Apa Itu User Persona? Ini Contoh dan Cara Membuatnya!

User persona adalah karakter semi-fiksi yang membantu perusahaan memahami kebutuhan pelanggan. Temukan cara membuat dan contoh user persona di sini!

Dealls
Ditulis oleh
Dealls February 18, 2025

Tahukah kamu kalau memahami pengguna adalah kunci dalam menciptakan produk atau layanan yang sukses? Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menggunakan user persona.

User persona membantu bisnis mengenali kebutuhan, motivasi, dan tantangan pengguna dengan lebih jelas sehingga produk yang ditawarkan bisa lebih tepat sasaran.

Lalu, apa sebenarnya user persona? Di artikel ini, Dealls akan membahas pengertian user persona, cara membuat, serta contohnya. Simak selengkapnya di sini!

Apa Itu User Persona?

User persona adalah karakter fiktif yang dibuat untuk mewakili tipe pelanggan yang menggunakan produk atau layanan suatu perusahaan. 

Meskipun tidak nyata, user persona dibuat berdasarkan data dan observasi nyata mengenai kelompok pelanggan tertentu. 

Dengan memahami user persona, perusahaan dapat lebih fokus dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dan mengembangkan strategi yang lebih efektif. Berikut adalah contoh user persona. 

apa itu user persona

Contoh user persona | Sumber: Konrad

Dilansir dari Mailchimp, user persona harus mencakup beberapa komponen utama yang membantu menggambarkan karakteristik pengguna, seperti:

  • Siapa mereka? User persona harus mencerminkan siapa pengguna tersebut. Misalnya, seseorang yang membeli komputer baru bisa jadi adalah pekerja remote.
  • Apa tujuan utama mereka? Tujuan pengguna bergantung pada alasan mereka membeli/menggunakan produk. Misalnya, pekerja remote mungkin membeli komputer untuk mengirim email atau mengerjakan job desk mereka.
  • Apa masalah atau tantangan mereka? Pain points adalah hambatan yang dihadapi pengguna dalam mencapai tujuannya. Contohnya, pekerja remote mungkin membutuhkan software khusus yang hanya kompatibel dengan jenis komputer tertentu.

Perlu diingat meskipun pengguna memakai produk yang sama, bisa jadi mereka memiliki alasan dan kebutuhan yang berbeda. 

Misalnya, seseorang bisa membeli komputer untuk bekerja, sementara yang lain membelinya untuk keperluan pribadi. Oleh karena itu, user persona harus dibuat berdasarkan data, bukan asumsi semata, agar lebih akurat dan relevan.

Manfaat User Persona

Menerapkan user persona dalam strategi bisnis memberikan banyak keuntungan yang dapat mendukung kesuksesan produk dan layanan. 

Berikut beberapa manfaat utama yang bisa kamu dapatkan dari menggunakan user persona dalam bisnis.

1. Memahami Audiens Lebih Baik

User persona membantu perusahaan memahami siapa pelanggan mereka, apa yang mereka butuhkan, dan apa yang memotivasi mereka. 

Dengan informasi ini, perusahaan dapat menciptakan produk dan layanan yang lebih relevan dan sesuai dengan keinginan pasar.

2. Mengoptimalkan Pengalaman Pengguna

Dengan mengetahui pain points dan harapan pengguna, perusahaan dapat meningkatkan pengalaman pengguna (user experience) secara keseluruhan. 

Produk atau layanan dapat dirancang untuk memecahkan masalah yang dihadapi pengguna dengan lebih efektif.

3. Menyesuaikan Strategi Pemasaran

Selain kedua alasan di atas, user persona membantu perusahaan menyesuaikan strategi pemasaran mereka dengan lebih tepat sasaran. 

Dengan memahami perilaku dan kebiasaan pengguna, perusahaan dapat membuat konten ataupun campaign yang lebih menarik serta efektif dalam menarik audiens yang diinginkan.

4. Meningkatkan Kolaborasi Tim

User persona juga memfasilitasi komunikasi yang lebih baik antar tim dalam perusahaan.

Sebab, dengan memiliki pemahaman yang sama tentang siapa pengguna yang ditargetkan, tim desain, pemasaran (marketing), dan pengembangan produk (product development) dapat bekerja lebih sinergis dalam menciptakan solusi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

5. Mengurangi Risiko Kesalahan

Dengan memiliki user persona yang jelas, perusahaan dapat menghindari kesalahan dalam mengembangkan produk atau layanan. 

Sebab, user persona memberikan arah yang lebih jelas sehingga tim dapat menghindari pengembangan produk yang tidak relevan dengan kebutuhan pasar.

Perbedaan User Persona dan Buyer Persona

apa itu user persona

Perbedaan user persona dan buyer persona | Sumber: Mail Chimp

Meskipun sering dianggap sama, user persona dan buyer persona memiliki fokus yang berbeda dalam strategi pemasaran dan pengembangan produk.

User persona mewakili orang yang menggunakan produk atau layanan. Fokusnya adalah pada pengalaman pengguna, kebutuhan, dan tantangan yang mereka hadapi saat menggunakan produk.

Sementara itu, buyer persona mewakili orang yang membuat keputusan pembelian. Mereka mungkin tidak menggunakan produk secara langsung, tetapi memiliki pengaruh besar dalam menentukan apakah produk tersebut layak untuk dibeli.

Komponen User Persona

apa itu user persona

Buyer persona worksheet | Sumber: Make:Iterate

User persona memuat beberapa komponen yang bisa membantu tim untuk lebih memahami audiens target mereka. 

Setiap elemen ini memberi gambaran lebih jelas tentang siapa pengguna, apa yang mereka butuhkan, dan bagaimana mereka berinteraksi dengan produk atau layanan. 

Berikut adalah elemen-elemen yang umum ada dalam user persona.

1. Nama dan Demografi

Di bagian ini, kamu bisa menyertakan informasi demografis seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, lokasi, tingkat pendidikan, dan status keluarga. Kamu juga bisa memberikan nama fiktif agar user persona lebih mudah dipahami.

Misalnya, “Sarah, 28 tahun, seorang marketing manager yang tinggal di Jakarta". Hal ini membantu tim untuk lebih memahami siapa persona tersebut dalam konteks kehidupan nyata.

2. Tujuan dan Motivasi

Selanjutnya, ada tujuan dan motivasi. Bagian ini menjelaskan apa yang ingin dicapai oleh persona dengan menggunakan produk atau layanan yang kamu tawarkan. 

Apa tujuan utama mereka? Apakah mereka ingin menyelesaikan masalah, meningkatkan efisiensi, atau mencari hiburan? Dengan memahami motivasi mereka, kamu bisa menciptakan solusi yang lebih tepat. 

Misalnya, "Sarah menggunakan aplikasi produktivitas untuk membantu mengatur jadwal kerjanya yang padat".

3. Pain Points (Masalah yang Dihadapi)

Apa itu pain pointsPain points adalah tantangan atau hambatan yang dihadapi persona dalam mencapai tujuan mereka. Ini bisa berupa frustrasi yang mereka alami saat menggunakan produk yang ada atau kesulitan dalam menyelesaikan tugas tertentu. 

Dengan memahami pain points, kamu bisa menyesuaikan produk atau layanan agar lebih mudah digunakan dan lebih efektif. 

Contoh: "Sarah kesulitan mencari aplikasi yang dapat mengatur jadwal tim dan project secara efisien".

4. Perilaku dan Kebiasaan

Di bagian ini, deskripsikan bagaimana persona berinteraksi dengan produk atau layanan, serta kebiasaan mereka dalam menggunakan teknologi dan media sosial. 

Misalnya, apakah mereka lebih sering mengakses produk lewat ponsel atau desktop? Apakah mereka terbiasa mencari ulasan sebelum membeli produk? Kebiasaan ini penting untuk memahami preferensi pengguna. 

Contoh: "Sarah lebih suka menggunakan aplikasi di ponsel dan sering mencari ulasan produk di media sosial sebelum membuat keputusan".

5. Kebutuhan dan Harapan

Komponen ini menjelaskan apa yang persona harapkan dari produk atau layanan yang digunakan. 

Apa yang mereka butuhkan untuk memecahkan masalah mereka? Apakah mereka menginginkan kecepatan, kemudahan penggunaan, atau hal lainnya?

Nah, dengan memahami kebutuhan dan harapannya, kamu bisa menyusun fitur atau layanan yang sesuai dengan keinginan mereka. 

Contoh: "Sarah menginginkan aplikasi yang memungkinkan dia mengatur proyek secara fleksibel, dapat diakses tim secara real-time, dan memiliki integrasi dengan aplikasi lain".

6. Sumber Informasi

Terakhir, ada sumber informasi!

Sumber informasi menjelaskan dari mana persona mendapatkan informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan. Apakah mereka lebih suka mencari informasi melalui teman, ulasan online, atau media sosial? 

Komponen ini dapat membantu tim dalam menentukan kanal komunikasi dan strategi pemasaran yang tepat. 

Contoh: "Sarah sering mencari referensi aplikasi melalui YouTube atau grup diskusi profesional di LinkedIn".

Cara Membuat User Persona yang Tepat

Membuat user persona yang tepat adalah langkah penting untuk memahami audiensmu dan memastikan produk atau layanan yang kamu tawarkan sesuai dengan kebutuhan mereka. 

Berikut adalah langkah-langkah yang bisa kamu ikuti untuk membuat user persona yang efektif.

1. Lakukan Riset Pengguna 

Bagaimana cara menemukan persona pengguna? Nah, langkah pertama yang dapat kamu lakukan adalah melakukan riset dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber. 

Kamu bisa melakukan wawancara langsung dengan pelanggan, mengirim survei untuk mengumpulkan pendapat mereka, atau menganalisis data yang sudah ada, seperti feedback di media sosial atau review produk. 

Selain itu, Google Analytics juga bisa memberi kamu insight tentang bagaimana pengunjung berinteraksi dengan situs web atau aplikasi. Riset ini penting untuk memahami siapa pengguna sebenarnya dan apa yang mereka butuhkan.

2. Identifikasi Pola dan Segmentasi Pengguna 

Setelah mengumpulkan data, langkah selanjutnya adalah mencari pola atau kesamaan dalam perilaku, kebiasaan, dan karakteristik pengguna. 

Misalnya, kamu bisa menemukan kalau sebagian besar pengguna berusia 25–35 tahun, lebih sering mengakses produk lewat ponsel, dan membutuhkan fitur tertentu dalam produk. 

Dengan cara ini, kamu bisa membagi pengguna dalam beberapa kelompok berdasarkan kesamaan yang ada, seperti demografi atau kebutuhan spesifik.

3. Buat Profil User Persona 

apa itu user persona

Contoh profil user persona | Sumber: Blitz Llama

Setelah mengidentifikasi segmen pengguna, buatlah profil untuk setiap persona yang mewakili kelompok tersebut. 

Sebagaimana telah dijelaskan dalam komponen user persona di atas, profil ini harus mencakup informasi berikut:

  • Nama dan demografi. Buat nama fiktif untuk setiap persona agar lebih mudah dipahami. Cantumkan usia, pekerjaan, jenis kelamin, pendidikan, lokasi, dan informasi lainnya yang relevan.
  • Tujuan dan motivasi. Jelaskan tujuan utama persona dalam menggunakan produk atau layanan. Apa yang ingin mereka capai? Misalnya, mereka ingin lebih produktif dalam bekerja, atau mencari hiburan dan relaksasi.
  • Pain Points (masalah yang dihadapi). Apa tantangan atau masalah yang mereka hadapi saat menggunakan produk atau layanan? Ini bisa berupa kesulitan dalam mengoperasikan produk, atau kurangnya fitur tertentu yang mereka butuhkan.
  • Perilaku dan kebiasaan. Jelaskan bagaimana persona berinteraksi dengan produk atau layanan. Apakah mereka lebih suka menggunakan aplikasi di ponsel atau desktop? Apakah mereka sering mencari informasi melalui media sosial?

4. Gunakan Data Nyata 

Agar user persona yang dibuat lebih akurat, pastikan informasi yang digunakan berasal dari data yang valid. 

Misalnya, jika persona menganggap fitur tertentu penting, pastikan bahwa fitur tersebut memang banyak dicari oleh pelanggan di riset atau survei yang sudah dilakukan. 

Jika perlu, tambahkan kutipan langsung dari pengguna yang telah diwawancarai atau statistik untuk memperkuat kredibilitas persona.

5. Uji dan Perbarui Secara Berkala 

Perlu diketahui kalau user persona bukanlah hal yang statis. 

Audiens dan tren pasar bisa berubah, penting untuk secara berkala menguji dan memperbarui persona yang sudah dibuat. 

Misalnya, jika ada perubahan signifikan dalam cara pengguna berinteraksi dengan produk atau ada feedback baru dari pelanggan, revisi persona agar tetap relevan dan efektif.

Contoh User Persona

Dengan membuat user persona, kamu bisa mengetahui siapa pengguna produkmu, apa kebutuhan mereka, serta bagaimana mereka berinteraksi dengan layanan yang kamu tawarkan.

Namun, seperti apa sebenarnya user persona itu? Berikut beberapa contoh user persona yang bisa dijadikan referensi.

Contoh User Persona #1

Nama Persona: Sarah
Usia: 28 tahun
Pekerjaan: Manajer Pemasaran
Lokasi: Jakarta, Indonesia
Status: Menikah, tanpa anak

Tentang Sarah

Sarah adalah seorang marketing manager yang bekerja di perusahaan digital marketing. Ia tinggal di Jakarta dan sering berurusan dengan banyak proyek dan tim di berbagai zona waktu. Sebagai wanita muda yang ambisius, Sarah ingin selalu berprogres dalam kariernya, tetapi ia sering merasa kewalahan dengan banyaknya tugas yang perlu dia atur.

Tujuan Sarah

  • Tujuan Utama: Mengelola waktu dan pekerjaan dengan lebih efisien.
  • Motivasi: Sarah ingin memiliki tools yang memudahkan ia mengatur jadwal pekerjaan dan timnya sehingga Sarah bisa lebih fokus dan produktif.

Masalah yang Dihadapi

  • Jadwal Tim yang Berbeda: Sarah kesulitan menyinkronkan jadwal tim yang bekerja di lokasi yang berbeda.
  • Tugas Menumpuk: Tugas yang banyak membuat Sarah kadang lupa dengan deadline yang mendekat.
  • Sulit Berkolaborasi: Aplikasi yang dia pakai tidak mendukung kolaborasi tim secara langsung.

Perilaku Sarah

  • Platform yang Digunakan: Sarah sering menggunakan aplikasi di ponsel dan kadang di laptop saat butuh bekerja lebih fokus.
  • Cara Mencari Informasi: Sebelum memilih produk atau aplikasi, Sarah suka membaca ulasan di internet dan meminta saran dari teman-temannya.

Kebutuhan Sarah

  • Kebutuhan: Sarah butuh aplikasi yang membantu mengatur jadwal dan tim dengan mudah, serta memungkinkan kolaborasi secara real-time.
  • Harapan: Sarah ingin aplikasi yang sederhana dan mudah digunakan, dengan pengingat tugas dan terintegrasi dengan kalender dan email.

Contoh User Persona #2

Nama: Fadil Pratama

Usia: 27 tahun

Pekerjaan: Freelancer Desain Grafis

Lokasi: Jakarta

Latar Belakang

Fadil adalah seorang desainer grafis lepas yang sering bekerja dari kafe atau co-working space. Ia menerima proyek dari klien lokal maupun internasional melalui platform freelance.

Tujuan & Motivasi

  • Meningkatkan produktivitas dengan aplikasi yang bisa membantunya mengatur jadwal dan komunikasi dengan klien.
  • Memiliki perangkat yang mendukung pekerjaan desain dengan spesifikasi tinggi.

Tantangan (Pain Points)

  • Sulit mengelola banyak proyek sekaligus tanpa alat manajemen yang efektif.
  • Koneksi internet yang tidak stabil sering menghambat pekerjaannya.

Preferensi & Perilaku

  • Aktif di media sosial untuk mencari inspirasi desain dan berjejaring dengan komunitas kreatif.
  • Lebih memilih software yang mudah diakses di berbagai perangkat.

Contoh User Persona #3

apa itu user persona

Contoh user persona | Sumber: Wow Makers

Contoh User Persona #4

apa itu user persona

Contoh user persona | Sumber: Just In Mind

Contoh User Persona #5

apa itu user persona

Contoh user persona | Sumber: CareerFoundry

Baca Juga: Apa Itu Content Marketing? Ini Arti dan Contoh Strateginya 

Demikian penjelasan mengenai apa itu user persona, mulai dari definisi, komponen yang perlu ada, hingga bagaimana cara membuat dan contohnya. 

call to action apply job di Dealls

Tertarik untuk berkarir di dunia digital marketing atau product development? Di Dealls, tersedia lebih dari 2.000 lowongan kerja terbaru dari perusahaan ternama di Indonesia. Temukan peluang karier yang sesuai dengan minat dan keahlianmu!

Jika kamu masih bingung menentukan arah karier, manfaatkan program mentoring dari career mentor profesional yang siap membimbingmu. 

Jangan lupa juga untuk memaksimalkan CV kamu dengan menggunakan CV ATS Checker agar semakin menarik di mata perusahaan.

Raih peluang kerja terbaik dan wujudkan karier impianmu bersama Dealls!

Sumber:

How to Create a User Persona: Tips and Examples | Mailchimp

Tips Pengembangan Karir
Bagikan

Lamar ke Lowongan Kerja Terbaru Setiap Harinya