuai dengan permintaan pasar.
Strategi ini membantu operasional menjadi lebih efisien, karena produksi dilakukan secara optimal tanpa pemborosan.
Dengan menjaga keseimbangan stok, perusahaan dapat menekan biaya penyimpanan yang berlebihan, sekaligus memastikan produk tetap tersedia untuk memenuhi permintaan pelanggan.
Hal ini tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memastikan mereka selalu mendapatkan produk yang dibutuhkan tepat waktu.
Perbedaan Demand Planning dan Forecasting
Masih banyak orang masih kebingungan antara demand planning dan demand forecasting. Walaupun keduanya terkait, ada beberapa perbedaan mendasar yang perlu kamu pahami.
Yuk, kita bahas perbedaannya!
1. Fokus Waktu dan Cakupan
Meskipun sering digunakan bersamaan, demand planning dan demand forecasting sebenarnya memiliki perbedaan yang jelas.
Demand forecasting lebih fokus pada prediksi permintaan berdasarkan data masa lalu untuk periode waktu tertentu.
Di sisi lain, demand planning adalah proses yang lebih luas karena tidak hanya mencakup peramalan permintaan, tetapi juga perencanaan bagaimana mengelola stok dan memenuhi permintaan tersebut.
2. Metode yang Digunakan
Dalam demand planning, metode yang digunakan biasanya metode statistik seperti analisis regresi dan time series untuk memperkirakan permintaan.
Sementara itu, pada forecasting, fokusnya adalah pada penyusunan rencana jangka pendek dan menengah dengan data yang lebih detail untuk membuat prediksi yang lebih akurat.
Proses Demand Planning
Sekarang, kita masuk ke bagian yang lebih teknis, yaitu proses demand planning.
Proses ini melibatkan beberapa tahapan yang harus dilalui agar perencanaan permintaan bisa berjalan dengan optimal.
1. Pengumpulan Data Historis
Langkah pertama dalam demand planning adalah mengumpulkan data historis. Data ini bisa berupa angka penjualan, pola musim, atau tren industri lainnya.
Data ini nantinya akan digunakan untuk membuat peramalan yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan bisnis.
2. Analisis Permintaan dan Faktor Eksternal
Setelah data terkumpul, analisis dimulai. Dalam tahap ini, kamu perlu memperhitungkan faktor-faktor eksternal yang bisa mempengaruhi permintaan, seperti cuaca, tren konsumen, hingga situasi ekonomi.
Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, hasil peramalan menjadi lebih akurat.
3. Kolaborasi dengan Tim Lintas Fungsi
Dalam demand planning, kamu perlu bekerja sama dengan berbagai tim dari departemen berbeda, mulai dari penjualan, pemasaran, hingga produksi.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua bagian bisnis bekerja selaras demi memenuhi kebutuhan pelanggan.
4. Implementasi dan Monitoring
Setelah semua perencanaan selesai, langkah terakhir adalah implementasi dan monitoring. Tahap ini sangat penting untuk menjaga kelancaran operasional.
Kamu harus terus memantau proses ini secara real-time, melakukan penyesuaian jika diperlukan, dan memastikan bahwa hasilnya sesuai dengan ekspektasi.
Cara Menerapkan Demand Planning
Terakhir, kita akan bahas bagaimana cara menerapkan demand planning di bisnis kamu.
Proses ini bisa jadi terdengar kompleks, tapi dengan langkah-langkah yang tepat, semuanya bisa berjalan lancar.
1. Pilih Teknologi yang Tepat
Menurut Michigan State University, untuk mempermudah proses demand planning, kamu bisa menggunakan perangkat lunak (software) yang mendukung, seperti Enterprise Resource Planning (ERP).
Software ini dapat membantu mengotomatisasi pengumpulan data, peramalan, hingga evaluasi hasil secara cepat dan akurat.
2. Kembangkan Model Perencanaan
Setelah memilih teknologi yang tepat, langkah selanjutnya adalah mengembangkan model perencanaan yang sesuai dengan karakteristik bisnismu.
Gunakan metode yang paling relevan, seperti moving averages atau regresi linear, untuk membuat prediksi yang lebih tepat.
3. Lakukan Evaluasi dan Penyesuaian
Ingat, demand planning adalah proses yang dinamis. Jadi, setelah semua langkah diterapkan, kamu perlu melakukan evaluasi secara berkala.
Jika ada hasil yang tidak sesuai, lakukan penyesuaian dan terus perbarui model perencanaan berdasarkan data terbaru.
Contoh Demand Planning
Agar kamu lebih paham, berikut contoh implementasi demand planning untuk beberapa industri:
1. Ritel & E-commerce
Sebuah toko pakaian online melihat tren penjualan selama periode tertentu dan memprediksi bahwa permintaan pakaian musim dingin akan meningkat menjelang akhir tahun.
Dengan demand planning, mereka pun meningkatkan stok jaket dan sweater lebih awal untuk mengantisipasi lonjakan pembelian.
2. FMCG
Sebuah perusahaan minuman ringan menganalisis data penjualan tahun-tahun sebelumnya dan menemukan bahwa permintaan meningkat saat musim panas.
Mereka kemudian meningkatkan produksi dan distribusi untuk memastikan stok cukup selama periode tersebut.
3. Manufaktur
Produsen otomotif menggunakan demand planning untuk memperkirakan jumlah kendaraan yang harus diproduksi dalam satu kuartal berdasarkan tren pasar, pesanan pelanggan, dan data ekonomi
Hal ini membantu mereka menghindari kelebihan stok atau kekurangan persediaan.
Baca juga: Staff Data Entry: Pengertian, Jenis, Tanggung Jawab, Skill dan Gaji
Dalam dunia bisnis yang serba cepat, demand planning adalah salah satu kunci untuk menjaga keseimbangan antara permintaan pelanggan dan ketersediaan produk.
Dengan perencanaan yang matang, kamu bisa memastikan bisnis berjalan lebih efisien, meminimalkan biaya, dan menjaga kepuasan pelanggan.
Proses ini memang kompleks, tapi dengan pendekatan yang tepat, hasilnya bisa sangat menguntungkan bagi perusahaan.
Perlu diingat bahwa demand planning adalah bagian yang sangat erat hubungannya dengan manajemen rantai pasok.
Jika kamu tertarik terjun berkarier di bidang ini, ada berbagai lowongan pekerjaan untuk industri supply chain dan logistik di Dealls dari perusahaan-perusahaan ternama di Indonesia. Yuk, raih karier impianmu bersama Deallls!
Sumber:
How Demand Planning Can Improve the Supply Chain - Michigan State University
What is demand planning? - IBM
What is demand planning and why is it important?- Informa TechTarget