Kabarnya dari Asahi.com, Jepang berencana menerima 820.000 tenaga kerja asing selama periode 2024–2029 untuk berbagai industri, termasuk kesehatan, konstruksi, dan lainnya.
Artinya, peluang untuk bekerja di Jepang sangat besar. Apalagi, gaji kerja di Jepang sangat menarik, rata-rata bisa mencapai Rp30 juta per bulan.
Terdapat tiga jalur utama untuk bekerja di Jepang, yaitu melalui jalur mandiri, LPK (Lembaga Pelatihan Kerja), dan G-to-G (Government to Government).
Masing-masing membutuhkan biaya yang berbeda. Penasaran berapa biaya kerja ke Jepang? Mari bedah rinciannya agar lebih siap berangkat!
Komponen Biaya Kerja ke Jepang
Banyak calon pekerja yang terkejut dengan berbagai pengeluaran yang harus dikorbankan, mulai dari biaya kursus bahasa, MCU, ujian, dan lainnya.
Tidak jarang, ada yang akhirnya mundur karena belum menyiapkan anggaran dengan matang. Besarannya bisa berbeda-beda tergantung jalur yang diikuti.
Secara umum, berikut komponen biaya yang perlu disiapkan:
1. Biaya Pengurusan Dokumen Resmi
Calon pekerja harus menyiapkan berbagai dokumen administratif agar mudah mencari kerja di Jepang.
Biasanya, biaya dikeluarkan untuk mengurus:
- Paspor
- Visa kerja
- Medical check-up
Kadang, dokumen dalam bahasa Indonesia harus diterjemahkan ke bahasa Jepang, dan itu membutuhkan biaya penerjemahan tambahan.
Selain itu, biaya pembuatan visa kerja ke Jepang bisa ditanggung pemerintah kalau melalui jalur G-to-G.
2. Biaya Pelatihan Bahasa
Biaya pelatihan bahasa tergantung tempatnya, apakah LPK, kursus swasta, atau mandiri dengan aplikasi.
Kalau di LPK, pelatihan sudah ditunjang dengan fasilitas kelas, buku, simulasi wawancara, bahkan pengenalan budaya kerja.
Sebaliknya, di kursus bahasa swasta mungkin tidak sampai ke pengenalan budaya kerja, hanya penguasaan tata bahasa.
Bisa juga belajar mandiri pakai Duolingo, Preply, Japanesepod101, dan JLPT Practice Tests. Karena belajar mandiri, biayanya bisa lebih terjangkau.
3. Biaya Keberangkatan
Biaya berangkat ke Jepang kadang ditanggung sebagian oleh perusahaan penempatan, tetapi ada juga yang ditangguh sepenuhnya sendiri.
Biaya ini umumnya untuk mengurus:
- Tiket pesawat ke Jepang
- Hotel/penginapan sebelum mendapat tempat tinggal tetap (kecuali dapat mess)
- Transportasi dari bandara ke hotel
- Biaya imigrasi di bandara (jika ada)
Jika berangkat lewat jalur mandiri, pertimbangkan pilih jadwal penerbangan malam hari dan memanfaatkan transportasi umum untuk menekan biaya awal.
4. Biaya Tambahan
Selain ketiga komponen biaya tadi, kamu juga perlu mengantisipasi biaya tambahan yang mungkin ada.
Biasanya biaya ini untuk keperluan:
- Seragam dan perlengkapan kerja
- Biaya simulasi ujian atau wawancara sebelum berangkat
- Pelatihan kerja tambahan (tergantung perusahaan)
- Biaya hidup awal (untuk makan dan transportasi lokal)
Untuk menekan biaya hidup awal, kamu bisa bawa bekal dari Indonesia (seperti bumbu masak, abon atau mie instan) dan berbagi tempat tinggal dengan rekan kerja.
Baca Juga: Cara Kerja di Jepang untuk Lulusan SMA beserta Syarat & Gajinya
Biaya Kerja ke Jepang Jalur G-to-G

Sebagaimana disebutkan di awal, biaya kerja ke Jepang tergantung jalurnya. Tidak semua jalur mengharuskanmu menanggung semuanya sendiri, seperti jalur G-to-G bisa dibantu pemerintah.
Apa itu Jalur G-to-G?
Jalur G-to-G) atau Government to Government adalah program kerja sama antara pemerintah Indonesia (BP2MI) dengan pemerintah Jepang melalui IJEPA (Indonesia–Japan Economic Partnership Agreement).
Program ini dibuka untuk posisi perawat medis (kangoshi) dengan kontrak awal 3 tahun dan perawat lansia (kaigofukushishi) dengan kontrak awal 4 tahun.
