Dilansir dari Oberlo, Samsung dan Apple menduduki posisi teratas sebagai brand paling populer di dunia pada tahun 2024 dengan market share sebesar 17-19%.
Samsung mendominasi pasar handphone Android dengan berbagai produk yang menyasar berbagai segmen, sementara Apple menguasai ekosistem iOS dengan citra premiumnya. Padahal, keduanya bukanlah produser handphone pertama.
Lantas, mengapa kini keduanya bisa unggul di pasaran? Rahasianya ada pada brand positioning yang tepat. Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui apa itu brand positioning dan cara membentuknya!
Apa Itu Brand Positioning?
Ketika mendengar brand ‘Starbucks’, kesan apa yang pertama kali terpikirkan olehmu? Apakah sebuah brand kopi asal Amerika yang menawarkan kopi premium dengan harga cukup tinggi?
Lantas, bagaimana dengan Jago Coffee? Makna apa yang pertama kali terlintas dalam benakmu? Apakah sebuah merek kopi lokal dengan konsep “starling” yang lebih modern?
Kesan dan opini yang kamu berikan kepada sebuah brand tersebut adalah hasil dari proses brand positioning.
Jadi, apa yang dimaksud brand positioning?
Singkatnya, arti brand positioning adalah strategi yang dilakukan bisnis untuk membentuk persepsi konsumen tentang brand sesuai dengan citra yang diinginkan.
Proses brand positioning tidak hanya berkutat pada penciptaan logo dan tagline, karena keduanya belum cukup untuk merepresentasikan sebuah perusahaan dan membuat pelanggan memahami bisnis yang ditawarkan.
Brand positioning diciptakan dengan menyoroti USP (Unique Selling Point) dari suatu merek agar terlihat lebih menonjol dari kompetitor, sehingga bisa menciptakan loyalitas dan bahkan menarik minat pelanggan baru.
Salah satu langkah utama yang dapat diambil ketika hendak membentuk brand positioning adalah dengan mencari tahu terkait produk yang akan dijual, meliputi kualitas, keunikan, hingga nilai yang diciptakan.
Manfaat Brand Positioning
Pentingnya sebuah brand positioning tentu bukan tanpa alasan. Di balik brand positioning yang kuat, tentu ada berbagai manfaat yang diraih oleh sebuah bisnis, berikut beberapa di antaranya:
1. Membedakan Suatu Bisnis dengan Kompetitor
Bayangkan kamu ingin membeli produk air mineral. Di minimarket, tersedia air mineral merek A, B, C, dan D. Air mineral A terkenal dengan PH-nya yang tinggi dan merek B terkenal dengan kesegarannya, sementara merek C dan D hanya dianggap seperti air mineral pada umumnya.
Alhasil, konsumen yang ingin air mineral PH tinggi akan memilih merek A, dan konsumen yang ingin air mineral segar akan memilih merek B.
A dan B merupakan salah dua contoh merek dengan brand positioning yang kuat. Keduanya mudah dibedakan berdasarkan keunggulan atau ciri khasnya masing-masing.
Sementara itu, konsumen menganggap merek C dan D seperti brand air mineral pada umumnya, karena mereka tidak tahu perbedaan atau ciri khas keduanya.
Nah, di sinilah pentingnya brand positioning. Kamu tentu ingin brand-mu memiliki identitas yang jelas dan mudah diingat, bukan sekadar dianggap mirip dengan merek lain atau justru tidak meninggalkan kesan sama sekali, bukan?
2. Membantu Menetapkan Harga yang Ditawarkan
Brand positioning juga berguna dalam strategi penetapan harga sebuah produk. Dalam kata lain, pelanggan akan tetap rela mengeluarkan nominal yang besar untuk sebuah barang selama merek tersebut memiliki brand positioning dengan target pasar yang jelas.
Misalnya, Apple menempati posisi kedua sebagai brand ponsel paling populer di dunia, padahal masih banyak brand lain yang menawarkan ponsel dengan harga lebih murah dan fitur lebih beragam.
Hal ini karena Apple berhasil membangun brand positioning yang kuat sebagai simbol eksklusivitas, inovasi, dan ekosistem yang terintegrasi dengan baik.
3. Membuat Merek Terlihat Lebih Kreatif
Tak dapat dipungkiri bahwa banyak perusahaan yang menjual produk atau layanan yang serupa dengan target pasar yang sama. Namun, semuanya akan terlihat berbeda dengan brand positioning yang dibangun.
Strategi yang kreatif dan inovatif dipadukan dengan eksekusi yang kuat akan menciptakan pelanggan dengan loyalitas tinggi. Itulah mengapa brand positioning sangat krusial.
Jenis-jenis Strategi Brand Positioning dan Contohnya
Untuk membangun brand positioning, terdapat beragam jenis strategi yang bisa diimplementasikan.
Dihimpun laman Capterra, adapun berikut jenis-jenis strategi brand positioning.
1. Price-based Strategy
Sesuai namanya, strategi yang satu ini mengacu pada pendekatan brand dalam memposisikan dirinya berdasarkan harga dari produk atau layanan yang ditawarkan.
Dalam strategi ini, sebuah brand menawarkan produk dengan harga lebih terjangkau agar menarik konsumen kelas menengah ke bawah, atau harga yang lebih tinggi untuk menonjolkan kesan eksklusif dan premium.
Misalnya, Apple memposisikan dirinya sebagai merek ponsel dengan harga tinggi, sementara Xiaomi ingin menonjolkan diri sebagai brand ponsel yang lebih terjangkau.
2. Quality-based Strategy
Selaras dengan namanya, quality-based strategy berfokus pada kualitas dengan menyorot aspek bahan yang tahan lama, performa setelah penggunaan bertahun-tahun, kepuasan pelanggan, hingga fitur premium.
Strategi ini kerap kali berhubungan dengan penetapan harga. Misalnya, Apple ingin dikenal memiliki kualitas premium, sehingga mereka menawarkan ponsel dengan harga tinggi.
3. Customer Service Strategy
Customer service strategy menargetkan pemberian pengalaman layanan pelanggan yang unik dan tidak terlupakan. Dengan begitu, pelanggan akan kembali membeli suatu produk karena keunikan pelayanan pelanggan yang ditawarkan.
Contoh brand yang menetapkan strategi jenis ini adalah IKEA. IKEA dikenal sebagai brand furniture yang menawarkan pengalaman unik bagi pelanggan yang ingin melihat-lihat produknya di toko.
Mereka menata produk-produk yang mereka jual persis seperti di rumah, di mana pelanggan dapat berkeliling dan merasakan bagaimana furnitur tersebut akan terlihat di rumah mereka.
4. Convenience Strategy
Convenience strategy berfokus pada bagaimana membuat pelanggan bisa memperoleh produk atau layanan yang ditawarkan dengan cepat dan mudah.
Jadi, brand dapat membuat proses pembelian hingga penggunaan menjadi seefisien dan sesimpel mungkin bagi pelanggan.
Contoh brand yang menerapkan strategi ini adalah Alfamart dan Indomaret. Mereka memiliki cabang yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga ke pelosok desa.
Alhasil, konsumen yang butuh membeli produk dengan cepat bisa segera mengunjungi Alfamart atau Indomaret terdekat dari rumahnya.
5. Social Media Strategy
Social media strategy dalam brand positioning lebih berfokus pada penggunaan platform media sosial untuk membangun hubungan dengan pelanggan, meningkatkan brand awareness, dan mempromosikan produk.
Contoh brand yang menggunakan strategi ini adalah infipop, media yang berfokus menyediakan konten menarik di media sosial untuk menciptakan pengalaman yang interaktif dengan audiens.
6. Value-based Strategy
Value-based strategy berfokus pada penciptaan nilai yang mendalam bagi konsumen, lebih dari harga atau kualitas produknya sendiri.
Jadi, brand yang menerapkan strategi ini menekankan pada keuntungan emosional atau nilai tambah yang akan diterima pelanggan melalui hubungannya dengan brand, produk, atau layanan yang ditawarkan.
Contohnya, The Body Shop dikenal sebagai brand kecantikan ramah lingkungan dan kerap mempromosikan sustainability.
Jadi, pelanggan yang juga mendukung nilai-nilai tersebut pun merasa terhubung dengan brand, sehingga menciptakan kepuasan emosional bagi mereka jika membelinya.
7. Benefit Strategy
Saat menggunakan benefit strategy, perusahaan akan menyorot bagaimana sebuah produk akan memberikan sebuah manfaat bagi pelanggan.
Biasanya, benefit strategy ditemukan dalam produk-produk kesehatan, seperti brand Collagena yang ingin menonjolkan manfaat produk susunya dalam mencegah penuaan.
8. Problem and Solution
Strategi problem and solution berfokus pada titik masalah yang mungkin dihadapi target pasar. Dengan demikian, sebuah perusahaan akan hadir untuk memberikan solusi kepada target tersebut dengan produk yang dijualnya.
Contoh brand yang menggunakan strategi ini adalah Uber, brand yang menawarkan layanan ride-sharing sebagai solusi bagi konsumen yang ingin kesulitan mendapatkan transportasi instan.
9. Endorse-given Strategy
Kamu pasti sudah tidak asing dengan istilah endorse. Seiring dengan maraknya influencer atau selebgram, strategi endorse sering dipakai sebagai yang paling efektif.
Jadi, brand yang menerapkan strategi ini berusaha untuk memperoleh kepercayaan dan perhatian pelanggan melalui rekomendasi dari figur yang dianggap terpercaya atau berpengaruh.
Contoh brand dengan endorse-given strategy adalah Mother of Pearl (MOP), brand milik Tasya Farasya. Tasya Farasya sendiri merupakan influencer dan beauty vlogger yang punya pengaruh cukup besar dalam dunia kecantikan.
Mengingat kredibilitas Tasya Farasya, MOP pun akhirnya cenderung lebih dipercaya konsumen sebagai produk kecantikan yang dipercaya.
10. Leader-based Strategy
Leader-based strategy berfokus pada memposisikan perusahaan sebagai pemimpin di suatu industri. Maka dari itu, pelanggan secara tidak langsung akan lebih mempercayai bisnis tersebut karena klaim yang diciptakan sebagai pemimpin di industri bisnis itu.
Contoh brand dengan leader-based strategy adalah Wardah, yang merupakan pelopor kosmetik halal di Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Brand Awareness dan Manfaatnya Bagi Bisnis Kamu
Kesalahan dalam Brand Positioning
Membangun brand positioning memang sangat kompleks. Bukan hal yang mengherankan jika terdapat tantangan yang kerap muncul ketika proses pembentukan brand positioning.
Dilansir Faster Capital, setidaknya terdapat empat tantang umum yang biasa dijumpai dalam brand positioning.
1. Kurangnya Kejelasan
Salah satu tantangan umum adalah memiliki brand positioning yang samar atau tidak jelas. Pasalnya, posisi dari suatu merek harus ringkas, spesifik, dan relevan dengan target pasar.
Dengan begitu, sudah seharusnya bagi perusahaan untuk melakukan riset dan analisis pasar secara menyeluruh untuk memahami target pelanggan, kebutuhan, keinginan, hingga nilai-nilai yang ditawarkan kompetitor.
2. Kurangnya Diferensiasi
Tantangan selanjutnya adalah memiliki brand positioning yang terlalu mirip dengan pesaing sehingga tidak cukup untuk menawarkan keunggulan yang dimiliki.
Padahal, keunggulan dari suatu bisnis dapat disorot dari berbagai hal, seperti fitur, kualitas, kinerja, desain, inovasi, layanan pelanggan, atau aspek lain yang akan diapresiasi oleh konsumen.
3. Kurangnya Relevansi
Tidak relevan dengan target pelanggan atau situasi pasar mengarahkan kepada tantangan brand positioning selanjutnya. Kurangnya relevansi dapat membuat bisnis tampak ketinggalan zaman atau tidak sesuai dengan kebutuhan serta keinginan pelanggan.
Oleh karena itu, perhatikan tren pasar, feedback pelanggan, dan kegiatan kompetitor yang dapat memengaruhi brand positioning.
4. Kurangnya Konsistensi
Kesalahan umum terakhir adalah brand positioning yang tidak konsisten hingga membuat pelanggan tampak bingung dengan pesan yang ingin disampaikan suatu bisnis.
Untuk menghindarinya, pastikan untuk menerapkan seluruh elemen merek, seperti nama, logo, slogan, waran, font, gambar, dan lain sebagainya secara konsisten.
Cara Membentuk Brand Positioning
Membentuk brand positioning bukanlah proses yang mudah dan instan. Perlu perjalanan panjang dan konsisten agar brand bisa dikenal sesuai dengan yang kita inginkan.
Berikut beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam membangun brand positioning:
1. Kenali Target Audiens
Langkah pertama dalam membentuk brand positioning adalah memahami siapa audiens yang akan kamu tuju.
Kenali kebutuhan, keinginan, dan perilaku konsumen. Apakah mereka mengutamakan kualitas, harga, atau mungkin kemudahan? Dengan memahami audiens secara mendalam, kamu bisa merancang strategi yang lebih relevan dan efektif.
Misalnya, sebuah brand kosmetik akan memiliki pendekatan yang berbeda jika audiensnya adalah remaja dibandingkan dengan wanita profesional. Pengetahuan ini akan membantu menciptakan brand positioning yang tepat sasaran dan mudah diterima oleh target audiens.
2. Lakukan Analisa Kompetitor
Dalam membentuk brand positioning, sangat penting untuk mengetahui siapa saja kompetitor utama brand-mu.
Dengan menganalisis kompetitor, kamu bisa melihat bagaimana mereka memposisikan diri di pasar dan mencari celah untuk menawarkan keunggulan yang berbeda.
Misalnya, Nike dan Adidas sama-sama merek besar di dunia sepatu olahraga, tetapi mereka memiliki fokus brand yang berbeda. Nike lebih menonjolkan aspek inovasi, sementara Adidas menekankan kenyamanan dan performa.
Mengetahui kekuatan dan kelemahan dari kompetitor akan memungkinkan kamu untuk menciptakan posisi brand yang lebih jelas dan menarik bagi audiens.
3. Tentukan USP (Unique Selling Point)
Sekarang kamu sudah tahu siapa audiens dan kompetitor yang ada. Nah, langkah selanjutnya adalah menentukan USP atau nilai unik yang hanya dimiliki oleh brand-mu dibanding kompetitor.
Bayangkan jika brand-mu adalah produk air mineral. Apa yang membuatnya berbeda? Apakah lebih segar, lebih alami, atau mungkin kemasan yang lebih praktis?
USP adalah ciri khas yang akan membedakan produkmu dengan kompetitor. Tentukan USP yang kuat dan komunikasikan itu dengan jelas agar brand-mu punya daya tarik yang kuat di mata konsumen.
4. Ciptakan Pernyataan Positioning
Setelah kamu memiliki pemahaman yang jelas tentang audiens, pesaing, dan nilai unik dari brand, kini saatnya untuk merumuskan pernyataan positioning.
Pernyataan ini harus dapat menggambarkan siapa brand-mu, siapa audiens yang kamu tuju, dan apa yang membedakan brand-mu dari pesaing.
Misalnya, pernyataan positioning sebuah merek makanan cepat saji bisa seperti ini:
"Untuk konsumen yang mengutamakan kepraktisan, Brand XYZ adalah pilihan utama yang menawarkan hidangan lezat dan sehat dalam waktu singkat, dibandingkan dengan pesaing yang lebih mahal dan kurang variatif."
Pernyataan positioning di atas memberikan gambaran jelas tentang siapa target pasar, apa yang ditawarkan, dan keunggulan brand dibandingkan pesaing.
