Apa itu PDCA: Pengertian, Manfaat & Kelebihannya

PDCA adalah siklus perbaikan berkelanjutan yang dapat diterapkan di berbagai bidang. Cari tahu lebih lanjut mengenai manfaat dan penggunaannya di artikel ini!

Dealls
Ditulis oleh
Dealls May 13, 2025

Pernahkah kamu merasa terjebak dalam pekerjaan atau proses yang sedang kamu jalani? Baik itu di dunia bisnis, pendidikan, atau bahkan dalam kehidupan sehari-hari, pasti ada kalanya kita dihadapkan pada tantangan yang mengharuskan kita untuk beradaptasi dan memperbaiki diri. 

Nah, dalam situasi seperti ini siklus Plan Do Check Act (PDCA) bisa menjadi solusi yang tepat.

Metode PDCA ini tidak hanya digunakan oleh perusahaan besar, tetapi juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bayangkan jika kamu bisa memperbaiki proses, meningkatkan efisiensi, dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik secara berkelanjutan dengan metode ini.

Yuk, kita pelajari lebih lanjut bagaimana siklus PDCA ini bekerja dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan kita!

Apa Itu Plan Do Check Act (PDCA)?

Siklus PDCA I Sumber: MK Academy
Siklus PDCA I Sumber: MK Academy

Mengutip dari The Deming Institute, siklus PDCA atau Plan Do Check Act adalah metode yang digunakan untuk mencapai perbaikan berkelanjutan. Ini bukan konsep yang sulit untuk dipahami, justru sangat sederhana, tetapi dampaknya luar biasa besar. 

PDCA diperkenalkan oleh W. Edwards Deming, seorang ahli manajemen dari Amerika Serikat, dan sering kali disebut Siklus Deming.

Siklus ini terdiri dari empat tahap utama yaitu Plan (Merencanakan), Do (Melakukan), Check (Memeriksa), dan Act (Bertindak). Nah, yang menarik dari PDCA adalah bahwa proses ini bersifat berulang, artinya, siklus ini terus berlangsung untuk memastikan perbaikan yang terus-menerus.

Tahapan Siklus PDCA

Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan yang saling berhubungan dan membentuk sebuah lingkaran berkelanjutan. berikut penjelasan lengkap tentang setiap tahapannya:

1. Plan (Perencanaan)

Pada tahap ini, dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang ada. Misalnya, dalam sebuah perusahaan, mungkin ditemukan bahwa proses produksi terlalu lama. Maka, langkah pertama adalah mencari tahu apa yang menyebabkan masalah tersebut. 

Menggunakan metode analisis akar masalah seperti 5W+1H (What, Why, When, Where, Who, How) dapat sangat membantu dalam proses ini. Setelah itu, tentukan tujuan yang ingin dicapai dan buat rencana aksi yang terstruktur.

Jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saat kamu merasa tidak produktif dalam bekerja dari rumah. Maka, langkah pertama adalah mengidentifikasi faktor penyebabnya, seperti gangguan di rumah atau manajemen waktu yang kurang efisien. 

Setelah itu, buatlah rencana untuk memperbaiki hal tersebut, misalnya dengan membuat jadwal kerja yang lebih ketat.

2. Do (Tindakan)

Setelah perencanaan matang, tahap selanjutnya adalah melakukan tindakan. Di tahap ini, kamu mulai menjalankan rencana yang telah disusun. 

Biasanya, dalam praktiknya, perubahan ini dilakukan pada skala kecil terlebih dahulu, untuk menguji apakah perubahan yang diterapkan bisa menghasilkan perbaikan yang diinginkan. 

Pada tahap ini, kamu juga harus melakukan pencatatan terhadap setiap tindakan dan hasil yang diperoleh.

Contoh dalam dunia perusahaan adalah ketika pabrik mengalami keterlambatan produksi, mereka bisa memulai dengan mengubah beberapa bagian dari proses produksi, seperti memperbarui mesin atau melatih karyawan. Semua hasil percobaan ini dicatat untuk evaluasi selanjutnya.

3. Check (Memeriksa)

Setelah melakukan perubahan, penting untuk memeriksa hasil yang telah dicapai. Pada tahap ini, perlu evaluasi apakah tujuan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan sudah tercapai atau belum. 

Jika hasilnya masih jauh dari yang diinginkan, penyebab kegagalan tersebut dapat dianalisis dan penyesuaian segera dilakukan.

4. Act (Aksi)

Berdasarkan hasil tahap check, tentukan apakah perlu ada perubahan lebih lanjut atau sudah saatnya menetapkan proses baru sebagai standar. Di tahap ini, perbaikan yang telah dilakukan akan diterapkan sebagai bagian dari standar operasional, dan siklus PDCA dapat dimulai lagi untuk memperbaiki hal-hal lainnya.

Contoh dalam sebuah perusahaan, jika perubahan yang diterapkan berhasil mengurangi waktu produksi, perubahan tersebut akan diterapkan lebih luas dan menjadi standar baru dalam proses produksi. Namun, jika hasilnya belum sesuai harapan, perusahaan akan kembali ke tahap Plan untuk merencanakan solusi lainnya.

Manfaat Penerapan Plan Do Check Act (PDCA)

Ilustrasi PDCA I Sumber: Freepik
Ilustrasi PDCA I Sumber: Freepik

PDCA sering diterapkan dalam dunia bisnis untuk memastikan bahwa proses operasional, produksi, atau layanan selalu meningkat dari waktu ke waktu. 

Namun, konsep ini juga bisa dipakai di bidang lainnya, bahkan dalam kehidupan pribadi kita. Penerapan PDCA ternyata membawa banyak manfaat yang bisa mengubah cara kerja atau bahkan cara hidup kita. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari siklus PDCA:

1. Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas Kerja 

Dengan menerapkan PDCA, kita bisa terus memperbaiki setiap proses yang ada. Misalnya, di dunia bisnis, sebuah pabrik yang terus mengalami keterlambatan dalam produksi bisa mengidentifikasi masalahnya melalui siklus PDCA, dan mencari solusi untuk meningkatkan efisiensi waktu produksi. 

Dalam kehidupan pribadi, mungkin kamu bisa menggunakan PDCA untuk memperbaiki rutinitas harian, seperti membuat lebih banyak waktu untuk berolahraga atau membaca.

2. Mengurangi Kesalahan dan Risiko 

Salah satu bagian terpenting dalam PDCA adalah evaluasi atau pengecekan. Dengan melakukan pengecekan secara rutin, kamu bisa mengidentifikasi kesalahan yang terjadi dan mengurangi potensi risiko. 

Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang terus memantau kinerja timnya bisa mengidentifikasi bagian yang kurang efisien dan segera melakukan perbaikan, sehingga risiko kerugian atau kegagalan bisa diminimalkan.

3. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Ketika perusahaan melakukan perbaikan berkelanjutan, otomatis kualitas produk atau layanan yang diberikan kepada pelanggan akan meningkat. Hal ini akan berdampak pada peningkatan loyalitas pelanggan dan kepuasan mereka. 

Kamu mungkin juga pernah merasa puas saat mendapatkan layanan atau produk yang terus diperbaiki dan disempurnakan oleh perusahaan yang kamu pilih, kan? Nah situasi seperti ini biasanya juga telah melalui serangkaian proses termasuk PDCA.

Baca Juga: Indikator Kepuasan Pelanggan yang Wajib Kamu Ketahui!

4. Membentuk Budaya Kerja yang Berkelanjutan 

PDCA membantu menciptakan budaya perbaikan yang berkelanjutan. Dalam organisasi, hal ini bisa membangun kerjasama yang lebih solid antar tim karena setiap anggota tim tahu bahwa mereka semua terlibat dalam proses perbaikan. 

5. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas 

Dengan melakukan perbaikan berkelanjutan, PDCA mendorong kita untuk lebih efisien dalam penggunaan sumber daya yang ada. Misalnya, dalam proses produksi, bahan baku yang lebih sedikit bisa digunakan tanpa mengurangi kualitas produk. 

Dalam kehidupan pribadi, menerapkan metode PDCA bisa membantu kita mengelola waktu dan energi dengan lebih baik.

Apa Perbedaan PDCA dan PDSA?

Seringkali, PDCA disamakan dengan PDSA, namun ada perbedaan mendasar antara keduanya. PDSA atau Plan-Do-Study-Act memiliki tahap study yang lebih fokus pada analisis mendalam terhadap hasil yang dicapai. Sementara pada PDCA, tahap ketiga adalah check, yang lebih berfokus pada pemeriksaan hasil secara langsung.

PDSA lebih cocok digunakan di sektor yang membutuhkan evaluasi mendalam, seperti industri kesehatan, di mana analisis hasil sangat penting untuk menentukan langkah selanjutnya.

Baca jugaMengenal Apa Itu Fast Learning: Arti dan 5 Tips Meningkatkannya

Contoh Penerapan PDCA

Siklus PDCA dapat diterapkan dalam berbagai bidang, baik itu dalam dunia bisnis, pendidikan, hingga kehidupan pribadi. Berikut adalah beberapa contoh penerapannya:

1. Contoh PDCA di Dunia Bisnis

Sebuah perusahaan manufaktur yang menghadapi masalah keterlambatan dalam produksi dapat menggunakan PDCA untuk meningkatkan efisiensi. Dalam tahap plan, perusahaan mengidentifikasi akar masalah dan merencanakan solusi. 

Pada tahap do, mereka menguji beberapa solusi, seperti meningkatkan mesin atau merombak proses kerja. Selanjutnya, mereka memeriksa hasil dari setiap solusi di tahap check, dan jika ada solusi yang berhasil, mereka menerapkannya sebagai standar baru pada tahap act.

2. Contoh PDCA di Dunia Pendidikan

Sekolah yang ingin meningkatkan prestasi akademik siswanya dapat menggunakan PDCA untuk memperbaiki kualitas pengajaran. Dalam tahap plan, sekolah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa, seperti kualitas pengajaran dan dukungan orang tua. 

Pada tahap do, bisa dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada guru dan mengadakan pertemuan dengan orang tua. Setelah itu, memeriksa hasilnya dan membuat perubahan pada metode pengajaran atau kurikulum baru.

3. Contoh PDCA dalam Kehidupan Pribadi

Misalnya kamu merasa kurang produktif dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal menyelesaikan pekerjaan rumah. 

Dengan PDCA, kamu bisa merencanakan untuk memperbaiki rutinitas harian, mulai dari merapikan jadwal harian, menghilangkan gangguan, dan menilai kembali kebiasaan tidur yang buruk. 

Tips Penerapan PDCA yang Efektif

Ilustrasi PDCA I Sumber: Freepik
Ilustrasi PDCA I Sumber: Freepik

Agar siklus PDCA berjalan lancar dan efektif, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan:

1. Libatkan Semua Pihak Terkait 

PDCA bekerja lebih baik jika semua pihak yang terlibat dalam proses turut berpartisipasi. Baik itu di dalam organisasi atau dalam kehidupan pribadi, pastikan setiap individu yang terlibat mengetahui peran dan tanggung jawabnya.

2. Pastikan Komunikasi yang Efektif 

Komunikasi yang baik adalah kunci keberhasilan dalam PDCA. Kamu perlu terus melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terlibat agar semua pihak mengetahui perkembangan dan perubahan yang terjadi.

3. Gunakan Data dan Fakta 

Keputusan yang diambil dalam siklus PDCA harus berbasis pada data dan fakta. Tanpa data yang valid, perubahan yang dilakukan mungkin tidak akan efektif atau bahkan bisa menyebabkan masalah baru.

4. Ciptakan Budaya Perbaikan Berkelanjutan 

PDCA bukanlah sebuah proyek yang selesai hanya sekali. Agar proses perbaikan berkelanjutan terjadi, kamu harus memastikan bahwa siklus ini terus berjalan. Terus evaluasi dan perbaiki apa yang sudah dilakukan agar hasilnya semakin optimal.

5. Lakukan Review dan Monitoring Secara Berkala 

Jangan hanya berhenti setelah satu siklus selesai. Lakukan monitoring berkala untuk memastikan bahwa perbaikan yang telah dilakukan tetap efektif dalam jangka panjang.

Waktu yang Tepat Menggunakan PDCA

PDCA sangat cocok digunakan dalam berbagai kondisi, terutama ketika kamu ingin mencapai perbaikan berkelanjutan. Berikut beberapa situasi di mana PDCA sangat efektif:

  • Ketika menghadapi masalah yang terus berulang.
  • Saat ada kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi dalam proses bisnis atau kegiatan sehari-hari.
  • Jika ingin meningkatkan kualitas produk atau layanan secara berkelanjutan.
  • Ketika memerlukan pengelolaan perubahan dalam organisasi atau proyek.

Namun, PDCA mungkin kurang efektif jika perubahan yang diperlukan sangat mendesak atau memerlukan hasil instan. 

Siklus PDCA membutuhkan waktu untuk menguji dan mengevaluasi, sehingga bukan metode yang tepat untuk situasi yang sangat mendesak.

Kelebihan dan Kekurangan PDCA

Siklus PDCA memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum diterapkan, tergantung pada kebutuhan dan konteks penggunaannya.

Kelebihan PDCA

  • Fleksibel dan Bisa Diterapkan di Banyak Bidang: PDCA bisa digunakan di berbagai sektor, dari manufaktur hingga pendidikan atau bahkan kehidupan pribadi.
  • Sederhana dan Mudah Dipahami: Struktur PDCA yang terdiri dari empat langkah membuatnya mudah dipahami dan diterapkan.
  • Perbaikan Berkelanjutan: PDCA mendukung perbaikan terus-menerus, membantu organisasi atau individu berkembang seiring waktu.
  • Mengurangi Risiko dan Kesalahan: Evaluasi yang dilakukan di setiap tahap membantu meminimalisir risiko kesalahan.

Kekurangan PDCA

  • Prosesnya Bisa Lambat: Karena PDCA merupakan siklus yang berulang, penerapannya bisa terasa lambat, terutama dalam situasi yang memerlukan hasil cepat.
  • Membutuhkan Komitmen: Agar PDCA efektif, dibutuhkan komitmen dari semua pihak yang terlibat. Tanpa komitmen yang kuat, siklus ini bisa kehilangan arah.
  • Butuh Evaluasi yang Cermat: Proses evaluasi yang dilakukan di setiap tahapan membutuhkan ketelitian dan ketepatan, yang bisa jadi memakan waktu dan sumber daya.

Itulah penjelasan mengenai PDCA. Dengan mengikuti tahapan plandocheck, dan act, kamu bisa terus meningkatkan diri, mengoptimalkan proses, dan menghadapi tantangan dengan lebih siap.

Selain itu, PDCA juga bisa diterapkan untuk membangun karier yang lebih baik dan terus berkembang. Sekarang saatnya untuk melangkah lebih dekat menuju pekerjaan impianmu. 

Mulailah melamar pekerjaan di Dealls, di mana tersedia lebih dari 2.000 lowongan pekerjaan terbaru dari perusahaan ternama di Indonesia. 

App Store Banner (cta-article-apply-job-1).webp

Dengan fitur priority slot, kamu bisa melihat transparansi gaji yang ditawarkan. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan career mentoring dari profesional, serta optimalkan peluangmu dengan AI CV Reviewer dan CV ATS Checker.

Ayo, capai karir impianmu bersama Dealls!

Sumber:

PDSA

Tips Pengembangan Karir
Bagikan

Lamar ke Lowongan Kerja Terbaru Setiap Harinya