Menulis naskah film bisa membingungkan bagi pemula, karena strukturnya berbeda dari teks drama biasa.
Pasalnya, ada struktur dan format yang sudah ditentukan, misalnya dari jenis font yang digunakan hingga ukuran margin teks.
Penting untuk mengikuti standar tersebut agar naskahmu sesuai dengan standar naskah perfilman di Indonesia.
Sebagai penulis baru, wajar jika merasa kesulitan mengatur naskahnya agar tetap menarik. Maka agar hasilnya bagus, mari pahami struktur, cara menulis serta contohnya!
Struktur Cerita yang Harus Ditentukan sebelum Membuat Naskah Film

Untuk menulis naskah film, kamu perlu mengikuti struktur cerita agar alurnya mengalir jelas dan perkembangan konflik terasa natural.
Berikut struktur cerita yang harus kamu tentukan sejak awal:
1. Premis
Premis adalah inti cerita dalam satu kalimat. Isinya menjelaskan siapa tokohnya, apa tujuannya, dan rintangan apa yang menghadangnya. Bisa dibilang, ini adalah pondasi dari keseluruhan naskah.
Contoh:
Seorang barista introvert bernama Dara mencoba memenangkan kompetisi minuman di kafe tempatnya bekerja untuk membuktikan dirinya, namun harus menghadapi rasa takut tampil dan rival yang jauh lebih populer.
2. Tujuan Karakter (Character Goal)
Setiap cerita harus memiliki tujuan utama yang jelas untuk karakter utamanya. Tujuan ini menjadi alasan seluruh pergerakan plot dan sumber konflik yang mengikuti.
Semakin kuat motivasinya, semakin menarik perjalanan karakter di mata penonton.
Contoh:
Dara ingin kreasinya diakui agar ia bisa membuka jalan mendapatkan beasiswa kursus mixology impiannya.
Motivasinya tumbuh seiring ia menyadari bahwa bakatnya tidak akan berkembang tanpa keberanian untuk maju.
3. Babak Setup
Babak ini berfungsi memperkenalkan tokoh, dunia ceritanya, dan gambaran awal kehidupannya sebelum masalah muncul.
Di sini, kamu bisa tunjukkan sifat hingga kebiasaan sang tokoh agar penonton langsung paham apa yang ingin dicapai.
Contoh:
Dara adalah barista yang kreatif, tetapi kurang percaya diri. Ia selalu mencatat ide minuman baru di buku kecilnya.
Hidupnya tenang dan rutin di kafe kecil tempat ia bekerja. Ia diam-diam ingin kreasinya diakui, tetapi belum berani mencoba.
4. Catalyst (Masalah Utama)
Catalyst bisa disebut sebagai konflik utama yang benar-benar menantang karakter dan membuatnya keluar dari zona nyaman.
Masalah ini harus cukup kuat untuk memaksa karakter mengambil tindakan besar. Di sinilah cerita mulai bergerak ke arah yang tidak bisa dibalikkan begitu saja.
Contoh:
Suatu hari, pemilik kafe mengumumkan akan mengadakan kompetisi internal untuk memilih minuman baru yang akan jadi menu utama bulan depan.
Ini kesempatan besar, tetapi juga masalah besar untuk Dara. Ia ingin ikut, tetapi ketakutannya tampil di depan orang lain membuatnya hampir menyerah.
5. Progress (Perjuangan Karakter)
Pada tahap ini, karakter mulai bergerak untuk menghadapi masalahnya. Namun tindakan-tindakan tersebut biasanya justru memunculkan konsekuensi baru.
Pastikan usaha karakter tidak mulus, agar ketegangan terus meningkat.
Contoh:
Dara akhirnya memberanikan diri ikut. Saat latihan membuat minumannya, ia berkali-kali gagal menemukan rasa yang pas.
Waktu makin mepet, bahan yang ia pakai makin menipis, dan ada rekan kerja yang diam-diam menjiplak idenya.
Namun di tengah itu semua, ia mulai tumbuh, sedikit demi sedikit menjadi lebih berani mengambil risiko.
6. Point of No Return
Ini adalah titik ketika karakter tidak bisa lagi kembali ke kehidupannya yang lama. Ambisinya akan mendorong ia untuk terus melangkah, meski risikonya semakin berat.
Momen ini menjadi penanda bahwa karakter benar-benar berkomitmen pada perjalanannya.
Contoh:
Dara akhirnya mendaftarkan menu buatannya, menyerahkannya ke juri tepat sebelum batas waktu.
Keputusannya membuat ia tak bisa mundur lagi meski takut gagal. Ia sadar konsekuensinya akan mengubah hidupnya.
7. Turning Point
Turning point adalah momen yang menggeser arah cerita, seperti adanya pengungkapan baru, kegagalan besar, atau keputusan berani.
Momen ini biasanya muncul di akhir babak pertama dan akhir babak kedua. Fungsinya untuk menjaga cerita tetap bergerak dan tidak stagnan.
Contoh:
Setelah latihan panjang dan revisi rasa berkali-kali, Dara justru melihat saingannya menampilkan versi plagiat minumannya. Tekanan itu memaksanya memilih antara mengalah atau membuat versi baru yang lebih berani.
8. Klimaks
Klimaks adalah momen paling intens yang menjadi puncak emosi cerita. Ini adalah pertarungan terbesar yang menentukan apakah karakter berhasil mencapai tujuannya.
Karakter akhirnya bangkit, menghadapi ketakutannya, dan mengambil langkah terakhir yang paling penting.
Contoh:
Di depan para juri, Dara melihat kompetitor menjiplak idenya. Ia tetap maju dan membuat versi terbaik kreasinya secara langsung.
Hasil akhirnya menentukan apakah impiannya layak diperjuangkan.
9. Resolusi
Semua konflik diselesaikan dan penonton diperlihatkan bagaimana hidup karakter berubah setelah melalui perjalanan panjang.
Resolusi harus memberikan penutupan logis sekaligus emosional bagi penonton. Di sini, kamu bisa menunjukkan pelajaran hidup atau dampak akhir bagi karakter utama.
Contoh:
Dara memenangkan kompetisi dan resepnya menjadi menu baru di kafe. Ia akhirnya percaya diri dengan kemampuannya.
Hubungannya dengan rekan kerjanya juga membaik setelah masalah terselesaikan, dan ia mulai berani mendaftar beasiswa yang dulu hanya ia impikan.
10. Plot Twist (Opsional)
Plot twist memberi kejutan yang mengubah arah cerita secara drastis tetapi tetap masuk akal. Twist yang baik terasa alami, bukan dipaksakan, dan memberikan dampak emosional kuat.
Biasanya ditempatkan menjelang akhir babak kedua atau awal babak ketiga.
Contoh:
Menjelang final, Dara mengetahui bahwa pemilik kafe yang terlihat cuek justru diam-diam merekomendasikan proses kreatifnya ke komunitas barista nasional. Ternyata ia sudah mengamati perkembangan Dara sejak lama.
Baca Juga: 6 Contoh Teks Penyiar Radio Bahasa Indonesia & Bahasa Inggris
Format Naskah/Script Film

Dalam menulis format naskah untuk film, ada standar ketentuan yang harus kamu ikuti agar lebih mudah mengkomunikasikannya kepada seluruh kru film.
Berikut format naskah yang bisa kamu jadikan patokan:
1. Slugline
Slugline adalah baris pembuka yang menunjukkan lokasi dan waktu adegan berlangsung. Cukup singkat saja guna membantu kru memahami di mana cerita berada tanpa perlu deskripsi panjang.
Umumnya format slugline yang digunakan yaitu INT. (Interior)/EXT. (Exterior) – LOKASI – WAKTU.
Contoh:
INT. RUANG KERJA ARYA – PAGI → Adegan berlangsung di dalam ruang kerja Arya pada pagi hari.
EXT. HALTE BUS KOTA – SENJA → Adegan berlangsung di luar, tepatnya di halte saat matahari hampir terbenam.
2. Action Line
Action line menjelaskan apa yang terjadi dalam adegan secara visual dan singkat. Gunakan kalimat aktif agar pembaca langsung membayangkan gerakannya.
Saat menulis action line, kamu tidak perlu menulis hal yang tidak terlihat oleh kamera.
Contoh:
Arya menutup laptopnya perlahan, lalu menatap jendela dengan wajah gelisah.
3. Nama Karakter
Nama karakter ditulis dengan huruf kapital dan diletakkan di tengah sebelum dialog. Fungsinya untuk menandai siapa yang sedang berbicara.
Nama hanya muncul saat karakter mengeluarkan dialog.
Contoh:
ARYA
4. Dialog
Dialog berisi kalimat yang diucapkan karakter dan ditulis tepat di bawah nama karakter. Buat dialog singkat agar ritme cerita tetap hidup dan mudah dibaca. Hindari kalimat panjang yang tidak natural.
Contoh:
ARYA
Aku rasa… ini saatnya aku berhenti berpura-pura semuanya baik-baik saja.
5. Keterangan Parenthetical
Parenthetical adalah keterangan untuk memberikan petunjuk kecil tentang cara karakter berbicara atau bertindak saat dialog berlangsung.
Gunakan hanya jika benar-benar membantu memperjelas ekspresi. Jangan terlalu sering dipakai agar tidak mengganggu alur baca.
Contoh:
ARYA
(tekanan suara rendah)
Aku cuma butuh waktu buat mikir.
6. Kalimat Transisi
Transisi dipakai untuk memandu perpindahan antaradegan, terutama dalam skenario profesional.
Biasanya ditulis di sisi kanan halaman dan tidak perlu digunakan terlalu sering. Fungsinya hanya membantu alur teknis, bukan bagian cerita.
Contoh:
CUT TO:
FADE OUT.
7. Talking Voice
Talking voice adalah voice over atau dialog yang diucapkan karakter namun tidak berasal dari adegan saat itu.
Biasanya berupa narasi, pikiran karakter, atau penjelasan latar belakang. Fungsinya untuk memberikan konteks tambahan tanpa harus menampilkan adegannya.
Contoh:
TALKING HEAD ARYA
ARYA
Kadang pilihan yang paling menakutkan adalah pilihan yang paling benar.
Cara Menulis Naskah Film
Kamu bisa menulis naskah film dengan software khusus seperti Final Draft yang otomatis mengatur format, atau menggunakan Microsoft Word.
Kalau pakai Final Draft, semua margin, font, dan layout sudah diatur otomatis. Namun kalau manual, kamu perlu menyesuaikan secara manual. Berikut yang harus kamu perhatikan:
1. Gunakan Font Courier 12 pt
Pilih font Courier (bukan Courier New) atau Prestige Pica ukuran 12 pt. Kenapa pilih font ini? Pasalnya font ini termasuk jenis fixed-pitch sehingga menghasilkan standar 1 halaman ≈ 1 menit durasi film, jadi lebih mudah menghitung panjang naskah.
2. Atur Ukuran Kertas ke Letter
Gunakan ukuran letter yang berukuran 8,5” x 11” untuk menyamakan standar internasional penulisan skrip.
Panjang tulisan per halaman idealnya maksimal ±60 baris agar naskah mudah diikuti dan tidak terlalu padat.
3. Tetapkan Margin sesuai Format Skenario
Kalau menulis naskah film manual di Word, jangan lupa atur margin dengan pengaturan berikut agar naskah dapat dijilid. Berikut formatnya:
- Kiri: 1,5 inci
- Atas: 1 inci
- Kanan: 1 inci
- Bawah: 1 inci.
4. Sesuaikan Jumlah Halaman dengan Durasi Film
Untuk menghitung durasi film, gunakan patokan 1 halaman yang setara sekitar 1 menit tayang. Artinya, kalau film pendek 5 menit, setidaknya siapkan 4–5 halaman, sedangkan FTV yang biasanya berdurasi 70 menit butuh 60–65 halaman..
5. Gunakan Scene Heading dengan Format yang Konsisten
Ketika menulis scene heading, awali setiap adegan dengan slug line berisi nomor scene, INT/EXT, lokasi, dan waktu. Misalnya:
INT. RUMAH PAK LURAH – MALAM
Gunakan huruf kapital untuk menulisnya dan pastikan jarak kiri-kanan mengikuti standar yang sudah ditetapkan.
6. Tambahkan Penanda untuk Scene Panjang
Jika satu scene berlanjut ke halaman berikutnya, tambahkan (CONTINUED) di bagian bawah halaman.
Di halaman selanjutnya, tulis CONTINUED di bagian kiri tanpa tanda kurung untuk menandakan kelanjutan adegan.
7. Pakai Margin untuk Penulisan Nama dan Dialog
Gunakan huruf besar untuk menuliskan nama karakter dan posisikan pada margin kiri sekitar 4,1 inci.
Lalu tepat di bawahnya, tulis dialog dengan margin kiri 2,7 inci dan kanan 2,4 inci agar tampil rapi dan mudah dibaca.
Baca Juga: Apa Itu Script Writer? - Tugas, Gaji, & Bedanya dengan Copywriter
Contoh Naskah Film

Sekarang kamu lebih paham tentang struktur dan cara menulis naskah film. Agar lebih lengkap, lihat juga beberapa contoh naskah film pendek, 1 adegan, dan skenario film yang bisa kamu jadikan referensi:
1. Contoh Naskah/Script Film Pendek
Sesuai namanya, film pendek memiliki durasi yang lebih pendek. Jika membutuhkan contoh script film pendek, kamu bisa menggunakan format sebagai berikut:
a. Contoh Script Film Pendek tentang Bullying
Topik tentang bullying banyak diangkat sebagai film pendek untuk meningkatkan kesadaran. Adapun naskah film untuk topik bullying yang bisa kamu jadikan referensi yaitu:

b. Contoh Naskah Film Pendek Sekolah
Format script film pendek berikut merupakan contoh naskah film durasi 5 menit tentang horor yang bisa kamu gunakan untuk kebutuhan tugas sekolah hingga proyek kreatif.

2. Contoh Naskah Film 1 Adegan
Film satu adegan sering disebut juga one shot, karena hanya berfokus pada satu momen dalam satu lokasi.
Misalnya film tentang kejadian lift macet, seorang karyawan yang dilema ingin mengundurkan diri, dan lainnya.
Berikut contoh naskah film tentang Berhenti Sebentar sebagai referensimu:

3. Contoh Skenario Film Dua Garis Biru
Kalau kamu ingin melihat contoh naskah film yang sudah jadi, bahkan sudah diangkat menjadi film, bisa melirik contoh naskah skenario film Dua Garis Biru berikut.
Naskah film satu ini dibuat oleh Gina S. Noer dan memiliki struktur yang lengkap. Kamu bisa melihat naskah dalam versi penuh melalui tautan di bawah foto berikut:

Baca Juga: 7 Tugas Produser: Dari Konsep Hingga Menayangkan Karya
Senang Membuat Naskah? Lamar Loker Perfilman di Dealls
Bagi kamu yang senang membuat naskah film atau skrip konten video untuk media sosial, hobi ini bisa kamu kembangkan jadi karier yang potensial, lho!
Apalagi sekarang banyak agensi hingga studio film yang membutuhkan penulis naskah berbakat.
Kalau tertarik, coba lamar lowongannya lewat Dealls, di mana kamu bisa menemukan loker loker content creator, scriptwriter, screenwriter, production creative, dan loker lainnya di production house.

Sebelum melamar, maksimalkan peluangmu dengan cek CV kamu pakai AI CV Reviewer gratis dari Dealls agar CV kamu lebih bisa lolos screening ATS perusahaan.
Kalau sudah siap, yuk cek dan apply lokernya sekarang!

Referensi:
