User journey adalah data penting yang menggambarkan tahapan pengalaman pengguna saat berinteraksi dengan suatu produk, mulai dari menemukan hingga menggunakannya.
Selama produk masih digunakan, selalu ada peluang untuk perbaikan. Melalui user journey, desainer dan perusahaan dapat mengidentifikasi kekurangan produk serta menemukan cara untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
Lantas, apa itu user journey? Bagaimana perannya bagi perusahaan? Semua jawabannya sudah terangkum dalam artikel ini! Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Apa Itu User Journey?
Menurut laman Experience UX, user journey adalah perjalanan yang ditempuh pengguna untuk mencapai tujuan mereka saat menggunakan suatu produk atau layanan digital.
User journey digunakan dalam desain untuk mengidentifikasi berbagai cara agar pengguna dapat mencapai tujuan mereka dengan cepat dan mudah.
Singkatnya, user journey merupakan gambaran berbagai skenario tentang bagaimana pengguna berinteraksi dengan produk yang telah kamu desain, yang kemudian dituangkan dalam sebuah peta.
Melalui peta ini, perusahaan dapat memahami bagaimana pengguna menemukan, memutuskan untuk menggunakan, hingga menyelesaikan penggunaan produk dan merasakan manfaatnya secara menyeluruh.
Mengapa User Journey Penting untuk Digunakan?
Terdapat beberapa alasan mengapa user journey sangat penting, baik bagi desainer maupun perusahaan. Berikut adalah manfaat utama dari user journey:
1. Bagi Desainer
User journey membantu desainer dalam berbagai aspek, terutama dalam menghemat waktu dan memperjelas proses desain. Selain itu, beberapa manfaat user journey bagi desainer antara lain:
a. Mengkomunikasikan Keputusan Desain kepada Pemangku Kepentingan
Sebagai dokumen yang terstruktur, user journey dapat digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan UX suatu produk kepada stakeholder.
b. Memprioritaskan Fitur yang Paling Penting
Dengan memahami tugas utama pengguna, desainer dapat menentukan persyaratan fungsional yang mendukung pengalaman pengguna. Ini membantu tim produk dalam menyusun versi baru produk dengan lebih efisien.
2. Bagi Perusahaan
Selain bagi desainer, user journey juga memberikan manfaat strategis bagi perusahaan, yaitu:
a. Mengubah Perspektif Perusahaan
User journey mencerminkan pengalaman pengguna secara menyeluruh. Dengan memahami perjalanan pengguna, perusahaan dapat menyusun strategi pengalaman pengguna yang lebih baik, serta menciptakan visi bersama di seluruh organisasi.
b. Mendorong Kolaborasi Lintas Divisi
Karena user journey mencakup seluruh interaksi pengguna, dokumen ini dapat menjadi alat untuk meningkatkan komunikasi antar departemen.
Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, perusahaan dapat mendorong diskusi dan kerja sama yang lebih efektif dalam menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik
Tahapan dan Elemen User Journey
Berikut adalah tahapan user journey menurut laman Figma.
1. Awareness (Kesadaran)
Pada tahap ini, pengguna pertama kali mengetahui produk atau layanan yang kamu tawarkan.
Sebagai desainer, kamu perlu memastikan bahwa kesan pertama yang diberikan positif dan menarik agar pengguna tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut.
2. Consideration (Pertimbangan)
Di tahap ini, pengguna mulai mencari informasi lebih lanjut tentang produkmu serta membandingkannya dengan produk atau layanan lain.
Sebagai desainer, kamu perlu memastikan bahwa informasi yang tersedia jelas, menarik, dan relevan agar dapat meyakinkan calon pengguna.
3. Decision (Keputusan)
Pada tahap ini, pengguna mulai mempertimbangkan apakah akan menggunakan produkmu atau tidak. Mereka mungkin akan:
- Mengunjungi toko aplikasi dan membaca ulasan.
- Membandingkan fitur dan harga dengan kompetitor.
- Mengalami keraguan jika ada faktor negatif, seperti harga yang mahal atau ulasan yang kurang baik.
4. Purchase (Pembelian)
Di tahap ini, pengguna membeli atau mulai menggunakan produk. Jika proses ini berjalan lancar, maka pengalaman pengguna akan positif.
Namun, jika terdapat kendala seperti proses pembayaran yang rumit atau onboarding yang tidak jelas, pengalaman mereka bisa berubah menjadi negatif.
5. Retensi
Tahap ini berfokus pada usaha mempertahankan pengguna agar terus menggunakan produk atau layanan. Sebagai UX designer, kamu perlu menganalisis masukan dan data pengguna untuk melakukan perbaikan.
Salah satu cara mempertahankan pengguna adalah dengan mengirimkan email tindak lanjut, seperti, penawaran layanan premium atau fitur eksklusif program loyalitas atau diskon khusus.
Namun, jika email terlalu sering dikirim, pengguna bisa merasa terganggu dan justru menganggapnya sebagai spam.
Nah, beberapa tahapan ini juga termasuk dalam elemen user journey, seperti awareness (kesadaran), consideration (pertimbangan), dan retention (retensi).
Selain itu, terdapat elemen penting lainnya dalam user journey, yaitu:
- Adoption (adopsi), yaitu tahap di mana pengguna memutuskan untuk menggunakan produk.
- Advocacy (advokasi), yaitu ketika pengguna merasa sangat puas dengan pengalaman mereka hingga merekomendasikan produk kepada orang lain.
Memahami setiap tahapan ini membantu perusahaan dalam menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik dan meningkatkan loyalitas pelanggan
Cara Membuat User Journey
Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk menyusun user journey, yaitu:
1. Menentukan Tujuan dan Goals Produk
Mulailah dengan menetapkan tujuan produk yang ingin dibuat, termasuk manfaat yang ditawarkan serta siapa target penggunanya.
2. Membuat Persona Pengguna
Buatlah persona pengguna berdasarkan data dan informasi mengenai target user. User persona ini akan membantu memahami pola, perilaku, serta kebutuhan pengguna terhadap produk.
3. Membuat Beberapa Skenario
Setiap pengguna memiliki cara yang berbeda dalam menemukan dan menggunakan produk. Oleh karena itu, buatlah berbagai skenario interaksi pengguna, mulai dari skenario ideal hingga skenario terburuk.
4. Identifikasi Masalah dan Kendala
Identifikasi kemungkinan masalah atau kendala yang bisa dihadapi pengguna, baik dalam penggunaan produk saat ini maupun dalam proses pengembangannya.
5. Lakukan Riset dengan Data yang Realistis
Lakukan riset pengguna melalui survei, wawancara, atau analisis data untuk mendapatkan wawasan yang lebih realistis mengenai pengalaman dan kebutuhan mereka.
6. Implementasikan Perubahan dan Pengembangan
Setelah mengumpulkan data dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan perubahan atau pengembangan produk berdasarkan temuan riset.
Contoh User Journey
Agar lebih memahami konsep user journey, berikut adalah beberapa contoh yang bisa dijadikan referensi.
Sumber: User Pilot Team
Pada gambar di atas, terdapat tahapan-tahapan yang dilalui pengguna saat menggunakan layanan yang kamu sediakan.
Dengan menyajikan user journey dalam bentuk visual, kamu dapat lebih mudah memahami berbagai elemen yang ada di dalamnya, seperti:
- Objectives → Tujuan yang ingin dicapai pengguna saat menggunakan produk.
- Needs → Kebutuhan pengguna dalam setiap tahap perjalanan mereka.
- Feelings → Emosi atau pengalaman pengguna pada setiap tahapan.
- Barriers → Kendala atau tantangan yang mungkin mereka hadapi selama proses penggunaan.
Dengan memahami elemen-elemen ini, kamu dapat mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan mengoptimalkan produk atau layananmu.
Baca juga: 15 Software Desain Grafis Terbaik: Opsi Gratis Hingga Premium!
Itulah pembahasan mengenai user journey yang perlu kamu pahami. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa menjadi referensi ke depannya!
Jika kamu tertarik berkarier di bidang UI/UX, kamu bisa menemukan berbagai lowongan kerja UI/UX di Dealls.
Di sini, kamu berkesempatan mendapatkan peluang kerja dari berbagai perusahaan ternama, baik swasta maupun BUMN.
Tingkatkan peluang diterima di perusahaan impian dengan ATS-Checker dari Dealls! Dengan fitur ini, kamu bisa mengecek apakah CV-mu sudah sesuai dengan lowongan pekerjaan yang ingin kamu lamar.
Yuk, kembangkan karier terbaikmu bersama Dealls!
Sumber:
Why All UX Designers Should Be Creating User Journeys, And Here’s How to Make One