Adapun keuntungan jalur ini adalah sebagai berikut.
- Sebagian besar biaya ditanggung pemerintah.
- Biaya penempatan lebih murah daripada swasta.
- Lebih aman karena dikelola pemerintah.
- Ada peluang perpanjangan kontrak hingga pensiun, jika lulus ujian nasional di Jepang atau memiliki Visa SSW.
Baca juga: Apa Itu Kaigo? Pekerjaan Perawat Lansia di Jepang dengan Gaji Tinggi!
Biaya yang Ditanggung Pemerintah
Kalau memilih jalur G-to-G, kamu bisa mendapatkan keringanan besar karena pemerintah Indonesia dan Jepang menanggung berbagai komponen biaya, di antaranya:
- Visa kerja Jepang
- Legalitas kontrak dan dokumen penempatan
- Tiket pesawat ke Jepang (sekali jalan)
- Tiket pulang ditanggung bila kontrak selesai
- Pelatihan bahasa Jepang 6 bulan di Indonesia (termasuk asrama, konsumsi 3 kali sehari dan uang saku sekitar Rp100.000/hari)
- Pelatihan tambahan 6 bulan di Jepang untuk memudahkan adaptasi
- Orientasi Pra Keberangkatan (OPP/PDO)
- Asuransi tenaga kerja di Jepang
- Pendampingan resmi dari JICWELS (Japan International Corporation of Welfare Services) dan BP2MI selama masa kontrak.
Biaya yang Perlu Disiapkan
Walaupun sebagian besar biaya ditanggung pemerintah, masih ada beberapa komponen biaya yang ditanggung calon peserta. Berikut rinciannya:
- Tes psikologi saat seleksi awal: Rp250.000 (wajib)
- Medical check up tahap I (MCU): Rp1.000.000
- Tes sputum tahap I (Tes Dahak): Rp400.000
- Pembuatan paspor: Rp350.000–Rp650.000 (jika belum punya)
- SKCK: Rp30.000
- Transportasi dan akomodasi saat seleksi
- BPJS PMI (perawat medis): Rp532.000
- BPJS PMI (perawat lansia): Rp694.000
Jika calon peserta lolos seleksi, terdapat MCU dan tes sputum tahap II dengan rincian biaya seperti:
- Medical check up tahap II: Rp500.000
- Tes sputum tahap II: Rp400.000
Kabar baiknya, pemerintah mengembalikan biaya MCU II & Sputum II jika peserta lolos semua seleksi dan berangkat ke Jepang.
Estimasi Biaya Jalur G-to-G
Agar lebih mudah memahami rincian biaya kerja ke Jepang jalur pemerintah, mari lihat tabel estimasi biaya yang ditanggung sendiri:
Komponen Biaya | Estimasi | Keterangan |
Tes psikologi | Rp250.000 | Wajib |
Medical Check Up I | Rp1.000.000 | Wajib |
Tes Sputum I | Rp400.000 | Wajib |
Medical Check Up II | Rp500.000 | Dikembalikan bila berangkat |
Tes Sputum II | Rp400.000 | Dikembalikan bila berangkat |
BPJS PMI (Perawat medis) | Rp532.000 | Wajib |
BPJS PMI (Perawat lansia) | Rp694.000 | Wajib |
Pembuatan paspor | Rp350.000–650.000 | Jika belum punya |
SKCK | Rp30.000 | Jika belum punya |
Transportasi dan akomodasi selama seleksi | Rp500.000–2.000.000+ | Tergantung lokasi |
Total Biaya Awal | ±Rp3,1 – Rp4,5 juta |
Maka, estimasi biaya kerja ke Jepang lewat jalur G-to-G sekitar Rp3 jutaan, tetapi kalau ditambah paspor, SKCK, transportasi, bisa tembus Rp4–5 jutaan.
Biaya Kerja ke Jepang Jalur LPK/Swasta

Apa Itu LPK?
LPK (Lembaga Pelatihan Kerja) adalah lembaga swasta yang memberi pelatihan bahasa, budaya, dan keterampilan kerja sebelum calon pekerja berangkat ke Jepang.
Namun, hanya LPK dengan izin SO (Sending Organization) yang bisa mengirim tenaga kerja. Artinya:
- LPK biasa: Hanya melatih, penempatan harus lewat SO lain.
- LPK-SO: Melatih sekaligus mengirim.
Jalur ini sering dipilih karena prosesnya lebih cepat, bidang kerja variatif, dan peluang lolos lebih besar daripada jalur mandiri.
Pantas saja, biaya LPK Jepang relatif paling mahal dibanding jalur pemerintah dan jalur mandiri.
Estimasi Biaya LPK
Biaya kerja ke Jepang jalur swasta umumnya berkisar antara Rp30.000.000–Rp45.000.000 juta, belum termasuk tes MCU, visa, atau asuransi kesehatan.
Biasanya LPK hanya menanggung komponen biaya untuk:
- Pelatihan bahasa Jepang (umumnya berdurasi 4–6 bulan)
- Pelatihan budaya dan etika kerja Jepang
- Pelatihan keterampilan teknis sesuai bidang
- Asrama atau kost selama pelatihan (tergantung LPK)
- Seragam dan modul pelajaran
- Layanan job matching
- Biaya ujian atau interview dengan perusahaan Jepang
- Administrasi dokumen (layanan penerjemahan, COE dan paspor)
Setiap LPK mempunyai biaya yang berbeda, tergantung fasilitas dan reputasinya. Sebagai gambaran, berikut estimasi biaya dari beberapa LPK di Indonesia:
Lembaga | Estimasi Biaya |
LPK Kanzo Indonesia | Rp43.500.000 |
Tokutei Ginou via LPK P.Y.M | Rp21.912.000 |
LPK Jepang Global Sumatera | Rp43.000.000 |
Izumi Indonesia | Rp10.500.000 |
LPK Wiratama (Program dana talang) | Rp22.000.000 |
Biaya yang Belum Termasuk
Selain mempersiapkan biaya LPK Jepang, kamu juga harus menanggung sendiri sejumlah komponen biaya untuk tes MCU, ujian bahasa, visa, hingga biaya hidup. Berikut rinciannya:
Komponen Biaya | Keterangan | Estimasi Biaya |
Medical check-up (MCU) | 2 kali sebelum berangkat | Rp700 ribu–Rp1,5 juta per tes |
Ujian bahasa atau skill | JLPT, JFT, NAT, atau Tokutei Ginou Exam | Rp1–3 juta per ujian |
Visa kerja Jepang | Pengurusan dokumen dan jasa | Rp500 ribu–Rp1 juta |
Tiket pesawat berangkat | Sekali jalan | Rp5–10 juta |
Biaya hidup awal di Jepang | Sewa penginapan, makan, dan transportasi lokal | Rp5–10 juta (tergantung daerah) |
Asuransi kesehatan | Biasanya dipotong otomatis dari gaji | Rp1–2 juta (tergantung daerah) |
Apabila semua komponen tersebut dijumlahkan, calon pekerja perlu menyiapkan tambahan Rp13.000.000–Rp27.000.000 juta, di luar biaya paket utama LPK.
Jadi, total keseluruhan biaya kerja ke Jepang bisa mencapai Rp25.000.000–Rp70.000.000, tergantung lembaga dan biaya tambahan yang ditanggung peserta.
Sistem Pembayaran
Kamu tidak diharuskan untuk membayar sekaligus. LPK biasanya menyediakan beberapa opsi pembayaran, seperti:
- Cicilan selama pelatihan: Peserta mencicil tiap bulan sampai menjelang keberangkatan, misalnya Rp2–3 juta/bulan.
- Dana talangan: Beberapa LPK/SO memberikan dana talangan, lalu dipotong dari gaji setelah peserta bekerja di Jepang.
- Pelunasan menjelang berangkat: Bisa juga membayar uang muka di awal, lalu melunasi saat keberangkatan.
Biaya Kerja ke Jepang Jalur Mandiri

Jalur mandiri bisa dipilih oleh lulusan D3/S1 dengan skill spesifik, misalnya IT, engineer, keperawatan, dan lainnya.
Sistemnya melamar langsung ke perusahaan Jepang melalui job portal. Kalau sudah diterima, baru mengurus keberangkatan sendiri.
Mengingat tidak terikat LPK atau pemerintah, jalur ini paling fleksibel dan setiap aspek bisa ditentukan sendiri. Berikut rinciannya:
1. Biaya Belajar Bahasa Jepang
Minimal harus punya kemampuan JLPT N4–N3. Untuk mengasah kemampuan berbicara bahasa Jepang, bisa melalui:
- Kursus privat: Rp50.000–Rp100.000/sesi.
- Kursus paket: Rp700.000–Rp1.500.000.
- LPK intensif: Rp4.000.000–Rp7.000.000.
- Self-learning: Rp500.000–Rp1.500.000 (buku & materi online).
Baca Juga: Apa Itu JLPT? Kenali Level, Format Tes, hingga Manfaatnya
2. Biaya Medical Check-up
Biayanya MCU tergantung rumah sakit dan paket MCU yang dipilih. Umumnya sekitar Rp500.000–Rp1.500.000.
3. Biaya Sertifikasi (Jika Dibutuhkan)
Beberapa bidang tertentu, seperti perawat lansia, teknisi, atau profesi spesifik lainnya bisa saja dimintai sertifikat kualifikasi. Biayanya antara Rp2.000.000–Rp10.000.000, tergantung bidang kerja.
4. Biaya Pengurusan Dokumen
Biaya ini berkisar dari Rp1.000.000–Rp2.000.000 untuk mengurus visa kerja, legalisasi dokumen, hingga penerjemahan resmi.
5. Biaya Tiket Pesawat dan Akomodasi Awal
Tiket keberangkatan pesawat kadang ditanggung oleh perusahaan. Namun jika ditanggung sendiri, setidaknya harus menyiapkan Rp6.000.000–Rp10.000.000 untuk sekali berangkat.
Selain itu, persiapkan juga akomodasi sementara dan konsumsi awal sebelum menerima gaji pertama, siapkan sekitar Rp2.000.000–Rp6.000.000/bulan.
6. Biaya Asuransi Kesehatan di Jepang
Semua pekerja asing di Jepang wajib ikut National Health Insurance (NHI). Biayanya dipotong langsung dari gaji.
Besarannya sekitar ¥15.000–¥20.000/bulan atau Rp1.500.000–Rp2.000.000. Dengan NHI, biaya berobat bisa ditanggung hingga 70% oleh pemerintah.
7. Dana Darurat
Terakhir, siapkan dana darurat untuk situasi yang tidak diprediksi, misalnya membeli perlengkapan kerja, biaya transportasi tambahan, atau dokumen mendesak. Kamu bisa menyiapkan cadangan Rp2.000.000–Rp5.000.000.
Maka, estimasi biaya kerja ke Jepang jalur mandiri berkisar antara Rp27.000.000–Rp55.500.000.
Komponen Biaya | Estimasi Biaya |
Belajar bahasa Jepang | Rp500.000–Rp7.000.000 |
Medical check-up | Rp500.000–Rp1.500.000 |
Sertifikasi (jika diperlukan) | Rp2.000.000–Rp10.000.000 |
Pengurusan dokumen | Rp1.000.000–Rp2.000.000 |
Tiket pesawat, penginapan sementara dan makan | Rp8.000.000–Rp16.000.000 |
Asuransi kesehatan (NHI) | Rp1.500.000–Rp2.000.000/bulan |
Dana darurat | Rp2.000.000–Rp5.000.000 |
Biaya yang Ditanggung Perusahaan Jepang
Meskipun sebagian besar biaya mandiri, ada beberapa hal yang biasanya dibantu perusahaan, seperti:
- Rekomendasi CoE (Certificate of Eligibility)
- Bantuan administrasi imigrasi
- Kadang tiket pesawat (tergantung kontrak)
- Kadang asrama dengan biaya lebih murah daripada sewa pribadi
Perbandingan Biaya Kerja ke Jepang
Untuk membantumu memilih jalur yang tepat, mari lihat perbandingan biaya dari ketiga jalur ini melalui tabel berikut:
Jalur | Biaya Pribadi | Biaya yang Ditanggung | Catatan |
G-to-G (Pemerintah) | Rp3–5 juta | Pelatihan, tiket, visa, dan dokumen | Paling murah, tetapi seleksi sangat ketat |
Mandiri | Rp27–55,5 juta | CoE, bantuan administrasi, dan kadang tiket keberangkatan | Butuh skill dan bahasa, biasanya untuk profesional |
LPK/Swasta | Rp25–70 juta | Paket pelatihan dan dokumen | Paling mahal, tetapi aksesnya paling mudah |
Ragu Kerja ke Jepang Karena Biaya Mahal? Lamar Loker Gaji Besar di Dealls!
Biaya kerja ke Jepang memang tidak sedikit dan perlu persiapan matang. Namun kalau kamu mengincar gaji besar, ada banyak loker gaji besar yang sedang buka di Dealls!
Ada 7.000+ perusahaan ternama seperti Japfa, Wings, Astro, Reku, dan lainnya. Gajinya fantastis, ditawar dari Rp45.000.000–Rp55.000.000, lho!
Kamu juga bisa pakai filter berdasarkan gaji untuk menemukan loker dengan gaji sesuai keinginan.

Kalau melamar lewat Dealls, kamu tidak perlu tes bahasa Jepang, mengeluarkan biaya wawancara, atau proses rumit lainnya. Rekrutmen lebih cepat dan alurnya jelas.
Cukup 1 kali kirim CV dan lamaranmu langsung masuk ke HRD. Tinggal menunggu mendapat balasan maksimal dalam 14 hari kerja.
Sembari menyiapkan dana ke Jepang, yuk lamar loker gaji besar lewat Dealls!
