Di era digital seperti sekarang, banyak cara cerdas untuk menambah penghasilan tanpa harus terjebak dalam rutinitas kerja 9-to-5.
Pernah nggak sih, kepikiran punya penghasilan yang terus mengalir meskipun kamu lagi tidur, liburan, atau bahkan nonton drama favorit? Itulah kekuatan dari passive income!
Bagi kamu yang masih bingung harus mulai dari mana, tenang! Ada berbagai cara, kok, untuk mulai menghasilkan passive income.
Yuk, baca artikel ini sampai selesai dan temukan peluangnya!
Apa Itu Passive Income?
Passive income adalah penghasilan yang kamu dapatkan secara berulang dengan sedikit atau tanpa usaha aktif terus-menerus setelah kamu melakukan pengaturan awal. Intinya, uang bekerja untukmu, bukan sebaliknya.
Bayangkan kamu sedang menanam pohon buah:
Awalnya, kamu harus kerja keras untuk memilih bibit, menggali tanah, menyiram tiap hari, dan merawat dari hama. Namun, begitu pohonnya tumbuh dan berbuah, kamu tinggal panen—tidak perlu repot seperti di awal.
Kadang, cukup dipangkas atau dipupuk sesekali. Nah, passive income juga begitu. Perlu usaha dan modal di awal, tetapi setelah sistemnya jalan, kamu bisa terus dapat penghasilan tanpa harus kerja terus-menerus.
Kamu perlu investasi waktu, uang, atau tenaga di awal, lalu sistem atau asetnya terbentuk, dan kamu bisa dapat uang bahkan saat kamu tidur atau liburan.
Ini berbeda dengan active income (gaji atau upah), yakni situasi ketika kamu harus menukarkan waktu dan tenagamu secara langsung untuk dapat uang. Kalau kamu berhenti bekerja, penghasilan aktifmu akan berhenti juga.
Masih bingung membedakannya? Simak poin berikut ini.
Perbedaan Passive Income dan Active Income
Agar lebih jelas dalam memahami passive income dan active income, berikut tabel perbandingan yang bisa kamu jadikan referensi:
Aspek | Passive Income | Active Income |
Sumber Penghasilan | Dari aset atau sistem yang sudah dibangun | Dari pekerjaan langsung atau aktivitas harian |
Keterlibatan Waktu | Minim setelah sistem berjalan | Wajib terlibat aktif untuk terus mendapatkan penghasilan |
Contoh | Sewa properti, dividen saham, bisnis autopilot | Gaji karyawan, upah freelance, hasil jual jasa |
Waktu Membangun | Butuh waktu dan usaha di awal | Penghasilan langsung saat pekerjaan selesai |
Fleksibilitas Waktu | Lebih fleksibel, bisa didapat saat tidur/liburan | Terikat waktu dan tempat kerja |
Potensi Jangka Panjang | Bisa terus mengalir meski tidak aktif bekerja | Berhenti saat kamu berhenti bekerja |
Untuk lebih meyakinkanmu tentang pentingnya passive income, simak penjelasan berikut ini.
Kenapa Passive Income Penting?
Passive income penting karena memberikan kestabilan dan kebebasan finansial dalam jangka panjang. Saat kamu hanya mengandalkan active income (gaji atau upah dari pekerjaan), maka penghasilanmu sangat tergantung pada waktu dan tenaga.
Begitu kamu berhenti bekerja, baik karena sakit, cuti, maupun pensiun, aliran uang pun ikut berhenti. Namun, berbeda halnya jika kamu memiliki passive income.
Dengan passive income, kamu bisa tetap memperoleh penghasilan meskipun tidak aktif bekerja setiap hari.
Selain itu, memiliki passive income memberi kamu ruang lebih untuk mengejar hal-hal yang kamu sukai tanpa khawatir soal uang. Jadi, passive income bukan hanya soal menambah uang, tetapi juga membuka peluang untuk hidup lebih bebas dan fleksibel.
Jenis-jenis Sumber Passive Income

1. Aset Digital
Aset digital adalah produk berbasis konten yang bisa dijual atau dimonetisasi secara online. Contohnya, e-book, kursus online, template desain, atau video YouTube.
Setelah kamu membuat dan mengunggahnya, aset ini bisa terus menghasilkan uang selama masih relevan, tanpa perlu dikelola intens setiap hari.
2. Investasi Keuangan
Jenis ini mencakup instrumen seperti saham, reksadana, obligasi, atau deposito. Kamu bisa mendapatkan dividen, bunga, atau capital gain dari pertumbuhan nilai investasi.
Meskipun butuh modal di awal dan sedikit pengetahuan, keuntungannya bisa terus mengalir tanpa perlu keterlibatan aktif setiap saat.
3. Properti
Kalau kamu memiliki rumah, apartemen, atau kos-kosan yang bisa disewakan, ini bisa menjadi sumber passive income yang stabil. Setelah properti siap huni dan disewakan, kamu akan menerima pemasukan bulanan dari penyewa. Pengelolaan bisa diserahkan ke pihak ketiga seperti agen properti jika kamu tidak ingin repot.
4. Bisnis Autopilot
Ini adalah jenis bisnis yang bisa berjalan tanpa keterlibatan penuh dari pemiliknya. Contohnya, franchise, sistem dropship, atau toko online yang dikelola oleh tim.
Kamu cukup mengawasi kinerja bisnis dan membuat keputusan strategis sesekali, sementara pemasukan tetap mengalir.
5. Afiliasi & Referral
Passive income juga bisa datang dari program afiliasi. Artinya, kamu mendapatkan komisi setiap kali seseorang membeli produk atau layanan melalui link milikmu.
Baca Juga: Apa Itu Side Hustle? Temukan Manfaat dan Tips untuk Memulai!
Contoh Passive Income
Berikut 20 passive income yang bisa kamu coba untuk nambah uang saku:
1. Affiliate Marketing
Kamu mempromosikan produk atau layanan dari pihak ketiga menggunakan tautan unik.
Setiap kali seseorang membeli melalui tautan tersebut, kamu akan mendapat komisi dari setiap penjualan yang terjadi melalui tautan afiliasi milikmu.
Strategi ini cocok bagi yang punya blog, media sosial, atau website dengan pengunjung aktif.
2. Reksadana Pasar Uang
Instrumen investasi jangka pendek yang risikonya rendah dan likuiditasnya tinggi sehingga bisa diambil kapan-kapan.
Selain itu, reksadana pasar uang juga biasanya ditempatkan pada instrumen pasar uang, seperti deposito dan obligasi jangka pendek yang dikelola manajer investasi.
Investasi jenis ini cocok untuk pemula yang ingin hasil stabil tanpa banyak waktu.
3. Obligasi
Obligasi merupakan surat utang yang diterbitkan dari pemerintah atau perusahaan. Kamu bisa mendapatkan bunga secara berkala hingga masa jatuh tempo tiba.
Obligasi cocok untuk investor yang mencari pendapatan tetap dengan risiko lebih terkontrol.
4. Saham Dividen
Perusahaan tertentu membagikan sebagian labanya kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Membeli saham perusahaan yang rutin membagikan dividen memungkinkanmu menerima pembagian keuntungan secara berkala.
Dengan membeli saham dari perusahaan yang rutin membagikan dividen, kamu bisa mendapatkan penghasilan pasif amun, tetap penting memilih perusahaan yang stabil secara keuangan.
5. Properti Sewa
Kamu bisa membeli properti dan menyewakannya untuk menghasilkan pendapatan bulanan, seperti membeli rumah, apartemen, atau ruko, lalu menyewakannya. Pendapatan bulanan dari sewa bisa menjadi sumber passive income yang stabil.
Selain pendapatan sewa, nilai properti juga bisa meningkat dari waktu ke waktu. Properti ini bisa berupa rumah tinggal, apartemen, atau ruko
6. Royalti Buku atau Musik
Jika kamu penulis atau musisi, kamu bisa memperoleh royalti dari penjualan karya yang telah diterbitkan. Karya yang kamu hasilkan, seperti buku atau lagu, akan terus menghasilkan royalti selama masih dibeli atau digunakan.
Sederhananya, setiap kali ada penjualan atau pemutaran, kamu berhak mendapat persentase keuntungan. Ini cocok bagi penulis atau musisi yang ingin menikmati hasil karya dalam jangka panjang.
7. Dropshipping Otomatis
Dropshipping adalah metode penjualan produk tanpa perlu menyimpan stok barang. Dengan bantuan sistem e-commerce modern yang otomatis, kamu hanya perlu mengelola toko online sementara pengiriman ditangani oleh supplier.
Fokus utamamu cukup pada pemasaran dan layanan pelanggan untuk meraih keuntungan dari selisih harga jual dan beli.
8. Kursus Online
Kamu bisa membuat dan menjual kelas atau pelatihan digital di platform, seperti Udemy atau Skillshare. Contohnya, materi pelatihan dalam bentuk video, PDF, atau kuis, lalu mengunggahnya ke platform edukasi.
Setelah kursus dirilis, kamu bisa memperoleh penghasilan setiap kali seseorang mendaftar. Ini sangat cocok untuk kamu yang ahli dalam bidang tertentu dan ingin berbagi ilmu.
9. Aplikasi atau Game Mobile
Jika kamu developer, kamu bisa membuat aplikasi atau game yang berguna dan menghasilkan uang dari iklan atau pembelian dalam aplikasi.
Sekali dikembangkan dan diunggah ke platform, seperti Google Play, kamu bisa mendapatkan penghasilan berulang. Pembaruan berkala bisa menjaga relevansi dan meningkatkan pendapatan.
10. Blog Monetisasi
Menulis artikel di blog dan mengaktifkan iklan atau afiliasi bisa memberikan pendapatan dari klik atau penjualan. Membangun audiens yang loyal adalah kunci kesuksesan blog.
Semakin banyak pengunjung, semakin tinggi potensi pendapatan yang kamu terima.
11. YouTube Channel
Membuat konten video dan mengunggahnya ke YouTube memungkinkan kamu memperoleh uang dari iklan, sponsor, dan afiliasi.
Konten video yang dimonetisasi lewat AdSense, endorsement, atau afiliasi bisa memberikan pendapatan jangka panjang, bahkan saat kamu tidak aktif membuat video baru. Konten evergreen, seperti tutorial atau review sangat efektif untuk strategi ini.
12. NFT atau Karya Digital
Kamu bisa membuat dan menjual karya digital sebagai NFT (Non-Fungible Token) yang memungkinkan kamu mendapat royalti tiap kali karya berpindah tangan. Selain itu, karya seni digital sebagai NFT dapat memberimu hak untuk mendapatkan royalti setiap kali karya dijual kembali.
Hal ini karena NFT menggunakan teknologi blockchain untuk menjamin keaslian dan kepemilikan. Oleh sebab itu, peluang bagi seniman untuk mendapat penghasilan berkelanjutan semakin terbuka.
13. Bisnis Franchise
Memiliki bisnis waralaba memungkinkanmu mendapatkan penghasilan dari sistem dan operasional yang sudah berjalan dengan manajemen minimal. Dengan membeli lisensi waralaba, kamu menjalankan bisnis dengan sistem dan merek yang telah teruji.
Poin plusnya adalah manajemennya lebih ringan karena sudah ada standar operasional yang jelas. Selain itu, bisnis seperti ini biasanya dapat menghasilkan pendapatan stabil jika dikelola dengan baik.
14. P2P Lending
Mendanai pinjaman online melalui platform peer-to-peer lending memberikan kamu bunga dari dana yang dipinjamkan. Kamu bisa memberikan pinjaman kepada individu atau UMKM melalui platform P2P lending dan mendapatkan bunga sebagai imbal hasil.
Risiko bisa dikendalikan dengan diversifikasi pendanaan ke banyak peminjam. Jenis passive income ini cocok untuk kamu yang ingin membantu pertumbuhan bisnis kecil sekaligus memperoleh keuntungan.
15. Deposito Berjangka
Menyimpan uang dalam deposito di bank memberikan bunga tetap yang dibayarkan secara berkala, biasanya lebih tinggi dari tabungan biasa.
Deposito dianggap aman karena dijamin LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Sumber passive income ini sangat cocok untuk investor konservatif yang mengutamakan keamanan dana.
16. Foto Stok Digital
Jika kamu fotografer, kamu bisa menjual hasil fotomu di platform stok foto, seperti Shutterstock dan mendapatkan komisi tiap kali foto diunduh.
Semakin banyak foto berkualitas tinggi yang kamu unggah, semakin besar potensi penghasilannya.
17. Menjual Foto atau Desain Digital di Platform Online
Jika kamu memiliki keahlian fotografi atau desain grafis, kamu bisa menjual karya digital, seperti foto, ilustrasi, atau template desain di platform, seperti Shutterstock, Adobe Stock, atau Creative Market.
Setiap kali ada yang mengunduh atau membeli karya kamu, kamu akan mendapatkan royalti tanpa perlu menjual ulang secara manual.
18. Lisensi Software
Bagi yang memiliki keahlian coding, membuat software dan menjual lisensinya ke perusahaan atau individu bisa menjadi sumber penghasilan jangka panjang.
Lisensi ini bisa berupa satu kali pembelian atau sistem langganan. Dengan demikian, dapat memberikan arus kas berulang tanpa harus mengelola proyek baru terus-menerus.
19. Investasi Emas Digital
Berinvestasi emas secara online melalui aplikasi memungkinkan kamu menikmati potensi kenaikan harga tanpa harus menyimpan emas fisik.
Investasi jenis ini dapat memudahkanmu karena tidak perlu menyimpan barang berharga secara mandiri.
20. Toko Online Otomatis
Membangun toko online dengan sistem fulfillment otomatis seperti print-on-demand atau supplier pihak ketiga bisa berjalan tanpa harus terlibat langsung tiap hari. Misalnya, kamu memiliki website khusus untuk mengelola produkmu.
Kemudian, website tersebut akan mengatur proses transaksi dan pengiriman secara otomatis. Ini memungkinkan kamu fokus pada desain produk dan pemasaran tanpa terlibat langsung setiap hari.
Cara Mendapatkan Passive Income
Setelah memahami perbedaan active income dengan passive income serta jenis dan contohnya, berikut ini 7 langkah praktis bagi kamu yang baru ingin memulai.
1. Kenali Potensi Diri dan Minat
Apakah kamu lebih tertarik di dunia digital, keuangan, atau properti? Memilih sumber passive income yang sesuai minat akan membuat proses membangunnya lebih menyenangkan dan berkelanjutan. Jadi, coba tanyakan ke dirimu sendiri minat dan potensi yang dimiliki.
2. Tentukan Jenis Passive Income yang Cocok
Pilih jenis yang sesuai dengan modal (uang, waktu, atau keterampilan) yang kamu miliki. Misalnya, kalau kamu punya waktu tapi modal kecil, kamu bisa mulai dari membuat konten digital. Kalau punya modal lebih, investasi atau properti bisa jadi pilihan.
3. Mulai dari Skala Kecil Sambil Belajar
Jangan menunggu segalanya sempurna. Mulailah dari hal kecil—misalnya investasi reksadana mulai dari Rp100.000, membuat satu video YouTube, atau menjual satu e-book. Sambil jalan, kamu bisa evaluasi dan upgrade.
4. Bangun Sistem yang Bisa Bekerja Otomatis
Kunci passive income adalah sistem. Gunakan platform yang bisa memudahkan proses, seperti marketplace digital untuk ebook, atau aplikasi investasi yang dikelola otomatis. Kalau kamu punya bisnis, delegasikan ke tim atau pakai sistem dropship.
5. Manfaatkan Teknologi dan Platform Online
Gunakan tools gratis atau berbayar untuk mempercepat proses. Contoh: Canva untuk desain, Notion untuk perencanaan, atau TikTok dan Instagram untuk promosi konten. Banyak platform juga menawarkan program afiliasi atau monetisasi otomatis.
6. Diversifikasi Sumber Penghasilan
Jangan bergantung hanya pada satu sumber. Setelah satu passive income berjalan, bangun yang lain. Misalnya setelah punya blog, kamu bisa tambahkan afiliasi produk, lalu mulai investasi kecil-kecilan. Semakin banyak sumber, semakin aman finansialmu.
