Di era serba digital seperti saat ini, banyak pekerjaan yang berfokus pada media sosial. YouTube yang dulunya hanya aplikasi menonton video, kini bisa menjadi sumber penghasilan utama.
Bahkan, menjadi YouTuber merupakan salah satu pekerjaan yang paling diminati banyak orang.
Sayangnya, beberapa orang bingung untuk mulai dari mana. Kamu juga merasakan hal yang sama? Tenang, di artikel ini akan dikupas tuntas dari A sampai Z mengenai definisi YouTuber, keuntungan yang didapat, tantangan yang dihadapi, serta cara praktisnya sebagai pemula.
Yuk, simak selengkapnya berikut ini!
Apa Itu YouTuber?
YouTuber merupakan orang yang membuat dan mengunggah video di platform YouTube. Video yang diunggah macam-macam. Mulai dari berbagi pengetahuan, sekedar hobi, atau cari cuan alias penghasilan.
Menjadi YouTuber bisa dilakukan oleh siapa saja, mulai dari pelajar, ibu rumah tangga, hingga seorang profesional.
Jadi, sekarang YouTube bukan hanya tempat menonton video saya, tetapi kamu juga bisa ambil peran dan menciptakan video yang ingin kamu bagikan ke semua orang!
Bahkan, banyak orang sukses jadi content creator dan menjadikan YouTube sebagai sumber pendapatan utama.
Keuntungan Menjadi YouTuber
Jadi YouTuber tidak hanya untuk seru-seruan dan agar bisa viral saja. Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh, mulai dari penghasilan hingga dampak bagi lingkungan sekitar.
Ini dia 5 keuntungan menjadi YouTuber:
1. Peluang Penghasilan yang Besar
Bagi sebagian orang, salah satu alasan utama ingin menjadi YouTuber adalah potensi mendapatkan gaji yang besar. Tentunya, diiringi dengan konsistensi dan punya audiens.
Sumber penghasilan YouTuber:
- Google AdSense: Kamu akan mendapatkan bayaran dari iklan di videomu
- Sponsorship/Endorsement: Brand memberikan produk dan membayar jasa untuk masuk ke kontenmu
- Affiliate Marketing: Mempromosikan produk orang lain dan mendapatkan komisi
- Merchandise/Produk Sendiri: Menjual barang atau jasa sendiri melalui channel
- Membership: Penonton memberikan dukungan langsung ke kamu
Fun Fact: CPM (cost per 1000 views) YouTube di Indonesia berkisar Rp5.000–Rp50.000 tergantung niche. Artinya, 100.000 views bisa menghasilkan ratusan ribu hingga jutaan!
Baca juga: Berapa Gaji YouTuber? Ini Cara Menghitung Penghasilannya
2. Menjadi Personal Brand
Consistency is the key. Semakin sering kamu membuat dan mengunggah video, orang-orang pun juga akan lebih kenal siapa dirimu dan apa yang sedang dikerjakan.
Hal ini penting untuk:
- Membangun kepercayaan audiens (trust)
- Membuka peluang baru untuk berbagai kesempatan (misalnya, diundang podcast, kerja sama brand, menulis buku, dan sebagainya)
- Menjadi influencer di niche-mu
Fun Fact:
Banyak YouTuber yang bermula dari keisengan belaka sekarang menjadi tokoh publik atau pebisnis sukses. Salah satunya disebabkan oleh personal branding yang kuat.
3. Belajar Skill Baru dan Berkembang Secara Personal
Tanpa sadar, menjadi YouTuber bisa membawamu tumbuh dan berkembang. Beberapa skill yang pasti kamu pelajari, antara lain:
- Public Speaking
- Storytelling
- Video editing
- Copywriting
- Marketing digital
Selain itu, kamu juga akan belajar tentang disiplin, kerja keras, bahkan manajemen waktu. Hal ini juga menjadi poin plus seorang YouTuber karena memiliki jam kerja fleksibel. Dengan demikian, kamu bisa mengatur jadwal sesuai keinginanmu sendiri.
4. Punya Dampak Positif (Impact)
Konten yang kamu ciptakan mampu memberikan dampak bagi sekitar, lho. Misalnya:
- Menjadi video hiburan bagi orang yang sedang sedih atau stres
- Memberi solusi untuk orang lain yang membutuhkan
- Menginspirasi banyak orang untuk berkarya juga
Contohnya:
- Channel mengenai tips lolos beasiswa ke luar negeri bisa memotivasi orang lain untuk mengikuti jejakmu
- Channel tentang travelling bisa memberikan gambaran wisata di tempat yang kamu kunjungi beserta budget trip sehingga orang lain terbantu untuk mengatur rencana liburan mereka
- Channel terkait memasak kue tanpa oven bisa memberikan solusi bagi penonton yang ingin berkarya dengan alat seadanya
Dampaknya terasa nyata nyata, bukan? Meskipun terkadang tidak sadar secara langsung.
5. Kesempatan Mendapatkan Jaringan (Networking)
Perlu kamu ketahui, YouTuber seringkali diajak kolaborasi, masuk komunitas kreator, atau kerja sama brand. Jadi, menjadi YouTuber membuka peluang baru yang bahkan tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Semakin kamu berkembang, semakin banyak pintu kesempatan terbuka. Salah satunya ialah koneksi yang luas. Hal ini bisa kamu bangun dari:
- Ketemu kreator lain
- Diundang ke event Youtube/creator summit
- Di-endorse atau kerja sama brand besar
So, menjadi YouTuber tidak hanya menciptakan konten seru, tetapi juga memperluas peluang karir kamu.
Baca Juga: Networking Adalah: Manfaat, Tujuan, dan Tips Membangun Networking
Tantangan Menjadi YouTuber
Ada beberapa tantangan yang harus siap kamu hadapi sebagai seorang YouTuber, di antaranya:
1. Persaingan Ketat
Jutaan video dengan berbagai jenis niche di-upload setiap menitnya. Kamu butuh strategi agar tetap bisa menonjol di tengah banyaknya video bertebaran. Pastikan, kamu punya poin plus yang menjadi keunggulan di antara jenis video serupa.
2. Kritik Negatif
Kamu perlu belajar memiliki regulasi stres yang baik. Pahami apa yang bisa kamu kontrol dan apa yang tidak. Komentar negatif, views sepi, like and share sedikit, bisa menjadi awal mula burnout dan membuatmu drop jika tidak tahan banting.
Jadi, sisihkan waktu dengan memberi jeda sejenak guna menenangkan diri dan mengatur strategi baru untuk konten berikutnya.
3. Konsistensi Konten
Menjadi konsisten dalam membuat dan mengunggah video adalah tantangan utama yang dihadapi hampir semua YouTuber pemula.
Perlu diketahui, konsistensi tidak hanya soal frekuensi upload, lho! Ini juga berkaitan dengan kualitas dan gaya penyampaian konten.
Semakin rutin kamu mengunggah video, peluang untuk menjangkau lebih banyak audiens semakin meningkat.
Banyak YouTuber yang gagal berkembang karena tidak mampu menjaga ritme produksi, entah karena kehabisan ide atau merasa jenuh.
Konsistensi juga membantu membentuk ekspektasi penonton. Misalnya, mereka tahu kamu akan upload setiap Senin dan Kamis.
4. Monetisasi Tidak Instan
Mungkin di antara kamu, ada yang ingin menjadi YouTuber karena tergiur mendapatkan banyak uang. Namun, proses untuk mencapai kesana tidak mudah dan butuh proses.
Contohnya, untuk menghasilkan uang dari iklan YouTube (AdSense), kamu harus memenuhi syarat monetisasi minimal 1.000 subscriber dan 4.000 jam tayang dalam 12 bulan terakhir.
Bahkan setelah dimonetisasi, penghasilan awal dari AdSense biasanya masih kecil, tergantung dari jumlah views, niche, dan lokasi audiens.
Oleh sebab itu, perlu ketekunan untuk bisa mencapai sesuatu yang besar. Tidak jarang, para YouTuber juga membuka peluang lain, seperti endorse, affiliate, dan sebagainya.
Fokuslah dulu pada membangun audiens dan memberikan konten bernilai. Sebab, loyalitas penonton jauh lebih berharga dalam jangka panjang. Ingat, Youtube adalah investasi jangka panjang, bukan jalan pintas menjadi kaya.
5. Proses yang Tidak Singkat
Menjadi seorang YouTuber tidak hanya sekedar membuat video kemudian upload di YouTube. Ada proses pra produksi, saat produksi, dan pasca produksi yang harus dilewati.
Proses tersebut membutuhkan waktu paling tidak 5 hari, bahkan bisa lebih jika kamu memiliki kesibukan lain. Oleh sebab itu, perlu kemampuan manajemen waktu yang baik.
Cara Menjadi YouTuber
Bagaimana, apakah kamu tertarik menjadi seorang YouTuber? Jika iya, yuk simak beberapa tips dan langkah yang bisa kamu ambil berikut:
1. Tentukan Niche yang Spesifik dan Relevan
Untuk menjadi YouTuber, kamu perlu niche clarity atau kejelasan tentang siapa audiens yang ingin kamu sasar. Oleh karena itu, pilih tema yang kamu kuasai dan minati.
Channel dengan niche yang spesifik lebih mudah menarik perhatian dan meningkatkan loyalitas audiens. Selain itu, algoritma YouTube juga akan mudah mengenali konten yang kamu buat.
Kalau masih bingung mau pilih tema apa, kamu bisa jawab pertanyaan berikut:
- Apa 5 hal yang kamu sukai?
- Apa 5 hal yang kamu kuasai?
- Apa yang sedang ramai dibicarakan?
Kemudian, buat daftar topik yang ingin kamu pakai. Setelah itu, cek di YouTube untuk membedah jawabanmu.
- Apakah topik tersebut sudah banyak?
- Apa saja poin plus minusnya?
- Adakah peluang untuk bisa mengisi dengan gaya baru?
Misalnya, kamu suka jalan-jalan. Alih-alih hanya membuat konten “vlog travelling,” coba gunakan angle baru “vlog travelling 3D2N: budget under 500K.” Dengan tema ini, kamu dapat menciptakan suasana baru bagi audiens yang menonton.
Contoh Youtuber:
Jerome Polin, seorang YouTuber yang identik dengan Matematika dan Jepang. Kedua hal ini menjadi niche yang sangat kuat dan melekat bagi para penonton.
2. Riset Target Audiens dan Kompetitor
Lakukan riset untuk memahami siapa target penonton kamu, mulai dari usia, minat, dan kebiasaan menonton mereka.
Pelajari juga channel kompetitor: jenis konten yang sukses, gaya penyampaian, dan komentar dari audiens. Gunakan tools seperti TubeBuddy atau vidIQ untuk analisis mendalam.
Ingat, melakukan riset tidak hanya dilakukan satu kali di awal. Kamu perlu mengevaluasi untuk mengetahui perubahan yang terjadi. Kamu juga bisa mencoba cara praktis berikut untuk memperdalam risetmu:
- Menonton channel luar negeri untuk memperkaya referensi
- Menganalisis format video kompetitor (shorts, podcast, vlog, listicle)
- Membaca feedback penonton kompetitor, bahkan yang pedas
3. Bangun Branding Channel yang Otentik
Buat identitas channel yang kuat. Mulai dari nama channel, logo, banner YouTube, hingga gaya editing video. Gunakan palet warna dan font yang konsisten agar channel terlihat profesional dan mudah dikenali.
Selain identitas channel, penonton juga ingin tahu siapa orang di balik video yang ditonton. Sebab, mereka tidak hanya “subscribe video,” tetapi juga “subscribe personality.”
Jadi, gunakan 3 nilai/personalitas yang ingin kamu tonjolkan. Misalnya, kamu bangun personalitas yang informatif, relatable, dan kritis.
Contoh Youtuber:
Zhafira Aqyla: YouTuber yang dikenal sebagai seorang muslimah yang tinggal di luar negeri, pemikir kritis, open-minded, tetapi memiliki jiwa spiritual yang kuat.

4. Mulai dari Menggunakan Peralatan Sederhana Tapi Efektif
Tidak perlu menggunakan kamera mahal, cukup device seadanya. Fokus pada kualitas audio. Usahakan take video di tempat yang minim gema dan tidak banyak orang untuk mengurangi noise.
Berikut rekomendasi devices sederhana yang bisa kamu gunakan:
- Smartphone dengan kamera HD
- Mic Clip-On (Misal, Boyaa M1)
- Ring light atau cahaya alami jika memungkinkan
Contoh YouTuber:
Windah Basudara awalnya hanya menggunakan set-up seadanya. Namun, suara dan kepribadiannya menjadi faktor utama terciptanya loyalitas audiens
5. Kuasai Dasar Editing
Editing video adalah hal dasar yang wajib dimiliki. Visual yang menarik, transisi mulus, serta audio jernih akan meningkatkan retensi penonton dan watch time. Ini adalah dua elemen penting dalam algoritma YouTube.
Ini dia cara praktisnya:
- Mulai dari aplikasi/software gratis: Misalnya, Capcut, inShot, DaVinci Reolve, HitFilm Express
- Pelajari 3 hal dasar:
- Cutting: pangkas bagian yang tidak penting agar video padat dan engaging
- Audio balancing: Sesuaikan level suara agar tidak terlalu keras/lembut
- Visual enhancement: Tambahkan teks, animasi ringan, dan transisi untuk memperkaya visual
Contoh YouTuber:
Raditya Dika, seorang YouTuber yang dikenal karena konsistensi dan kualitas editing yang rapi
6. Gunakan Thumbnail Menarik dan Profesional
Kamu bisa mengikuti cara praktis berikut ini:
- Gunakan warna kontras: Warna cerah seperti merah, kuning, atau biru bisa menarik perhatian di antara banyak thumbnail lainnya. Kamu juga bisa menggunakan warna pastel atau kalem jika suka
- Tambahkan ekspresi wajah yang kuat: Ekspresi terkejut, senang, atau penasaran membuat penonton ingin tahu lebih banyak
- Gunakan teks pendek dan tebal: Misalnya, “TRIP KE BANDUNG UNDER 500K!” atau “TIPS LOLOS BEASISWA AAS 2025”, pastikan teks tetap terbaca di layar kecil
Contoh YouTuber:
Nessie Judge — Teks besar, warna kontras tinggi, dan menampilkan ekspresi wajah dramatis

7. Buat Jadwal Produksi dan Upload yang Realistis
Sebagai permulaan, tidak perlu terburu-buru untuk upload video banyak. Ingat, quality over quantity. Lebih baik bisa konsisten upload 2 kali/bulan dengan apik daripada setiap minggu unggah 5 video tapi asal-asalan.
Caranya:
- Buat kalender konten mingguan atau bulanan
- Sesuaikan dengan kemampuan produksi: misalnya 1 video/minggu
- Gunakan tools produktivitas, seperti Google Calendar, Notion, atau Trello
- Upload di waktu prime time YouTube: biasanya pukul 17.00–20.00 WIB saat weekday
Contoh YouTuber:
Kok Bisa? – Selalu upload secara konsisten, bahkan memperkenalkan "season" untuk serial video
8. Promosikan Channel di Media Sosial dan Komunitas
Promosi penting dilakukan untuk menarik perhatian orang baru agar berkunjung ke YouTube kamu. Tentunya, ini bisa menjadi jalan untuk menaikkan views-mu.
Begini cara praktisnya:
- Bagikan cuplikan video atau teaser di Instagram, TikTok, dan Facebook
- Gunakan caption menarik dan CTA (call to action) seperti "Cek video lengkapnya di channelku!"
- Bergabung ke grup Facebook, Discord, atau forum yang relevan dengan niche kamu dan bagikan konten secara sopan tanpa spam
Contoh Youtuber:
Monica Wijaya Oei yang kerap kali membagikan cuplikan video terbaru di akun Instagram pribadinya

9. Bangun Engagement dengan Audiens
Kamu perlu membangun kedekatan dengan audiens dan menunjukkan sedikit sisi personalmu kepada mereka. Hal ini bisa menciptakan rasa bahwa mereka kenal denganmu.
Berawal dari sekedar penonton, siapa tahu membuka pintu untuk menjadi fans. Berikut cara praktisnya:
- Sering ajak audiens untuk komentar, like, dan subscribe di awal/akhir video
- Balas komentar secara aktif, terutama di 1–2 jam pertama setelah video tayang
- Gunakan fitur “Community” untuk polling, tanya-jawab, dan update
Contoh YouTuber:
Fadil Jaidi sering membalas komentar lucu dari audiensnya, membangun ikatan yang kuat dan membuat fans loyal.
Baca Juga: Apa Itu Engagement Rate? Rumus dan Cara Cek Berapa Rate yang Bagus
10. Kolaborasi Strategis, Bukan Asal Bareng
Kolaborasi bukan hanya soal tampil bareng. Tujuannya adalah menjangkau audiens baru yang relevan, dan menciptakan konten yang komplementer, bukan tumpang tindih.
Cara strategis kolaborasi:
- Kenali minat audiens kamu
- Buat kolaborasi yang punya value kedua belah pihak. Misalnya, kamu punya channel edukasi, maka ajak kerja sama channel yang membahas produktivitas
- Pastikan punya goal kolaborasi yang sama
- Gunakan format interaktif. Contohnya, melakukan challenge, Q&A, storytelling dua perspektif
Contoh YouTuber:
Arief Muhammad, seorang YouTuber yang selalu menyisipkan storytelling dan relevansi brand setiap melakukan kolaborasi sehingga menguntungkan kedua belah pihak.
11. Pelajari YouTube Analytics secara Rutin
Pahami data, identifikasi apa yang audiens kamu suka, evaluasi untuk perbaikan agar lebih baik. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan performa video berikutnya.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika membaca YouTube Analytics:
- Retention Rate: Lihat grafik penonton bertahan. Di bagian mana mereka mulai keluar? Perbaiki struktur kontenmu
- CTR (Click Through Rate): Ini tentang kekuatan judul dan thumbnail. CTR bagus = banyak yang tertarik klik
- Traffic Source: Pahami dari mana view datang (search, suggested, external) agar kamu bisa fokus di channel promosi bagian mana
- Audience Tab: Pelajari waktu aktif audiens kamu dan usia/gender mayoritas viewers
Contoh YouTuber:
Gita Savitri – YouTuber yang secara rutin menyusun konten berdasarkan analytics insight, seperti jam tayang tertinggi, minat audiens pada topik tertentu, hingga thumbnail testing.
12. Monetisasi Channel Secara Cerdas
Tidak hanya dari AdSense, kamu juga bisa mengoptimalkan pendapatan dari sumber lainnya, antara lain:
- Affiliate Marketing: Rekomendasi produk yang kamu pakai
- Buat Produk Sendiri: Mulai dari eBook, preset editing, merchandise, atau kursus online
- Endorsement: Brand memberikan produk untuk kamu review. Tentunya, perlu personal branding dan niche yang kuat agar dilirik brand
Contoh YouTuber:
Alvin Hartanto, menggabungkan konten workout dengan monetisasi melalui e-book, kelas daring, dan affiliate produk fitness. Pendekatannya soft selling tetapi efektif.
Baca juga: 10 Cara Menjadi Model untuk Pemula, Ini Gajinya di Tahun 2025!
Demikian pembahasan mengenai cara menjadi YouTuber, terutama untuk pemula. YouTuber bisa menjadi ladang penghasil cuan utama, bahkan sidejob yang menguntungkan asalkan kamu bisa kelola waktu dengan bijak.
Jika ingin menjadikan YouTuber sebagai sidejob, dan ingin mencari lowongan kerja remote yang fleksibel, yuk gunakan Dealls! Ada banyak peluang kerja yang menarik dari berbagai perusahaan swasta di Indonesia.
Tunggu apalagi? Yuk, tingkatkan kariermu bersama Dealls!