Pernahkah kamu merasa kesulitan untuk mengetahui apakah pekerjaanmu sudah memenuhi ekspektasi atasan atau rekan kerjamu?
Dalam situasi seperti ini biasanya kamu membutuhkan masukan dari seseorang untuk menilai dan memberikan saran atas apa yang kamu kerjakan.
Masukan, saran, atau pesan apapun yang disampaikan atas pekerjaanmu inilah yang biasa disebut dengan feedback. Feedback atau umpan balik bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk kamu.
Nah, untuk lebih memahami mengenai feedback dalam artikel ini kita akan membahas bagaimana feedback di dunia kerja dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas kinerja dan membangun hubungan yang lebih baik antara karyawan maupun dengan atasan.
Apa itu Feedback?

Sebelum lebih jauh mari kita bahas terlebih dahulu mengenai apa itu feedback secara definitif. Mengutip dari Cameron Conaway, feedback, atau umpan balik, adalah tanggapan yang diberikan terhadap suatu tindakan atau hasil tertentu.
Dalam dunia kerja, feedback biasanya diberikan oleh atasan, rekan kerja, atau bahkan klien untuk membantu individu atau tim mengetahui apakah mereka telah melaksanakan tugas mereka dengan baik atau perlu perbaikan.
Umpan balik ini bisa berupa komentar positif, kritik konstruktif, atau saran untuk pengembangan diri.
Secara sederhana, feedback membantu individu atau tim untuk mengevaluasi kinerja mereka dan memahami area mana yang perlu ditingkatkan.
Hal ini juga bisa menjadi alat untuk menghargai pencapaian yang telah diraih, sekaligus menunjukkan langkah-langkah perbaikan yang perlu diambil.
Jenis-Jenis Feedback di Dunia Kerja
Dalam praktiknya, feedback dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yang masing-masing memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda.
Berikut adalah beberapa jenis feedback yang umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari:
1. Feedback Positif
Feedback positif mengindikasikan penerimaan dan pemahaman terhadap apa yang disampaikan oleh komunikator.
Umpan balik ini adalah respon yang menunjukkan dukungan dan keinginan untuk bekerja sama guna mencapai tujuan yang telah disepakati.
Sebagai contoh, dalam dunia kerja, seorang manajer mungkin memberikan feedback positif kepada timnya setelah sebuah presentasi, dengan memberikan pujian atas pencapaian yang telah diraih, serta memberi saran untuk peningkatan di masa depan.
Respon ini tentu saja dapat membantu memperkuat hubungan profesional dan memotivasi tim untuk terus berkembang.
2. Feedback Negatif
Feedback tidak selamanya harus berupa pujian, berbeda dengan feedback positif, feedback negatif menunjukkan ketidakpuasan atau penolakan terhadap informasi atau tindakan yang telah disampaikan.
Feedback ini bisa berupa kritik atau protes yang menandakan adanya ketidaksesuaian antara ekspektasi dan kenyataan.
Sebagai contoh, seorang atasan yang memberikan feedback negatif kepada seorang karyawan yang tidak memenuhi target, dengan memberikan penjelasan tentang kekurangan yang perlu diperbaiki.
Meskipun feedback negatif sering kali tidak menyenangkan, namun dapat menjadi peluang untuk memperbaiki kinerja.
3. Feedback Netral
Feedback netral biasanya tidak memberikan petunjuk yang jelas apakah komunikasi yang dilakukan efektif atau tidak.
Respon ini sering kali berupa diam atau tidak ada reaksi sama sekali dari komunikan. Misalnya, saat seorang guru menjelaskan materi kepada murid, dan murid tersebut tidak memberikan respon apa pun, baik berupa pertanyaan maupun komentar, maka itu termasuk feedback netral.
Feedback ini bisa menandakan kebingungan atau ketidakminatan, yang memerlukan tindak lanjut untuk memperjelas maksud komunikator.
4. Feedback Internal
Feedback internal merujuk pada respon atau evaluasi yang berasal dari diri sendiri, bukan dari orang lain.
Feedback ini sangat penting karena memungkinkan individu untuk mengevaluasi diri dan meningkatkan kualitas keputusan atau tindakan mereka ke depan.
Sebagai contoh, seorang individu yang menerima kritik atas pekerjaannya mungkin menggunakan feedback internal untuk merenungkan apa yang telah dilakukan dengan baik dan di mana perbaikan diperlukan.
4. Feedback Eksternal
Feedback eksternal berasal dari respon yang diberikan oleh pihak luar terhadap suatu pesan yang disampaikan.
Dalam komunikasi antar individu, hal ini bisa berupa ekspresi wajah, gerakan tubuh, atau suara yang mengindikasikan pemahaman atau ketidaksenangan terhadap apa yang disampaikan.
Contohnya, saat seseorang mendengarkan penjelasan dari rekan kerjanya, mereka mungkin mengangguk atau menggelengkan kepala sebagai bentuk feedback eksternal.
5. Feedback Konstruktif
Feedback konstruktif bertujuan untuk memberikan panduan yang membangun, dengan fokus pada peningkatan kinerja atau hasil yang lebih baik di masa depan.
Berbeda dengan kritik yang hanya menyoroti kekurangan, feedback konstruktif memberikan solusi atau saran yang jelas dan berguna.
Sebagai contoh, seorang pelatih memberi feedback konstruktif kepada seorang atlet yang mengalami penurunan performa, dengan memberikan tips atau latihan khusus untuk mengatasi masalah tersebut.
6. Feedback Verbal dan Non-Verbal
Feedback verbal melibatkan penggunaan kata-kata atau ucapan dalam memberikan respon terhadap komunikasi yang telah terjadi.
Misalnya, memberikan komentar, bertanya, atau memberi persetujuan secara lisan. Sebaliknya, feedback non-verbal menggunakan ekspresi tubuh atau sinyal tanpa kata-kata, seperti melalui surat, atau bahasa tubuh.
Kedua jenis feedback ini saling melengkapi dalam komunikasi, di mana feedback verbal lebih eksplisit dan langsung, sementara feedback non-verbal dapat memberikan nuansa yang lebih halus dalam berkomunikasi.
7. Feedback Langsung dan Tidak Langsung
Feedback langsung diberikan secara real-time, yaitu saat komunikasi berlangsung. Respon ini memungkinkan komunikator untuk segera mengetahui apakah pesan yang disampaikan dipahami dengan baik.
Contohnya, ketika seseorang memberikan komentar atau pertanyaan segera setelah mendengar penjelasan dalam sebuah rapat atau diskusi.
Sedangkan feedback tidak langsung disampaikan setelah komunikasi selesai, dalam jangka waktu tertentu.
Respon ini bisa datang dalam bentuk evaluasi atau tanggapan yang diberikan setelah beberapa waktu berlalu.
Sebagai contoh, seorang atasan yang memberikan umpan balik kepada karyawan beberapa hari setelah presentasi.
Kenapa Feedback Itu Penting dalam Dunia Kerja?

Berikut beberapa alasan mengapa feedback dalam dunia kerja begitu penting:
1. Meningkatkan Kinerja
Feedback membantu karyawan mengetahui apakah mereka sudah memenuhi ekspektasi atau belum.
Tanpa umpan balik yang jelas, sulit bagi seorang karyawan untuk mengetahui di mana mereka harus memperbaiki diri.
Misalnya, jika seorang karyawan tidak tahu bahwa presentasi mereka terlalu teknis dan tidak dimengerti oleh audiens, tanpa feedback, mereka tidak akan memperbaikinya.
2. Memperbaiki Hubungan dalam Tim
Feedback yang diberikan secara terbuka dan jujur dapat memperbaiki komunikasi antar anggota tim.
Misalnya, jika seorang anggota tim merasa tidak dipahami, feedback yang terbuka bisa memperbaiki situasi tersebut dengan membahas masalah yang ada secara langsung.
3. Meningkatkan Kepuasan Kerja
Karyawan yang menerima feedback secara teratur cenderung merasa lebih dihargai dan puas dengan pekerjaan mereka.
Sebagai contoh, ketika seorang atasan memberikan penghargaan atas kerja keras seorang karyawan, hal ini akan meningkatkan rasa kepemilikan dan loyalitas terhadap perusahaan.
Sebaliknya, jika feedback tidak ada sama sekali, karyawan bisa merasa diabaikan dan kehilangan motivasi.
4. Menghindari Konflik
Salah satu fungsi penting dari feedback adalah untuk mencegah konflik yang mungkin terjadi akibat ketidaktahuan.
Jika karyawan merasa ada masalah dengan cara rekan kerjanya bekerja, umpan balik yang tepat dapat membuka komunikasi untuk menyelesaikan masalah tersebut sebelum menjadi lebih besar.
Misalnya, jika seorang karyawan tidak menyadari bahwa cara bekerjanya membuat rekan kerja merasa terbebani, memberikan feedback yang jelas dapat membantu mereka untuk berubah.
5. Mendorong Pengembangan Profesional
Feedback juga berfungsi sebagai alat untuk pengembangan karier. Dengan menerima masukan tentang keterampilan dan kemampuan yang perlu diperbaiki, karyawan bisa lebih mudah memahami area yang perlu mereka kembangkan untuk maju dalam karir mereka.
Sebagai contoh, jika seorang karyawan mendapatkan feedback bahwa mereka perlu meningkatkan kemampuan presentasi, mereka bisa mencari kursus tambahan untuk memperbaikinya.
Cara Memberikan Feedback yang Baik
Cara kita menyampaikan umpan balik akan mempengaruhi bagaimana feedback tersebut diterima dan digunakan untuk perbaikan.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat membantu dalam memberikan feedback yang baik dan membangun.
1. Jelas dan Spesifik
Feedback yang baik harus jelas dan spesifik. Hindari memberikan komentar yang terlalu umum, seperti "kerjamu bagus."
Sebagai gantinya, jelaskan apa yang membuat pekerjaan tersebut bagus dan apa yang perlu dipertahankan.
Contoh: "Laporan yang kamu buat sangat terstruktur dengan baik dan mudah dimengerti. Terus pertahankan format tersebut, karena itu membantu audiens memahami data dengan jelas."
2. Fokus pada Perilaku, Bukan Pribadi
Fokuskan feedback pada tindakan atau perilaku yang dapat diperbaiki, bukan pada sifat pribadi seseorang.
Misalnya, alih-alih mengatakan "Kamu selalu terlambat," lebih baik katakan "Saya perhatikan beberapa kali kamu terlambat dalam rapat, bagaimana kalau kita cari jalan tengah agar kamu bisa datang tepat waktu."
3. Berikan Saran yang Membangun
Feedback tidak hanya harus berisi kritik, tetapi juga saran yang membangun. Jika ada kekurangan dalam pekerjaan, usahakan untuk memberikan solusi atau langkah-langkah perbaikan.
Contoh, "Pekerjaanmu bagus, namun kamu bisa menambahkan beberapa analisis lebih mendalam pada data tersebut untuk membuat laporan lebih kuat."
4. Sampaikan di Waktu yang Tepat
Waktu adalah faktor penting dalam menyampaikan feedback. Hindari memberikan feedback di tengah-tengah situasi yang emosional atau penuh tekanan.
Pilih waktu yang tepat, seperti setelah proyek selesai atau saat evaluasi kinerja, sehingga feedback dapat diterima dengan baik.
5. Gunakan Pendekatan Positif
Meskipun feedback negatif sering diperlukan, penting untuk tetap menggunakan pendekatan yang positif.
Awali dengan apresiasi atau feedback positif sebelum memberikan kritik. Cara ini akan membuat penerima feedback lebih terbuka terhadap masukan yang diberikan dan tidak merasa hanya disalahkan.
Baca Juga: 35 Contoh Komentar, Saran, dan Feedback untuk Perusahaan
Cara Menerima Feedback dengan Baik
1. Dengarkan dengan Terbuka
Saat menerima feedback, penting untuk mendengarkan tanpa terburu-buru membalas atau membela diri.
Terimalah feedback dengan hati terbuka, karena ini adalah kesempatan untuk memperbaiki diri dan berkembang.
2. Tanyakan Sesuatu Jika Diperlukan
Jika feedback yang diberikan kurang jelas, jangan ragu untuk bertanya. Memahami dengan jelas poin yang diberikan akan membantumu mengambil langkah-langkah perbaikan yang lebih efektif.
3. Gunakan Sebagai Alat untuk Perbaikan
Jangan hanya menerima feedback tanpa tindakan. Gunakan masukan tersebut untuk memperbaiki kinerja atau perilaku yang mungkin kurang optimal. Setiap feedback adalah peluang untuk berkembang menjadi lebih baik.
Contoh Feedback di Dunia Kerja
Berikut beberapa contoh feedback di dunia kerja:
1. Feedback Positif tentang Pencapaian
"Saya sangat menghargai kerja kerasmu dalam menyelesaikan tugas ini. Kamu berhasil mengorganisir proyek dengan sangat baik, dan hasilnya sangat memuaskan. Terus lakukan ini!"
2. Feedback Negatif untuk Perbaikan
"Kamu perlu memperbaiki cara komunikasi dengan klien. Beberapa kali, klien merasa tidak mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Mari kita bahas cara memperbaiki hal ini."
3. Feedback Konstruktif untuk Peningkatan
"Presentasi kamu ke klien sangat informatif, namun bisa lebih efektif jika kamu menambahkan beberapa visual yang lebih menarik. Ini akan membantu audiens lebih mudah memahami poin yang kamu sampaikan."
4. Feedback tentang Ketepatan Waktu
"Saya melihat bahwa kamu sering terlambat mengirimkan laporan. Ini penting untuk kita perbaiki agar semua bisa berjalan sesuai jadwal. Apakah ada hambatan yang bisa kita bantu atasi?"
5. Feedback tentang Kerja Tim
"Kamu selalu membantu rekan tim dengan pekerjaan mereka, itu sangat dihargai. Namun, pastikan untuk tidak terlalu banyak mengambil alih tugas mereka, agar mereka bisa berkembang lebih mandiri."
6. Feedback tentang Inisiatif
"Saya terkesan dengan inisiatifmu untuk mengambil tanggung jawab lebih dalam proyek ini. Ini menunjukkan bahwa kamu peduli dengan hasil tim. Namun, pastikan untuk tidak terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan tanpa berkonsultasi lebih dulu dengan tim."
7. Feedback tentang Kepemimpinan
"Sebagai pemimpin tim, kamu sudah menunjukkan kemauan untuk mendengarkan pendapat orang lain dan memberikan ruang untuk diskusi. Namun, kamu bisa lebih tegas dalam membuat keputusan saat situasi membutuhkan arahan yang lebih jelas."
Feedback memang memiliki peran yang sangat penting dalam dunia kerja. Sebagai karyawan, menerima dan memberikan feedback dengan baik bisa sangat membantu untuk perkembangan karir dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif.
Jika kamu tengah mencari peluang karir baru atau ingin berkembang lebih lanjut, jangan ragu untuk melamar pekerjaan di Dealls.
Di Dealls tersedia lebih dari 2.000 lowongan kerja terbaru dari perusahaan ternama di Indonesia.

Dengan fitur priority slot, kamu bisa melihat transparansi gaji yang ditawarkan.
Jangan lewatkan kesempatan mendapatkan career mentoring dari profesional, serta optimalkan peluangmu dengan AI CV Reviewer dan CV ATS Checker.
Sumber: