Pernahkah kamu merasa bingung saat ditanya, “Apa tantangan terbesar dalam hidup Anda?” saat wawancara kerja?
Meskipun terdengar sederhana, pertanyaan ini sebenarnya bisa memberikan kesan yang kuat jika dijawab dengan tepat.
Banyak orang menganggap ini hanya sebagai formalitas. Namun, sebetulnya, melalui pertanyaan ini, HRD mencoba menggali lebih dalam tentang cara kamu berpikir, menyelesaikan masalah, serta sejauh mana kesiapanmu menghadapi tekanan dalam dunia kerja.
Daripada bingung atau menjawab asal-asalan, yuk pelajari lebih lanjut tentang makna di balik pertanyaan ini, alasan mengapa sering muncul dalam wawancara, serta cara menjawab "Apa tantangan terbesar dalam hidup Anda?" dengan percaya diri!
Apa Itu Tantangan Terbesar dalam Konteks Interview Kerja?
Sebelum kamu buru-buru berpikir tentang tragedi atau momen dramatis dalam hidup, kita luruskan terlebih dahulu arti dari “apa tantangan terbesar dalam hidup Anda” yang biasa ditanyakan saat wawancara kerja.
Tantangan yang dimaksud dalam konteks wawancara kerja tidak selalu harus yang berat, seperti kehilangan orang terdekat atau mengalami kebangkrutan.
Dalam hal ini, tantangan bisa merujuk pada berbagai hal yang menguji kesabaran, mental, keterampilan, atau kemampuan pengambilan keputusan kamu.
Misalnya, kegagalan dalam masuk jurusan kuliah impian, kesulitan beradaptasi di pekerjaan pertama, atau keputusan yang salah yang berdampak besar pada tim.
Yang terpenting, tantangan yang kamu sebutkan harus nyata, bukan cerita yang dibuat-buat.
Selain itu, selain menjawab apa masalah yang kamu hadapi, paparkan juga bagaimana cara kamu menghadapinya dan bangkit dari situasi tersebut.
Alasan Perekrut Bertanya "Apa Tantangan Terbesar dalam Hidup Anda?"
Setelah memahami maksud dari pertanyaan tersebut, mungkin kamu masih bertanya-tanya: mengapa rekruter kerap mengajukan pertanyaan ini?
Pertama, pertanyaan ini dapat menggambarkan kedewasaan emosionalmu, apakah kamu tipe orang yang mudah menyerah, atau justru memiliki semangat pantang menyerah dalam menghadapi tantangan?
Kedua, cara kamu menjawab "Apa tantangan terbesar dalam hidup Anda?" juga memberi gambaran tentang kemampuanmu dalam menyelesaikan masalah.
Dunia kerja penuh dengan tekanan, tenggat waktu, dan situasi mendadak. Maka, cara kamu mengatasi tantangan di masa lalu bisa menjadi gambaran bagaimana kamu akan menghadapi situasi serupa di tempat kerja nanti.
Terakhir, biasanya rekruter akan melanjutkan dengan pertanyaan seperti, “Bagaimana rencana Anda untuk mengatasi tantangan tersebut dan memastikan perubahan terjadi?”
Di sinilah kamu diuji. Tidak cukup hanya mengeluh, kamu harus bisa menunjukkan solusi yang konkret dan aksi nyata.
Cara Menjawab "Apa Tantangan Terbesar dalam Hidup Anda?" saat Interview
Nah, sekarang bagian yang paling penting: bagaimana cara menjawab pertanyaan ini tanpa terkesan terlalu dramatis, tetapi juga tidak terdengar biasa-biasa saja?
1. Pilih Tantangan yang Relevan
Pastikan tantangan yang kamu ceritakan punya relevansi dengan karier atau perkembangan diri.
Jadi, pilihlah tantangan yang menunjukkan kemampuanmu untuk berkembang, baik dalam aspek profesional maupun pribadi.
Hindari menceritakan tantangan yang tidak ada relevansinya dengan pekerjaan yang kamu lamar.
Tips praktis: Pilih tantangan yang menunjukkan keterampilan yang dicari oleh perusahaan, misalnya kemampuan untuk beradaptasi, mengelola stres, atau berkomunikasi dengan baik.
Contoh jawaban:
“Bagi saya, tantangan terbesar adalah saat saya harus menghadapi adaptasi kerja pertama kali. Awalnya, saya merasa kewalahan dengan banyaknya tugas dan deadline yang bertumpuk. Namun, saya memutuskan untuk mengorganisir waktu dengan lebih baik, mengidentifikasi prioritas, dan membangun kebiasaan yang lebih produktif. Hasilnya, dalam waktu dua bulan saya mulai merasa lebih percaya diri dan dapat memenuhi target yang ditetapkan.”
2. Ceritakan Prosesnya
Dalam mengajukan pertanyaan ini, rekruter ingin mengetahui bagaimana proses pemikiran dan tindakanmu dalam menyelesaikan masalah.
Jadi, daripada langsung loncat ke solusi, coba ceritakan dulu bagaimana prosesnya secara rinci.
Apa yang kamu rasakan? Kenapa itu berat buat kamu? Di sinilah kamu bisa menunjukkan sisi manusiawimu.
Contoh jawaban:
“Beberapa tahun lalu, saya membuat kesalahan besar dalam laporan keuangan yang berdampak pada keputusan bisnis. Awalnya, saya panik dan merasa sangat kecewa pada diri sendiri. Namun, saya memutuskan untuk tetap tenang dan berkomunikasi dengan atasan saya. Setelah itu, saya memverifikasi ulang semua data, meminta bantuan rekan kerja untuk mendapatkan perspektif yang berbeda, dan menyusun ulang laporan dengan akurat. Pengalaman ini mengajarkan saya pentingnya ketelitian dan cara mengelola stres saat menghadapi masalah.”
3. Fokus pada Aksi dan Perubahan
Pertanyaan “Apa tantangan terbesar dalam hidup Anda?” hampir selalu diikuti pertanyaan “Apa yang kamu lakukan setelahnya?”.
Jadi setelah menjelaskan tantangan dan proses yang kamu jalani, bagian penting yang perlu disorot adalah tindakan yang kamu ambil untuk mengatasinya dan perubahan positif yang terjadi setelahnya.
Jangan lupa untuk menjelaskan apa saja yang kamu pelajari, dan bagaimana pengalaman itu membentuk kamu menjadi lebih baik.
Contoh jawaban:
“Bisnis online yang saya jalani sempat mengalami penurunan omzet. Saya mengevaluasi dan menyadari bahwa strategi pemasaran saya kurang efektif. Untuk itu, saya mengambil kursus digital marketing dan mulai menerapkan teknik yang saya pelajari. Hanya dalam waktu dua bulan, omzet bisnis saya meningkat dua kali lipat. Dari pengalaman ini, saya belajar pentingnya untuk terus belajar dan beradaptasi dengan tren yang berkembang.”
4. Hindari Jawaban Klise
Salah satu kesalahan umum saat menjawab pertanyaan ini adalah memberikan jawaban yang terlalu generik atau terdengar seperti template.
Jawaban klise seperti “Tantangan terbesar saya adalah mengatur waktu” .sudah sangat sering didengar oleh rekruter.
Masalahnya, jawaban seperti ini tidak menunjukkan pengalaman nyata atau refleksi mendalam.
Bahkan, jawaban ini terkesan seperti kamu tidak benar-benar memahami atau mengenali tantangan dalam hidupmu sendiri.
Tips praktis: Hindari menyebutkan karakteristik umum sebagai tantangan, ceritakan situasi konkret yang kamu alami.
5. Gunakan Struktur STAR
Jika kamu merasa kesulitan dalam menyusun jawaban, gunakanlah metode STAR (Situation, Task, Action, Result).
Metode ini dapat membantu kamu menyusun jawaban dengan lebih jelas dan logis, sehingga rekruter dapat dengan mudah mengikuti alur cerita yang kamu sampaikan.
Contoh jawaban:
“Saya pernah menjadi koordinator acara kampus (S), harus mengatur 10 divisi agar acara jalan sesuai rencana (T). Saya buat sistem pelaporan harian, rutin evaluasi mingguan, dan bangun komunikasi terbuka antar divisi (A). Hasilnya, acara berjalan lancar dan feedback dari peserta sangat positif (R).”
Baca juga: 10 Contoh Jawaban Apa Ambisi Anda saat Interview & Cara Menjawabnya
Contoh Jawaban "Apa Tantangan Terbesar dalam Hidup Anda?"
Agar makin siap mengikuti interview, berikut ini 15 contoh jawaban untuk pertanyaan “apa tantangan terbesar dalam hidup Anda” yang bisa kamu sesuaikan dengan pengalaman pribadi.
1. Kegagalan Masuk Universitas Impian
“Tantangan terbesar dalam hidup saya adalah ketika saya gagal masuk universitas pilihan saya. Saat itu saya merasa tidak cukup baik. Saya pun kehilangan percaya diri. Tapi akhirnya saya memilih untuk melanjutkan pendidikan di kampus alternatif, mencoba membuka diri terhadap hal-hal baru, dan tetap fokus mengembangkan potensi saya.”
2. Gagal Mencapai Target Kerja
“Salah satu tantangan terbesar saya adalah ketika gagal mencapai target penjualan pribadi di kuartal pertama. Itu pertama kalinya saya merasa usaha saya belum cukup. Tapi saya tidak berhenti di situ. Saya mulai menganalisis pola komunikasi saya dengan pelanggan, memperbaiki pendekatan saat pitching, dan lebih aktif mencari insight dari rekan yang lebih senior. Di kuartal berikutnya, hasilnya jauh membaik dan saya lebih memahami proses penjualan, bukan hanya hasil akhirnya.”
3. Perubahan Karier yang Mendadak
“Saya pernah harus mengubah jalur karier karena kondisi keluarga. Awalnya terasa berat karena saya harus mengulang semuanya dari nol, tetapi saya berusaha menyesuaikan diri dengan belajar dari awal. Ternyata, di situlah saya justru menemukan minat baru yang selama ini tidak saya sadari. Tantangan itu membuat saya lebih fleksibel dan terbuka terhadap kemungkinan yang tidak direncanakan.”
4. Rasa Minder karena Latar Belakang Pendidikan
“Saya berasal dari kampus kecil yang sering dianggap sebelah mata. Tantangan terbesar dalam hidup saya adalah meyakinkan diri bahwa kemampuan saya tetap layak. Oleh karena itu, saya berusaha untuk fokus meningkatkan skill dan menunjukkan hasil lewat kerja nyata.”
5. Kehilangan Pekerjaan Secara Mendadak
“Tantangan terbesar saya adalah di-PHK secara tiba-tiba saat pandemi. Rasanya campur aduk. Saya merasa khawatir, bingung, dan sedih. Tapi saya putuskan untuk tidak diam. Saya manfaatkan waktu untuk ikut kursus online, perbarui CV, dan mulai ambil proyek-proyek freelance kecil. Dari situlah saya mulai membangun lagi karier saya dari bawah.”
6. Mengelola Konflik dalam Tim
“Saya pernah dipercaya memimpin tim kecil dalam sebuah proyek, tapi sejak awal, dua anggota tim saya tidak akur dan sering berdebat. Situasinya membuat koordinasi jadi tidak efektif dan suasana kerja terasa tegang. Alhasil, saya mencoba mendekati mereka satu per satu, mendengarkan keluhan mereka tanpa menghakimi, lalu menyusun ulang pembagian kerja agar lebih adil dan sesuai kekuatan masing-masing. Proyek itu akhirnya berjalan baik, dan saya jadi lebih percaya diri dalam menghadapi dinamika antarpribadi di tim.”
7. Menyesuaikan Diri di Lingkungan Kerja Baru
“Pekerjaan pertama saya berjalan tidak sesuai ekspektasi. Budayanya sangat cepat dan penuh tekanan, sedangkan pada waktu itu, saya masih kaku dan takut salah. Awalnya saya sempat berpikir apakah saya salah pilih tempat kerja. Tapi perlahan saya mulai observasi, mencatat kebiasaan tim, dan memperbaiki cara komunikasi saya. Saya juga aktif minta masukan dari senior. Lama kelamaan, saya mulai merasa nyaman, dan performa saya juga lebih stabil.”
8. Kegagalan Menjalankan Bisnis Kecil
“Waktu kuliah, saya sempat menjalankan bisnis kecil-kecilan bersama teman. Di awal cukup lancar, tapi kami akhirnya harus tutup karena salah perhitungan stok dan kurangnya promosi. Waktu itu saya merasa gagal dan kecewa. Tapi saya jadikan pengalaman itu sebagai pelajaran soal pentingnya manajemen operasional dan strategi pemasaran. Sekarang, saya lebih teliti sebelum mengambil keputusan bisnis apa pun.”
9. Gagal Magang di Tempat Impian
“Saya pernah sangat mengincar program magang di sebuah perusahaan besar, dan sudah menyiapkan semua berkas dengan serius. Tapi ternyata saya tidak lolos bahkan sampai tahap interview. Alhasil, saya mencoba minta feedback, memperbaiki CV dan cara menjawab pertanyaan, lalu mulai apply lagi ke tempat lain. Beberapa bulan kemudian, saya justru diterima untuk posisi magang di perusahaan yang lebih besar, dan saya bisa menjalani masa itu dengan lebih baik.”
10. Kehilangan Arah Setelah Lulus Kuliah
“Setelah lulus, saya sempat bingung harus mulai dari mana. Rasanya seperti semua orang sudah tahu apa yang mereka mau, sedangkan saya belum. Tantangan itu mendorong saya untuk benar-benar mengevaluasi minat dan kekuatan saya. Saya ikut beberapa kelas online dan konseling karier. Dari situ saya mulai menemukan bidang yang sesuai, dan perlahan membangun jalur karier saya sendiri.”
11. Overthinking dan Takut Ambil Risiko
“Saya pernah punya kebiasaan terlalu lama menimbang-nimbang setiap keputusan, sampai sering kehilangan kesempatan. Saya sadar, itu bukan karena saya perfeksionis, tapi karena takut gagal. Akhirnya saya mulai mengubah cara pikir saya, bahwa kegagalan bukan akhir, tapi bagian dari proses belajar. Sekarang, saya tetap berhati-hati, tapi tidak menunda keputusan terlalu lama dan lebih siap menerima risiko.”
12. Menjadi Tulang Punggung Keluarga di Usia Muda
“Saat kuliah, saya harus mulai membantu keuangan keluarga karena orang tua saya di-PHK. Itu masa yang sangat berat karena saya harus bagi waktu antara belajar dan kerja part-time. Tapi pengalaman itu juga membentuk saya jadi orang yang lebih tangguh dan tahu cara mengatur prioritas.”
13. Sulit Membagi Waktu Antara Kerja dan Studi
“Selama satu tahun, saya kuliah sambil bekerja penuh waktu. Jadwal saya sangat padat, dan sempat berdampak ke kesehatan. Saya akhirnya belajar membuat sistem manajemen waktu yang lebih realistis, membatasi distraksi, dan sesekali belajar untuk bilang tidak saat tidak sanggup. Tantangan ini bikin saya jauh lebih disiplin dan menghargai waktu.”
14. Gagap Presentasi di Hadapan Klien Penting
“Saya pernah gagal menyampaikan presentasi dengan baik di depan klien besar karena terlalu gugup. Suara saya gemetar dan alur presentasi tidak rapi. Setelah itu, saya refleksi dan sadar saya kurang persiapan mental. Saya mulai belajar public speaking secara rutin dan membiasakan diri berbicara di depan banyak orang. Perlahan, saya bisa membawakan presentasi besar lagi dengan lebih percaya diri.”
15. Menghadapi Penolakan Berulang Kali
“Waktu awal lulus, saya sempat mengalami penolakan berkali-kali saat melamar kerja. Rasanya melelahkan dan membuat saya mulai ragu pada kemampuan sendiri. Tapi saya pelan-pelan mulai memperbaiki hal-hal teknis seperti CV dan cara menjawab interview, serta menjaga rutinitas harian biar tetap produktif. Sampai akhirnya saya diterima di perusahaan yang ternyata jauh lebih cocok daripada yang sebelumnya saya incar.”
Baca juga: 30 Pertanyaan Interview Fresh Graduate dan Cara Menjawabnya!
Menjawab pertanyaan “Apa tantangan terbesar dalam hidup Anda?” saat interview memberi kamu kesempatan untuk menunjukkan ketahanan mental, semangat belajar, dan kemampuan berkembang dari pengalaman hidup yang nyata.
Dengan membagikan cerita secara jujur dan reflektif, kamu bisa menunjukkan nilai lebih yang mungkin tidak terlihat dari CV saja.
Setelah memahami cara menjawabnya, saatnya mencari lingkungan kerja yang bisa menghargai proses dan memberi ruang untuk berkembang.
Kamu bisa mulai dengan mengecek lowongan kerja terbaru melalui Dealls. Tersedia ribuan pilihan dari lebih dari 3.500 perusahaan terpercaya, lengkap dengan informasi posisi, sistem kerja, gaji, dan benefit.
Dengan akses yang tepat, kamu bisa melangkah lebih percaya diri dalam membangun karier yang kamu impikan.