Business model adalah hal terpenting yang harus kamu ketahui sebelum menjalankan sebuah bisnis. Mengapa? Sebab di dalamnya terdapat berbagai aspek perancangan bisnis yang bisa menentukan perkembangan perusahaan.
Lalu, kira-kira apa ya yang dimaksud dengan business model itu? Kenapa business model ini disebut penting bagi perusahaan? Yuk, temukan jawabannya lewat artikel di bawah ini!
Apa Itu Business Model?
Menurut laman Indeed, business model adalah strategi fundamental yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan yang menguraikan bagaimana organisasi menghasilkan keuntungan.
Pada business model terdapat cara perusahaan untuk meningkatkan pendapatan atau menghasilkan keuntungan, seperti mengidentifikasi target pasar, menarik investor, hingga memotivasi karyawan.
Bagaimana business model dapat menghasilkan keuntungan? Salah satunya adalah dengan menerapkan business model canvas atau BMC yang dapat memudahkan perusahaan dalam melihat gambaran bisnis secara ringkas dan cepat.
Singkatnya, dengan business model ini bisa lebih terarah dalam menentukan target dan membangun keuntungan dalam bisnis.
Business Model Canvas
Seperti yang telah dikatakan di atas, dalam membuat sebuah business model, terdapat beberapa cara yang bisa kamu terapkan, salah satunya adalah dengan business model canvas atau BMC.
Business model canvas sendiri merupakan sebuah alat dalam strategi manajemen dengan tujuan agar dapat dengan mudah memahami konsep, konsumen, hingga keuangan perusahaan dalam bentuk visual.
Business model canvas dibentuk dalam sebuah ide visual agar berbagai pihak dapat dengan mudah memahami aspek-aspek di dalam bisnis. Tak hanya itu, business model canvas juga dapat membantu kamu dalam menentukan keputusan terhadap sebuah bisnis.
7 Jenis Business Model
Di lansir melalui laman, MailChimp, terdapat 7 jenis business model yang dapat membantu bisnismu dalam meraih keuntungan.
1. Retailer Model
Dalam retail model, konsumen berinteraksi dengan pengecer atau retail dan membeli barang langsung dari secara online atau di offline. Pengecer atau retailer biasanya membeli produk dari grosir dan menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi. Bisa dibilang business model ini yang paling mudah untuk dibangun dan dipahami.
Model jenis ini mungkin sering digunakan penjual pakaian dan makanan hingga toserba, dealer mobil, dan situs e-commerce.
2. Manufacturing model
Jenis model yang satu ini biasanya melibatkan produksi barang dari bahan baku. Oleh sebab itu, barang-barang yang diproduksi biasanya berbentuk kerajinan tangan atau barang yang diproduksi secara massal di jalur perakitan.
Produsen biasanya mengandalkan grosir dan distributor untuk menjual produk mereka.
3. Subscription model
Model yang satu ini pasti sering kamu jumpai di dunia yang serba digital ini. Yup, sesuai namanya, subscription model sering digunakan oleh produk-produk digital dengan cara menyediakan layanan yang berkelanjutan kepada pengguna dengan harga yang ditetapkan, mulai dari harian, mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan.
4. Product-as-a-Service (PaaS) model
Model product as a service atau PaaS adalah gabungan dari layanan dengan produk yang telah dibeli konsumen. Contoh yang paling umum adalah ketika perusahaan ritel mobil yang menawarkan keanggotaan layanan tahunan untuk pemeliharaan mobil yang baru dibeli.
5. Franchise model
Kamu mungkin sudah tidak asing dengan KFC, MCD, hingga Indomaret? Beberapa brand tersebut termasuk dalam franchise model, loh! Dengan menerapkan model ini kamu bisa menjalankan identitas bisnis dengan membeli merek yang mereka miliki.
Karena sudah memiliki nama, bisnis-bisnis yang dijalankan dengan franchise model umumnya cenderung stagnan bahkan bernilai profit untuk operasional sehari-hari.
6. Affiliate model
Affiliate model bisa dibilang sebagai kondisi perusahaan ketika sebuah bisnis bergantung pada pihak ketiga untuk memasarkan dan menjual produk atau layanannya. Dengan afiliasi, bisnis akan menikmati jangkauan yang lebih luas dan mendapatkan pelanggan dari pasar yang tidak dapat mereka tembus.
Business model jenis ini biasanya menggantungkan promosi mereka ke beberapa pihak dengan mencantumkan tautan tertentu di media sosial, seperti Tik Tok dan Twitter.
7. Freelance model
Freelance model umumnya menyediakan layanan untuk sebuah bisnis berdasarkan kontrak. Business model jenis ini memiliki benefit tersendiri bagi perusahaan, sebab mereka tidak perlu membayar pegawai. Perusahaan hanya perlu membayar freelancer setelah klien melakukan pembayaran.
Cara Menciptakan Model Business
Dalam berbagai jenis business model, tentunya kamu perlu menciptakan business model yang sesuai dengan perusahaan. Di bawah ini terdapat beberapa cara yang bisa kamu ikuti.
1. Tentukan target market
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menentukan target pasar yang spesifik dan memiliki karakteristik tentu. Kamu dapat membuat target market ini berdasarkan usia, tempat tinggal, hingga kebiasaan customer.
2. Jelaskan secara detail tentang unique selling proposition (USP)
Selanjutnya, kamu bisa memberikan keterangan detail tentang USP dari produk atau layanan yang kamu miliki. USP bisa membuat produk kamu lebih menonjol daripada kompetitor.
3. Pahami Proses Bisnis
Untuk membuat bisnis kamu dapat berjalan dan berkembang dengan baik, kamu juga perlu memahami proses bisnis, seperti mengidentifikasi keunggulan utama dari produk. Tempatkan diri kamu sebagai konsumen untuk mengetahui keunggulan apa saja yang bisa didapatkan.
4. Buat strategi penetapan harga
Selanjutnya, kamu juga perlu menciptakan strategi penetapan harga yang sesuai dengan target market. Sertakan faktor-faktor lain dalam menentukan harga ini, seperti harga bahan baku hingga tren yang sedang naik.
5. Kembangkan pendekatan pemasaran
Kamu bisa mengembangkan strategi pemasaran dengan menjabarkan bagaimana cara kamu dalam memasarkan produk dan menjangkau target market. Selain itu, kamu juga harus menentukan channel apa yang akan kamu gunakan untuk memasarkan produk.
6. Tetapkan Praktik Operasional
Selain strategi pemasaran, strategi praktik dan operasional juga perlu kamu tetapkan untuk mempersingkat proses dan prosedur, terutama jika kamu ingin mengurangi biaya overhead dan biaya tetap.
7. Perbarui dan Tingkatkan Inovasi
Inovasi tentu penting untuk dimiliki berbagai perusahaan dalam menjalankan bisnis. Oleh sebab itu, kamu mungkin juga perlu menyiapkan ruang khusus untuk mengembangkan bisnis dan mendapatkan keuntungan.
Sekian pembahasan tentang business model. Semoga dapat bermanfaat dan bisa menjadi informasi bagi kamu di masa depan.
Sembari mempelajari lebih lanjut tentang business model, kamu juga bisa mencari peluang kerja yag lebih baik dengan berbagai lowongan kerja dari Dealls.
Di sini kamu akan menemukan lowongan kerja terbaru dari perusahaan-perusahaan ternama.
Yuk, kembangkan karier potensialmu bersama Dealls!
Sumber:
What Is a Business Model? Definition, 17 Types and Examples
7 Types of Business Models to Consider For Your Company
Business Model Canvas (BMC): Definition, Elements and Examples
What is a business model? (Plus, how to define yours)