Belakangan, tagar #KaburAjaDulu viral di media sosial. Kemunculan tagar ini mencerminkan frustrasi masyarakat terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan politik Indonesia yang semakin memburuk. Tingginya angka pengangguran (7,18 juta orang) dan kemiskinan yang stagnan (9,3%) mendorong banyak orang mencari peluang di luar negeri.
Sektor pekerja migran Indonesia pun menjadi sorotan. Data BP2MI mencatat 207.090 PMI (Pekerja Migran Indonesia) yang bekerja di luar negeri pada 2024, dengan 108.477 orang di sektor informal dan 98.613 di sektor formal.
Fenomena ini bukan hanya sekadar ajakan untuk meninggalkan Indonesia, tetapi juga memperlihatkan upaya masyarakat mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri.
Artikel dari Dealls kali ini akan mengupas lebih dalam tentang apa itu #KaburAjaDulu, alasan di balik tren ini, peluang yang ada di luar negeri, serta hal yang perlu dipersiapkan sebelum bekerja di luar negeri. Yuk, simak selengkapnya di sini!
Apa Itu Tren #KaburAjaDulu?
#KaburAjaDulu adalah tagar yang belakangan ramai diperbincangkan di media sosial, khususnya di X (Twitter), sebagai bentuk frustrasi dan kekecewaan masyarakat terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan politik Indonesia yang semakin memburuk.
Tagar ini juga mencerminkan kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada kesejahteraan rakyat, serta menurunnya kepercayaan publik terhadap negara.
Meskipun terdengar seperti ajakan untuk meninggalkan Indonesia, banyak yang menggunakan #KaburAjaDulu sebagai aksi protes dan ekspresi ketidakpuasan terhadap berbagai masalah dalam negeri, bukan semata-mata keinginan untuk berpindah ke luar negeri.
Lantas, bagaimana pemerintah menanggapi tren #KaburAjaDulu?
Dilansir dari CNN Indonesia, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mengingatkan pentingnya mengikuti prosedur resmi saat bepergian atau bekerja di luar negeri.
Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, menyatakan setiap warga negara berhak mencari peluang di luar negeri, "Namun, lakukan dengan prosedur yang benar dan jalur yang legal," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (13/2/2025).
Judha juga mengungkapkan dari 67.297 kasus WNI yang ditangani Kemlu, mayoritas terkait pelanggaran keimigrasian, menandakan banyaknya pekerja migran yang berangkat tanpa prosedur resmi.
Sementara itu, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menyatakan tren ini merupakan hal yang positif. Asalkan individu yang berkeinginan tersebut terlebih dahulu meningkatkan skill dan kemampuan mereka.
Awal Mula Tren #KaburAjaDulu
Dampak efisiensi anggaran pada K/L | Sumber: Perupadata
Lalu, bagaimana asal muasal kemunculan tren #KaburAjaDulu?
Dilansir dari Bisnis.com, tren #KaburAjaDulu dimulai setelah adanya keputusan pemerintah mengenai efisiensi anggaran (Inpres 1 Tahun 2025 Efisiensi Belanja)—yang berdampak pada berbagai sektor.
Berikut beberapa alasan yang mendorong ramainya tagar #KaburAjaDulu:
- Tingginya biaya pendidikan dan UKT, serta tunjangan dosen yang tak kunjung dibayarkan.
- Gaji guru dan tenaga kesehatan (nakes) yang tak layak, ditambah PHK massal di berbagai sektor.
- Kelangkaan gas elpiji 3 kg setelah Kementerian ESDM melarang pengecer menjual gas bersubsidi mulai 1 Februari 2025.
- Efisiensi anggaran, sesuai Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025, tetapi nyatanya kabinet justru makin gemuk dengan pengangkatan staf khusus & jumlah menteri dan wakil menteri (serta pejabat setingkatnya) yang membengkak, serta program makan siang gratis dengan anggaran jumbo.
- Pemangkasan anggaran yang berimbas pada pegawai kontrak dan honorer yang di-PHK, skema kerja WFA dan pelayanan publik ASN terganggu, sementara tunjangan pejabat eselon kelas atas jelas tetap utuh beserta fasilitas mobil dinas mewahnya.
- Pendidikan dan kesehatan yang tak menjadi program prioritas. Pemotongan anggaran ini berakibat pada Kemendikti Saintek dipotong dari Rp8,03 triliun menjadi Rp7,27 triliun; dan Kementerian Kesehatan dipangkas Rp19,6 triliun dari total Rp105,6 triliun, sementara anggaran Kementerian Pertahanan & Polri justru bertambah.
Jelas, masih banyak persoalan lain yang diangkat dari tagar #KaburAjaDulu, seperti penurunan layanan kebencanaan BMKG, pemangkasan anggaran riset BRIN, menurunnya kualitas perlindungan dari LPSK, dan lainnya.
Sebagai lanjutan bentuk protes terhadap kondisi ini, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar demonstrasi di berbagai daerah Indonesia pada Senin (17/2) hingga Rabu (19/2) dengan tema “Indonesia Gelap”.
Koordinator BEM SI, Herianto, menyampaikan lima tuntutan utama dalam demonstrasi tersebut, salah satunya adalah mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk mencabut kebijakan efisiensi anggaran ini.
Berbeda dengan alasan di atas, menurut IDN, tagar #KaburAjaDulu berawal dari potongan video yang menampilkan Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia.
Dalam video tersebut, Bahlil meragukan nasionalisme masyarakat yang memilih untuk bekerja atau tinggal di luar negeri. “Nah, kalau temen-temen berpikir untuk pindah ke luar negeri, saya malah meragukan nasionalisme kalian,” kata Bahlil.
Ucapan Bahlil tersebut langsung menuai respons luas dari warganet, yang semakin memperkuat penggunaan tagar #KaburAjaDulu.
Banyak warganet menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap kebijakan pemerintah yang kerap merugikan rakyat dan mendorong mereka mencari peluang di luar negeri.
Peluang Kerja di Luar Negeri
Melihat ketidakpastian yang ada di Indonesia, apakah kamu mulai mempertimbangkan mencari peluang di luar negeri?
Salah satu yang bisa kamu ikuti adalah melalui program Ausbildung, yang populer di Jerman. Program ini menawarkan kesempatan untuk bekerja sambil belajar, dan bisa menjadi opsi bagi kamu yang ingin mencari pengalaman di luar negeri.
Beberapa keuntungan dari program Ausbildung adalah biaya yang relatif rendah, di mana banyak program yang menawarkan pelatihan dengan biaya terjangkau, bahkan ada yang dibayar.
Selain itu, Ausbildung memberikan kualifikasi internasional yang meningkatkan peluang kerja di banyak negara. Banyak peserta yang mendapatkan kesempatan kerja di perusahaan yang sama di Jerman setelah lulus.
Baca Juga: Apa Itu Ausbildung? Program Belajar dan Kerja Gratis di Jerman
Selain Ausbildung, ada juga berbagai peluang kerja lainnya, seperti work visa untuk negara-negara seperti Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Kamu juga bisa mempertimbangkan program magang internasional atau menjadi relawan internasional melalui program seperti VSO atau Peace Corps. Bekerja sebagai freelancer atau bergabung dengan startup internasional juga bisa menjadi pilihan fleksibel.
Selain itu, bagi kamu yang ingin bekerja di luar negeri, berikut adalah beberapa negara tujuan utama dan jenis pekerjaan yang paling diminati oleh diaspora Indonesia.
20 Negara Teratas yang Jadi Tujuan Kerja Diaspora Indonesia
Negara tujuan utama pekerja migran Indonesia masih didominasi kawasan Asia. Lima negara dengan jumlah pekerja migran terbanyak adalah Hong Kong, Taiwan, Malaysia, Jepang, dan Singapura.
Berikut daftar lengkap negara tujuan PMI (Pekerja Migran Indonesia):
- Hong Kong - 99.773 pekerja
- Taiwan - 84.581 pekerja
- Malaysia - 51.723 pekerja
- Jepang - 12.720 pekerja
- Singapura - 10.819 pekerja
- Korea Selatan - 10.750 pekerja
- Arab Saudi - 7.759 pekerja
- Italia - 3.535 pekerja
- Brunei Darussalam - 3.183 pekerja
- Turki - 2.630 pekerja
- Polandia - 1.320 pekerja
- Uni Emirat Arab - 1.244 pekerja
- Zambia - 857 pekerja
- Qatar - 783 pekerja
- Kuwait - 640 pekerja
- Maladewa - 591 pekerja
- Papua Nugini - 456 pekerja
- Hungaria - 427 pekerja
- Slovakia - 404 pekerja
- Rumania - 377 pekerja
10 Pekerjaan Paling Diminati Diaspora Indonesia
Selanjutnya, data dari BP2MI menunjukkan terdapat lima profesi pekerjaan yang paling banyak dijalani pekerja migran Indonesia sekaligus yang paling sering membuka lowongan pekerjaan. Kelimanya, yaitu asisten rumah tangga, perawat, buruh, pekerja perkebunan, dan pekerja domestik.
Berikut adalah rincian pekerjaan yang paling banyak diminati oleh diaspora Indonesia:
- Asisten Rumah Tangga/House Maid: 93.116 orang
- Perawat/Caregiver: 48.533 orang
- Buruh/Worker: 21.023 orang
- Pekerja Perkebunan/Plantation Worker: 15.053 orang
- Pekerja Domestik/Domestic Worker: 9.639 orang
- Pekerja Bangunan/Construction Worker: 8.427 orang
- Pekerja Pabrik/Manufacturing Worker: 6.132 orang
- Pembantu dan Juru Masak Keluarga/Housekeeping and Family Cook: 4.324 orang
- Nelayan/Fisherman: 3.864 orang
- Perawat Orang Tua/Elderly Caretaker: 3.467 orang
Selain itu, banyak juga PMI yang bekerja sebagai babysitter, pekerja umum (general worker), teknisi kapal, pemanen, operator, terapi spa, pelayan, petani, dan pekerja bar.
Mayoritas diaspora Indonesia bekerja dengan status sudah menikah sebanyak 126.004 orang dan memiliki latar belakang pendidikan SMA/SMK sebanyak 118.213 orang.
Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Kerja di Luar Negeri
Sebelum memutuskan untuk bekerja di luar negeri, ada beberapa hal penting yang perlu kamu perhatikan agar persiapanmu lebih matang.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu kamu perhatikan.
1. Visa dan Izin Kerja
Pastikan kamu sudah mempersiapkan visa kerja yang tepat sesuai dengan negara tujuanmu.
Setiap negara memiliki regulasi berbeda terkait visa kerja, jadi kamu perlu memahami jenis visa yang dibutuhkan untuk pekerjaan yang akan kamu lakukan, apakah itu visa pekerja sementara, visa untuk program pelatihan (seperti Ausbildung di Jerman), atau visa kerja permanen.
2. Kualifikasi dan Kemampuan Bahasa
Beberapa negara mengharuskan kemampuan bahasa lokal atau internasional seperti bahasa Inggris, Jepang, atau Jerman untuk pekerjaan tertentu.
Jika kamu belum memiliki kemampuan bahasa yang diperlukan, kamu bisa mempertimbangkan untuk mengikuti kursus bahasa sebelum berangkat.
3. Dokumen dan Surat-surat Penting
Sebelum berangkat, pastikan semua dokumenmu sudah lengkap, seperti:
- paspor yang masih berlaku;
- surat kontrak kerja atau undangan;
- izin tinggal dan visa;
- surat keterangan sehat atau vaksinasi jika diperlukan;
- sertifikat kualifikasi atau pendidikan (terutama jika kamu berencana mengikuti program pelatihan).
