Feasibility study adalah analisis untuk menilai apakah suatu proyek atau ide bisnis layak dijalankan. Meski terdengar teknis, skill ini jadi kebutuhan penting di dunia kerja.
Khususnya bagi bekerja di bidang bisnis, manajemen proyek, konsultansi, atau pengembangan startup. Kemampuan ini bantu kamu ambil keputusan berbasis data dan hindari risiko fatal.
Lalu, sebenarnya apa itu feasibility study dan bagaimana cara memahaminya? Yuk, kupas tuntas di bawah ini!
Apa yang Dimaksud dengan Feasibility Study?
Dilansir dari Asana, feasibility study adalah kata lain dari studi kelayakan, yang tujuannya untuk mengevaluasi kelayakan sebuah rencana proyek.
Melalui studi ini, kamu bisa melihat seberapa praktis rencana tersebut dan apakah proyek layak atau tidak untuk dilanjutkan.
Bisa dibilang, studi ini seperti pengecekan krusial sebelum menjalankan sebuah ide. Tujuannya untuk menjawab dua pertanyaan penting:
- Apakah kamu punya sumber daya yang cukup untuk menyelesaikan proyek?
- Apakah potensi hasil proyek sepadan dengan modal, tenaga, dan waktu yang dikeluarkan?
Baca Juga: Apa Itu Problem Solving? Skill Dasar yang Perlu Kamu Kuasai
Jenis-jenis Feasibility Study
Setiap proyek pasti membutuhkan pendekatan yang berbeda. Oleh karenanya, feasibility study juga terbagi menjadi beberapa jenis.
Menurut Proxsis dan Populix, berikut pembagiannya:
1. Economic Feasibility Study (Kelayakan Ekonomis)
Studi kelayakan ini bertujuan untuk mengetahui apakah proyek layak dilaksanakan secara ekonomi.
Pertimbangannya membandingkan antara biaya yang akan dikeluarkan dan potensi keuntungan. Dengan begitu, kamu bisa memperkirakan manfaatnya bagi bisnis di masa mendatang.

2. Technical Feasibility Study (Kelayakan Teknis)
Jenis studi ini fokus menilai kelayakan dari segi kapasitas teknologi yang dimiliki perusahaan.
Tujuannya untuk mengevaluasi sejauh mana sistem, perangkat lunak, perangkat keras, serta infrastruktur teknis lainnya dapat mendukung pelaksanaan proyek.
Dengan begitu, kamu bisa tahu apakah teknologi yang dibutuhkan tersedia dan apakah proyek layak diterapkan.
3. Operational Feasibility Study (Kelayakan Operasional)
Operational feasibility study adalah studi untuk mengetahui apakah proyek bisa dijalankan secara efektif nantinya.
Evaluasi ini menilai kesesuaian operasional proyek dengan prosedur perusahaan, kemampuan tim manajemen, serta kesiapan sistem dan sumber daya manusia.
4. Legal Feasibility Study (Kelayakan Legal)
Studi ini bertujuan mengidentifikasi potensi hambatan hukum atau konflik dengan ketentuan undang-undang, regulasi pemerintah, hingga perjanjian kontraktual.
Dengan memastikan bahwa proyek berjalan sesuai dengan kerangka hukum yang berlaku, perusahaan dapat meminimalkan risiko hukum yang mungkin timbul di masa depan.
6. Social Feasibility Study (Kelayakan Sosial)
Terakhir yaitu studi kelayakan untuk mempertimbangkan dampak sosial dan budaya dari proyek terhadap masyarakat sekitar.
Misalnya pada contoh feasibility study proyek konstruksi:
Sebuah proyek pembangunan gedung perkantoran berpotensi menyebabkan peningkatan lalu lintas dan kebisingan selama konstruksi.
Perlu adanya antisipasi seperti penerapan jam kerja yang tidak mengganggu aktivitas warga. Dengan begitu, proyek tidak menyebabkan penolakan dari masyarakat.
Tujuan Dilakukannya Feasibility Study
Feasibility study penting dilakukan guna mengetahui kelayakan ide proyek sembari mempertimbangkan segi keuntungan.
Berdasarkan artikel “Five Reasons Why You Need To Do A Feasibility Study”, berikut adalah poin-poin penting kenapa studi ini dilakukan:
- Melihat apakah visi proyek dapat diwujudkan berdasarkan kondisi pasar, calon pelanggan, dan pesaing.
- Membantu menyusun langkah-langkah pengembangan proyek berdasarkan kapasitas dan sumber daya.
- Menyediakan informasi lengkap tentang kebutuhan biaya dan potensi pendapatan.
- Memperjelas tujuan dan sasaran proyek yang perlu ditetapkan.
- Membantu menyesuaikan skala proyek (right-sizing) agar sesuai dengan keberhasilan yang diinginkan.
- Mengidentifikasi bagian dari rencana yang perlu diubah jika proyek belum dinilai layak.
Komponen Penting dalam Feasibility Study

Jika sudah tau pentingnya melakukan studi ini sebelum menjalankan sebuah proyek, sudahkah kamu tau apa saja yang perlu ada di dokumen ini?
Asana menyebutkan sejumlah komponen yang ada dalam dokumen feasibility study adalah:
- Ringkasan singkat (executive summary) yang berisi hasil studi kelayakan proyek.
- Deskripsi produk atau layanan yang akan dikembangkan dalam proyek ini.
- Pertimbangan kebutuhan teknologi yang diperlukan (peralatan, sistem dan tenaga ahli).
- Analisis pasar berdasarkan survei untuk memahami kondisi pasar terkini.
- Studi kelayakan operasional dan SDM untuk memastikan tim mampu menjalankan proyek.
- Jadwal dan tahapan pelaksanaan proyek dari awal sampai operasional.
- Rincian keuangan yang meliputi estimasi biaya, potensi pendapatan, hingga analisis titik impas (break-even).
- Rekomendasi untuk menyimpulkan kelayakan proyek atau butuh penyesuaian.
Manfaat Feasibility Study untuk Pekerja dan Jobseeker
Kemampuan melakukan feasibility study bukan hanya penting bagi pelaku bisnis, tetapi juga merupakan bagi para pekerja dan jobseeker.
Jika mampu melakukan studi ini, tandanya kamu mampu berpikir analitis, menyusun perencanaan matang, dan membuat keputusan berdasarkan data.
Sesuai pembahasan di atas, berikut alasan-alasan mengapa kamu perlu bisa melakukan studi ini:
- Menunjukkan kemampuan berpikir strategis.
- Meningkatkan daya saing di mata HR, terutama bagi yang melamar posisi manajerial, business development, product development, dan lainnya.
- Membantu merancang dan mengeksekusi ide untuk kemajuan perusahaan.
- Meningkatkan peluangmu terlibat dalam pengambilan keputusan strategis di perusahaan.
- Memperkuat posisi saat melamar ke perusahaan berbasis data (seperti sektor konstruksi, teknologi, atau konsultan bisnis)
Baca Juga: 50 Contoh Keahlian dalam CV di Berbagai Industri, Auto Lolos!
Langkah-langkah Membuat Feasibility Study Sederhana
Melansir panduan feasibility study adalah PDF dari IOWA State University, terdapat 7 langkah sederhana untuk melakukan studi ini, yaitu:
1. Analisis Awal (Preliminary)
Awali dengan menentukan ide bisnis atau proyek yang akan dievaluasi kelayakannya. Kamu bisa menggunakan konsultan bisnis jika masih ragu, tetapi kamu juga harus terlibat.
Agar lebih mudah, coba buat outline tertulis dari tujuan proyek, target pasar, dan nilai jual unik (unique selling point).
Langkah ini masih bersifat eksploratif, jadi tak usah khawatir kalau hasilnya negatif.
2. Riset Pasar (Market Assessment)
Selanjutnya, kumpulkan semua informasi yang relevan dengan kondisi pasar, seperti tren industri, kebutuhan pelanggan, dan kompetitor.
Tujuannya untuk memastikan:
- Apakah orang benar-benar butuh produk atau layanan ini?
- Apakah kamu bisa bersaing dari segi harga, distribusi, atau pengalaman pelanggan?
Manfaatkan tools gratis seperti Google Trends, Surveymonkey, atau polling WhatsApp..
Jika ada anggarannya, disarankan gunakan jasa riset pasar lokal (seperti Populix dan JakPat).
3. Analisis Struktur Organisasi
Tujuan lain feasibility study adalah menilai apakah ide bisnis layak dijalankan dari berbagai aspek, termasuk sisi organisasi.
Pikirkan hal-hal berikut:
- Berapa banyak orang yang dibutuhkan?
- Siapa yang akan memimpin tiap divisi?
- Apakah sudah ada alur kerja yang jelas?
- Apakah tim sudah punya keahlian yang sesuai?
4. Kontrol Finansial
Tinjau juga apakah proyek dapat dijalankan dari ketersediaan anggaran perusahaan.
Di tahap ini, kamu bisa menyusun neraca pembuka (opening balance sheet) yang terdiri dari aset yang tersedia, modal awal, utang usaha (jika ada).

5. Identifikasi Titik yang Rentan
Pastikan kamu mengidentifikasi titik-titik kerentanan (points of vulnerability) yang bisa menghambat kelangsungan proyek sejak awal.
Titik-titik kerentanan biasanya berasal dari faktor internal seperti:
- Hanya satu orang yang menguasai sistem inti.
- Hanya mengandalkan satu pemasok utama.
- Tidak ada cadangan modal jika terjadi pemasukan terhambat.
6. Hasil dan Kesimpulan
Setelah melalui langkah-langkah tadi, seharusnya kamu sudah mendapat hasil feasibility study.
Hasilnya mungkin tidak memberikan jawaban langsung "layak" atau "tidak layak". Seringkali hasilnya berupa risiko dan peluang yang harus dipertimbangkan lebih lanjut.
Contoh:
Studi menunjukkan bahwa proyek akan menguntungkan, tetapi akan bergantung pada faktor eksternal (seperti perizinan atau tren pasar), maka risiko tersebut perlu ditimbang kembali.
7. Pembuatan Keputusan
Ingat, feasibility study bukan pengganti konsultan yang bisa penentu akhir pengambilan keputusan.
Keputusan tetap bergantung pada pemimpin proyek, dan hasil studi ini hanya berfungsi sebagai bahan pertimbangan.
Tahap ini merupakan titik tanpa kembali (point of no return) dalam pengembangan bisnis. Setiap keputusan akan berdampak pada arah proyek ke depannya.
Contoh Dokumen Feasibility Study
Melakukan feasibility study tentu butuh waktu dan ketelitian tinggi. Untuk membantumu memudahkan pengkajian kelayakan proyek perusahaan, coba gunakan contoh berikut dari IDX sebagai acuan:

Punya Skill Feasibility Study? Coba Jadikan Senjata buat Lamar Kerja!
Memahami feasibility study adalah senjata bagus yang bisa membuatmu menonjol dari orang lain, khususnya saat lamar kerja di sektor bisnis dan manajemen.
Kamu akan dinilai mampu menganalisis peluang dan risiko, hingga mengambil keputusan berbasis data.
Kalau kamu memang sedang cari lowongan kerja business development atau posisi tingkat manajerial, coba carinya di Dealls!

Di sini, kamu bisa:
- Lamar 1x klik tanpa isi data tambahan
- Dapat notifikasi lanjutan dalam 14 hari
- Akses ke loker top-company (seperti Google, MAP, JAPFA dan lainnya)
Supaya CV-mu berpeluang lolos screening ATS perusahaan, Dealls bisa bantu cek CV kamu dengan AI CV Reviewer gratis. Cukup upload dan hasilnya langsung terlihat seberapa cocok CV dengan posisi incaranmu.
Yuk maksimalkan peluangmu keterima kerja dan temukan lowongannya di Dealls selagi buka!
