Salah satu strategi bisnis yang masih digunakan hingga saat ini untuk menarik pelanggan baru adalah cold calling.
Cold calling atau yang dalam Bahasa Indonesia disebut ‘panggilan dingin’ merupakan sebuah metode yang mengharuskan sales menghubungi prospek tanpa adanya interaksi sebelumnya.
Meskipun dianggap menakutkan karena tingkat penolakannya tinggi, cold calling tetap menjadi teknik yang ampuh asalkan dilakukan dengan cara yang tepat. Sebelum mengetahui cara menerapkannya, alangkah baiknya kita pahami dulu apa itu cold calling.
Apa Itu Cold Calling?
Berdasarkan informasi dari website ZenDesk, cold calling adalah bentuk ajakan sales kepada pelanggan yang belum pernah berinteraksi dengan mereka. Biasanya, metode ini dilakukan melalui telepon atau tindakan door-to-door.
Tujuan cold calling adalah menjual produk atau layanan bisnis kepada pelanggan potensial. Sayangnya, tantangan yang harus dihadapi para sales adalah membuat panggilan ini tidak terlalu agresif dan mengganggu untuk pelanggan. Bahkan, cold calling juga sering diabaikan karena dianggap spam.
Perbedaan Cold Calling vs Warm Calling
Selain cold calling, ada juga istilah warm calling. Apa perbedaannya? Dilansir dari website Cognism, perbedaan cold calling vs warm calling didasarkan atas tiga aspek berikut:
1. Bentuk Perhatian yang Diberikan pada Produk atau Perusahaan
Cold calling ditujukan kepada calon pelanggan yang belum pernah menunjukkan minat terhadap produk maupun perusahaan.
Sebaliknya, warm calling melibatkan interaksi dengan calon pelanggan yang telah menunjukkan minat atau komitmen, seperti mengisi formulir atau berinteraksi dengan konten perusahaan.
2. Target Audiens yang Dituju
Cold calling lebih cocok menargetkan audiens yang belum mengetahui tentang produk, sementara warm calling ditujukan kepada audiens yang berpotensi lebih tinggi untuk melakukan pembelian karena mereka sudah mengetahui produk tersebut sebelumnya.
3. Proses Mencapai Target
Proses cold calling lebih cepat dengan pendekatan langsung untuk menarik perhatian calon pelanggan baru. Di sisi lain, warm calling melibatkan analisis dan interaksi lebih mendalam sebelum melakukan panggilan.
Baca juga: Apa Itu Retargeting dan Mengapa Sangat Penting Di Sales?
Contoh Cold Calling
Masih penasaran apa contoh langsung dari cold calling? Berikut Dealls sertakan tiga contoh sederhana yang mudah dipahami.
1. Menjual Layanan Digital Marketing
Seorang sales menghubungi pemilik bisnis kecil yang belum pernah menggunakan jasa digital marketing. Mereka menawarkan layanan peningkatan visibilitas online melalui SEO dan iklan digital.
2. Penawaran Software as a Service (SaaS)
Sales representative dari perusahaan SaaS menghubungi perusahaan-perusahaan potensial untuk memperkenalkan software manajemen proyek yang dapat meningkatkan produktivitas kerja mereka.
3. Menawarkan Asuransi Kesehatan
Agen asuransi menghubungi individu yang belum memiliki perlindungan kesehatan yang memadai. Mereka akan menawarkan paket asuransi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran calon pelanggan.
Tips dan Trik dalam Melakukan Cold Calling dengan Efektif
Berdasarkan informasi dari website Udemy, ada 10 tips yang perlu dilakukan saat melakukan cold calling untuk membantu meningkatkan efektivitasnya. Berikut penjelasan singkatnya.
1. Kenali Target atau Calon Pelangganmu
Sebelum melakukan panggilan, pastikan untuk melakukan riset mendalam terhadap calon pelanggan. Pahami kebutuhan mereka, industri tempat mereka bekerja, hingga tantangan yang mereka hadapi. Hal ini akan memudahkanmu untuk menyampaikan pesan yang lebih relevan dan menarik bagi mereka.
2. Buatlah Kerangka Percakapan, Bukan Naskahnya
Menggunakan naskah saat cold calling sering terdengar kaku dan tidak natural. Untuk itu, buatlah kerangka percakapan yang fleksibel supaya kamu dapat beradaptasi dengan respons dari calon pelanggan tanpa kehilangan arah dalam menyampaikan pesan.
3. Jangan Takut Menerima Penolakan!
Penolakan adalah bagian dari proses cold calling. Jangan merasa gagal jika calon pelanggan menolak tawaranmu. Alih-alih menyerah, gunakan setiap penolakan sebagai pembelajaran untuk memperbaiki pendekatanmu di panggilan berikutnya.

4. Berdirilah saat Menelpon
Berdiri saat melakukan panggilan dapat meningkatkan energi dan kepercayaan dirimu. Tak hanya itu, suaramu akan terdengar lebih bersemangat dan meyakinkan, sehingga dapat meningkatkan peluang untuk mendapatkan perhatian dari calon pelanggan.
5. Catat Beberapa Keberatan Calon Pelanggan
Calon pelanggan sering kali merasa keberatan sebelum mereka memutuskan untuk membeli. Dengan mencatat keberatan yang sering muncul, kamu dapat menyiapkan jawaban yang lebih meyakinkan untuk mengatasi keraguan mereka.
6. Biasakan Mendengar Kata “Tidak”
Ingatlah bahwa cold calling adalah permainan angka. Semakin banyak panggilan yang kamu lakukan, semakin besar peluangmu untuk menemukan prospek yang tertarik.
7. Pelajari Cara Bicara dengan Gatekeeper
Dalam beberapa kasus, kamu mungkin harus berbicara dengan “gatekeeper” berupa sekretaris atau asisten sebelum dapat terhubung dengan orang yang mengambil keputusan pembelian. Kuasai teknik berbicara dengan mereka supaya kamu dapat melewati tahap ini dengan lancar.
8. Pahami Produk Bisnismu dengan Baik
Sales yang memahami produk atau layanan akan lebih meyakinkan. Pastikan kamu dapat menjelaskan manfaat utama produk dengan jelas dan menjawab pertanyaan pelanggan dengan percaya diri.
9. Siapkan Penawaran Khusus
Tawarkan diskon atau bonus tambahan sebagai daya tarik utama bagi calon pelanggan yang masih ragu untuk membeli. Pastikan juga kamu memiliki strategi promosi yang dapat meningkatkan kemungkinan closing deal.
10. Lacak Hasil Penjualanmu
Terakhir, lakukan evaluasi efektivitas cold calling dengan cara melacak jumlah panggilan yang dilakukan, tingkat respons pelanggan, serta jumlah closing deal yang berhasil kamu dapatkan.
Dengan begitu, kamu dapat mengidentifikasi strategi paling efektif untuk meningkatkan penjualan.
Baca juga: Spin Selling, Sales Wajib Tahu Strategi Ampuh Ini!
Itulah pengertian cold calling, contoh, dan tips menerapkannya secara efektif. Cold calling memang bukan tugas yang mudah. Akan tetapi, menggunakan strategi yang tepat bisa meningkatkan efektivitasnya secara signifikan.
Mulai dengan mengenali target pelanggan, menyusun kerangka panggilan yang fleksibel, hingga mengatasi keberatan calon pelanggan, semua ini akan membantu kamu dalam meningkatkan peluang closing deal.

Kalau kamu ingin berkarier sebagai sales, yuk cek berbagai lowongan kerja sales di Dealls.
Selain itu, kamu juga bisa berkonsultasi seputar ilmu sales dan marketing lainnya dengan program career mentor dari Dealls. Para mentor akan membimbingmu untuk melakukan career planning, industry insights, goal setting, hingga personal development yang dibutuhkan untuk menjadi seorang sales atau tim marketing.
Yuk, raih karier impianmu sekarang juga bersama Dealls!
Sumber:
What is cold calling? Meaning, tips, examples, and techniques
What's the Difference Between Warm Calling Vs Cold Calling?
Cold Calling: 10 Tips and Tricks to Increase Your Success Rate - Udemy Blog