7 Contoh Teks Naskah Stand Up Comedy tentang Berbagai Topik

Butuh contoh teks stand up comedy? Temukan 7 naskah lucu untuk pelajar, bahasa Sunda, hingga Bahasa Jawa berbagai topik plus tips menulis materi komedi!

Dealls
Ditulis oleh
Dealls November 13, 2025

Teks stand up comedy bukan cuma rangkaian kalimat lucu yang dibacakan di panggung, tetapi naskah yang disusun dengan struktur dan teknik tertentu supaya bikin audiens benar-benar tertawa.

Banyak orang merasa punya selera humor, tetapi bingung saat harus menuliskannya menjadi materi yang runtut, jelas, dan enak dibawakan.

Di artikel ini, kamu akan belajar dasar-dasar penyusunan materi sekaligus melihat contoh teks naskah stand up comedy dari berbagai topik sebagai referensi.

Yuk, baca artikel ini sampai tuntas supaya kamu bisa mulai menulis teks stand up comedy versimu sendiri.

Struktur Materi Stand Up Comedy

Materi stand-up comedy memiliki pola dasar yang membantu komika menyampaikan lelucon secara runtut, jelas, dan tetap menarik dari awal sampai akhir.

Struktur ini bukan aturan baku, tetapi sangat berguna bagi pemula yang ingin menulis materi dengan lebih terarah.

1. Premis (Setup)

Premis adalah titik awal dari sebuah lelucon. Di sini, komika memperkenalkan topik atau situasi sebagai landasan cerita.

Premis biasanya muncul dari observasi sehari-hari, keresahan kecil, atau pengalaman pribadi yang dianggap menarik atau memiliki potensi lucu.

Tujuannya yaitu membuat audiens paham konteks sebelum masuk ke bagian lucunya. Premis tidak perlu panjang, yang penting jelas dan mudah diikuti.

Dengan premis yang tepat, audiens bisa langsung “masuk” ke dunia yang sedang kamu ceritakan.

Contoh:

“Aku baru sadar, setiap kali belanja di minimarket, kasirnya selalu nanya ‘punya member?’ Padahal muka aku jelas muka orang yang tidak punya privilese apa pun.”

2. Punchline

Punchline merupakan bagian yang memberikan kejutan atau perubahan sudut pandang secara tiba-tiba. Inilah bagian yang membuat audiens tertawa.

Punchline yang baik biasanya ringkas dan langsung pada inti, sehingga twist-nya terasa kuat.

Kunci punchline ada pada kontras antara ekspektasi yang dibangun di premis dan kenyataan yang kamu hadirkan. Semakin jauh arahnya, semakin besar peluangnya memancing tawa.

Contoh:

“Kasir nanyanya kayak aku punya member, padahal aku bahkan nggak punya rasa percaya diri.”

3. Tag

Tag adalah tambahan lelucon sesaat setelah punchline. Meskipun audiens sudah tertawa, tag memperpanjang momen itu dengan memberikan kelucuan lanjutan dari ide yang sama.

Biasanya, tag berisi komentar pendek atau twist kedua yang masih berkaitan erat dengan punchline sebelumnya.

Ini salah satu cara paling efektif untuk “memanen tawa” tanpa membuat premis baru. Bagi pemula, tag dapat membantu memperkaya materi dengan sedikit usaha tambahan.

Contoh:

  • Punchline:

“Aku nggak punya member.”

  • Tag:

“Punya mantan aja aku nggak.”

4. Act-Out

Act-out adalah teknik penyampaian di mana komika memerankan situasi dalam cerita. Bentuknya bisa berupa dialog antar tokoh, tiruan suara, atau gerakan tertentu yang membuat situasi lebih hidup.

Teknik ini tidak wajib ada dalam setiap lelucon, tetapi bisa membuat bit lebih visual dan membantu audiens membayangkan situasi dengan lebih jelas. Jika digunakan dengan tepat, act-out mampu memperkuat punchline.

Kapan act-out cocok digunakan?

  • ketika ada karakter berbeda dalam cerita
  • saat reaksi fisik atau ekspresi menjadi sumber kelucuan
  • ketika visualnya lebih lucu daripada sekadar dijelaskan

Contohnya, tirukan gaya dan intonasi kasir yang terlalu semangat atau terlalu datar.

(dengan suara datar, cepat, tanpa napas) Punyamemberkak?”

5. Callback

Callback adalah teknik mengutip kembali lelucon atau premis yang telah muncul sebelumnya. Karena audiens sudah mengenali konteksnya, efek lucunya bisa lebih besar.

Callback memberikan kesan bahwa seluruh set saling terhubung. Teknik ini sering dipakai sebagai penutup karena menciptakan momen “klik” yang membuat penonton merasa terlibat dalam perjalanan materimu sejak awal.

Contoh:

“Tapi ya sudahlah… yang penting sekarang aku punya member baru. Member klinik kecantikan. Karena mereka nggak pernah nanya ‘punya member?’ Mereka langsung bikin aku jadi anggota selama-lamanya.”

6. Crowd Work

Crowd work adalah interaksi langsung dengan audiens. Bentuknya bisa berupa pertanyaan spontan, menanggapi reaksi penonton, atau improvisasi berdasarkan kondisi ruangan.

Teknik ini menambah dinamika dalam penampilan. Namun, pemula biasanya perlu berhati-hati agar crowd work tetap ramah dan tidak menyinggung. Fokusnya adalah membangun suasana, bukan mencari konflik.

Contoh:

“Mas yang di depan, kalau belanja di minimarket suka ditanya ‘punya member?’ juga nggak? Atau cuma muka saya yang dianggap miskin?”

7. Closing Bit

Closing bit adalah bagian penutup yang sengaja dipilih sebagai materi terkuat. Tujuannya memberikan kesan akhir yang positif dan membuat audiens meninggalkan ruangan dengan tawa besar.

Banyak komika menyimpan punchline terbaiknya untuk bagian ini agar performa terasa solid dari awal sampai akhir.

Closing bit yang baik biasanya ringkas, kuat, dan dirangkai dengan rapi dari tema-tema yang sudah dibahas sebelumnya.

Contoh:

“Pokoknya, dari semua masalah hidup… yang paling bikin aku sadar aku masih manusia itu tetep sama, ditanya ‘punya member?’ Padahal jelas-jelas… muka aku ini bukan member. Muka aku… pengunjung lewat.”

Baca juga: 30 Contoh Pembukaan Presentasi Lucu, Formal & Ringan, Anti-Bosan! 

Cara Menemukan Premis yang Menarik untuk Teks Stand Up Comedy

stand up comedy.webp

Premis adalah fondasi dari seluruh materi stand-up comedy. Tanpa premis yang jelas, komika akan kesulitan membangun punchline yang kuat atau menjaga alur cerita agar tetap rapi.

Karena itu, langkah pertama yang perlu dikuasai pemula adalah cara menemukan premis yang menarik.

Berikut cara menemukan premis yang menarik untuk naskah stand up comedy milikmu:

1. Mulai dari Observasi Kecil dalam Kehidupan Sehari-Hari

Premis yang baik tidak harus datang dari pengalaman besar. Justru, banyak komika berangkat dari hal-hal sepele yang semua orang pernah rasakan, seperti antre terlalu lama, harga makanan yang tiba-tiba naik, atau perilaku unik anggota keluarga.

Caranya:

  • Catat hal kecil yang kamu lihat setiap hari, terutama yang membuatmu berpikir “ini orang kenapa ya?”
  • Perhatikan kebiasaan orang-orang di sekitarmu yang tampak aneh, lucu, atau berlebihan.
  • Fokus pada detail yang sering diabaikan orang lain.

Observasi ini penting karena premis yang berasal dari kehidupan nyata biasanya lebih mudah diterima audiens.

2. Gunakan Keresahan atau Kebiasaan Aneh sebagai Titik Masuk

Keresahan kecil sering menjadi bahan komedi yang sangat kuat. Apa pun yang bikin kamu sebel, bingung, atau kesal secara tidak masuk akal, itu semua punya potensi untuk menjadi premis.

Contoh keresahan yang relevan:

  • tetangga yang selalu berisik
  • aplikasi ojek yang kadang memberi rute aneh
  • masalah sederhana yang berubah rumit hanya karena satu hal kecil

Semakin jujur keresahan itu, semakin mudah kamu menemukan sudut pandang yang lucu.

3. Cari Sudut Pandang yang Berbeda dari Hal yang Umum

Banyak topik umum seperti percintaan, transportasi, keluarga, atau pekerjaan sudah sering dibahas komika lain. Bukan berarti kamu tidak boleh memakainya, tetapi kamu perlu menemukan sudut pandang yang khas.

Coba tanyakan:

  • apa bagian paling unik dari pengalaman itu?
  • bagian mana yang jarang orang ceritakan?
  • apakah ada detail kecil yang bisa dibesar-besarkan?

Misalnya, alih-alih membahas “naik ojol itu kadang lama”, kamu bisa mengangkat detail unik seperti “ojol yang selalu nanya aku di mana padahal titiknya jelas banget… di depannya”.

4. Manfaatkan Pertanyaan “Kenapa ya…?” untuk Menemukan Arah Cerita

Setelah menemukan topik, gunakan pertanyaan ini untuk menentukan premis yang lebih jelas:

  • “Kenapa ya orang bisa…?”
  • “Kenapa ya hal kecil ini bikin sebel?”
  • “Kenapa ya aku selalu kejadian begini?”

Pertanyaan “kenapa ya” membantu memperjelas sudut pandang, sehingga premis tidak melebar ke mana-mana.

5. Pastikan Premismu Singkat dan Mudah Dipahami

Premis tidak perlu dijelaskan panjang-panjang. Tugasnya hanya memberi konteks sebelum masuk ke bagian lucu. Jika premis terlalu panjang, audiens bisa kehilangan fokus sebelum punchline muncul.

Ciri premis yang baik:

  • jelas dalam satu atau dua kalimat
  • langsung pada topik
  • tidak menjelaskan terlalu detail
  • mempersiapkan audiens untuk punchline

Cara Membuat Setup dan Punchline yang Efektif dalam Teks Stand Up Comedy

Setelah menemukan premis yang kuat, langkah berikutnya adalah menyusunnya menjadi setup dan punchline yang efektif.

Dua elemen ini bekerja saling melengkapi. Setup berfungsi membangun ekspektasi audiens, sedangkan punchline bertugas membanting ekspektasi itu dengan cara yang tak terduga.

Tanpa setup yang jelas, punchline tidak akan terasa, dan tanpa punchline yang tepat, efek komedinya tidak muncul.

Berikut ini cara untuk membuat setup dan punchline yang efektif untuk teks stand up comedy kamu:

1. Buat Setup yang Ringkas dan Mengarah pada Satu Ide

Setup adalah cara kamu “mengantar” audiens menuju punchline. Sebaiknya, setup tidak terlalu panjang agar audiens tidak kehilangan fokus.

Satu atau dua kalimat sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan situasi dan menunjukkan ke arah mana ceritamu bergerak.

Setup yang baik tidak bertele-tele, tetapi cukup untuk menyiapkan gambaran dasar. Fokuskan setup pada satu ide agar punchline nanti terasa lebih tajam.

Jika banyak informasi yang ingin dimasukkan, pisahkan ke dalam bit yang berbeda, jangan dijejalkan dalam satu setup.

2. Bangun Ekspektasi yang Jelas

Punchline hanya akan efektif jika ekspektasi audiens terbentuk dengan baik. Ekspektasi ini bisa sederhana, seperti asumsi umum, pengetahuan sehari-hari, atau logika yang biasanya berlaku. Semakin jelas ekspektasi tersebut, semakin kuat efek twist ketika punchline disampaikan.

Dalam praktiknya, ekspektasi tidak perlu dijelaskan secara eksplisit. Cukup arahkan audiens untuk berpikir ke satu jalur tertentu. Nanti, tugas punchline adalah mengalihkan mereka ke jalur yang berbeda.

3. Hadirkan Twist yang Tidak Terduga dalam Punchline

Punchline adalah inti kelucuan. Efek komedinya muncul dari perubahan mendadak yang tidak terduga. Twist tidak harus ekstrem atau aneh, tetapi cukup untuk mengalihkan arah logika yang sudah dibuat di setup.

Beberapa cara menghadirkan twist:

  • ubah sudut pandang secara tiba-tiba
  • berikan respons yang tidak sesuai dengan ekspektasi
  • tunjukkan kelemahan atau kejujuran yang memalukan
  • tampilkan detail kecil yang lucu tetapi tidak disangka-sangka

Kejutan kecil tetapi cerdas sering kali lebih lucu dibanding twist yang terlalu jauh dan tidak masuk akal.

4. Gunakan Bahasa yang Sederhana dan Mengalir

Baik setup maupun punchline lebih efektif ketika disampaikan dengan bahasa sehari-hari. Pemilihan kata yang sederhana membantu lelucon terasa natural, seolah-olah kamu sedang bercerita, bukan membaca naskah.

Gunakan struktur kalimat yang ringan dan tidak panjang. Punchline khususnya perlu sangat padat, semakin sedikit kata yang digunakan, semakin cepat audiens memahami twist-nya.

7. Gunakan Tag sebagai Penguat setelah Punchline

Tag adalah kesempatan tambahan untuk memperpanjang tawa. Setelah punchline berhasil, tambahkan komentar singkat atau twist kedua yang masih relevan dengan konteksnya.

Tag tidak memerlukan setup baru, sehingga bisa menjadi cara efektif untuk menambah intensitas lelucon tanpa usaha besar.

Untuk pemula, tag dapat mencoba beberapa bentuk:

  • komentar pribadi yang jujur
  • tambahan detail yang tidak disebutkan sebelumnya
  • respon berlebihan terhadap situasi
  • sudut pandang lain dari karakter dalam cerita

Namun, pastikan punchline utamanya sudah jelas dan kuat sebelum menambahkan tag.

Baca juga: 6 Contoh Teks Penyiar Radio Bahasa Indonesia & Bahasa Inggris 

Contoh Teks Stand Up Comedy berbagai Topik

Stand up comedian.webp

Supaya kamu bisa melihat gambaran nyatanya, berikut beberapa contoh teks stand up comedy dari berbagai topik.

Contoh-contoh ini bisa kamu pakai sebagai referensi, inspirasi, atau bahan latihan untuk memahami cara menyusun premis, setup, punchline, sampai tag dengan lebih natural.

1. Contoh Teks Stand Up Comedy Lucu Bikin Ngakak

“Belakangan ini aku sadar, hidupku tuh sering banget dihina… bukan sama orang, tapi sama kasir minimarket. Setiap aku belanja, selalu ditanya pakai nada yang menyentuh harga diri, ‘Punya member, Kak?’

Pertanyaan itu jahat banget. Kayak… Mbak, muka aku memang nggak kelihatan punya masa depan, tapi masa iya nggak kelihatan punya member?

Aku tiap ditanya begitu langsung kehilangan kepercayaan diri. Aku jawab jujur, ‘Nggak punya, Mbak.’ Terus mbaknya ngetik kayak kecewa. Padahal yang harusnya kecewa itu aku… sama hidup aku sendiri.

Kadang aku sambil nyodorin uang sambil nunduk, ‘Mbak, aku nggak punya member. Tapi aku punya niat baik.’ Niat baik nggak bisa didiskon, tapi yaudah lah.

Yang bikin sebel tuh, kasirnya suka ngomong cepat banget.

(menirukan suara datar dan cepat) ‘Punyamemberkak?’

Kayak dia tau aku nggak punya, tapi tetap nanya buat formalitas nyakitin hati.

Ada juga kasir yang terlalu ramah.

(act-out senyum lebay) ‘Kakaaaa… punya member nggak kakaaaak?’

Aku sampai bingung mau jawab apa. ‘Mbak, jangan gitu… aku belum siap komitmen.’

Saking seringnya ditanya, aku sekarang masuk Alfamart kayak mau masuk ruang sidang. Badan langsung tegak, mental siap-siap, jantung berdebar. ‘Hari ini… aku harus kuat.’

Aku pernah nekat nanya balik ke kasir. ‘Mbak, kalau saya bikin member… apakah hidup saya membaik?’ Mbaknya diem. Dia tau jawabannya: tidak.

Ada yang punya member di sini nggak? Coba angkat tangan. Wih… kalian ini manusia pilihan. Kalian dekat sekali dengan Tuhan.

Mas yang angkat tangan tadi… wajah Mas kayak orang yang hidupnya stabil. Punya member, punya tabungan, punya masa depan. Aku? Punya cerita sedih tiap belanja.

Saking traumanya, pernah aku belanja cuma mau beli air mineral, terus pas Mbaknya tanya ‘Punya member, Kak?’ aku langsung refleks jawab, ‘Maaf Mbak, saya lagi nggak mau hubungan serius dulu.’

Tapi ya sudahlah. Setelah perjalanan panjang ini, akhirnya aku punya member juga. Member klinik kecantikan. Karena mereka tuh baik banget. Mereka nggak pernah nanya, ‘Punya member?’ Mereka langsung bilang, ‘Tenang Kak, kami bikinin.’

Dan saat itu aku sadar… mungkin aku memang tidak ditakdirkan punya member minimarket. Tapi aku ditakdirkan punya member yang lebih bermakna. Member skincare. Yang penting, glowing dulu… baru bahagia nyusul.”

2. Contoh Teks Stand Up Comedy Singkat

“Dulu waktu kecil, aku benci banget disuruh tidur siang. Rasanya itu hukuman paling kejam setelah nggak boleh main ke rumah tetangga.

Tapi sekarang setelah dewasa… tidur siang itu bukan kebutuhan. Itu mimpi. Dan itu pun mimpi yang hanya bisa terjadi kalau hidupmu sudah sangat beruntung.

Saking jarangnya tidur siang, sekali aku bisa tidur siang, bangunnya malah stres. Kayak, ‘Loh ini jam berapa? Aku masih hidup? Kenapa matahari masih ada?’ Bangun tidur siang itu rasanya bukan fresh, tapi lebih ke ‘aku skip satu episode kehidupan’.

Dan yang paling lucu, kalau aku tidur siang, keluarga selalu langsung panik.

(act-out suara keluarga)
‘Kamu sakit?’
‘Kamu kenapa?’
‘Kamu putus?’

Mereka nggak pernah berpikir aku cuma… capek. Mereka kira aku depresi mendadak setiap jam tiga sore.

Padahal alasannya simpel. Aku cuma tidur siang karena butuh istirahat. Tapi ternyata kalau dewasa, tidur siang itu dianggap tanda-tanda kamu sudah menyerah dengan realita. Kayak, ‘Oh dia tidur siang… berarti hidupnya sudah berat.’

Makanya aku kangen jadi anak kecil. Tidur siang dipaksa. Bangun dikasih susu. Sekarang? Tidur siang dicurigai, bangun malah ditanya ‘kamu nggak kerja?’ Sumpah, dewasa itu plot twist terburuk dalam hidup manusia.”

3. Contoh Naskah Stand Up Comedy tentang Pendidikan

“Kadang aku iri sama anak sekolah zaman sekarang. Mereka belajar pakai tablet, ngerjain tugas pakai aplikasi, bahkan ujian nasional aja sekarang online. Zaman aku? Boro-boro tablet. Penghapus aja kalau jatuh, bentuknya langsung kayak pecahan es batu.

Masih mending kalau penghapus jatuh. Yang paling menyakitkan adalah waktu guru bilang, “Anak-anak, keluarin kertas folio bergaris.” Itu kalimat yang bikin lutut deg-degan. Karena itu kode keras kalau bakal ada ulangan dadakan.

Guru tuh kalau ngomong ulangan dadakan selalu sok-sok kasual. “Ibu cuma mau lihat sejauh mana kalian paham.” Bu, kami bahkan belum paham kenapa kami ada di kelas itu.

Dan entah kenapa, guru selalu bilang, “Tenang, ini cuma lima soal kok.” Iya, lima soal… tapi tiap soal isinya ‘jelaskan’. Jelaskan hubungan global warming, revolusi industri, dan perasaan kamu ke mantan. Nggak ada pilihan ganda, nggak ada opsi aman. Langsung essay… kayak hidup.

Aku juga heran, guru matematika tuh kalau ngasih soal selalu model cerpen. “Budi membeli 15 jeruk. Lalu setengahnya diberikan kepada Ani, seperempatnya hilang, seperdelapannya dibagi lagi. Berapa sisa jeruk Budi?” Bu, sebelum ngitung jeruknya, saya malah kepikiran… Budi ini sebenarnya kaya atau pelupa?

Dan yang paling ikonik, guru matematika suka nulis soal di papan sambil ngomong: “Ini gampang ya, ini ibu ulang sekali saja.” Act-out guru nulis cepat sambil ngomel: “Begini, perhatikan baik-baik.”

Terus dia hapus lagi sebelum kita sempet lihat. Itu bukan pelajaran, itu training tentara.

Belum lagi nilai. Dulu kalau dapet nilai jelek, guru bilang, “Kamu kurang belajar.” Sekarang kalau nilai jatuh, guru bilang, “Jaringanmu kurang stabil.” Zaman berganti, tapi tetap saja yang salah muridnya.

Dan PR zaman dulu beda banget. Dulu PR bentuknya soal. Sekarang PR bentuknya video kreatif. Anak SD disuruh bikin vlog sejarah kerajaan Majapahit. Aku SD disuruh lari keliling lapangan tiga putaran aja sudah hampir pingsan. Itu pun gurunya bilang, “Kamu kurang semangat.” Bu… napas saya habis, bukan semangatnya.

Kadang kalau lihat perkembangan pendidikan sekarang, aku mikir… anak zaman sekarang terlalu dimanjakan teknologi. Tapi terus aku ingat, dulu waktu disuruh maju ke depan kelas, aku pura-pura nyari pulpen biar nggak dipanggil. Jadi mungkin manusianya aja yang nggak berubah. Yang berubah cuma alasan.

Tapi yang paling ngena dari semua pelajaran adalah matematika. Karena matematika ngajarin satu hal: kalau kamu salah satu langkah saja… hidupmu bisa salah semuanya. Itu kenapa sampai sekarang aku trauma sama soal cerita. Bukan karena jeruknya… tapi karena Budi.

Sekian, terima kasih. Semoga hidup kalian nilainya nggak merah… dan kalau pun merah, semoga gurunya percaya itu karena jaringan.”

4. Contoh Teks Stand Up Comedy Bahasa Jawa

“Wong-wong Jawa kui nek naik transportasi umum kadang lucu-lucu tingkahé. Aku biyen kerep naik angkot. Nek angkoté sepi, sopiré mesti takon, ‘Mas, dalan mana?’

Lha aku iki penumpang, opo GPS? Kene aku mikir, sing bayar sopo, sing kerja sopo.

Nek angkoté rame, ana penumpang sing nek bayar ora mau ngomong langsung. Nanging ngoper duité lewat lima orang. ‘Mas, titip… mas, titip… mas, titip…’

Terus tekan sopir, sopiré ngomel, ‘Iki duité sopo? Kok roto kaya uang saweran manten?’

Lan nek ana ibu-ibu mlebu, sopiré langsung ngerem halus kaya nyopir mobil listrik. Tapi nek penumpangé cah lanang kabeh… wis, remé kaya dislodokno. Act-out sopir ngerem mendadak: “Cekekkk!”

Penumpangé goyang kabeh kaya lagi latihan silat.

Aku ki heran yo, nek naik bus antarkota, pramugarane mesti ngomong, ‘Penumpang sing kecanthol, monggo mlebet sek. Nek ora mlebet, yo ojo kecanthol.’

Bu, aku iki duduk kecanthol, aku iki kaget. Wong busé durung mandheg.

Sing paling lucu, nek busé mlebu terminal. Sopiré ngomong, ‘Terminal Pungkur!’

Terus penumpang sing turunné di tengah-tengah malah bingung. ‘Aku turune ngendi yo?’

Nek ditakon sopir, jawabané mesti diplomatis: ‘Mas, manut hatimu wae.’

Lha iki naik bus opo cari jodoh?

Karo-karo yo, wong Jawa nek naik transportasi umum kuwi mesthi punya bakat sabar. Yen macet, sopiré ngomong, ‘Sabar yo mas mbak, dalané sempit.’

Padahal dalané wis jelas… sing sempit pikirané sopiré sing milih jalur alternatif kayak jalan tikus.

Tapi yo ngono, naik angkot lan bus kui ngajariku siji perkara penting: nek urip dadi gelombang-gelombang sing ora stabil, yo ngono wae… sing penting awakmu ora “kecanthol” masalah. Terus maju, terus goyang… koyo penumpang sing ora dapat tempat duduk.”

5. Contoh Teks Stand Up Comedy Bahasa Sunda

“Urang Sunda mah lamun ka warung téh sok aya adat sorangan. Sateuacan meuli, pasti nanya heula, ‘Bu, nu pangmurahna nu mana?’ Padahal nu dipikabutuhna téh sabun siji, hargana ogé beda lima perak. Tapi tetep wae ditanya. Urang Sunda jeung diskon téh hubungan spiritual.

Kadang sok aya nu lucu. Lamun teu boga duit pas, sok ngomong ka anu dagang, ‘Bu, sisaanana permen wae.’

Padahal di imah mah permen ngagugulung, tapi tetep wae nampa. Soalnya urang Sunda teu wani nolak… takut pamali.

Nu leuwih klasik deui, lamun ka warung nu aya kursina, urang sok diuk heula… padahal niatna meuli odol doang.

(Act-out gaya diuk sambil nyender meja)
‘Bu… aya odol nu sachet? Nu dua rebu aya?’

Padahal meuli odolna lima detik, diukna sapuluh menit. Teu sing saré bae.

Nyaéta lamun nu warungna sok nanya, ‘Teu aya deui nu dipilampah?’

Urang Sunda téh langsung ngadadak inget kabutuhan imah. ‘Euh… lamun kitu sekalian kecap saeutik… jeung cabe nu saratus.’

Padahal tadina mah moal meuli. Tapi kusabab ditanya kitu, urang ngarasa kahudangkeun tanggung jawab salaku warga warung.

Kadang lamun mayar, sok poho nyiapkeun duit pas. Tapi urang Sunda mah boga teknik husus.

(Act-out ngaduk di dompet bari ngomong pelan)
‘Ieuh bu… diitung wae nya… ari kurang mah dicatet heula.’

Warung teh jadi kaya bank mini… aya ngutang, aya nyatet, aya cicilan. Beda wungkul teu aya bunga.

Sakitu-sakitu mah, belanja di warung ngajarkeun hiji hal penting: hubungan jeung nu dagang téh leuwih akrab tibatan hubungan jeung admin marketplace. Nu hiji teu bisa dicicil, nu hiji deui bisa cicil bari ngobrol…

Jadi lamun hirup karasaeun beurat, inget wae: di warung mah sok aya permen gratis.”

6. Contoh Naskah Stand Up Comedy untuk Pelajar

“Menjadi pelajar zaman sekarang tuh aneh banget, ya. Tugas makin banyak, tapi guru suka bilang, ‘Kalian harusnya lebih kreatif.’ Bu, saya kreatif kok… kreatif nyari alasan kenapa tugas belum dikumpulin.

Aku paling kasihan sama teman-teman yang kalo ditanya guru, jawabannya selalu jujur. Guru bilang, ‘Kenapa tugas kamu telat?’ Dia jawab, ‘Bu, saya capek.’

Terus gurunya bilang, ‘Capek kenapa?’

‘Capek sekolah, Bu…’

Itu bukan jawaban, itu curhat kehidupan.

Belum lagi pelajaran olahraga. Dari awal guru bilang, ‘Hari ini kita pemanasan dulu.’ Tapi pemanasannya muter lapangan tiga kali. Bu… itu bukan pemanasan, itu nyari napas cadangan.

(Act-out lari ngos-ngosan)
“Bu… saya pemanasan apa lari dari masalah?”

Dan pelajar tuh suka dapat motivasi yang nggak masuk akal. Guru bilang, ‘Jangan tidur di kelas, ya. Tidur itu di rumah.’ Pak… kalau saya kuat nahan ngantuk, saya udah jadi presiden OSIS.

Pelajar juga punya kemampuan khusus: pura-pura ngerti. Lagi dijelasin matematika, gurunya nanya, ‘Sampai sini jelas?’

Semua orang jawab, ‘Jelas, Bu.’

Padahal dalam hati, ‘Bu, saya bahkan lupa ini pelajaran bab berapa.’

Yang paling lucu itu ujian. Guru bilang, ‘Jangan lupa belajar, ya. Soalnya cuma lima.’

Tapi lima soal itu semuanya essay panjang. ‘Jelaskan secara singkat…’ Eh, singkat menurut siapa? Menurut guru? Menurut kamu? Menurut Tuhan?

Dan pelajar juga paling pintar pura-pura nyatet. Apalagi kalau nggak ngerti. Tangan jalan sendiri, tapi otak sambil mikir, ‘Ini apaan, ya?’
(Act-out nulis sok serius)
“Tulisannya bagus, isinya kosong.”

Kadang aku mikir, jadi pelajar itu sebenarnya latihan mental. Karena kita diajarin hal-hal penting dalam hidup:

  • harus tepat waktu walaupun bangunnya kesiangan
  • harus siap meskipun nggak siap
  • dan harus ngerti pelajaran yang bahkan gurunya bilang, ‘Sebenernya ini belum penting buat hidup.’

Tapi ya begitulah sekolah. Tempat di mana kamu belajar banyak hal, tapi yang paling sering dipakai cuma satu: skill bohong halus.

‘Sudah belajar?’
‘Sudah, Bu.’

Padahal yang dipelajari cuma… cara keliling halaman buku biar kayak baca beneran.

Sekian dari aku. Semoga tugas kalian minggu ini tidak menimbulkan stres… tapi kalau pun stres, ingat satu hal: nilai boleh merah, tapi semangat jangan ikut drop.”

7. Contoh Teks Stand Up Comedy tentang Cinta

“Cinta itu aneh, ya. Kita selalu bilang cinta itu buta… tapi yang bikin buta tuh bukan cintanya, tapi pilihan kita sendiri. Aku pernah suka sama orang selama dua tahun. Dua tahun aku usaha, dua tahun aku kode… dan dua tahun juga dia nggak sadar.

Padahal aku sudah ngasih isyarat halus: ngelike semua Instastory, nontonin highlight ‘Daily Life’-nya satu-satu. Itu kerjaan agen rahasia, bukan gebetan.

Yang paling sakit itu kalau lagi PDKT, terus dia bilang, ‘Kamu tuh baik banget… semoga kamu dapet yang terbaik, ya.’

Itu kalimat penutup yang lebih pedih daripada nilai ujian 45.

(Act-out senyum palsu sambil angguk)
“Iya… semoga kamu juga.”

Dalam hati: “Semoga kamu nyesel.”

Dan cinta itu suka bikin kita bodoh. Kita bisa ngasih perhatian tanpa batas.

Gebetan bilang lapar, kita langsung nawarin, ‘Mau aku beliin makan?’
Gebetan bilang capek, kita langsung bilang, ‘Istirahat ya, jangan lupa minum.’
Tapi begitu kita bilang capek… dia bilang, ‘Oalah… jangan lebay.’
Kok beda servisnya?

Yang paling lucu itu kalau pacaran baru seminggu, terus upload foto berdua pakai caption, ‘Akhirnya ketemu orang yang tepat.’

Seminggu, bro. Mie instan aja masaknya tiga menit, dikasih waktu lebih lama ngembang.

Pacaran seminggu itu belum bisa disebut hubungan… itu masih masa percobaan kayak karyawan baru.

Dan aku tuh heran sama orang yang kalau putus selalu bilang, ‘Aku ingin fokus dulu ke diri sendiri.’

Padahal seminggu kemudian sudah update story makan es krim berdua. Ini fokus diri sendiri atau fokus ke yang baru?

Cinta itu memang bikin kita halus sekaligus lemah.

Kita bisa marah kalau teman telat balas chat, tapi kalau gebetan telat tiga hari… kita bilangnya, ‘Dia sibuk kok… dia tuh pejuang.’

Iya, pejuang yang nggak pernah menang.

Tapi pada akhirnya, cinta itu ngajari satu hal penting: kalau orang benar-benar sayang, dia nggak bikin kamu bingung.

Karena yang sayang itu datang… yang pura-pura sayang itu nge-ghosting… dan yang benar-benar serius itu biasanya nanya,

‘Kamu punya member Alfamart nggak? Biar aku daftarin.’

Sekian dari aku. Semoga kisah cintamu nggak serumit matematika… dan kalau pun rumit, semoga masih bisa dihitung pakai logika.”

Baca juga: 25 Contoh Penutup Presentasi & Cara Mengakhirinya dengan Baik 

Buat Tugas Stand Up Kelar… Tapi Habis Ini Mau Ke Mana? Saatnya Siapin Diri Buat Dunia Kerja!

Dari contoh-contoh teks stand up comedy di atas, kamu mungkin awalnya cuma cari bahan untuk tugas, tampil di acara sekolah, atau sekadar hiburan.

Tapi kalau diperhatikan, nulis dan bawain stand up sebenarnya bikin kamu terbiasa mikir cepat, berani ngomong di depan orang, dan lebih peka sama hal-hal kecil di sekitar.

Masalahnya, banyak pelajar dan mahasiswa yang sudah mulai mikir soal masa depan, tapi masih bingung harus mulai dari mana.

Nah, kalau kamu sudah mulai nyari langkah berikutnya setelah sekolah atau kuliah, kamu bisa langsung cek lowongan kerja dan magang yang cocok lewat Dealls.

Di Dealls, kamu bisa:

loker di dealls.webp
  • Cari kerja lebih cepat dengan tampilan yang simpel dan gampang dipahami
  • Lihat gaji transparan sejak awal, tanpa harus nebak-nebak
  • Filter lowongan sesuai minat, lokasi, gaji, atau jenis pekerjaan
  • Dapet kelanjutan proses secara cepat, jadi kamu nggak nunggu tanpa kejelasan
  • Akses ribuan lowongan dari perusahaan besar sampai startup yang aktif mencari kandidat

Dengan kombinasi skill stand up yang bikin kamu lebih percaya diri dan fitur Dealls yang mempermudah cari kerja, kamu bisa mulai bangun masa depanmu lebih mantap, langkah demi langkah. 

Yuk, cari kerja lewat Dealls sekarang!

button cari lowongan kerja di dealls.png
Tips Pengembangan Karir
Bagikan

Lamar ke Lowongan Kerja Terbaru Setiap Harinya