Mau sukses dalam dunia kerja? Memahami training kerja adalah langkah awal yang penting.
Banyak perusahaan menerapkan program pelatihan bagi karyawan baru agar mereka bisa beradaptasi dengan budaya kerja dan tugas yang diberikan.
Nah, artikel ini akan membantumu memahami apa itu training kerja, tujuannya, jenis-jenisnya, serta jawaban dari pertanyaan umum seputar pelatihan kerja. Yuk, simak sampai selesai!
Apa Itu Training Kerja?
Training kerja adalah proses pelatihan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan baru atau yang sudah bekerja guna meningkatkan keterampilan, produktivitas, dan pemahaman terhadap tugas mereka.
Pelatihan ini bertujuan untuk memastikan bahwa karyawan memiliki keahlian yang sesuai dengan standar perusahaan sehingga mereka dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Setiap perusahaan memiliki sistem pelatihan yang berbeda, tergantung pada bidang industri, posisi pekerjaan, serta kebutuhan organisasi.
Dengan adanya pelatihan kerja, karyawan dapat lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja dan meningkatkan performa mereka di tempat kerja.
Tujuan Training Kerja
Setiap perusahaan menerapkan pelatihan kerja dengan berbagai tujuan. Berikut adalah beberapa tujuan pelatihan kerja yang umumnya diterapkan di dunia industri:
1. Meningkatkan Keterampilan dan Kompetensi
Pelatihan kerja membantu karyawan dalam memahami tugas dan tanggung jawab mereka dengan lebih baik. Dengan pembekalan yang tepat, mereka bisa bekerja lebih efektif.
2. Meningkatkan Produktivitas
Karyawan yang terlatih dengan baik akan lebih produktif, karena mereka memahami cara kerja yang benar dan lebih cepat dalam menyelesaikan tugasnya.
3. Meningkatkan Kualitas Pekerjaan
Dengan pelatihan yang baik, kesalahan dalam pekerjaan dapat diminimalkan, sehingga hasil pekerjaan lebih berkualitas dan sesuai dengan standar perusahaan.
4. Meningkatkan Motivasi dan Kepuasan Kerja
Karyawan yang merasa didukung dalam pengembangan keterampilannya akan lebih termotivasi dan memiliki loyalitas yang lebih tinggi terhadap perusahaan.
5. Mempersiapkan Karyawan untuk Jabatan Lebih Tinggi
Pelatihan kerja tidak hanya untuk pemula, tetapi juga membantu karyawan yang ingin naik jabatan dengan membekali mereka keterampilan kepemimpinan dan manajerial.
Contoh Training Kerja
Ada berbagai jenis training kerja yang bisa diterapkan di perusahaan, tergantung pada kebutuhan dan bidang industri. Berikut beberapa jenis pelatihan kerja yang umum digunakan:
1. On-the-Job Training (Pelatihan di Tempat Kerja)
Pelatihan ini dilakukan langsung di tempat kerja, di mana karyawan belajar melalui pengalaman langsung dalam menjalankan tugas mereka.
2. Off-the-Job Training (Pelatihan di Luar Tempat Kerja)
Biasanya dilakukan di luar lingkungan kerja, seperti seminar, workshop, atau pelatihan khusus yang diberikan oleh lembaga pelatihan.
3. Pelatihan Teknis
Digunakan untuk meningkatkan keterampilan teknis tertentu, seperti penggunaan perangkat lunak, alat industri, atau teknologi terbaru dalam pekerjaan.
4. Pelatihan Soft Skills
Berfokus pada pengembangan keterampilan non-teknis, seperti komunikasi, kepemimpinan, dan kerja tim.
5. Pelatihan Manajerial
Ditujukan untuk karyawan yang akan atau telah menduduki posisi manajerial, seperti management trainee, guna meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan pengambilan keputusan.
6. Pelatihan Keamanan dan Keselamatan Kerja
Sangat penting terutama di industri yang memiliki risiko tinggi, seperti manufaktur dan konstruksi, untuk memastikan keselamatan kerja.
