Membuat policy brief adalah langkah penting bagi tim analis kebijakan dan peneliti agar rekomendasi mereka mudah dipahami pembuat keputusan.
Namun, bagi yang pertama kali membuatnya bisa bingung tentang struktur dan hal-hal yang harus ada di dalamnya.
Agar kamu lebih paham, bisa langsung melihat beberapa contoh policy brief sederhana untuk berbagai jenis kebijakan. Plus, ada template Word yang bisa kamu pakai.
Sebelum itu, mari pahami apa arti dari policy brief itu sendiri serta struktur penulisan yang baik dan benar!
Apa Itu Policy Brief?
Policy brief adalah media yang digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian dan rekomendasi kepada audiens non-analis.
Policy brief yang baik menyederhanakan temuan penelitian dengan bahasa yang mudah dimengerti dan menghubungkannya langsung dengan inisiatif kebijakan.
Dokumen ini biasanya fokus pada satu topik, ringkas, dan berdiri sendiri, sehingga pembuat keputusan bisa memahami isu tanpa harus membaca banyak laporan kompleks.
Agar lebih mudah dipahami, bayangkan kamu adalah seorang pejabat pemerintah daerah yang harus memutuskan kebijakan pengelolaan sampah kota. Kamu perlu memahami:
- Program pengelolaan sampah yang sudah ada
- Dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan warga
- Biaya yang dibutuhkan untuk setiap opsi.
Namun, waktumu terbatas dan tidak mungkin meneliti semuanya sendiri. Jadi, kamu mengundang tim analis untuk membuatkan policy brief.
Jadi, policy brief adalah dokumen yang berisi ringkasan penelitian secara objektif, menyajikan beberapa opsi kebijakan, atau bahkan merekomendasikan tindakan tertentu yang sesuai.
Struktur Policy Brief

Jika ini pertama kalinya kamu membuat policy brief, pahami dulu struktur yang berlaku agar mudah dipahami oleh para pembuat keputusan.
Lantas, policy brief berisi apa saja? Setidaknya harus ada ringkasan eksekutif, latar belakang, rekomendasi kebijakan dan kesimpulan.
Berikut yang harus kamu pahami:
1. Ringkasan Eksekutif
Ringkasan eksekutif berfungsi sebagai gambaran singkat dari seluruh policy brief. Di bagian ini, pembaca seharusnya langsung memahami inti masalah dan rekomendasi utama.
Panjang ideal maksimal 200 kata. Artinya cukup 1–2 paragraf, dan ditulis dengan bahasa sederhana agar cepat dicerna.
Contoh:
"Standar emisi kendaraan di kota X belum memadai, berdampak pada kualitas udara dan kesehatan masyarakat. Kami merekomendasikan penyesuaian batas emisi serta pengawasan rutin menggunakan sistem digital untuk menurunkan polusi udara hingga 20% dalam 3 tahun ke depan."
2. Latar Belakang
Latar belakang disebut juga dengan deskripsi masalah, yaitu bagian menjelaskan konteks isu, akar masalah, dan temuan penelitian terkait.
Idealnya berisi maksimal 500 kata. Untuk penulisan latar belakang, kamu perlu identifikasi stakeholder, dampak masalah, dan dinamika yang ada.
Tujuannya meyakinkan pembaca bahwa isu ini penting dan perlu tindakan.
Contoh:
"Data Dinas Lingkungan Hidup 2024 menunjukkan 35% kendaraan di kota X melebihi batas emisi standar. Dampak polusi udara menyebabkan peningkatan kasus ISPA sebanyak 15% setiap tahun, terutama pada anak-anak dan lansia. Beberapa upaya sebelumnya, seperti sosialisasi rutin dan inspeksi manual, belum efektif karena keterbatasan pengawasan dan sumber daya."
3. Rekomendasi Kebijakan
Struktur policy brief ini biasanya berisi 2–4 rekomendasi spesifik, termasuk konsekuensi dan alternatif solusi.
Panjangnya sekitar 1.000 kata. Contoh rekomendasi kebijakan bisa berupa kebijakan formal, program, atau tindakan.
Jika policy brief digunakan untuk advokasi, pastikan untuk menyertakan strategi implementasi dan indikator keberhasilan.
Contoh:
- Terapkan sistem pengawasan digital untuk emisi kendaraan, memudahkan identifikasi kendaraan bermasalah.
- Revisi batas emisi kendaraan sesuai standar terbaru, menurunkan dampak polusi udara.
- Program edukasi publik mengenai kendaraan ramah lingkungan dan manfaat inspeksi rutin.
4. Kesimpulan
Bagian kesimpulan merangkum masalah, analisis, dan rekomendasi. Di sini, kamu perlu tegaskan kembali urgensi isu dan siapa yang bertanggung jawab menindaklanjuti. Buat pembaca merasa ada tindakan nyata yang perlu dilakukan segera.
Contoh:
"Urgensi peningkatan standar emisi kendaraan di kota X tinggi. Implementasi sistem pengawasan digital dan revisi batas emisi menjadi prioritas untuk menurunkan polusi dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Dinas Perhubungan dan Dinas Lingkungan Hidup bertanggung jawab menindaklanjuti rekomendasi ini."
Baca Juga: Apa Itu Sistem Analis? Profesi Kunci yang Wajib Kamu Tahu!
Hal yang Harus Ada dalam Policy Brief
Policy brief yang baik bukan hanya terpatok pada struktur, tetapi isinya juga harus bisa membuat pesan lebih mudah dipahami dan meyakinkan pembuat kebijakan.
Berikut beberapa hal penting yang sebaiknya ada dalam policy brief:
1. Data Terbaru
Selalu gunakan data terkini untuk mendukung rekomendasi. Data ini bisa berupa statistik, hasil survei, atau penelitian terbaru.
Pastikan disajikan secara ringkas dan mudah dipahami, sehingga pembaca bisa langsung menangkap urgensi isu.
2. Visualisasi Sederhana
Grafik, tabel, diagram, atau infografis dapat membantu menjelaskan temuan secara cepat. Namun, visual harus jelas, relevan dengan isi, dan dilengkapi caption agar pembaca tahu konteksnya.
Lihat implementasi visualisasi sederhana pada contoh foreign policy brief dari UN Women berikut:

3. Analisis dan Interpretasi
Jelaskan temuan penelitian dengan bahasa sederhana, hubungkan langsung dengan rekomendasi kebijakan.
Analisis harus seimbang dan mengakui berbagai perspektif, tetapi tetap meyakinkan pembaca tentang solusi yang diusulkan.
❌ Contoh Salah
“Berdasarkan survei, polusi udara meningkat tajam di kota-kota besar. Banyak faktor penyebabnya, termasuk kendaraan, industri, dan aktivitas rumah tangga. Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya membuat kebijakan baru untuk mengurangi polusi.”
✅ Contoh Benar
“Data dari Dinas Lingkungan Hidup 2024 menunjukkan bahwa konsentrasi PM2,5 di Jakarta mencapai 65 µg/m³, melebihi ambang batas WHO 25 µg/m³.
Analisis menunjukkan bahwa 55% polusi berasal dari kendaraan bermotor, 30% dari industri, dan 15% dari pembakaran sampah rumah tangga. Jika tren ini berlanjut, angka penyakit pernapasan diperkirakan meningkat 20% dalam lima tahun ke depan.
Oleh karena itu, rekomendasi kebijakan meliputi: memperluas jalur transportasi umum ramah lingkungan, memberlakukan standar emisi kendaraan lebih ketat, dan kampanye pengelolaan sampah rumah tangga.”
4. Referensi Pendukung
Policy brief sebaiknya dilengkapi referensi, catatan metodologi, atau lampiran ringkas jika diperlukan.
Gunakan footnote atau catatan singkat untuk referensi agar tidak mengganggu alur bacaan. Lampiran bisa berupa tabel data, grafik, atau ilustrasi tambahan.
5. Bullet List
Tidak ada larangan penggunaan bullet list dalam menulis policy brief. Justru, bullet list dapat menyederhanakan informasi kompleks.
Namun, tetapkan aturan yang jelas, seperti maksimal 5–7 poin per list. Setiap poin harus jelas, bukan sekadar kata atau dua kata. Penggunaan lists efektif untuk menyoroti rekomendasi, temuan penelitian, atau langkah tindakan.
Lihat penggunaannya seperti contoh policy brief UNNES:

6. Desain dan Penyajian
Tidak lupa, perhatikan desain yang digunakan untuk menulis policy brief. Desain yang rapi dapat meningkatkan kemudahan membaca dan pemahaman.
Gunakan sidebars dan heading untuk membantu pembaca menavigasi brief dengan mudah, terutama jika dokumen lebih dari satu halaman.

Baca Juga: Apa Saja Job Desk Business Analyst dan Gajinya Di Indonesia!
Contoh Policy Brief
Setelah melihat struktur dan berbagai hal yang harus ada, saatnya melihat beberapa contoh policy brief sederhana agar kamu lebih memahaminya:
1. Contoh Policy Brief Pelayanan Publik
Policy brief berjudul “Kesejahteraan Badung Meningkat, Layanan Harus Hebat: Peran Mutlak IT dalam Pelayanan Publik” ini disusun lengkap dengan grafik dan visualisasi data.
Dokumen ini terdiri dari 8 halaman yang bisa kamu akses melalui tautan di bawah gambar:

2. Contoh Policy Brief LAN RI
Dokumen ini diterbitkan oleh LAN RI, terdiri dari hanya 4 lembar termasuk halaman referensi, dan dilengkapi sidebar untuk menyorot informasi penting.
Desainnya yang eye-catching membuat pembaca mudah menangkap inti kebijakan yang disampaikan.

3. Contoh Policy Brief STKS Bandung
STKS Bandung memiliki contoh policy brief zakat yang membahas potensi zakat dalam mengurangi kemiskinan di Indonesia. Brief ini menggunakan data nyata yang membuatnya lebih meyakinkan.

4. Contoh Policy Brief MBG
Policy brief MBG membahas optimalisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui pemberdayaan ibu-ibu di Gampong dan BUMG. Dokumen ini terdiri dari 8 halaman dengan desain minimalis.

5. Contoh Policy Brief UI
Contoh terakhir bisa dilihat pada file berikut yang dibuat dan dipublikasikan oleh UI. Dokumen ini terdiri dari 4 lembar yang bisa diunduh dalam bentuk PDF.

Template Policy Brief Word
Kalau tidak ingin membuat dari nol, kamu bisa menggunakan template policy brief sederhana berikut. Perlu diingat, semua data yang tercantum dalam template berikut adalah fiktif. Tinggal kamu ubah sesuai keingian.

FAQ seputar Policy Brief
Simak beberapa pertanyaan yang sering muncul seputar policy brief yang mungkin belum sempat dibahas di atas:
Apa Contoh Sederhana dari Suatu Kebijakan?
Contoh sederhana kebijakan bisa berupa aturan perusahaan yang menetapkan bahwa setiap karyawan harus masuk kerja pukul 09.00 agar operasional berjalan lancar. Kebijakan semacam ini menetapkan norma atau pedoman bertindak untuk mencapai tujuan tertentu.
Apa Bedanya Policy Brief dan Policy Paper?
Policy brief adalah dokumen singkat, padat dan ditujukan untuk pembuat kebijakan, sedangkan policy paper adalah makalah yang lebih komprehensif dan mendalam, meliputi analisis detail, data empiris, ulasan literatur, dan berbagai alternatif solusi.
Apakah Policy Brief termasuk Karya Ilmiah?
Ya, banyak yang menganggap policy brief sebagai bagian dari karya ilmiah, asalkan dibangun berdasarkan bukti dan riset.
Namun, karena bersifat singkat dan ringkas, policy brief tidak sepenuhnya setara dengan artikel jurnal akademik penuh dalam hal kedalaman analisis.
Apa Bahasa Indonesia dari Policy Brief?
Dalam Bahasa Indonesia istilah “policy brief” sering diterjemahkan sebagai “ringkasan kebijakan” atau “risalah kebijakan”.
Bagaimana Menyusun Policy Brief?
Biasanya policy brief disusun dengan struktur singkat, meliputi judul, ringkasan eksekutif, penjelasan masalah, rekomendasi kebijakan, dan saran tindakan.
Penulis harus menggunakan bahasa yang jelas, mudah dipahami pembuat kebijakan, dan dilengkapi visualisasi data.
Senang Merumuskan Kebijakan? Temukan Lokernya di Dealls!
Perumusan kebijakan memang menarik dan cocok untuk kamu yang suka berpikir analitis, menilai data secara mendalam, serta membuat rekomendasi yang berdampak.
Jika itu terdengar seperti kamu, kemungkinan besar kamu cocok menjadi analis kebijakan, peneliti, policy officer, atau konsultan kebijakan.
Kalau kamu ingin menekuninya, jelajahi dan lamar lokernya di Dealls yang berasal dari 7.000+ perusahaan terpercaya.
Selain posisi analis kebijakan dan peneliti, tersedia juga lebih dari 100.000 lowongan kerja terbaru lainnya untuk posisi full-time, part-time, dan freelance.
Jangan lupa, review CV kamu dulu pakai AI CV Reviewer gratis hanya 1 menit, dan kirim lamaran cukup dengan 1× klik.
Yuk jelajahi lokernya selagi masih banyak yang buka!

