Test-Driven Development: Panduan Lengkap untuk Developer

Pelajari apa itu Test-Driven Development (TDD), manfaat, cara penerapan, dan framework terbaik yang bisa membantu meningkatkan kualitas kode kamu!

Dealls
Ditulis oleh
Dealls January 24, 2025

Jika kamu seorang developer yang ingin meningkatkan kualitas kode sekaligus meminimalkan bug, Test-Driven Development (TDD) adalah solusi tepat. Metode ini semakin populer di kalangan pengembang modern karena menawarkan proses pengembangan yang lebih terstruktur dan efisien. Dalam artikel ini, kamu akan memahami apa itu TDD, manfaatnya, hingga cara menerapkannya secara praktis.

Apa Itu Test-Driven Development?

Test-Driven Development adalah pendekatan pengembangan perangkat lunak di mana pengujian dilakukan sebelum penulisan kode utama. Dengan kata lain, seorang developer menulis test case terlebih dahulu untuk menentukan bagaimana kode akan berfungsi. Setelah itu, kode ditulis hanya untuk memenuhi persyaratan dari pengujian tersebut.

TDD diperkenalkan sebagai bagian dari Extreme Programming (XP) oleh Kent Beck. Konsep ini kemudian menjadi fondasi penting dalam pengembangan perangkat lunak modern karena membantu memastikan kualitas kode sejak awal.

Tiga Langkah Utama TDD:

  • Red: Tuliskan pengujian terlebih dahulu dan pastikan pengujian gagal karena kode belum ada.
  • Green: Tulis kode secukupnya agar pengujian berhasil.
  • Refactor: Perbaiki atau optimalkan kode tanpa mengubah fungsionalitasnya.

Mengapa TDD Penting untuk Developer Modern?

TDD memberikan banyak manfaat, terutama dalam menjaga kualitas dan kekamulan perangkat lunak. Berikut adalah beberapa alasan mengapa TDD penting:

1. Identifikasi Bug Lebih Cepat

Dengan TDD, bug dapat ditemukan sejak tahap awal pengembangan. Setiap kode yang ditulis langsung diuji, sehingga meminimalkan risiko kesalahan yang terakumulasi di tahap selanjutnya.

2. Desain Kode Lebih Rapi

Kode yang ditulis berdasarkan pengujian cenderung lebih terstruktur dan mudah dipahami. TDD membantu developer berpikir lebih matang tentang desain aplikasi sebelum menulis kode.

3. Refactoring yang Aman

Mengubah atau memperbaiki kode menjadi lebih sederhana dapat dilakukan tanpa khawatir merusak fungsionalitas lainnya. Dengan adanya pengujian otomatis, perubahan apapun dapat diverifikasi dengan cepat.

4. Memudahkan Kolaborasi

Kode dengan test case yang jelas lebih mudah diteruskan ke developer lain. Bahkan jika kamu tidak lagi terlibat dalam proyek, tim pengembang berikutnya akan lebih mudah memahami dan mengembangkan kode kamu.

Baca juga: Apa Itu QA Engineer? Ini Tugas, Skill, hingga Gajinya

Cara Praktis Menerapkan Test-Driven Development

Berdasarkan informasi dari IBM Developer terdapat 5 langkah dalam menerapkan TDD seperti yang digambarkan pada diagram berikut.

Test-Driven-Development-1.jpg 

1. Membaca dan Memahami Permintaan Fitur atau Perbaikan Bug

Langkah pertama adalah menganalisis kebutuhan dari fitur atau bug yang akan diperbaiki. Pemahaman yang jelas terhadap persyaratan sangat penting untuk menghasilkan pengujian yang relevan.

2. Menulis Unit Test

Sebelum menulis kode utama, jalankan test case tersebut untuk memastikan bahwa pengujian gagal. Ini penting agar kamu tahu pengujian benar-benar memvalidasi kode. Tulis kode minimal yang diperlukan agar test case berhasil. Fokus pada membuat kode yang hanya memenuhi pengujian tanpa menambahkan fitur lain.

  • Tulis pengujian berdasarkan kebutuhan fitur atau bug.
  • Jalankan pengujian dan pastikan pengujian gagal (status merah), karena kode belum diimplementasikan.

3. Implementasi Kode

  • Tuliskan kode minimum yang dibutuhkan untuk melewati pengujian.
  • Jalankan kembali pengujian untuk memastikan semua berhasil (status hijau).

4. Refactoring

Perbaiki dan optimalkan kode tanpa mengubah fungsionalitasnya. Proses ini membantu menjaga kualitas dan efisiensi kode kamu.

  • Perbaiki struktur kode tanpa mengubah fungsionalitas.
  • Pastikan pengujian tetap berhasil setelah refactoring.

5. Ulangi Siklus

Siklus ini dikenal sebagai Red-Green-Refactoring dan dilakukan berulang hingga fitur atau bug selesai.

Mocking: Solusi untuk Pengujian yang Lebih Efisien

Apa Itu Mocking? Mocking adalah teknik dalam pengujian perangkat lunak yang digunakan untuk menggantikan objek nyata dengan objek tiruan (mock object). Tujuannya adalah mengisolasi bagian kode tertentu agar pengujian dapat dilakukan lebih cepat dan efisien.

Kapan Menggunakan Mocking?

  • Saat kode kamu bergantung pada layanan eksternal seperti API.
  • Ketika kamu perlu menguji fungsi yang memiliki ketergantungan kompleks.
  • Untuk menghemat waktu pengujian pada fitur yang melibatkan banyak data.

Contoh Penggunaan Mocking:

Framework seperti Mockito (Java) atau Sinon.js (JavaScript) sering digunakan untuk membuat objek tiruan. Misalnya, kamu dapat menggunakan mocking untuk mensimulasikan respons API tanpa harus benar-benar memanggil server.

Kelebihan Test-Driven Development Dibandingkan Pengembangan Biasa. 

Pada umumnya testing dilakukan setelah fitur selesai dibuat, proses ini terjadi pada development biasa. Sedangkan pada proses TDD, testing dilakukan lebih dulu sebelum membuat fitur. Perhatikan gambar di bawah ini

Test-Driven Development-vs-bdd.jpg

Mengapa kamu harus memilih TDD dibandingkan metode pengembangan biasa? Berikut adalah kelebihannya:

1. Kualitas Kode Lebih Tinggi

Dengan TDD, kamu memastikan bahwa setiap baris kode diuji. Ini mengurangi kemungkinan adanya bug yang tersembunyi.

2. Efisiensi Waktu

Walaupun awalnya tampak memakan waktu, TDD membantu menghemat waktu dalam jangka panjang karena bug lebih cepat ditemukan dan diperbaiki.

3. Pengembangan Lebih Terstruktur

TDD mendorong developer untuk memikirkan desain aplikasi secara menyeluruh sebelum menulis kode.

Framework Terbaik untuk Mendukung Test-Driven Development

Berikut adalah beberapa framework yang dapat membantu kamu menerapkan TDD sesuai dengan bahasa pemrograman yang digunakan:

1. JUnit untuk Java

Framework ini sangat populer di kalangan developer Java. JUnit memungkinkan kamu menulis dan menjalankan pengujian unit dengan mudah.

2. pytest untuk Python

pytest adalah salah satu framework pengujian terbaik untuk Python. Dengan sintaks yang sederhana, kamu dapat menulis pengujian dengan cepat.

3. Jest untuk JavaScript

Bagi developer JavaScript, Jest adalah pilihan utama. Framework ini cepat, efisien, dan mendukung pengujian mocking secara langsung.

4. NUnit untuk C#

Jika kamu menggunakan C#, NUnit adalah framework yang sangat hkamul untuk pengujian unit. Framework ini menawarkan banyak fitur untuk pengujian yang kompleks.

Test-Driven Development tidak hanya membantu kamu menjadi developer yang lebih baik, tetapi juga meningkatkan daya saing kamu di pasar kerja. Banyak perusahaan teknologi terkemuka mencari kandidat yang menguasai TDD sebagai salah satu keterampilan utama mereka.

Jangan tunggu lagi! Mulai karier impian kamu bersama Dealls. Klik di sini untuk melihat peluang kerja terbaru dan jadilah bagian dari tim yang inovatif.

Sumber:

5 steps of test-driven development

Tips Pengembangan Karir
Bagikan

Lamar ke Lowongan Kerja Terbaru Setiap Harinya