5. Komunikasikan Brand Positioning
Semua kerja keras yang telah kamu lakukan untuk membentuk brand positioning akan terbayar jika kamu mengkomunikasikannya dengan baik dan konsisten kepada audiens.
Komunikasikan brand positioning di setiap saluran komunikasi, baik itu di media sosial, iklan, kemasan produk, maupun layanan pelanggan.
Pastikan bahwa setiap elemen yang berhubungan dengan brand-mu, mulai dari desain visual hingga pesan yang disampaikan, mendukung posisi yang telah kamu tentukan.
Misalnya, jika brand-mu diposisikan sebagai brand ramah lingkungan, pastikan semua produk, kemasan, dan kampanye pemasaran mencerminkan nilai tersebut. Komunikasi yang jelas dan terarah ini akan memperkuat posisi brand di benak konsumen.
Tips Membangun Brand Positioning yang Efektif
Terdapat sejumlah tips yang bisa diterapkan untuk membentuk brand positioning. Sebagaimana dilansir Forbes, berikut keempat tipsnya.
1. Jadilah Unik
Berulang kali disebutkan bahwa menjadi unik dan berbeda adalah hal terpenting dalam brand positioning. Sebuah brand harus punya ciri khasnya sendiri yang bisa membedakannya dengan kompetitor lain.
Selain itu, brand juga tidak bisa meniru strategi penjualan kompetitiornya dengan persis hanya karena mereka telah memiliki pelanggan tetap. Sebab, hal tersebut justru membuat brand tersebut tidak memiliki aspek menonjol yang bisa ditawarkan.
2. Pastikan Produk dan Layanan yang Ditawarkan Relevan
Selain unik, hal yang tidak kalah penting adalah suatu merek harus dapat menarik minat pelanggan dengan relevansi yang ditawarkan.
Sebab, sebagus atau seunik apapun sebuah bisnis, pelanggan tidak akan tertarik jika produk atau layanan yang ditawarkan tidak relevan atau sesuai dengan kebutuhan mereka.
Oleh karena itu, cari tahu apa yang paling dibutuhkan oleh pelanggan dan posisikan merek kamu dengan berfokus pada aspek-aspek tersebut.
3. Jadilah Konsisten
Konsistensi dalam branding adalah salah satu elemen penting untuk membangun brand positioning yang kuat.
Bayangkan jika brand-mu memiliki branding yang terus-menerus berubah, tentu konsumen akan kebingungan, bukan? Dampak terburuknya, konsumen akhirnya ragu dengan kredibilitas brand.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga konsistensi dalam tiap aspek branding untuk memastikan bahwa audiens memiliki persepsi yang tepat sesuai keinginan.
4. Jadilah Kredibel
Kamu pasti tidak jarang mendengar materi promosi yang terkesan hiperbola. Sebenarnya, hal tersebut sah untuk dilakukan.
Baca Juga: Apa Itu Brand Identity? Ini Elemen hingga Manfaatnya!
Itulah penjelasan seputar brand positioning. Sudah paham mengenai bagaimana pentingnya brand positioning bagi sebuah bisnis?
Menetapkan brand positioning memang bukanlah hal yang mudah. Diperlukan pendekatan yang efektif agar strategi branding yang dilakukan tepat sasaran.
Nah, sama halnya dengan strategi branding, mencari pekerjaan juga memerlukan ke pendekatan yang tepat.
Jika kamu sedang mencari peluang karier di dunia branding, yuk, cari info lowongan kerjanya di Dealls! Dealls adalah #1 Indonesia job & mentoring platform yang menawarkan berbagai lowongan kerja dari perusahaan-perusahaan ternama di Indonesia.
Ada banyak lowongan kerja terbaru di bidang branding untuk beragam jenis posisi dan kualifikasi.
Jangan lewatkan kesempatan ini. Yuk, kunjungi Dealls sekarang!
Sumber:
What Brand Positioning Is And Wht It’s Important For Your Business
What Is Brand Positioning? Discover the Different Types & Strategies
Brand Positioning Challenges: How to Overcome the Challenges of Brand Positioning