7. Evaluasi dan Tingkatkan Secara Berkala
Walaupun “pasif”, bukan berarti dibiarkan sepenuhnya. Cek performa secara berkala—apakah masih menguntungkan, perlu ditingkatkan, atau diganti. Perbaikan kecil secara konsisten bisa menghasilkan pertumbuhan yang signifikan dalam jangka panjang.
Tips Memulai Passive Income Sambil Kerja

Bagi kamu yang memiliki kesibukan tinggi dan mungkin merasa tidak mempunyai waktu untuk membangun passive income, jangan khawatir.
Dengan strategi yang tepat, kamu bisa pelan-pelan menyiapkan sumber penghasilan tambahan tanpa mengganggu rutinitas harian.
Berikut beberapa tips realistis yang bisa kamu terapkan sambil tetap produktif di pekerjaan utama.
1. Pilih yang Minim Waktu & Tenaga di Awal
Fokus ke jenis passive income yang bisa kamu jalankan perlahan, tanpa mengganggu jam kerja. Contohnya: ikut program reksadana otomatis, buat konten 1x seminggu, atau sewa properti kecil (seperti kamar kosong di rumah).
2. Gunakan Waktu Luang Secara Strategis
Alih-alih scrolling media sosial tanpa arah, luangkan 1–2 jam per minggu untuk mulai riset, bikin konten, atau mempersiapkan aset digital. Kamu bisa memanfaatkan akhir pekan, jam istirahat, atau malam hari.
3. Mulai dari Hobi atau Keahlian yang Kamu Punya
Kalau kamu suka menulis, mulai blog atau e-book. Jago desain? Jual template. Hobi main musik? Coba upload ke platform streaming. Dengan cara ini, kamu bisa mulai tanpa harus belajar dari nol.
4. Gunakan Tools Otomatisasi
Manfaatkan tools untuk menjadwalkan konten (seperti Buffer atau Meta Business), auto-invest (seperti Bibit atau Ajaib), atau sistem dropship yang minim operasional. Ini sangat membantu kamu yang punya jadwal padat.
5. Manfaatkan Platform yang Sudah Ada
Banyak platform yang siap pakai dan tidak perlu bikin dari nol. Contohnya, menjual e-book di Google Play Books, mendaftar Shopee Affiliate, membuat kursus di Skillshare, atau menyewakan kamar via Airbnb. Kamu tinggal daftar dan isi konten.
6. Jangan Kejar Sempurna, Fokus Konsisten
Nggak harus langsung viral atau hasil besar di awal. Yang penting: jalan dulu dan belajar konsisten.
7. Sisihkan Sebagian Gaji untuk Mulai Investasi
Mulai alokasikan sebagian kecil gaji (misalnya 5–10%) untuk membangun passive income berbasis investasi, seperti reksa dana, saham, atau obligasi. Sedikit demi sedikit, hasilnya bisa jadi besar.
8. Cari Partner atau Kolaborasi
Kalau kamu terlalu sibuk, cari teman, pasangan, atau saudara yang bisa diajak kolaborasi. Kamu bisa jadi investor, mereka yang jalankan operasional. Win-win dan tetap produktif.
Baca Juga: 10 Jenis dan Contoh Pekerjaan Freelance yang Bisa Nambah Penghasilan
Membangun passive income memang tidak bisa instan, tetapi bukan berarti sulit. Dengan langkah yang tepat dan konsisten, kamu bisa pelan-pelan menciptakan penghasilan tambahan yang jalan terus, bahkan saat kamu lagi rebahan atau liburan.
Kalau kamu masih bingung harus mulai dari mana, kamu bisa cek peluang kerja fleksibel di Dealls. Tidak hanya info lowongan full-time, Dealls juga punya banyak pilihan kerja part-time, kontrak, freelance, dan internship yang bisa kamu sesuaikan dengan waktumu. Cocok banget buat kamu yang ingin mulai bangun passive income sambil tetap kerja aktif.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk mulai dari sekarang, dan biarkan uang bekerja untuk kamu!