4. Biaya Hidup dan Gaji
Pahami perkiraan biaya hidup di negara tujuan dan pastikan gajimu cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.
Beberapa negara memiliki biaya hidup yang tinggi, jadi penting untuk merencanakan anggaran dengan cermat.
Selain itu, pastikan kamu tahu seberapa besar gaji yang akan diterima dan apakah itu cukup untuk biaya tempat tinggal, makanan, dan transportasi.
5. Keselamatan dan Kesehatan
Sebelum bekerja di luar negeri, pastikan kamu tahu tentang kondisi kesehatan dan keselamatan di negara tersebut.
Lakukan vaksinasi jika diperlukan dan pastikan kamu memiliki asuransi kesehatan internasional yang mencakup layanan medis di luar negeri.
Gita Sav, influencer yang tinggal di Jerman lebih dari 15 tahun, juga menekankan berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh para imigran, termasuk dampak dari masalah politik di negara asal.
Jadi, jangan ragu untuk mencari informasi terkait kondisi politik dan sosial negara tujuan agar kamu bisa membuat keputusan yang tepat.
6. Peraturan dan Budaya Kerja
Setiap negara memiliki aturan dan budaya kerja yang berbeda. Penting untuk mengetahui aturan-aturan tersebut agar kamu bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru.
Ini termasuk jam kerja, cuti, etika kerja, dan interaksi dengan rekan kerja. Beberapa negara juga memiliki aturan khusus terkait hak-hak pekerja migran yang perlu kamu ketahui.
7. Jaringan dan Komunitas
Sebelum berangkat, coba cari tahu apakah ada komunitas atau jaringan diaspora Indonesia di negara tujuan. Ini bisa membantumu beradaptasi lebih cepat dan memberikan dukungan sosial.
Selain itu, kamu juga bisa mencari teman atau kolega dari negara yang sama atau negara yang sudah berpengalaman di sana.
8. Rencana Masa Depan
Terakhir, pikirkan juga rencana jangka panjangmu setelah bekerja di luar negeri.
Gita Sav memberi pesan penting untuk tidak terobsesi dengan iming-iming gaji tinggi. "Apalagi kalau (kamu) ingin kabur karena tergiur dengan konten diaspora yang pamer gaji. Euro atau dolar jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rupiah. Jelas, itu akan terlihat sangat bombastis," tulisnya.
Tentukan tujuanmu: apakah kamu berencana untuk tinggal lebih lama di negara tersebut? Atau mungkin kamu ingin kembali ke Indonesia setelah beberapa waktu?
Ini akan membantu kamu mempersiapkan masa depan dan menentukan langkah-langkah selanjutnya dengan lebih jelas.
Baca Juga: 12 Beasiswa Luar Negeri Tanpa TOEFL, Yuk Kepoin!
Demikian informasi mengenai tren #KaburAjaDulu yang banyak diperbinacangkan di media sosial. Semoga artikel ini memberi gambaran lebih jelas tentang tren ini, ya!
Jika kamu tertarik mencari peluang karier baru, baik di dalam negeri maupun luar negeri, dan belum punya pengalaman, jangan khawatir! Temukan lebih dari 2.000 lowongan kerja terbaru dari berbagai perusahaan ternama, termasuk posisi tanpa pengalaman, hanya di Dealls!
Optimalkan CV kamu dengan menggunakan CV ATS Checker untuk meningkatkan peluangmu mendapatkan pekerjaan impian.
Dapatkan juga kesempatan untuk mendapatkan mentoring langsung dari career mentor profesional dari 200 industri beragam yang siap membantumu mengembangkan strategi karier.
Jangan tunda lagi! Maksimalkan peluangmu untuk meraih karier impian bersama Dealls!
Sumber:
Soal Kabur Aja Dulu, Menaker: Memang Ada Kesempatan di Luar, Tidak Masalah