FAQ tentang Training Kerja
1. Apakah Training Kerja Sudah Pasti Diterima?
Tidak selalu. Beberapa perusahaan menggunakan training kerja sebagai tahap seleksi sebelum karyawan diterima secara resmi.
Jika peserta tidak memenuhi standar yang diharapkan, mereka bisa saja tidak lolos ke tahap berikutnya.
2. Apakah Training Kerja Digaji?
Seharusnya setiap karyawan yang ada pada masa training harus digaji dikarenakan hal ini tertuang pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 60 ayat 2.
Jika yang dimaksud masa training adalah probation, besaran gaji karyawan selama masa ini ditentukan oleh perusahaan, tetapi tidak boleh lebih rendah dari upah minimum daerah setempat. Perusahaan yang transparan biasanya akan menginformasikan jumlah gaji ini saat wawancara.
Beberapa perusahaan menerapkan kebijakan gaji sebesar 70%–80% dari gaji karyawan tetap. Sebagai contoh, jika gaji karyawan tetap adalah Rp10.000.000, maka selama masa probation, karyawan bisa menerima antara Rp7.000.000 hingga Rp8.000.000.
Untuk memahami lebih lanjut, berikut adalah contoh perhitungan gaji bersih seorang karyawan dalam masa probation.
Budi bekerja sebagai Digital Marketing Specialist di sebuah perusahaan teknologi dan masih dalam masa probation. Ia merupakan karyawan lajang tanpa tanggungan, dengan gaji selama probation sebesar Rp7.500.000 per bulan.
Karena gaji Budi melebihi Rp4.500.000, maka dikenakan pajak penghasilan (PPh 21). Berikut perhitungannya:
- Gaji bulanan: Rp7.500.000
- Biaya jabatan (5% dari gaji): Rp7.500.000 x 5% = Rp375.000
- Gaji bersih per bulan: Rp7.500.000–Rp375.000 = Rp7.125.000
- Gaji bersih setahun: 12 x Rp7.125.000 = Rp85.500.000
- Penghasilan Kena Pajak (PKP): Rp85.500.000–Rp54.000.000 = Rp31.500.000
- PPh 21 terutang: 5% x Rp31.500.000 = Rp1.575.000
- PPh 21 per bulan: Rp1.575.000 / 12 = Rp131.250
Dengan demikian, gaji bersih yang diterima Budi setiap bulan adalah Rp7.500.000–Rp131.250 = Rp7.368.750.
3. Berapa Lama Proses Training Kerja?
Durasi pelatihan kerja sangat bervariasi tergantung pada jenis pelatihan, jenis pekerjaan dan kebijakan perusahaan. Biasanya, pelatihan kerja berlangsung antara beberapa hari hingga beberapa bulan.
Jika yang dimaksud adalah training sebagai masa probation, hal ini diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 60 ayat (1). Pasal ini mengatur bahwa masa percobaan kerja atau probation untuk karyawan dengan perjanjian kerja waktu tidak tentu (PKWTT) dapat maksimal 3 bulan.
4. Apa Saja Aspek yang Dinilai Saat Training Kerja?
Selama pelatihan kerja, perusahaan biasanya menilai beberapa aspek berikut:
- kemampuan teknis sesuai dengan tugas yang diberikan;
- kedisiplinan dan etika kerja;
- kemampuan beradaptasi dan bekerja dalam tim;
- motivasi dan inisiatif dalam belajar;
- kepatuhan terhadap aturan dan kebijakan perusahaan.
Training kerja merupakan bagian penting dalam dunia profesional yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kesiapan karyawan dalam menjalankan tugas mereka. Dengan memahami berbagai jenis dan tujuan pelatihan kerja, kamu bisa lebih siap menghadapi dunia kerja dengan percaya diri.
Tertarik untuk mendapatkan pengalaman kerja yang lebih profesional? Yuk, lamar kerja di Dealls dan temukan peluang karier terbaik untukmu!
Sumber: