GPA (Grade Point Average) atau IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) adalah angka yang menunjukkan prestasi akademik selama masa studi. GPA tidak hanya penting untuk kelulusan, tetapi juga sering kali digunakan sebagai syarat saat melamar pekerjaan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, lho.
Dalam artikel ini, Dealls membahas apa itu GPA, cara menghitungnya, dan seberapa penting peran GPA di dunia kerja. Simak penjelasannya untuk memahami lebih jelas!
Apa Itu GPA atau IPK?
GPA (Grade Point Average) atau IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) adalah ukuran yang digunakan untuk menilai prestasi akademik mahasiswa selama kuliah. Nilai GPA atau IPK dihitung berdasarkan rata-rata dari semua mata kuliah yang telah diambil.
Menurut IDP Education, GPA adalah angka yang digunakan oleh banyak universitas, terutama di Amerika Serikat, untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan akademik mahasiswa. GPA dihitung dengan mengkonversi nilai huruf (A, B, C, D, dan F) menjadi angka atau persentase.
Di Indonesia, sistem GPA dikenal dengan sebutan IPK. Nilai IPK ini, bersamaan dengan IPS (Indeks Prestasi Sementara), akan tercatat dalam KHS (Kartu Hasil Studi), seperti di bawah ini:
Contoh Kartu Hasil Studi (KHS) | Sumber: Scribd
Skala GPA atau IPK umumnya berkisar antara 0 hingga 4. Nilai 4 (A) adalah yang tertinggi, sedangkan nilai 0 (F) menunjukkan nilai terendah. Semakin tinggi GPA atau IPK yang diperoleh, semakin baik prestasi akademik mahasiswa tersebut.
Pemberian skor IPK dapat berbeda-beda di tiap universitas. Berikut adalah contoh pengolahan nilai IPK yang diterapkan di Universitas Airlangga.
Contoh ketentuan skor IPK | Sumber: Universitas Airlangga
GPA atau IPK sangat penting karena sering digunakan sebagai syarat untuk mendapatkan beasiswa, kelulusan, atau bahkan kesempatan kerja setelah lulus. Artinya, semakin tinggi GPA, semakin banyak peluang yang bisa didapatkan.
Baca Juga: Apa Itu PTN? Simak Daftar 20 PTN Terbaik di Indonesia
Perbedaan IPK dan IPS
Pada kartu hasil studi mahasiswa di bawah, kamu bisa melihat dua skor, yaitu IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) dan IPS (Indeks Prestasi Sementara), yang masing-masing memiliki arti berbeda.
IPK dan IPS pada Kartu Hasil Studi (KHS) | Sumber: Scribd
IPK adalah nilai rata-rata dari seluruh mata kuliah yang sudah kamu ambil selama masa kuliah. Misalnya, jika kamu sudah menempuh 6 semester, IPK ini mencakup total nilai dari semua semester yang telah dilalui.
Nah, IPK ini digunakan untuk menilai kinerja akademik secara keseluruhan dan sering kali menjadi pertimbangan saat kelulusan atau melamar pekerjaan. Skala IPK biasanya berkisar antara 0 hingga 4, dengan 4 sebagai nilai tertinggi.
IPS, di sisi lain, adalah nilai rata-rata yang dihitung hanya berdasarkan mata kuliah yang kamu ambil dalam satu semester saja. IPS ini bersifat sementara, artinya hanya mencerminkan nilai kamu pada semester tersebut. Setiap semester, kamu akan mendapatkan nilai IPS yang baru.
Misalnya, di semester pertama, kamu mengambil 5 mata kuliah dan mendapat nilai A, B, B, A, dan C. IPS kamu di semester itu dihitung berdasarkan rata-rata dari nilai-nilai tersebut.
Kesimpulannya, perbedaan utama antara IPK dan IPS adalah IPK mengukur seluruh prestasi akademik kamu selama kuliah, sedangkan IPS hanya berlaku untuk satu semester saja.
Cara Menghitung GPA atau IPK
Menghitung GPA (Grade Point Average) atau IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) merupakan hal yang penting untuk mengetahui seberapa baik akademik kamu selama kuliah. Berikut adalah cara menghitung GPA atau IPK dengan mudah.
1. Ketahui Nilai Mata Kuliah dan Bobot SKS
Setiap mata kuliah memiliki nilai (misalnya A, B, C, dll.) dan bobot SKS (Satuan Kredit Semester) yang biasanya berbeda-beda.
Bobot SKS ini menunjukkan seberapa besar kontribusi mata kuliah tersebut dalam perhitungan IPK. Adapun bobot SKS tertinggi yang biasanya dibebankan oleh mahasiswa adalah mata kuliah skripsi sebesar 6 SKS.
2. Konversi Nilai ke Angka
Selanjutnya, setiap nilai yang diperoleh dalam mata kuliah harus kamu konversi menjadi angka sesuai dengan sistem yang berlaku di universitas masing-masing.
Berikut contoh sistem penilaian yang berlaku di Universitas Gadjah Mada.
Konversi nilai IPK | Sumber: Universitas Gadjah Mada
3. Kalikan Nilai Mata Kuliah dengan Bobot SKS
Setelah mengkonversi nilai mata kuliah menjadi angka, kalikan angka tersebut dengan jumlah SKS mata kuliah tersebut.
Hasilnya adalah nilai kontribusi mata kuliah tersebut terhadap IPK.
4. Jumlahkan Semua Nilai Kontribusi
Jumlahkan semua nilai kontribusi dari mata kuliah yang sudah kamu ambil.
5. Bagi dengan Total SKS yang Diambil
Terakhir, bagi jumlah nilai kontribusi yang sudah kamu hitung dengan jumlah total SKS yang telah kamu ambil. Hasil pembagian ini adalah GPA atau IPK kamu.
Misalkan, kamu mengambil 4 mata kuliah dengan nilai dan bobot SKS sebagai berikut.
Total Nilai Kontribusi = 12.0 + 9.9 + 6.0 + 7.4 = 35.3
Total SKS = 3 + 3 + 2 + 2 = 10
IPK = Total Nilai Kontribusi / Total SKS = 35.3 / 10 = 3.53
Jadi, IPK kamu adalah 3.53.
Berapa IPK Tertinggi dan Cumlaude?
Nilai IPK tertinggi yang bisa kamu capai adalah 4.00, yang menunjukkan prestasi akademik sempurna dengan nilai A di semua mata kuliah yang kamu ambil.
Sementara itu, cumlaude adalah predikat kehormatan yang diberikan kepada mahasiswa yang berhasil lulus dengan IPK tinggi. Di sejumlah universitas di Indonesia, predikat cumlaude umumnya diberikan bagi mahasiswa yang memiliki IPK minimal 3.51.
Namun, beberapa universitas mungkin memiliki ketentuan berbeda, jadi penting untuk mengetahui persyaratan masing-masing kampus, ya.
Berikut adalah contoh kriteria predikat kelulusan di Universitas Gadjah Mada.
Dasar penentuan predikat kelulusan | Sumber: Universitas Gadjah Mada
Apakah IPK Penting dalam Melamar Kerja?
IPK memang sering dianggap penting di dunia kerja, terutama saat kamu baru memulai karier. Banyak perusahaan, terutama yang membuka posisi untuk fresh graduate atau program trainee, menjadikan IPK sebagai salah satu syarat perekrutan. Hal ini karena IPK dianggap mencerminkan seberapa baik kemampuan akademis dan dedikasi kamu selama kuliah.
Bagi perusahaan besar atau multinasional, sering kali ada syarat IPK minimal, misalnya 2,50 atau lebih, yang harus dipenuhi oleh pelamar.
Namun, seiring berjalannya waktu dan semakin banyaknya pengalaman kerja, beberapa perusahaan lebih menilai pengalaman praktis, keterampilan, dan pencapaian profesional. Jadi, setelah beberapa tahun bekerja, pengalaman dan kemampuanmu biasanya akan lebih dihargai daripada angka IPK yang tercantum di CV.
Meski begitu, masih ada beberapa instansi atau perusahaan, terutama yang bergerak di sektor pemerintahan dan BUMN, yang tetap menetapkan syarat IPK tertentu.
Contohnya:
- BUMN: IPK minimal 2,75 dari 4,00
- CPNS: IPK minimal 2,75 dari 4,00 untuk D-3 dan S-1; serta 3,00 dari 4,00 untuk S-2 dan S-3
- PT KAI: IPK minimal 3,50 dari 4,00
Cara Menambahkan IPK di CV
Menambahkan IPK di CV (curriculum vitae) bisa jadi penting, terutama jika kamu baru lulus dan belum memiliki banyak pengalaman kerja. Berikut adalah beberapa tips cara mencantumkan IPK di CV.
1. Tempatkan di Bagian Pendidikan
Contoh CV dengan mencantumkan skor IPK | Sumber: Harvard
Biasanya, IPK dicantumkan di bawah section pendidikan, tepat setelah menyebutkan gelar dan nama universitas tempat kamu kuliah.
Selain IPK, kamu juga bisa menambahkan judul skripsi serta mata kuliah yang relevan dengan posisi yang kamu lamar.
Jika kamu memiliki IPK tinggi dan ingin menonjolkan hal tersebut, kamu bisa menulisnya seperti ini:
Pendidikan:
- Sarjana Ekonomi (S.E.), Universitas XYZ, 2025
- IPK: 3.85 (Cumlaude)
2. Tulis IPK Hanya Jika Relevan
Jika IPK kamu sangat tinggi (misalnya di atas 3.50 atau cumlaude), mencantumkannya di CV bisa menambah nilai.
Namun, jika IPK kamu di bawah 3.00, kamu bisa memilih untuk tidak menyertakan IPK dan lebih fokus pada pengalaman atau keahlian yang kamu miliki.
Sekian pembahasan dari Dealls tentang apa itu GPA atau IPK, mulai dari pengertian, cara menghitung, hingga perbedaan dengan IPK dengan IPS, dan pentingnya GPA di dunia kerja.
Jika kamu sedang mencari peluang karier, Dealls menawarkan lebih dari 2.000 lowongan kerja terbaru dari berbagai perusahaan ternama di Indonesia.
Dapatkan juga bimbingan dari career mentor profesional untuk merencanakan perjalanan karier dan pendidikan kamu ke depan. Kamu bisa langsung mengajukan sesi mentoring 1-on-1 gratis dengan mentor pilihanmu!
Pastikan pula CV kamu optimal dengan menggunakan CV ATS Checker agar semakin siap bersaing untuk posisi yang kamu inginkan.
Jangan lewatkan kesempatan untuk memulai karier impianmu dengan langkah terbaik bersama Dealls!
Sumber: