Pernahkah kamu merasa bahwa persaingan di dunia kerja semakin ketat? Banyak perusahaan kini tidak hanya melihat pengalaman kerja, tetapi juga sertifikasi profesi sebagai bukti keterampilan seseorang.
Nah, jika kamu ingin menonjol di antara kandidat lainnya, sertifikasi profesi bisa menjadi kunci suksesmu.
Lalu, apa sebenarnya sertifikasi profesi itu, dan bagaimana cara mendapatkannya? Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Apa Itu Sertifikasi Profesi?
Sertifikasi profesi adalah bukti resmi yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki keterampilan dan kompetensi dalam bidang tertentu.
Sertifikasi ini biasanya diberikan setelah seseorang melewati proses uji kompetensi yang dilakukan oleh lembaga berwenang.
Dengan memiliki sertifikasi profesi, kamu tidak hanya membuktikan keahlianmu tetapi juga meningkatkan daya saing di pasar kerja.
Manfaat Sertifikasi Profesi
Sertifikasi profesi memiliki berbagai manfaat, di antaranya:
1. Meningkatkan Kredibilitas dan Kepercayaan
Sertifikasi menjadi bukti bahwa seseorang memiliki keterampilan yang sesuai dengan standar industri.
2. Mempermudah Mendapatkan Pekerjaan
Banyak perusahaan lebih memilih tenaga kerja yang memiliki sertifikasi karena menjamin kompetensi mereka.
3. Diakui Secara Nasional dan Internasional
Sertifikasi dari BNSP sering kali diakui di luar negeri, sehingga membuka peluang kerja lebih luas.
4. Meningkatkan Peluang Karier
Dengan sertifikasi, seseorang memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan promosi atau kenaikan gaji.
Baca juga: Simak Syarat dan Biaya Sertifikasi CPA Untuk Akuntan!
Sertifikasi Dikeluarkan oleh Siapa?
Di Indonesia, sertifikasi profesi dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), lembaga independen yang bertanggung jawab untuk menjamin mutu sertifikasi kompetensi tenaga kerja.
BNSP memiliki tugas utama untuk memastikan bahwa setiap tenaga kerja yang memperoleh sertifikasi benar-benar memiliki kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
BNSP bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), yang bertugas melaksanakan uji kompetensi berdasarkan skema sertifikasi yang telah diakui.
LSP ini tersebar di berbagai sektor industri, mulai dari teknologi, keuangan, pariwisata, hingga kesehatan.
Dengan adanya sertifikasi dari BNSP, seseorang bisa lebih percaya diri dalam menunjukkan kemampuannya kepada calon pemberi kerja.
Baca Juga: Simak Syarat dan Biaya Sertifikasi CPA Untuk Akuntan!
Macam-Macam Sertifikasi Profesi dari BNSP
Ada berbagai jenis sertifikasi profesi yang bisa kamu peroleh dari BNSP, tergantung pada bidang pekerjaan yang kamu tekuni. Berikut beberapa di antaranya:
1. Sertifikasi KKNI
Sertifikasi KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) adalah jenis sertifikasi yang mengacu pada standar nasional dengan 9 jenjang kualifikasi, mulai dari tingkat dasar hingga profesional tingkat tinggi.
Sertifikasi ini dirancang untuk mengukur kompetensi secara terstruktur dan diakui baik di dalam maupun luar negeri, sehingga cocok untuk pengembangan karir formal. Contoh Sertifikasi KKNI diantaranya:
- Sertifikasi KKNI Level 3 untuk operator mesin
- Sertifikasi KKNI Level 5 untuk supervisor produksi
- Sertifikasi KKNI Level 7 untuk manajer proyek konstruksi
Untuk mengetahui daftar Sertifikasi KKNI kamu dapat melihatnya di Daftar Dokumen KKNI.
2. Sertifikasi Okupasi Nasional
Sertifikasi Okupasi Nasional menitikberatkan pada kompetensi yang sesuai dengan jabatan kerja tertentu dalam sistem industri nasional, bertujuan memastikan seseorang mampu melaksanakan tugas sesuai standar nasional untuk suatu okupasi tertentu.
Contoh Sertifikasi Okupasi Nasional diantaranya:
- Sertifikasi Sales Alat Berat
- Sertifikasi Mekanik Kendaraan Ringan
- Sertifikasi Operator Crane
Untuk mengetahui daftar Sertifikasi Okupasi Nasional kamu dapat melihatnya di sini: Daftar skema sertifikasi okupasi
3. Sertifikasi Cluster
Sertifikasi Cluster lebih spesifik dibandingkan Okupasi Nasional karena berfokus pada kompetensi dalam industri tertentu, biasanya merupakan penjabaran dari okupasi yang lebih luas, dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan industri spesifik dan mendukung pengembangan karir di bidang tersebut. Contoh Sertifikasi Cluster diantaranya:
- Sertifikasi Supervisor Alat Berat
- Sertifikasi Teknisi Listrik Industri
- Sertifikasi Pengawas Keselamatan Tambang
Untuk mengetahui daftar Sertifikasi Cluster kamu dapat melihatnya di sini: Daftar skema sertifikasi cluster
4. Sertifikasi Unit Kompetensi
Sertifikasi Unit Kompetensi mengukur kemampuan seseorang dalam melaksanakan satu atau beberapa unit tugas spesifik yang ada dalam standar kompetensi.
Serifikasi ini bersifat fleksibel dan sering digunakan untuk kebutuhan internal perusahaan atau pengembangan keterampilan harian.
Contoh sertifikasi unit kompetensi di antaranya:
- Sertifikasi Troubleshooting Mesin Produksi
- Sertifikasi Pengoperasian Forklift
- Sertifikasi Pengelasan Dasar
5. Sertifikasi Profisiensi
Sertifikasi Profisiensi menilai tingkat keahlian seseorang dalam bidang tertentu dengan skala seperti basic, intermediate, atau advance, menggunakan penilaian berbasis norma (lulus/tidak lulus.
Sertifikasi ini cocok untuk individu yang ingin memvalidasi atau meningkatkan keahlian spesifik di industri tertentu.
Contoh sertifikasi profisiensi di antaranya:
- Sertifikasi Profisiensi Manajer Alat Berat (Intermediate)
- Sertifikasi Profisiensi Desain Grafis (Advance)
- Sertifikasi Profisiensi Bahasa Inggris Bisnis (Basic)
Kelima jenis sertifikasi ini menawarkan pendekatan berbeda untuk memenuhi kebutuhan kompetensi, dari skala nasional hingga keahlian khusus!
Perbedaan Kelima sertifikasi Profesi
Berikut adalah tabel perbandingan perbedaan jenis sertifikasi profesi menurut Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) berdasarkan Sertifikasi KKNI, Sertifikasi Okupasi Nasional, Sertifikasi Cluster, Sertifikasi Unit Kompetensi, dan Sertifikasi Profisiensi:
Aspek | Sertifikasi KKNI | Sertifikasi Okupasi Nasional | Sertifikasi Cluster | Sertifikasi Unit Kompetensi | Sertifikasi Profisiensi |
Dasar Penilaian | Berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dengan 9 jenjang level | Berdasarkan kompetensi jabatan kerja dalam sistem industri nasional | Berdasarkan kompetensi spesifik dalam industri tertentu (penjabaran Okupasi) | Berdasarkan satuan unit kompetensi tertentu | Berdasarkan keahlian spesifik dengan indikator kuat (norm-based) |
Fokus | Kompetensi sesuai jenjang kualifikasi nasional (fungsi seperti pelatihan, pengawasan) | Kompetensi pada suatu jabatan (misalnya mekanik, sales) | Kompetensi pada industri spesifik (misalnya supervisor alat berat) | Kompetensi harian spesifik (misalnya daily maintenance alat berat) | Tingkat keahlian spesifik pada bidang/industri tertentu (basic, intermediate, advance) |
Lingkup | Nasional dan portabel antar negara | Nasional dengan potensi pengakuan internasional | Spesifik pada industri tertentu, tetap sesuai standar nasional | Terbatas pada unit kompetensi tertentu | Sangat spesifik pada bidang dan industri tertentu |
Tujuan | Mengukur kompetensi secara nasional dan internasional | Memastikan kompetensi sesuai jabatan tertentu | Memvalidasi kompetensi spesifik dalam industri untuk pengembangan karir | Mengukur kemampuan tugas harian sesuai standar | Memelihara dan mengukur tingkat keahlian individu |
Metode Penilaian | Berbasis criterion (kompeten/tidak kompeten) | Berbasis criterion (kompeten/tidak kompeten) | Berbasis criterion (kompeten/tidak kompeten) | Berbasis criterion (kompeten/tidak kompeten) | Berbasis norm (penilaian angka, lulus/tidak lulus) |
Penyelenggara | LSP yang dilisensi BNSP, ditetapkan oleh Komite Skema | LSP yang dilisensi BNSP, ditetapkan oleh Komite Skema | LSP yang dilisensi BNSP, dikembangkan industri spesifik | LSP atau perusahaan sesuai kebutuhan internal | LSP Profisiensi, biasanya dari asosiasi profesi |
Keunggulan | Diakui secara nasional dan internasional, terstruktur | Standar jabatan terukur secara nasional | Detail dan spesifik sesuai kebutuhan industri | Fleksibel, fokus pada tugas tertentu | Mengukur tingkat keahlian dengan jelas (basic hingga advance) |
Kelemahan | Proses bisa memakan waktu dan biaya besar | Kurang spesifik untuk industri tertentu | Terbatas pada industri yang mengusulkan | Lingkup terbatas, tidak menyeluruh | Proses kompleks, lebih cocok untuk yang sudah berpengalaman |
Bagaimana Cara Mendapatkan Sertifikasi BNSP?
Jika kamu ingin mendapatkan sertifikasi dari BNSP, kamu bisa mengikuti beberapa langkah berikut:
- Tentukan bidang sertifikasi yang sesuai dengan profesimu.
- Daftar di Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang telah terakreditasi oleh BNSP.
- Ikuti pelatihan dan persiapan uji kompetensi.
- Lakukan uji kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi yang ditentukan.
- Jika lulus, kamu akan mendapatkan sertifikat resmi dari BNSP.
Bagi yang ingin mendapatkan sertifikasi BNSP gratis, beberapa program pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan lembaga tertentu bisa menjadi pilihan.
Harga Sertifikasi BNSP
Harga sertifikasi BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti jenis skema sertifikasi, bidang profesi, tingkat kesulitan ujian, lokasi pelatihan, serta lembaga sertifikasi profesi (LSP) yang menyelenggarakannya.
Karena BNSP tidak langsung menyelenggarakan ujian, melainkan melalui LSP yang telah mendapatkan lisensi, biaya dapat berbeda-beda antar lembaga.
Untuk gambaran umum biasanya range nya sebagai berikut, tetapi untuk lebih jelasnya kamu dapat mengunjungi situs LSP penyelenggara untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.
Bidang Sertifikasi | Kisaran Biaya (Rp) |
Teknologi Informasi | 1.500.000 – 3.000.000 |
Konstruksi | 2.000.000 – 4.000.000 |
Pariwisata & Perhotelan | 1.000.000 – 2.500.000 |
Keuangan & Akuntansi | 1.500.000 – 3.500.000 |
Kesehatan | 2.500.000 – 5.000.000 |
Sertifikasi BNSP secara langsung biasanya tidak gratis seperti disebutkan di atas, karena prosesnya melibatkan biaya operasional seperti penyusunan materi, uji kompetensi, dan penerbitan sertifikat oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang terakreditasi.
Namun, ada beberapa situasi di mana kamu bisa mendapatkan sertifikasi BNSP secara gratis atau dengan subsidi penuh, tergantung pada program tertentu seperti:
1. Program Pemerintah
Pemerintah Indonesia, melalui kementerian seperti Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kadang mengadakan program pelatihan dan sertifikasi gratis untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja. Misalnya:
- Program Kartu Prakerja sering menyediakan pelatihan yang diakhiri dengan sertifikasi BNSP tanpa biaya tambahan bagi peserta terpilih.
- Program dari Balai Latihan Kerja (BLK) di berbagai daerah juga kerap menawarkan pelatihan gratis yang mencakup sertifikasi BNSP untuk profesi tertentu, seperti operator mesin, teknisi, atau administrasi perkantoran.
2. Kerjasama Perusahaan
Beberapa perusahaan besar atau instansi tertentu menyediakan sertifikasi BNSP gratis untuk karyawan mereka sebagai bagian dari pengembangan sumber daya manusia.
Jika kamu bekerja di perusahaan yang mendukung hal ini, kamu bisa menanyakannya ke bagian HRD.
3. Beasiswa atau Sponsor
Ada pula lembaga pendidikan, organisasi nirlaba, atau sponsor swasta yang menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi gratis untuk kelompok tertentu (misalnya, pemuda pengangguran, UMKM, atau pekerja informal). Contohnya, beberapa LSP bekerja sama dengan yayasan untuk memberikan kuota terbatas secara cuma-cuma.
Baca juga: Apa Itu Sertifikasi Guru? - Arti, Syarat, dan Tunjangannya
Demikianlah pembahasan terkait sertifikasi profesi. Sertifikasi profesi bukan hanya sekadar selembar kertas, tetapi merupakan bukti konkret bahwa kamu memiliki kompetensi yang diakui secara nasional.
Dengan memiliki sertifikasi dari BNSP, peluangmu untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan meningkatkan karier menjadi lebih besar.
Jika kamu sedang mencari pekerjaan di perusahaan ternama, pastikan kamu melamar di Dealls! Temukan berbagai peluang kerja terbaik dan raih karier impianmu sekarang juga. Yuk, lamar pekerjaan impianmu melalui Deals hari ini!
Sumber: