Jika kamu pernah mendengar istilah portofolio, kamu mungkin berpikir tentang album foto atau dokumen yang menampilkan hasil karya seseorang.
Namun, portofolio sebenarnya lebih dari sekadar koleksi. Portofolio adalah alat yang kuat untuk menunjukkan kemampuan dan pencapaianmu.
Dalam dunia yang semakin kompetitif ini, memahami fungsi dan manfaat portofolio bisa menjadi kunci untuk membuka peluang kerja baru.
Pada artikel ini, kamu akan belajar tentang apa itu portofolio, bagaimana cara kerjanya, dan bagaimana kamu bisa membuat portofolio yang benar-benar menonjol dan dilirik oleh perekrut.
Apa Itu Portofolio Kerja?
Pengertian portofolio sebenarnya bisa bervariasi tergantung perspektifnya. Namun, dalam hal melamar pekerjaan, portofolio adalah kumpulan hasil karya pribadi yang disusun untuk menampilkan kemampuan dan kapasitas diri.
Sebuah portofolio memainkan peranan penting dalam memperlihatkan seberapa besar kemampuan seseorang dalam suatu pekerjaan yang ia tekuni.
Bagi para perekrut, portofolio berfungsi sebagai acuan untuk menilai apakah pelamar memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik di bidangnya.
Pekerjaan kreatif yang menunjukkan keterampilan khusus seperti videografer, content writer, graphic designer, arsitek, design interior, hingga programmer umumnya diwajibkan untuk memiliki portofolio untuk melamar pekerjaan.
Fungsi Portofolio
Seperti yang ditulis oleh Capella University, sebuah portofolio berfungsi untuk membantumu memamerkan hasil kerja yang telah terbukti kepada calon pemberi kerja.
Singkatnya, portofolio memiliki fungsi untuk untuk menunjukkan kemampuan, keahlian, dan pengalaman seseorang. Bayangkan ini seperti sebuah pameran mini dari karya-karya terbaikmu.
Nah, lebih jelasnya portofolio memiliki beberapa fungsi seperti berikut ini:
1. Menampilkan Keterampilan dan Kompetensi
Portofolio kerja memberikan bukti konkret tentang keterampilan dan kompetensi yang dimiliki seseorang. Ini mencakup contoh pekerjaan sebelumnya, proyek-proyek yang telah diselesaikan, dan hasil-hasil yang telah dicapai.
Misalnya, jika kamu seorang desainer grafis, portofolio akan menampilkan desain-desain terbaikmu yang menunjukkan kreativitas dan kemampuan teknismu.
2. Mendemonstrasikan Pengalaman
Portofolio kerja memungkinkan individu untuk menunjukkan pengalaman mereka dengan cara yang lebih visual dan mendetail dibandingkan dengan sekadar mencantumkan informasi di CV atau resume.
Hal tersebut dapat termasuk studi kasus, desain grafis, kode pemrograman, atau artikel yang telah ditulis.
3. Menunjukkan Hasil Kerja
Portofolio berfungsi sebagai bukti dari kemampuan dan keahlian yang kamu miliki untuk memberikan contoh nyata dari hasil kerja yang telah kamu lakukan.
Pekerjaan seperti desain grafis, videografer, content writer, atau programmer yang wajib melampirkan hasil kerjanya dalam portofolio. Ini membantu mereka untuk menunjukkan kualitas dan dampak dari pekerjaan yang telah dilakukan.
4. Membantu dalam Proses Rekrutmen
Dalam proses rekrutmen, portofolio kerja dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk meyakinkan perekrut atau calon pemberi kerja tentang kemampuan dan kualifikasi seseorang.
Calon pelamar dapat memberikan mereka gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana seseorang dapat berkontribusi dalam peran yang mereka lamar kepada perekrut.
5. Memperkuat Personal Branding
Tak hanya untuk menunjukkan hasil kerja, portofolio juga dapat membantu membangun dan memperkuat personal branding seseorang.
Ini memberikan gambaran yang konsisten tentang identitas profesional, keahlian, dan nilai yang dibawa ke pasar kerja.
6. Alat Refleksi Diri
Portofolio juga dapat berfungsi untuk mengevaluasi secara berkala perkembangan dan kemajuan hasil karya yang telah dikerjakan.
Dari situ, kamu pun dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan diri yang masih perlu dikembangkan.
7. Agar Lebih Unggul Dibanding Kandidat lain
Perekrut umumnya akan lebih mempertimbangkan kandidat yang menyertakan portofolio, sehingga dokumen ini bisa menjadi nilai plus.
Selain itu, perekrut juga tentunya akan mempertimbangkan hasil karya para kandidat dari portofolio. Alhasil, perekrut pun bisa menentukan mana hasil karya yang paling unggul dan sesuai dengan kualifikasi serta kebutuhan perusahaan.
8. Berkesempatan untuk Dilirik Klien
Bagi seorang freelancer, adanya portofolio juga bisa meningkatkan peluangmu untuk dilirik klien, terutama apabila hasil karyamu sangat cocok dengan kebutuhan mereka.
Oleh karena itu, jika kamu tertarik memperoleh pekerjaan freelance, baik untuk pekerjaan utama atau sampingan, pertimbangkan untuk menyusun portofolio yang menarik dan relevan dengan keterampilanmu atau proyek freelance yang ingin kamu tekuni.
9. Memfasilitasi Interaksi Visual-Verbal
Portofolio juga bisa berfungsi untuk memfasilitas interaksi visual-verbal, misalnya saat presentasi atau wawancara kerja.
Kamu bisa menjelaskan keterampilan dan detail riwayat pekerjaanmu sembari menunjukkan portofolio sebagai bukti pendukung.
Selain membuat proses komunikasi menjadi semakin efektif, adanya portofolio juga memungkinkan perekrut semakin tertarik denganmu.
Baca Juga: Contoh Portofolio Fresh Graduate, Template dan Tips Membuatnya
Perbedaan Portofolio dan CV
Setelah membaca penjelasan di atas terkait fungsi dan manfaat, mungkin kamu masih bingung, "Lalu, apa bedanya portofolio dengan CV?"
Baik portofolio maupun CV sebenarnya sama-sama dapat digunakan secara bersamaan dan diperlukan untuk melamar pekerjaan. Namun, keduanya mempunyai perbedaan yang mencolok.
Nah, agar tidak salah paham, simak tabel berikut ini mengenai beberapa perbedaan utama antara CV dan portofolio!
Tujuan: Portofolio bertujuan untuk menunjukkan kemampuan dan hasil kerja secara visual dan konkret, sementara CV untuk merangkum kualifikasi, pengalaman, dan pendidikan secara tertulis.
Isi: Portofolio berisi contoh karya nyata, seperti desain, tulisan, dan kode, serta proyek yang pernah dikerjakan, penghargaan, hingga sertifikat. Di sisi lain, CV berisi riwayat pendidikan, pengalaman kerja, keterampilan, penghargaan, dan informasi kontak.
Format: Portofolio lebih berfokus pada desain dan tampilan visual, sehingga formatnya lebih fleksibel, bisa berupa PDF, website, dan fisik. Sementara itu, CV umumnya berupa dokumen teks dengan format ATS atau kreatif yang lebih baku.
Fokus: Portofolio berfokus pada hasil karya dan kemampuan kreatif kandidat, sedangkan CV lebih berfokus pada kualifikasi dan pengalaman yang relevan dengan posisi.
Fungsi: Portofolio berfungsi untuk membuktikan kemampuan seseorang dan memberikan gambaran yang lebih konkret tentang kandidat, sementara CV berfungsi memberikan ringkasan singkat tentang kualifikasi dan pengalaman kandidat.
Cara Membuat Portofolio
Setelah mengetahui pengertian, fungsi, manfaat, hingga perbedaan portofolio dan CV, berikut ini langkah-langkah cara pembuatan portofolio yang dapat kamu ikuti dengan mudah.
1. Tentukan Tujuan Membuat Portofolio
Sama seperti CV, isi portofolio dapat berbeda tergantung pada tujuan atau keterampilan di bidang apa yang ingin kamu tunjukkan.
Misalnya, kamu pernah bekerja sebagai copywriter dan social media specialist. Jika kamu ingin melamar pekerjaan menjadi copywriter atau bidang yang berkaitan dengan menulis, sertakan portofolio yang berisi hasil kerjamu di bidang ini, seperti hasil konten di media sosial atau artikel blog.
Begitu pun jika kamu ingin melamar pekerjaan di bidang social media specialist, kamu dapat menyertakan portofolio yang berisi bukti kerjamu saat mengelola media sosial.
Penyesuaian ini bertujuan agar kamu bisa terlihat lebih stand out di bidang yang kamu lamar jika kamu memfokuskan untuk hanya menyertakan hasil kerja di satu bidang saja.
2. Buatlah Daftar Isi
Portofolio biasanya terdiri dari berbagai jenis hasil karya. Misalnya, jika kamu ingin membuat portofolio di bidang desain, karya yang ditunjukkan bisa berupa hasil desain di media sosial, papan billboard, dan website. .
Oleh karena itu, penting untuk menyertakan daftar isi konten di awal portofolio agar perekrut dapat dengan mudah menemukan informasi yang mereka butuhkan.
3. Lampirkan Bagian Perkenalan Singkat
Portofolio biasanya disertai dengan bagian perkenalan diri secara singkat yang meliputi nama, riwayat pengalaman, pendidikan, dan bidang yang diminati..
Menyertakan bagian ini akan memudahkan perekrut dalam melihat informasi pribadi dan semua detail diri yang dibutuhkan.
4. Paparkan Pencapaian Kerja
Bagian ini sangat penting untuk memperlihatkan hasil kerja dan membangun personal branding kamu. Kamu dapat menampilkan pencapaian kerja sebanyak-banyaknya yang relevan terkait bidang yang sedang kamu lamar.
Kira-kira kamu dapat memaparkan contoh pencapaian kerja seperti ini:
5. Perlihatkan Pengalaman dan Skill
Setelah memaparkan hasil pencapaian kerja, kamu dapat memperlihatkan pengalaman dan skill yang kamu miliki dalam bidang kerja yang relevan seperti ini:
Dengan menyertakan semua informasi ini dalam portofolio, kamu meningkatkan peluang untuk menarik minat pembaca terhadap portofolio kamu.
6. Tunjukkan Hasil Karya Terbaik
Sebagai tempat dokumentasi hasil karya dan kerja, kamu dapat menunjukkan hasil karya terbaikmu sebanyak-banyaknya di dalam portofolio.
Hal ini tentu saja dapat membuktikan jika kamu memang ahil dan relevan dalam bidang pekerjaan yang kamu tekuni.
7. Testimoni
Untuk meningkatkan kualitas karyamu, pastikan untuk menyertakan testimoni dari orang lain. Ini penting agar pembaca dapat memastikan bahwa portofolio kamu didasarkan pada data nyata dan bukan sekadar hasil imajinasi. Sertakan testimoni secara jelas dari klien yang pernah menggunakan jasamu dan, jika perlu, cantumkan juga kontak mereka.
Baca Juga: 10 Tips Membuat CV Fresh Graduate Beserta Contohnya
Contoh Portofolio
Seperti yang telah dibahas di atas, portofolio memiliki berbagai macam jenis dan tujuan dalam pembuatannya.
Nah berikut ini beberapa contoh portofolio yang dapat kamu gunakan sebagai bahan referensi pembuatan.
Contoh Portofolio Document-Based
Portofolio pada umumnya dibuat dalam bentuk dokumen dengan format PDF. Berikut beberapa contohnya.
1. Contoh Portofolio Fotografer
2. Contoh Portofolio Desainer Grafis
3. Contoh Portofolio Travel Blogger
4. Contoh Portofolio Arsitektur
Contoh Portofolio Website-based
Sekarang ini, banyak juga orang yang membuat portofolio melalui website, entah itu dengan membeli domain, atau memanfaatkan website builder seperti Wix dan Webflow.
Hal ini karena portofolio berbasis website dianggap lebih kredibel, praktis, dan efektif untuk menunjukkan keterampilan seseorang.
Berikut beberapa contohnya.
1. Contoh Portofolio Product Designer
2. Contoh Portofolio Desainer
3. Contoh Portofolio UI/UX Designer
Nah, bagaimana, apakah sekarang kamu sudah lebih mengerti tentang portofolio serta fungsi, contoh, dan cara membuatnya?
Singkatnya, portofolio adalah sebuah dokumen yang berisi kumpulan karya seseorang, disusun secara rapi dan menarik untuk menampilkan kemampuan dan kualitas diri.
Sebelum membuat portofolio, kamu dapat menyiapkan CV terlebih dahulu sebagai pelengkap dokumen untuk melamar kerja.
Kemudian, review hasilnya dengan AI CV analyzer dari Dealls yang akan menilai dan memberikan saran perbaikan pada 12 aspek dalam CV.
Jika sudah, selanjutnya kamu dapat coba lamar ke berbagai perusahaan ternama di Dealls. Ada lebih dari 2000 loker terbaru setiap harinya untuk beragam posisi.
Yuk, unduh aplikasi Dealls sekarang juga melalui App Store atau Play Store dan raih karier impianmu!