IHSG Anjlok 6,12 Persen, Begini Penyebab & Dampak Trading Halt!

IHSG anjlok hampir 7% pada 18 Maret 2025 dan mengalami trading halt di Bursa Efek Indonesia. Cari tahu penyebab & dampaknya di sini!

Dealls
Ditulis oleh
Dealls March 19, 2025

Pasar modal Indonesia kembali terguncang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok nyaris 7% pada Selasa, 18 Maret 2025, hingga memicu trading halt atau pembekuan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Kejatuhan ini terjadi di tengah kondisi ekonomi negara yang sedang carut-marut—dari kebijakan kontroversial pembentukan super holding Danantara, melemahnya rupiah, hingga gelombang efisiensi di berbagai sektor.

Tak hanya faktor domestik, tekanan global juga memperburuk situasi. Ketegangan geopolitik, ancaman resesi di AS, serta pelemahan harga komoditas semakin meningkatkan kekhawatiran investor untuk menanamkan investasi sahamnya di Indonesia.

Apakah ini pertanda krisis ekonomi yang lebih besar? Apa dampaknya bagi pasar keuangan dan dunia kerja di Indonesia? Yuk, simak pembahasan lengkapnya di artikel ini!

IHSG Anjlok pada 18 Maret 2025

IHSG anjlok
Grafik rekaman IHSG | Sumber: Kontan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam lebih dari 6% pada Selasa, 18 Maret 2025, turun ke level 6.084. Ini menjadi penurunan terdalam sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2020.

Bursa Efek Indonesia (BEI) pun terpaksa menghentikan sementara perdagangan atau trading halt IHSG pada pukul 11.19 WIB, setelah indeks jatuh lebih dari 5% ke level 6.146,91.

Perdagangan kembali dibuka setelah 30 menit, tepatnya pada pukul 11.49 WIB. Namun, IHSG sempat menyentuh titik terendah harian di level 6.011,84 sebelum akhirnya ditutup karena melemah 248,56 poin atau 3,84%, di angka 6.223,39 pada akhir sesi. 

Total penurunan IHSG pada hari itu tercatat mencapai 6,12%.

Apa Itu Trading Halt?

IHSG anjlok
Aturan BEI untuk mengatasi ketika IHSG mengalami penurunan drastis | Sumber: Stockbit

Trading halt adalah penghentian sementara perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam jangka waktu tertentu untuk mencegah kepanikan pasar akibat pergerakan harga yang terlalu drastis. 

Penghentian ini bersifat sementara dan bertujuan untuk memberikan waktu bagi investor untuk mencerna informasi pasar sebelum perdagangan dilanjutkan kembali.

Di Indonesia, trading halt diberlakukan apabila Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun lebih dari 5% dalam satu sesi perdagangan. 

Aturan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas pasar serta melindungi investor dari aksi jual yang berlebihan.

Selama trading halt, investor tidak dapat melakukan transaksi jual atau beli saham hingga perdagangan kembali dibuka. 

Setelah periode penghentian berakhir, perdagangan akan dilanjutkan dengan mekanisme yang sama seperti sebelumnya. 

Nah, jika kondisi pasar masih terus memburuk setelah perdagangan dibuka kembali, BEI juga memiliki mekanisme lanjutan seperti trading suspension (penghentian perdagangan sepanjang hari) sebagai langkah antisipasi lebih lanjut.

Perbandingan Trading Halt dan Anjloknya IHSG di Indonesia dalam Berbagai Periode

Kejatuhan IHSG yang menyebabkan diberlakukannya trading halt bukanlah hal yang pertama kali terjadi. 

Berikut perbandingan longsornya IHSG pada beberapa periode krisis besar di Indonesia.

1. Krisis Moneter 1998

Pada 1998, IHSG mengalami kejatuhan terbesar dalam sejarah, turun lebih dari 50% dalam setahun akibat dampak krisis ekonomi Asia. 

Saat itu, kondisi ekonomi Indonesia sangat tidak stabil, nilai tukar rupiah anjlok, inflasi melonjak, dan banyak perusahaan besar mengalami kebangkrutan. 

IHSG bahkan sempat menyentuh level terendah di 254 poin, dibandingkan dengan level sebelumnya yang berada di kisaran 600 poin.

2. Pandemi Covid-19

Saat pandemi Covid-19 merebak pada Maret 2020, IHSG mengalami kejatuhan signifikan hingga memicu beberapa kali trading halt. 

Pada 12 Maret 2020, IHSG turun lebih dari 5% ke level 4.895 sehingga BEI memberlakukan penghentian sementara perdagangan. 

Situasi memburuk, dan pada 24 Maret 2020, IHSG mencapai level terendahnya di 3.937, yang menjadi titik terendah selama satu dekade terakhir.

Kenapa IHSG Turun dan Mengalami Trading Halt?

Anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 18 Maret 2025 disebabkan oleh kombinasi faktor global dan domestik yang memperburuk sentimen pasar. 

Berikut adalah beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap kejatuhan IHSG hingga lebih dari 5%, yang akhirnya memicu trading halt dilansir dari Kompas dan CNN Indonesia.

1. Ketegangan Geopolitik dan Risiko Resesi

Pasar saham global, termasuk IHSG, terkena dampak ketidakpastian ekonomi dan politik dunia.

Konflik Rusia-Ukraina yang terus bereskalasi serta kebijakan tarif balasan Uni Eropa terhadap Amerika Serikat meningkatkan risiko global dan mendorong investor menarik dananya dari aset berisiko, termasuk saham di pasar negara berkembang, seperti Indonesia.

Selain itu, kekhawatiran resesi di Amerika Serikat juga menambah tekanan. 

Investor global mulai mengantisipasi kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter yang lebih lambat dari ekspektasi, yang membuat mereka lebih berhati-hati dalam berinvestasi di pasar saham.

2. Kondisi Fiskal Indonesia yang Memburuk

Dari dalam negeri, tekanan terhadap pasar saham semakin besar akibat ketidakpastian fiskal. Investor khawatir terhadap sejumlah faktor yang melemahkan perekonomian Indonesia, di antaranya:

Defisit APBN yang Melebar

Per Februari 2025, defisit APBN mencapai Rp31,2 triliun, berbanding terbalik dengan surplus Rp22,8 triliun pada periode yang sama tahun lalu. 

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai kondisi fiskal yang memburuk semakin mengikis kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia.

Penerimaan Pajak Merosot

Penerimaan pajak domestik anjlok 30,19% (yoy) menjadi Rp269 triliun, mencerminkan perlambatan aktivitas ekonomi. 

Di sisi lain, utang pemerintah melonjak 44,77% pada Januari 2025, meningkatkan kekhawatiran akan kemampuan negara menjaga stabilitas fiskal.

Melemahnya Rupiah

Rupiah juga mengalami tekanan terhadap dolar AS, yang semakin memperburuk kondisi pasar saham karena meningkatkan biaya impor dan beban utang luar negeri Indonesia.

3. Isu Mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani

Rumor mengenai kemungkinan mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati turut menambah ketidakpastian di pasar saham.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani, menilai isu ini menciptakan ketidakpastian di pasar. 

“Ada juga isu dan rumor Sri Mulyani mau mundur, itu juga membuat pasar mengalami gejolak,” ujar Arjun dilansir dari CNBC Indonesia.

Kendati demikian, Sri Mulyani telah membantah rumor tersebut dan menegaskan komitmennya untuk menjaga disiplin fiskal, sentimen negatif tetap membayangi pasar. 

“Saya tidak akan mundur. Kita di sini, kita bertanggung jawab,” tegasnya dalam konferensi pers di Kantor Ditjen Pajak, Selasa (18/3).

4. Ketidakpastian Kebijakan Pemerintah

Sejumlah kebijakan pemerintah dinilai menciptakan ketidakpastian dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor.

Program Makan Gratis Nasional senilai US$28 miliar selama lima tahun dinilai membebani keuangan negara. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan kebijakan fiskal pemerintah.

Kemudian, pembentukan holding BUMN, Danantara, juga memicu spekulasi mengenai potensi intervensi pemerintah dalam sektor industri strategis, yang menambah ketidakpastian regulasi bagi investor.

Menanggapi ini, dilansir dari CNN Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan BUMN tetap dikelola secara profesional dan transparan. 

Pemerintah juga telah memberikan arahan kepada BUMN dan BPI Danantara agar menjaga tata kelola perusahaan dengan baik. 

“Kami menyampaikan pesan ke BUMN dan juga Danantara bahwa kepastian pengelolaan BUMN secara profesional dan transparan, seperti yang selama ini Presiden Prabowo sampaikan, menjadi prinsip yang akan terus dilakukan," jelas Sri Mulyani dalam Konferensi Pers SUN di Kantor Ditjen Pajak, Selasa (18/3).

5. Penurunan Harga Komoditas

Sebagai negara yang bergantung pada ekspor komoditas, Indonesia terkena dampak dari anjloknya harga beberapa komoditas utama di pasar global.

Harga batu bara, minyak sawit (CPO), dan nikel mengalami penurunan signifikan, mengurangi penerimaan ekspor dan royalti bagi negara.

Emiten di sektor pertambangan dan perkebunan mengalami tekanan besar akibat turunnya harga jual komoditas, yang turut menekan pergerakan IHSG.

Perbandingan dengan IHSG di Negara Asia Lainnya

IHSG anjlok
Performa indeks di Asia pada 18 Maret 2025 | Sumber: CNN Indonesia

Lalu, bagaimana perbandingan dengan IHSG di negara Asia lainnya?

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, pada tanggal 18 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia mengalami penurunan tajam. Ini menjadikannya indeks dengan kinerja terburuk di Asia pada hari tersebut.

Bisa dilihat pada gambar di atas jika IHSG tampak terkoreksi paling parah dibandingkan indeks lainnya di Asia yakni sebesar 3,18%. Bahkan IHSG sempat turun lebih dalam atau lebih dari 3,4%.

Sementara itu, mayoritas bursa saham Asia lainnya mencatat kenaikan, khususnya bagi indeks JP225 (Jepang) yang melesat 1,44%.

Jepang tidak sendirian, indeks di Malaysia (KLSE) serta Singapura (STI) juga berada di zona positif dengan masing-masing penguatan sebesar 1,04% dan 1%.

Dampak IHSG Turun

Penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak hanya berdampak pada investor dan pelaku pasar modal, tetapi juga bisa berimbas pada dunia kerja. 

Berikut beberapa dampak yang dirasakan pekerja akibat anjloknya IHSG.

1. Ancaman PHK dan Perekrutan yang Melambat

Ketika IHSG mengalami kejatuhan, banyak perusahaan yang terkena dampaknya, terutama yang sahamnya diperdagangkan di bursa. 

Nilai perusahaan yang menurun bisa membuat investor ragu untuk menanamkan modal lebih lanjut, yang berujung pada pembatasan anggaran perusahaan. 

Hal ini bisa berimbas pada pengurangan jumlah karyawan (PHK) atau pembatasan perekrutan karyawan baru.

2. Penurunan Bonus dan Kesejahteraan Karyawan

Banyak perusahaan, terutama yang berbasis saham atau memiliki program insentif berbasis kinerja, menyesuaikan bonus karyawan berdasarkan kinerja perusahaan di bursa saham. 

Jika IHSG turun tajam dan mempengaruhi keuangan perusahaan, kemungkinan besar bonus tahunan, tunjangan, atau insentif karyawan juga ikut berkurang.

3. Ketidakpastian dalam Karier dan Mobilitas Pekerja

Ketidakstabilan pasar saham sering kali menjadi indikator ketidakpastian ekonomi yang lebih luas. 

Hal ini dapat menyebabkan perusahaan mengambil langkah-langkah konservatif dalam strategi bisnisnya, seperti menunda ekspansi atau mengurangi anggaran untuk pelatihan dan promosi karyawan. 

Akibatnya, pekerja mungkin mengalami stagnasi dalam karier atau kesulitan mendapatkan peluang kerja yang lebih baik.

4. Dampak pada Investasi dan Dana Pensiun Karyawan

Banyak pekerja yang berinvestasi di pasar saham, baik secara langsung maupun melalui program dana pensiun atau reksa dana. 

Anjloknya IHSG dapat menggerus nilai investasi mereka, yang berdampak pada rencana keuangan jangka panjang, termasuk tabungan untuk pensiun.

5. Menurunnya Daya Beli dan Kesejahteraan Karyawan

Jika penurunan IHSG berlanjut dan memicu perlambatan ekonomi, daya beli masyarakat bisa terpengaruh. 

Harga barang dan jasa bisa mengalami kenaikan, sementara upah tidak serta-merta meningkat.

Hal ini dapat menyebabkan beban finansial bagi pekerja, terutama bagi mereka yang memiliki kredit atau cicilan.

Baca Juga: 11 Rekomendasi Aplikasi Investasi Saham Terbaik untuk Pemula!

Call to action CV review di Dealls

Itulah penjelasan mengenai IHSG, termasuk penyebab penurunannya, trading halt, dan dampaknya.

Jika kamu sedang sedang mencari peluang karier di tengah dinamika pasar saat ini, Dealls menawarkan lebih dari 2.000 lowongan kerja terbaru dari berbagai perusahaan ternama.

Terdapat berbagai posisi tersedia, mulai dari full-timepart-timemagang, hingga management trainee yang bisa kamu coba lamar. 

Dengan fitur priority slot, kamu dapat melihat gaji yang transparan dan memudahkan dalam memilih pekerjaan yang tepat. 

Gunakan pula AI CV ATS Checker untuk memastikan CV kamu siap dipertimbangkan oleh perusahaan yang kamu incar. 

Temukan peluang terbaik untuk karier kamu bersama Dealls!

Gaya Hidup
Bagikan

Lamar ke Lowongan Kerja Terbaru Setiap Harinya