Contoh Tes Kraepelin, Penilaian, dan Tips Cara Mengerjakannya

Pelajari cara mengerjakan dan contoh Tes Kraepelin, penilaian hasil, serta tips jitu agar sukses menghadapi tes ini dengan percaya diri.

Dealls
Ditulis oleh
Dealls August 13, 2024

Apakah kamu sebelumnya sudah pernah mendengar tentang Tes Kraepelin? Tes ini sering bikin grogi, tapi tenang, nggak seseram itu kok! 

Tes ini sebenarnya simpel, tapi tetap butuh strategi biar hasilnya maksimal. Penasaran gimana cara ngerjainnya? 

Yuk, kita bahas bareng cara kerja, tips jitu, dan trik rahasia buat nembus Tes Kraepelin dengan percaya diri. Siap jadi juara tes? Let's go!

Apa itu Tes Kraepelin?

Tes Kraepelin, juga dikenal sebagai Tes Koran, adalah sebuah tes psikologi yang digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam hal ketahanan kerja, konsentrasi, dan stabilitas emosi. 

Tes Kraepelin adalah psikotes yang melibatkan angka dan dilakukan menggunakan selembar kertas yang terdiri dari 45 kolom dan 60 baris. Angka-angka pada lembar tes berkisar dari 0 hingga 9 dan disusun secara acak.

Berdasarkan informasi dari American Psychology Association, tes ini dirancang untuk menilai tingkat perhatian seseorang dalam periode waktu yang singkat.

Dalam tes ini, peserta akan diminta untuk menjumlahkan deretan angka secara cepat dalam waktu yang telah ditentukan. 

Biasanya, angka-angka tersebut disusun secara vertikal dalam kolom, dan peserta harus menjumlahkan dua angka teratas lalu menuliskan hasilnya di antara kedua angka tersebut. 

Tes ini berlangsung terus menerus tanpa jeda, sehingga dapat menimbulkan tekanan dan kelelahan mental pada peserta.

Namun tak perlu khawatir, kamu tidak harus menjumlahkan semua angka pada lembar tes tersebut. Tujuan dari tes ini bukanlah untuk menilai jawaban benar atau salah.

Sesuai dengan namanya, nama tes ini diambil dari penciptanya, seorang psikiater Jerman bernama Emil Kraepelin. Tes ini merupakan salah satu bentuk psikotes kerja yang dirancang pada awal abad ke-19.

Namun, seiring berjalannya waktu, metode Tes Kraepelin kemudian diperbarui oleh Dr. Richard Pauli bersama dua doktor lainnya, yaitu Dr. Wilhelm Arnold dan Prof. Dr. Van Method. Pembaruan ini bertujuan agar tes tersebut dapat digunakan dalam proses rekrutmen kerja.

Baca Juga: Apa Itu Metode SMART? Ini Keuntungan, Fungsi, dan Contohnya

Tujuan Tes Kraepelin

Tujuan utama dari Tes Kraepelin adalah untuk mengukur konsistensi kerja seseorang di bawah tekanan dan seberapa baik mereka dapat mempertahankan fokus dalam waktu yang lama, terutama dalam konteks pekerjaan. 

Tes ini juga merupakan bagian dari tes kecepatan, di mana peserta harus menyelesaikan banyak angka dalam waktu terbatas. Hasil tes ini sering digunakan dalam proses seleksi pekerjaan, terutama untuk posisi yang membutuhkan konsentrasi tinggi dan ketahanan mental.

Oleh karena itu, Tes Kraepelin memang sengaja dirancang agar peserta tidak dapat menyelesaikan seluruh soal. Berikut ini tujuan utama dari Tes Kraepelin adalah untuk mengukur beberapa aspek penting dari kinerja mental seseorang, khususnya:

Ketahanan Kerja

Menguji seberapa lama seseorang dapat bekerja secara konsisten tanpa mengalami penurunan kinerja meskipun di bawah tekanan atau dalam kondisi monoton.

Konsentrasi

Menilai kemampuan seseorang untuk tetap fokus pada tugas yang repetitif dan membutuhkan perhatian terus-menerus.

Stabilitas Emosi

Melihat bagaimana seseorang mengelola tekanan dan stres selama pelaksanaan tes, yang biasanya berlangsung dalam waktu lama dan tanpa istirahat.

Kecepatan dan Akurasi

Mengukur seberapa cepat dan tepat seseorang dapat memproses informasi sederhana, seperti menjumlahkan angka, dalam situasi yang terstruktur.

Tes ini sering digunakan dalam proses seleksi pekerjaan, terutama untuk posisi yang membutuhkan ketelitian, konsentrasi tinggi, dan kemampuan untuk bekerja di bawah tekanan.

Contoh Tes Kraepelin

Berikut ini adalah ilustrasi contoh Tes Kraepelin:

Contoh Tes Kraepelin

Perbedaan Tes Kraepelin dan Tes Pauli

Nah setelah mengerti bahwa metode Tes Kraepelin diperbarui oleh Dr. Richard Pauli seiring berjalannya waktu, kira-kira ada nggak sih perbedaan antara Tes Kraepelin dan Tes Pauli? 

Meski kedua tes ini sama-sama bertujuan untuk menguji konsentrasi seseorang, perbedaannya cukup mencolok. Untuk lebih memahami perbedaan antara Tes Kraepelin dan Tes Pauli, mari simak penjelasan berikut ini:

Arah Pengerjaan

Baik Tes Kraepelin maupun Tes Pauli melibatkan penjumlahan angka secara vertikal, tetapi terdapat perbedaan dalam arah penjumlahan. 

Pada Tes Kraepelin, penjumlahan dilakukan dari atas ke bawah, sementara pada Tes Pauli, penjumlahan dilakukan dari bawah ke atas.

Ukuran Kertas

Kertas yang digunakan untuk Tes Kraepelin umumnya berukuran A4 atau F4, yang merupakan ukuran standar. Sebaliknya, Tes Pauli memerlukan kertas yang lebih lebar, setara dengan ukuran koran.

Jumlah Kolom

Tes Kraepelin terdiri dari 40 kolom, sementara Tes Pauli, yang menggunakan kertas yang lebih lebar, memiliki lebih dari 40 kolom.

Waktu Pengerjaan

Biasanya, waktu pengerjaan Tes Kraepelin adalah 20 menit, sedangkan Tes Pauli memberikan waktu yang lebih lama, yaitu 60 menit.

Secara ringkas dan jelasnya perbedaan Tes Kraepelin dan Tes Pauli dapat dilihat melalui tabel perbandingan berikut ini:

FiturTes KraepelinTes Pauli
Ukuran KertasA4/F4 memanjangUkuran koran
Arah PengerjaanBawah ke atasAtas ke bawah
InstruksiPindahGaris
Jumlah Lembar1 lembarLebih dari 1 lembar
Jumlah Kolom40 kolom> 40 kolom
Waktu Pengerjaan20 menit60 menit

 

 

Meskipun keduanya bertujuan untuk mengukur kemampuan mental dalam menghadapi tekanan, perbedaan format dan fokus dalam penilaian membuat Tes Kraepelin dan Tes Pauli cocok untuk situasi yang berbeda.

Baca Juga: Apa itu JobStreet: Pengertian, Keunggulan, Hingga Cara Melamar

Cara Mengerjakan Tes Kraepelin

Contoh Tes Kraepelin

Dilansir melalui berbagai macam sumber, berikut ini cara mengerjakan Tes Kraepelin:

  • Tes Kraepelin terdiri dari 20 kolom yang berisi deretan angka dari 0 hingga 9.
  • Tes ini harus diselesaikan dalam waktu 20 menit, yang mencakup waktu untuk pengisian identitas, pemberian instruksi, dan contoh pengerjaan oleh petugas.
  • Kamu perlu mengerjakan deretan angka dari bawah ke atas dalam setiap dua angka yang berurutan.
  • Hasil penjumlahan angka bawah dan atas harus ditulis di samping kanan antara dua angka yang dijumlahkan.
  • Jika hasil penjumlahan lebih dari 10, hanya angka terakhir dari hasil tersebut yang ditulis.
  • Setiap kolom harus diselesaikan dalam waktu 30 detik sebelum petugas memberikan instruksi untuk beralih ke kolom berikutnya.
  • Jika kamu membuat kesalahan dalam penjumlahan, coret jawaban yang salah dan tulis jawaban yang benar di sampingnya.

Contoh cara pengerjaan yang lebih sederhana bisa seperti ini:

5382
7946

 

 

 

  • Misalnya, kamu mulai dari baris bawah kolom pertama: 7 + 5 = 12. 
  • Kamu hanya menuliskan angka 2 di samping kanan antara angka 7 dan 5. 
  • Kemudian, kamu lanjutkan ke baris berikutnya: 2 + 3 = 5, dan seterusnya.

Penilaian Tes Kraepelin

Tes Kraepelin tidak hanya sekadar menghitung angka. Hasil tes ini kemudian akan dianalisis untuk mendapatkan gambaran mengenai kemampuan dan karakteristik psikologis seseorang. Penilaian dilakukan dengan mengamati beberapa aspek, seperti:

Kecepatan

Semakin banyak baris yang selesai dalam waktu yang ditentukan, semakin tinggi kecepatan kerjanya. Tak hanya itu, rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap baris juga menjadi indikator kecepatan.

Ketelitian

Semakin sedikit kesalahan hitung, semakin tinggi tingkat ketelitiannya. Konsistensi kesalahan dapat terlihat, apakah kesalahan terjadi secara acak atau ada pola tertentu.

Ketahanan Mental

Peserta juga akan diuji ketahanan mentalnya saat mengerjakan Tes Kraepelin. Apakah kinerja tetap stabil atau mengalami penurunan drastis seiring berjalannya waktu. Jika bereaksi pada tekanan yakni waktu yang terbatas, bagaimana peserta merespons tekanan waktu atau kesulitan dalam soal.

Konsentrasi

Kemampuan fokus seseorang juga akan dinilai dalam tes ini dan dapat terlihat seberapa fokus peserta pada tugas yang sedang dikerjakan serta bagaimana peserta terpengaruh oleh gangguan dari luar.

Motivasi

Motivasi peserta juga menjadi nilai saat mengerjakan tes ini, hal ini dapat terlihat dari seberapa besar semangat peserta dalam menyelesaikan tes. Apakah peserta terus berusaha menyelesaikan soal meskipun mengalami kesulitan.

Interpretasi Hasil Tes Kraepelin

Melalui hasil Tes Kraepelin nantinya akan terlihat grafik hasil tes seseorang dengan beberapa interpretasi grafik berikut ini:

Garis yang Stabil: Jika garis pada grafik cenderung lurus dan datar, ini mengindikasikan bahwa peserta memiliki tingkat konsentrasi dan ketahanan yang baik. Mereka mampu menjaga kinerja yang konsisten sepanjang tes.

Garis yang Naik: Jika garis pada grafik cenderung naik secara bertahap, ini bisa menandakan bahwa peserta semakin terbiasa dengan tugas dan kinerjanya meningkat seiring waktu.

Garis yang Turun: Sebaliknya, jika garis pada grafik cenderung turun, ini bisa mengindikasikan penurunan konsentrasi, kelelahan, atau mungkin adanya gangguan lain yang mengganggu kinerja.

Fluktuasi yang Besar: Jika garis pada grafik naik turun secara drastis, ini mungkin menunjukkan ketidakstabilan emosi atau kesulitan dalam mengelola tekanan.

Baca Juga: 4 Contoh Undangan Interview Kerja Via Email, Free Template!

Tips Mengerjakan Tes Kraepelin

Contoh Tes Kraepelin

Untuk berhasil dalam Tes Kraepelin, pastikan kamu benar-benar fokus mendengarkan instruksi. Jangan sampai kamu salah mendengar dan membuat kesalahan.

Berikut adalah tips penting mengerjakan Tes Kraepelin:

Latihan Sebelumnya

Cobalah berlatih mengerjakan soal-soal serupa sebelum hari tes. Ini akan membantumu terbiasa dengan format dan meningkatkan kecepatan serta ketelitian.

Persiapkan Alat Tulis

Bawa lebih dari satu pensil atau alat tulis, jika ada masalah seperti pensil patah, kamu tidak perlu khawatir dan bisa segera menggantinya.

Fokus pada Konsistensi

Jangan terlalu cepat di awal tes. Jaga ritme kerja yang konsisten agar kamu tidak kelelahan di tengah jalan. Kecepatan yang stabil lebih penting daripada terburu-buru.

Perhatikan Waktu

Pantau waktu dengan baik, terutama karena setiap kolom memiliki batas waktu tertentu. Jika kesulitan dengan satu kolom, jangan terlalu lama berkutat di situ, segera lanjutkan ke kolom berikutnya saat waktu hampir habis.

Jaga Ketelitian

Pastikan setiap penjumlahan dilakukan dengan benar. Kesalahan dalam penjumlahan dapat mempengaruhi hasil akhir, jadi tetap tenang dan periksa jawabannmu sebelum melanjutkan.

Tetap Tenang dan Fokus

Tes ini bisa membuat stres karena sifatnya yang monoton dan tekanan waktu, tapi cobalah untuk tetap tenang. Jaga konsentrasi dan fokus pada tugas yang ada.

Jangan Panik Jika Melakukan Kesalahan

Jika kamu membuat kesalahan, jangan panik. Cukup coret kesalahan tersebut dan tulis jawaban yang benar di sampingnya.

Istirahat yang Cukup

Pastikan kamu cukup istirahat sebelum hari tes. Kelelahan dapat mempengaruhi konsentrasi dan performamu selama tes.

Dengan mengikuti tips ini, kamu akan lebih siap dan percaya diri saat mengerjakan Tes Kraepelin.

Nah, itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang pengertian, contoh, penilaian, hingga tips mengerjakan Tes Kraepelin.

Selain tes ini, masih ada berbagai alat psikotes lainnya yang digunakan dalam proses rekrutmen. Jika kamu sudah siap menghadapi tes-tes tersebut, ini saatnya untuk mulai melamar pekerjaan. 

Tak perlu mencari jauh-jauh, di Dealls tersedia banyak lowongan kerja terbaru untuk berbagai posisi dengan gaji yang menarik.

Jadi, tunggu apa lagi? Ayo, temukan lowongan kerja yang sesuai di Dealls dan lamar sekarang! Kesempatan karier impianmu menunggu!

Sumber:

A Study of Kraepelin's Continuous-Subtraction Test.

Tips Pengembangan Karir
Bagikan

Lamar ke Lowongan Kerja Terbaru Setiap Harinya