Magang atau internship biasanya menjadi sebuah batu loncatan untuk jenjang karier yang lebih tinggi. Umumnya, masa magang banyak dimulai ketika aktif sebagai mahasiswa.
Layaknya proses rekrutmen lainnya, interview menjadi salah satu tahapan penting dalam seleksi magang. Ini dilakukan agar rekruter dapat mengenali latar belakang yang kamu miliki.
Meski pertanyaan interview magang bermacam-macam, ada beberapa pertanyaan yang kerap kali muncul saat proses ini. Lantas, apa saja itu? Berikut Dealls rangkum contoh pertanyaan interview untuk magang.
Apa Itu Magang?
Dilansir Forbes, magang atau internship adalah kesempatan untuk mendapatkan pengalaman kerja di tingkat pemula dengan jangka waktu yang pendek. Sebagai peserta magang, kamu akan bekerja bersama tim dari divisi tertentu di suatu perusahaan. Dengan begitu, kamu dapat belajar dari para profesional berpengalaman.
Umumnya, peserta magang diberikan tugas-tugas kecil untuk mendukung proyek perusahaan yang lebih besar. Meski beberapa posisi terbuka untuk yang sudah berpengalaman, magang biasanya lebih banyak diisi oleh mahasiswa atau fresh graduate untuk mendapat pengalaman sebelum melamar posisi full time.
Contoh Pertanyaan Interview untuk Magang
Pertanyaan yang diajukan selama proses wawancara magang sangat bervariasi. Kendati demikian, ada beberapa pertanyaan yang kerap kali ditanyakan selama tahapan ini. Berikut sejumlah contoh pertanyaan interview untuk magang. Dengan begitu, kamu dapat mempersiapkan diri lebih awal.
1. Kenapa kamu tertarik dengan posisi magang ini?
Pertanyaan yang sering muncul di sebuah wawancara magang adalah alasan di balik ketertarikan kamu untuk melamar di posisi tersebut. Pertanyaan ini digunakan untuk mengukur keselarasan latar belakang dengan tujuan karier kamu ke depan.
Kamu bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan melakukan riset terlebih dahulu terhadap posisi atau perusahaan yang diinginkan. Dengan demikian, kamu dapat menunjukkan antusiasme dan alasan secara spesifik. Adapun kamu bisa menjawabnya dengan kalimat berikut ini.
“Saya sangat tertarik dengan posisi magang ini karena saya melihatnya sebagai kesempatan untuk mengembangkan keterampilan saya dalam [bidang terkait], sambil memberikan kontribusi nyata untuk perusahaan. Saya tertarik dengan visi dan misi perusahaan yang berfokus pada [nilai atau tujuan perusahaan], dan saya ingin menjadi bagian dari tim yang berusaha untuk menciptakan dampak positif di industri ini. Selain itu, saya terkesan dengan cara perusahaan ini memanfaatkan [teknologi/sosial media/strategi pemasaran], dan saya ingin belajar lebih lanjut tentang bagaimana mengintegrasikan kreativitas dengan strategi bisnis untuk mencapai hasil yang optimal. Bekerja di lingkungan yang inovatif seperti ini akan sangat membantu dalam pengembangan karier saya ke depan.”
2. Bagaimana cara kamu menghadapi tantangan?
Pertanyaan ini pada dasarnya sebuah sinyal bagi kamu untuk memberi contoh atau situasi spesifik dari pengalaman sebelumnya. Oleh karena itu, akan lebih baik jika kamu menjawabnya dengan menceritakannya menggunakan metode STAR.
Metode STAR sendiri merupakan singkatan dari situation, task, action, dan result. Lalu, seperti apa cara menjawab dengan metode STAR?
- Situation: Pada semester lalu, saya menjabat sebagai ketua panitia untuk acara seminar besar di kampus. Salah satu tantangan terbesar yang saya hadapi adalah ketika pembicara utama yang telah kami jadwalkan untuk hadir, membatalkan kehadirannya mendadak hanya beberapa hari sebelum acara.
- Task: Sebagai ketua panitia, saya bertanggung jawab untuk memastikan acara tetap berjalan lancar dan menarik bagi peserta. Saya tahu bahwa kehilangan pembicara utama bisa mengecewakan banyak orang, jadi saya harus segera mencari solusi.
- Action: Saya segera menghubungi tim saya dan bersama-sama kami melakukan brainstorming untuk mencari pembicara pengganti. Saya juga menghubungi beberapa dosen dan profesional yang memiliki jaringan luas dalam bidang tersebut. Setelah beberapa diskusi, kami berhasil mengundang pembicara lain yang ternyata sangat diminati oleh peserta. Selain itu, kami memperbarui semua materi promosi acara dan berkomunikasi dengan peserta tentang perubahan tersebut melalui berbagai saluran komunikasi.
- Result: Acara tersebut berhasil diselenggarakan dengan sukses, dengan jumlah peserta yang lebih banyak dari yang kami perkirakan. Pembicara pengganti juga mendapat respon positif dari peserta. Pengalaman ini mengajarkan saya pentingnya tetap tenang dan cepat berpikir dalam menghadapi tantangan, serta pentingnya kerja sama tim dalam menyelesaikan masalah.
Baca Juga: 11 Tips dan Contoh Perkenalan Diri Saat Interview Pasti Lolos
3. Apa pencapaian terbesar kamu?
Pertanyaan ini dapat kamu manfaatkan untuk menunjukkan sisi terbaik sebagai seorang kandidat. Pilihlah pencapaian yang benar-benar kamu banggakan, tetapi perlu diingat bahwa kamu tidak perlu melebih-lebihkan jawabannya.
Sampaikan secara spesifik terkait pencapaian kamu. Kamu juga bisa membongkar alasan di balik dipilihnya suatu momen sebagai pencapaian terbesar dengan jawaban seperti ini.
“Pencapaian terbesar saya selama kuliah adalah ketika saya berhasil memimpin tim dalam proyek penelitian untuk mata kuliah [nama mata kuliah]. Proyek ini melibatkan analisis mendalam terhadap [topik penelitian], dan kami menghadapi tantangan besar dalam mengumpulkan data yang akurat dan relevan.
Saya mengambil inisiatif untuk mengatur tugas dan mengoordinasikan anggota tim, membagi pekerjaan berdasarkan keahlian masing-masing. Saya juga bertanggung jawab untuk menyusun laporan akhir dan presentasi hasil penelitian di depan dosen dan mahasiswa lainnya. Meskipun menghadapi tekanan dari tenggat waktu yang ketat, tim kami berhasil menyelesaikan proyek dengan hasil yang sangat baik."
Proyek kami tidak hanya mendapat pujian dari dosen, tetapi juga dipresentasikan dalam seminar fakultas sebagai contoh penelitian mahasiswa yang sukses. Pencapaian ini sangat berharga bagi saya karena menunjukkan kemampuan saya dalam memimpin, bekerja sama dalam tim, dan menghadapi tantangan akademis dengan baik."
4. Bagaimana kamu mempelajari sesuatu yang benar-benar baru?
Pada dasarnya, rekruter menginginkan kandidat yang terbuka dan semangat untuk belajar hal-hal baru. Mereka tak jarang juga mencari kandidat yang bersedia menerima tugas baru demi perkembangan tim.
Kamu tentu bisa menjawab pertanyaan ini dengan menceritakan saat harus mempelajari sesuatu yang sama sekali berbeda dari bidang keahlian atau minat kamu. Lalu, fokuslah untuk memaparkan cara kamu mempelajarinya.
“Saat kuliah, saya pernah mengambil mata kuliah pilihan di bidang [bidang baru yang dipelajari], yang pada awalnya sangat asing bagi saya. Untuk mempelajari sesuatu yang benar-benar baru, saya biasanya memulai dengan membagi prosesnya menjadi beberapa langkah.
Pertama, saya melakukan riset awal untuk memahami dasar-dasarnya, menggunakan berbagai sumber seperti buku, artikel, dan video online. Saya juga aktif bertanya kepada dosen dan teman yang lebih berpengalaman di bidang tersebut.
Kedua, saya mencoba mengaplikasikan teori yang saya pelajari dalam tugas atau proyek kecil untuk memastikan saya benar-benar memahaminya. Misalnya, dalam mata kuliah [nama mata kuliah], saya berlatih dengan mengerjakan soal-soal atau studi kasus yang relevan."
Terakhir, saya bergabung dengan diskusi kelompok atau komunitas belajar untuk mendapatkan perspektif lain dan memperdalam pemahaman saya. Dengan cara ini, saya dapat mempelajari hal baru secara efektif dan merasa lebih percaya diri dalam mengaplikasikan pengetahuan tersebut ke dalam tugas-tugas yang diberikan.”
5. Kenapa kamu ingin bekerja di industri ini?
Kamu tidak perlu panik ketika mendapatkan pertanyaan ini. Sebab, rekruter hanya ingin tahu proyeksi kamu di masa depan. Melalui pertanyaan ini, kamu bisa menunjukkan keseriusan terhadap industri di posisi magang yang dilamar.
Jelaskan apa yang menjadi inspirasi untuk menggeluti industri tersebut. Selain itu, kamu dapat memberi contoh spesifik yang berkaitan dengan industri yang dipilih. Hindari untuk menjawabnya dengan memberikan alasan yang berhubungan dengan gaji atau jam kerja.
“Saya ingin bekerja di industri ini karena saya merasa sangat tertarik dengan [nama industri] dan melihat potensi besar untuk belajar dan berkembang di dalamnya. Selama kuliah, saya sering mempelajari tentang bagaimana [aspek atau tren penting dalam industri tersebut, misalnya 'teknologi digital' atau 'kreativitas dalam pemasaran'] telah mengubah cara kita hidup dan bekerja, dan hal ini sangat memotivasi saya untuk menjadi bagian dari perubahan tersebut.
Saya percaya bahwa industri ini memberikan peluang yang luas untuk inovasi dan kolaborasi, yang merupakan dua hal yang sangat saya nikmati. Saya ingin memanfaatkan kesempatan magang ini untuk mendapatkan pengalaman langsung, mengembangkan keterampilan praktis, dan berkontribusi secara nyata dalam proyek-proyek yang relevan dengan bidang ini. Selain itu, saya yakin bahwa bekerja di industri ini akan memberikan tantangan yang menarik sekaligus kesempatan untuk berkarier di masa depan.”
6. Bagaimana cara kamu membagi waktu?
Sebagai mahasiswa, pasti sering dihadapkan dengan berbagai jadwal secara bersamaan. Mulai dari jadwal kelas, kegiatan organisasi kampus, hingga magang yang akan segera dijalani.
Melalui pertanyaan ini, perekrut ingin memastikan bahwa kamu kandidat yang pas untuk dipercayai dengan tugas-tugas yang memakan waktu. Oleh karena itu, kamu bisa menyampaikan cara kamu membagi waktu berdasarkan prioritas dengan contoh jawaban seperti di bawah ini.
“Saya memahami pentingnya manajemen waktu, terutama ketika harus menyeimbangkan antara tugas akademik dan kegiatan lainnya. Biasanya, saya memulai dengan membuat daftar tugas harian dan mingguan untuk mengidentifikasi prioritas utama. Saya menggunakan alat seperti aplikasi to-do list atau kalender digital untuk merencanakan dan mengatur jadwal saya.
Selain itu, saya membagi waktu saya dengan menetapkan blok waktu khusus untuk tugas-tugas tertentu, seperti belajar, bekerja dalam tim, atau menyelesaikan proyek. Jika ada tenggat waktu yang mendekat, saya akan memprioritaskan tugas tersebut dan memastikan untuk menyelesaikannya lebih awal agar ada waktu untuk revisi jika diperlukan.”
7. Bagaimana lingkungan tim yang ideal menurut kamu?
Seorang peserta magang pastinya akan dihadapkan dengan kerja sama tim di sebuah perusahaan. Dengan demikian, perekrut tentu ingin memahami cara kamu bekerja dengan orang lain.
Apabila mendapat pertanyaan seperti ini, kamu bisa menjelaskan contoh nyata dari pengalaman kamu ketika bekerja di sebuah tim. Mulai dari pengalaman kelas, kegiatan ekstrakurikuler, volunteer, pekerjaan paruh waktu, dan masih banyak lainnya.
“Bagi saya, lingkungan tim yang ideal adalah yang mendorong kolaborasi, komunikasi terbuka, dan rasa saling mendukung di antara anggotanya. Saya percaya bahwa ketika semua anggota tim merasa nyaman untuk berbagi ide dan umpan balik, hasil kerja yang dihasilkan akan lebih kreatif dan efektif.
Contohnya, saat saya bekerja dalam tim untuk proyek kelompok di mata kuliah [nama mata kuliah], kami menghadapi tantangan dalam menyatukan ide-ide yang berbeda. Namun, karena kami memiliki budaya diskusi yang terbuka, setiap orang merasa bebas untuk menyampaikan pendapat dan mendengarkan perspektif orang lain. Kami juga membagi tugas berdasarkan kekuatan masing-masing anggota, sehingga setiap orang bisa memberikan kontribusi terbaik mereka.
Hasilnya, kami berhasil menyelesaikan proyek dengan sangat baik, bahkan mendapat pujian dari dosen. Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa lingkungan tim yang ideal adalah yang menghargai kontribusi setiap anggota dan mendorong kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Saya yakin bisa berkontribusi secara positif dalam tim dengan pendekatan ini selama magang.”
8. Kenapa kamu menjadi kandidat yang cocok untuk magang ini?
Selama wawancara magang, kamu mungkin akan diminta untuk membahas kelebihan atau keterampilan yang sesuai dengan posisi tersebut. Dengan begitu, rekruter mampu melihat kecocokannya dengan posisi yang dipilih.
Pastikan untuk riset terlebih dahulu mengenai kualifikasi yang dibutuhkan. Selanjutnya, kamu dapat menyorot keterampilan dan kelebihan yang dimiliki.
“Saya percaya bahwa saya adalah kandidat yang cocok untuk magang ini karena kombinasi dari keterampilan, pengalaman, dan motivasi yang saya miliki sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Selama kuliah, saya telah aktif terlibat dalam berbagai proyek yang mengasah kemampuan saya dalam [bidang yang relevan, misalnya 'content creation', 'analisis data', atau 'komunikasi'].
Sebagai contoh, ketika saya menjabat sebagai anggota tim dalam proyek [nama proyek], saya bertanggung jawab untuk [tugas spesifik yang relevan dengan magang ini]. Saya harus bekerja di bawah tekanan dengan tenggat waktu yang ketat, tetapi saya berhasil menyelesaikan tugas tersebut dengan hasil yang memuaskan. Pengalaman ini mengajarkan saya tentang pentingnya detail, manajemen waktu, dan kolaborasi dalam tim.
Selain itu, saya memiliki motivasi tinggi untuk terus belajar dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Saya melihat magang ini sebagai kesempatan untuk tidak hanya menerapkan pengetahuan yang saya miliki tetapi juga untuk belajar lebih banyak tentang [aspek industri atau perusahaan yang relevan]. Saya yakin bahwa semangat saya untuk terus berkembang dan kontribusi yang bisa saya berikan akan menjadi aset yang berharga bagi tim dan perusahaan."
9. Apa tujuan karier kamu?
Sampaikan aspirasi karier yang ingin dicapai dalam lima hingga 10 tahun mendatang. Akan lebih baik jika kamu mampu menghubungkannya dengan posisi magang yang dipilih. Sampaikan bagaimana magang tersebut penting bagi kamu sebagai langkah pertama untuk mencapai tujuan karier yang lebih besar.
“Tujuan karier jangka panjang saya adalah menjadi seorang profesional yang ahli di bidang [bidang terkait magang, misalnya 'digital marketing', 'content creation', atau 'analisis data'], dengan kemampuan untuk memberikan dampak positif bagi perusahaan dan industri. Dalam jangka pendek, saya ingin mendapatkan pengalaman praktis melalui magang ini untuk mengembangkan keterampilan yang relevan dan memahami dinamika industri secara lebih mendalam.
Sebagai contoh, selama kuliah saya mengambil beberapa mata kuliah yang berfokus pada [bidang terkait], seperti [nama mata kuliah], di mana saya belajar tentang [aspek spesifik yang dipelajari]. Namun, saya menyadari bahwa pengetahuan teoretis saja tidak cukup. Oleh karena itu, saya mencari peluang seperti magang ini untuk mengasah keterampilan saya dalam situasi nyata.
Magang ini adalah langkah penting bagi saya untuk mencapai tujuan karier jangka panjang saya. Dengan pengalaman yang saya dapatkan di sini, saya berharap bisa lebih siap untuk menghadapi tantangan di industri ini dan berkontribusi lebih besar di masa depan."
10. Apakah kamu memiliki pertanyaan?
Sebagai kandidat, kamu harus selalu menyiapkan pertanyaan untuk diajukan di akhir wawancara. Kamu bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menggali hal-hal lebih spesifik yang belum tersampaikan seama proses wawancara.
Kamu dapat setidaknya menyiapkan tiga pertanyaan. Dengan begitu, kamu mampu meninggalkan kesan keseriusan terhadap peran magang yang dipilih. Adapun berikut terdapat beberapa contoh pertanyaan yang bisa diajukan.
- “Apa yang membuat Anda bertahan di perusahaan ini?”
- “Apa pengalaman paling berkesan Anda di sini dan mengapa?”
- “Apa proyek terbaik yang pernah Anda kerjakan?”
- “Bagaimana Anda mengukur keberhasilan dari magang ini?”
- “Satu hal apa yang Anda harapkan dari seorang pekerja magang? Bagaimana seorang pekerja magang dapat meringankan beban pekerjaan di suatu divisi?”
- “Apa yang paling Anda sukai dari pekerjaan Anda? Perusahaan ini?”
Baca Juga: 15 Tips Memilih Pakaian Interview Kerja Supaya Dilirik HRD
Itulah contoh pertanyaan interview magang. Sudah siap untuk mengawali karier dengan berpartisipasi dalam program magang?
Oleh karena itu, jangan sampai lewatkan kesempatannya! Kamu bisa menemukan peluang magang yang tepat dengan cek lowongan kerja terbaru hanya di Dealls #1 Job Portal Indonesia. Pastinya, terdapat berbagai kesempatan magang sesuai dengan minat dan tujuan karier kamu!
Tunggu apalagi? Yuk, cek sekarang!
Sumber:
What Is An Internship? Everything You Should Know